ir. Sifat–sifat manusia banyak sekali. Sifat yang paling menonjol adalah baharu, yakni ada setelah sebelumnya tidak ada. Di antara sifat manusia juga adalah mati, berubah, berpindah dari satu keadaan ke keadaan yang lain, bergerak, diam, infi'al (merespon peristiwa dengan kegembiraan atau kesedihan atau semacamnya yang nampak dalam raut muka dan gerakan anggota tubuh), turun dari atas ke bawah, naik dari bawah ke atas, berpindah, memiliki warna, bentuk, panjang, pendek, bertempat pada suatu arah dan tempat, membutuhkan, memperoleh pengetahuan yang baru, terkena lupa, bodoh, duduk, bersemayam, berada di atas sesuatu dengan jarak, berjarak, menempel, berpisah dan lain–lain. Jadi barangsiapa mensifati Allah dengan salah satu sifat manusia tersebut maka dia telah kafir.
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU* ❗
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU* ❗
〰♾🌼 *Membongkar Kesesatan Wahabi Yg Mengatakan Bahwa Kalam Dzat Allah Berupa Huruf, Suara, dan Bahasa [Makna Al-Qur'an Kalam Allah] | Oleh : Dr. H. Kholilurrohman, MA* 🌼♾〰
Dalam pemahaman Ulama kita; ulama Ahlussunnah ketika dikatakan:
*"al-Qur'an Kalam Allah"*, maka dalam pemaknaannya terdapat dua pengertian;
1️⃣ *Pertama:*
Al-Qur'an dalam pengertian lafazh-lafazh yang diturunkan (al-Lafzh al-Munazzal), yang ditulis dengan tinta di antara lebaran-lembaran kertas (al-Maktub Bain al-Masha-hif), yang dibaca dengan lisan (al-Maqru' Bi al-Lisan), dan dihafalkan di dalam hati (al-Mahfuzh Fi ash-Shudur). Al-Qur'an dalam pengertian ini maka tentunya ia berupa bahasa Arab, tersusun dari huruf-huruf, serta berupa suara saat dibaca.
2️⃣ *Kedua:*
Al-Qur'an dalam pengertian Kalam Allah ad-Dzati. Artinya dalam pengertian salah satu sifat Allah yang wajib kita yakini, yaitu sifat al-Kalam. Sifat Kalam Allah ini, sebagaimana seluruh sifat-sifat Allah lainnya, tidak menyerupai makhluk-Nya. Sifat Kalam Allah tanpa permulaan dan tanpa penghabisan, serta tidak menyerupai sifat kalam yang ada pada makhluk. Sifat kalam pada makhluk berupa huruf-huruf, suara dan bahasa. Adapun Kalam Allah bukan huruf, bukan suara dan bukan bahasa.
〰♾🌼 Al-Qur'an dalam pengertian pertama (al-Lafzh al-Munazzal) maka ia adalah makhluk. Dan al-Qur'an dalam pengertian yang kedua (al-Kalam adz-Dzati) maka jelas ia bukan makhluk. Namun demikian, al-Qur'an baik dalam pengertian pertama maupun dalam pengertian kedua tetap disebut "Kalam Allah". Kita tidak boleh mengatakan secara mutlak; "al-Qur'an Makhluk", sebab pengertian al-Qur'an ada dua; dalam pengertian al-Lafzh al-Munazzal dan dalam pengertian al-Kalam adz-Dzati, sebagaimana di atas.
〰♾🌼 Al-Qur'an dalam pengertian pertama adalah sebagai ungkapan dari sifat Kalam Allah adz-Dzati. Maka al-Qur'an yang berupa kitab yang kita baca dan kita hafalkan, tersusun dari huruf-huruf, dan dalam bentuk bahasa Arab, bukan sebagai Kalam Allah al-Dzati (sifat Kalam Allah), melainkan kitab tersebut adalah ungkapan ('Ibarah) dari Kalam Allah al-Dzati yang bukan suara, bukan huruf-huruf, dan bukan bahasa.Sebagai pendekatan, apabila kita menulis lafazh "Allah" di papan tulis, maka hal itu bukan berarti bahwa "Allah" yang berupa tulisan itu Tuhan yang kita sembah. Melainkan lafazh atau tulisan "Allah" tersebut hanya sebagai ungkapan ('Ibarah) bagi adanya Tuhan yang wajib kita sembah, yang bernama "Allah". Demikian pula dengan "al-Qur'an", ia disebut "Kalam Allah" bukan dalam pengertian bahwa itulah sifat Kalam Allah; berupa huruf-huruf, dan dalam bahasa Arab. Tetapi al-Qur'an yang dalam bentuk huruf-huruf dan dalam bentuk bahasa Arab tersebut adalah sebagai ungkapan dari sifat Kalam Allah adz-Dzati.
〰♾🌼 Dengan demikian harus *dibedakan antara al-Lafzh al-Munazzal dan al-Kalam adz-Dzati*. Sebab apa bila tidak dibedakan antara dua perkara ini, maka setiap orang yang mendengar bacaan al-Qur'an akan mendapatkan gelar "Kalimullah" sebagaimana Nabi Musa yang telah mendapat gelar "Kalimullah". Tentu hal ini menjadi rancu dan tidak dapat diterima. Padahal, Nabi Musa mendapat gelar "Kalimullah" adalah karena beliau pernah mendengar al-Kalam adz-Dzati yang bukan berupa huruf, bukan suara dan bukan bahasa. Dan seandainya setiap orang yang mendengar bacaan al-Qur'an mendapat gelar "Kalimullah" seperti gelar Nabi Musa, maka berarti tidak ada keistimewaan sama sekali bagi Nabi Musa yang telah mendapatkan gelar "Kalimullah" tersebut. Dalam al-Qur'an Allah berfirman:
_*"Dan apa bila seseorang dari orang-orang musyrik meminta perlidungan darimu (wahai Muhammad) maka lindungilah ia hingga ia mendengar Kalam Allah"*_ (QS. at-Taubah: 6).
Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk memberikan perlidungan kepada seorang kafir musyrik yang diburu oleh kaumnya, jika memang orang musyrik ini meminta perlindungan darinya. Artinya, Orang musyrik ini diberi keamanan untuk hidup di kalangan orang-orang Islam hingga ia mendengar Kalam Allah. Setelah orang musyrik tersebut diberi keamanan dan mendengar Kalam Allah, namun ternyata ia tidak
Dalam pemahaman Ulama kita; ulama Ahlussunnah ketika dikatakan:
*"al-Qur'an Kalam Allah"*, maka dalam pemaknaannya terdapat dua pengertian;
1️⃣ *Pertama:*
Al-Qur'an dalam pengertian lafazh-lafazh yang diturunkan (al-Lafzh al-Munazzal), yang ditulis dengan tinta di antara lebaran-lembaran kertas (al-Maktub Bain al-Masha-hif), yang dibaca dengan lisan (al-Maqru' Bi al-Lisan), dan dihafalkan di dalam hati (al-Mahfuzh Fi ash-Shudur). Al-Qur'an dalam pengertian ini maka tentunya ia berupa bahasa Arab, tersusun dari huruf-huruf, serta berupa suara saat dibaca.
2️⃣ *Kedua:*
Al-Qur'an dalam pengertian Kalam Allah ad-Dzati. Artinya dalam pengertian salah satu sifat Allah yang wajib kita yakini, yaitu sifat al-Kalam. Sifat Kalam Allah ini, sebagaimana seluruh sifat-sifat Allah lainnya, tidak menyerupai makhluk-Nya. Sifat Kalam Allah tanpa permulaan dan tanpa penghabisan, serta tidak menyerupai sifat kalam yang ada pada makhluk. Sifat kalam pada makhluk berupa huruf-huruf, suara dan bahasa. Adapun Kalam Allah bukan huruf, bukan suara dan bukan bahasa.
〰♾🌼 Al-Qur'an dalam pengertian pertama (al-Lafzh al-Munazzal) maka ia adalah makhluk. Dan al-Qur'an dalam pengertian yang kedua (al-Kalam adz-Dzati) maka jelas ia bukan makhluk. Namun demikian, al-Qur'an baik dalam pengertian pertama maupun dalam pengertian kedua tetap disebut "Kalam Allah". Kita tidak boleh mengatakan secara mutlak; "al-Qur'an Makhluk", sebab pengertian al-Qur'an ada dua; dalam pengertian al-Lafzh al-Munazzal dan dalam pengertian al-Kalam adz-Dzati, sebagaimana di atas.
〰♾🌼 Al-Qur'an dalam pengertian pertama adalah sebagai ungkapan dari sifat Kalam Allah adz-Dzati. Maka al-Qur'an yang berupa kitab yang kita baca dan kita hafalkan, tersusun dari huruf-huruf, dan dalam bentuk bahasa Arab, bukan sebagai Kalam Allah al-Dzati (sifat Kalam Allah), melainkan kitab tersebut adalah ungkapan ('Ibarah) dari Kalam Allah al-Dzati yang bukan suara, bukan huruf-huruf, dan bukan bahasa.Sebagai pendekatan, apabila kita menulis lafazh "Allah" di papan tulis, maka hal itu bukan berarti bahwa "Allah" yang berupa tulisan itu Tuhan yang kita sembah. Melainkan lafazh atau tulisan "Allah" tersebut hanya sebagai ungkapan ('Ibarah) bagi adanya Tuhan yang wajib kita sembah, yang bernama "Allah". Demikian pula dengan "al-Qur'an", ia disebut "Kalam Allah" bukan dalam pengertian bahwa itulah sifat Kalam Allah; berupa huruf-huruf, dan dalam bahasa Arab. Tetapi al-Qur'an yang dalam bentuk huruf-huruf dan dalam bentuk bahasa Arab tersebut adalah sebagai ungkapan dari sifat Kalam Allah adz-Dzati.
〰♾🌼 Dengan demikian harus *dibedakan antara al-Lafzh al-Munazzal dan al-Kalam adz-Dzati*. Sebab apa bila tidak dibedakan antara dua perkara ini, maka setiap orang yang mendengar bacaan al-Qur'an akan mendapatkan gelar "Kalimullah" sebagaimana Nabi Musa yang telah mendapat gelar "Kalimullah". Tentu hal ini menjadi rancu dan tidak dapat diterima. Padahal, Nabi Musa mendapat gelar "Kalimullah" adalah karena beliau pernah mendengar al-Kalam adz-Dzati yang bukan berupa huruf, bukan suara dan bukan bahasa. Dan seandainya setiap orang yang mendengar bacaan al-Qur'an mendapat gelar "Kalimullah" seperti gelar Nabi Musa, maka berarti tidak ada keistimewaan sama sekali bagi Nabi Musa yang telah mendapatkan gelar "Kalimullah" tersebut. Dalam al-Qur'an Allah berfirman:
_*"Dan apa bila seseorang dari orang-orang musyrik meminta perlidungan darimu (wahai Muhammad) maka lindungilah ia hingga ia mendengar Kalam Allah"*_ (QS. at-Taubah: 6).
Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk memberikan perlidungan kepada seorang kafir musyrik yang diburu oleh kaumnya, jika memang orang musyrik ini meminta perlindungan darinya. Artinya, Orang musyrik ini diberi keamanan untuk hidup di kalangan orang-orang Islam hingga ia mendengar Kalam Allah. Setelah orang musyrik tersebut diberi keamanan dan mendengar Kalam Allah, namun ternyata ia tidak
mau masuk Islam, maka ia dikembalikan ke wilayah tempat tinggalnya. Dalam ayat ini, *yang dimaksud bahwa orang musyrik tersebut "mendengar Kalam Allah" adalah mendengar bacaan kitab al-Qur'an yang berupa lafazh-lafazh dalam bentuk bahasa Arab (al-Lafzh al-Munazzal), bukan dalam pengertian mendengar al-Kalam adz-Dzati. Sebab jika yang dimaksud mendengar al-Kalam adz-Dzati maka berarti sama saja antara orang musyrik tersebut dengan Nabi Musa yang telah mendapatkan gelar "Kalimullah".* Dan bila demikian maka berarti orang musyrik tersebut juga mendaptkan gelar "Kalimullah", persis seperti Nabi Musa. Tentunya hal ini tidak bisa dibenarkan.
〰♾🌼 Diantara dalil lainnya yang menguatkan bahwa al-Kalam adz-Dzati bukan berupa huruf-huruf, bukan suara, dan bukan bahasa adalah firman Allah:
_*"... dan Dia Allah yang menghisab paling cepat"*_ (QS. al-An'am: 62)
Pada hari kiamat kelak, Allah akan menghisab seluruh hamba-Nya dari bangsa manusia dan jin. Allah akan memperdengarkan Kalam-Nya kepada setiap orang dari mereka. Dan mereka akan memahami dari kalam Allah tersebut pertanyaan-pertanyaan tentang segala apa yang telah mereka kerjakan, segala apa yang mereka katakan, dan segala apa yang mereka yakini ketika mereka hidup di dunia. Rasulullah bersabda:
_*"Setiap orang akan Allah perdengarkan Kalam-Nya kepadanya (menghisabnya) pada hari kiamat, tidak ada penterjemah antara dia dengan Allah"*_ (HR. al-Bukhari)
〰♾🌼 Kelak di hari kiamat Allah akan menghisab seluruh hamba-Nya dalam waktu yang sangat singkat. Seandainya Allah menghisab mereka dengan suara, susunan huruf, dan dengan bahasa, maka Allah akan membutuhkan waktu beratus-ratus ribu tahun untuk menyelesaikan hisab tersebut, karena makhluk Allah sangat banyak. Termasuk di antara bangsa manusia adalah kaum Ya-juj dan Ma-juj, diriwayatkan dalam beberapa hadits bahwa mereka termasuk bangsa manusia dari keturunan Nabi Adam. Dalam hadits riwayat al-Bukhari disebutkan bahwa kaum terbesar yang kelak menghuni neraka adalah kaum Ya-juj dan Mu-juj ini. Tentang jumlah mereka disebutkan dalam hadits riwayat Ibn Hibban dan an-Nasa-i bahwa setiap orang dari mereka tidak akan mati kecuali setelah beranak-pinak hingga keturunannya yang ke seribu _*(Lihat Ibn Hibban dalam al-Ihsan Bi Tartib Shahih Ibn Hibban, j. 1, h. 192, dan al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra; Kitab at-Tafsir; Tafsir Surah al-Anbiya')*_.
Artinya, jumlah mereka jauh lebih besar di banding jumlah seluruh manusia yang bukan dari kaum Ya-juj dan Ma-juj. Mereka semua hidup di tempat yang diketahui oleh Allah dari bumi ini, dan antara kita dengan mereka dipisahkan oleh semacam "tembok besar" (as-sadd) yang dibangun oleh Dzul Qarnain dahulu _*(lebih lengkap lihat al-Kawkab al-Ajuj Fi Ahkam al-Mala-ikat Wa al-Jinn Wa asy-Syathin Wa Ya-juj Wa Ma-juj dalam Majmu'ah Sab'ah Kutub Mufidah karya as-Sayyid Alawi ibn Ahmad as-Saqqaf)*_
Kemudian lagi bangsa jin yang sebagian mereka hidup hingga ribuan tahun, bahkan manusia sendiri, sebelum umat Nabi Muhammad, ada yang mencapai umurnya hingga 2000 tahun, ada yang berumur hingga 1000 tahun, dan ada pula yang hanya 100 tahun. Kelak mereka semua akan dihisab dalam berbagai perkara menyangkut kehidupan mereka di dunia, tidak hanya dalam urusan perkataan atau ucapan saja, tapi juga menyangkut segala perbuatan dan keyakinan-keyakinan mereka. Seandainya Kalam Allah berupa suara, huruf, dan bahasa maka dalam menghisab semua makhluk tersebut Allah akan membutuhkan kepada waktu yang sangat panjang. Karena dalam penggunaan huruf-huruf dan bahasa jelas membutuhkan kepada waktu. Huruf berganti huruf, kemudian kata menyusul kata, dan demekian seterusnya. Dan bila demikian maka maka berarti Allah bukan sebagai Asra' al-Hasibin (Penghisab yang paling cepat), tapi sebaliknya; Abtha' al-Hasibin (Penghisab yang paling lambat). Tentunya hal ini mustahil bagi Allah.
〰♾🌼 *Al-Imam al-Mutakallim Ibn al-Mu'allim al-Qurasyi* dalam kitab Najm al-Muhtadi Wa Rajm al-Mu'tadi menuliskan sebagai berikut:
*Asy-Syaikh al-Imam Abu Ali al-Hasan* ibn Atha' pada tahun 481 H ketika ditanya sebuah permasalahan berkata:
_"Se
〰♾🌼 Diantara dalil lainnya yang menguatkan bahwa al-Kalam adz-Dzati bukan berupa huruf-huruf, bukan suara, dan bukan bahasa adalah firman Allah:
_*"... dan Dia Allah yang menghisab paling cepat"*_ (QS. al-An'am: 62)
Pada hari kiamat kelak, Allah akan menghisab seluruh hamba-Nya dari bangsa manusia dan jin. Allah akan memperdengarkan Kalam-Nya kepada setiap orang dari mereka. Dan mereka akan memahami dari kalam Allah tersebut pertanyaan-pertanyaan tentang segala apa yang telah mereka kerjakan, segala apa yang mereka katakan, dan segala apa yang mereka yakini ketika mereka hidup di dunia. Rasulullah bersabda:
_*"Setiap orang akan Allah perdengarkan Kalam-Nya kepadanya (menghisabnya) pada hari kiamat, tidak ada penterjemah antara dia dengan Allah"*_ (HR. al-Bukhari)
〰♾🌼 Kelak di hari kiamat Allah akan menghisab seluruh hamba-Nya dalam waktu yang sangat singkat. Seandainya Allah menghisab mereka dengan suara, susunan huruf, dan dengan bahasa, maka Allah akan membutuhkan waktu beratus-ratus ribu tahun untuk menyelesaikan hisab tersebut, karena makhluk Allah sangat banyak. Termasuk di antara bangsa manusia adalah kaum Ya-juj dan Ma-juj, diriwayatkan dalam beberapa hadits bahwa mereka termasuk bangsa manusia dari keturunan Nabi Adam. Dalam hadits riwayat al-Bukhari disebutkan bahwa kaum terbesar yang kelak menghuni neraka adalah kaum Ya-juj dan Mu-juj ini. Tentang jumlah mereka disebutkan dalam hadits riwayat Ibn Hibban dan an-Nasa-i bahwa setiap orang dari mereka tidak akan mati kecuali setelah beranak-pinak hingga keturunannya yang ke seribu _*(Lihat Ibn Hibban dalam al-Ihsan Bi Tartib Shahih Ibn Hibban, j. 1, h. 192, dan al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra; Kitab at-Tafsir; Tafsir Surah al-Anbiya')*_.
Artinya, jumlah mereka jauh lebih besar di banding jumlah seluruh manusia yang bukan dari kaum Ya-juj dan Ma-juj. Mereka semua hidup di tempat yang diketahui oleh Allah dari bumi ini, dan antara kita dengan mereka dipisahkan oleh semacam "tembok besar" (as-sadd) yang dibangun oleh Dzul Qarnain dahulu _*(lebih lengkap lihat al-Kawkab al-Ajuj Fi Ahkam al-Mala-ikat Wa al-Jinn Wa asy-Syathin Wa Ya-juj Wa Ma-juj dalam Majmu'ah Sab'ah Kutub Mufidah karya as-Sayyid Alawi ibn Ahmad as-Saqqaf)*_
Kemudian lagi bangsa jin yang sebagian mereka hidup hingga ribuan tahun, bahkan manusia sendiri, sebelum umat Nabi Muhammad, ada yang mencapai umurnya hingga 2000 tahun, ada yang berumur hingga 1000 tahun, dan ada pula yang hanya 100 tahun. Kelak mereka semua akan dihisab dalam berbagai perkara menyangkut kehidupan mereka di dunia, tidak hanya dalam urusan perkataan atau ucapan saja, tapi juga menyangkut segala perbuatan dan keyakinan-keyakinan mereka. Seandainya Kalam Allah berupa suara, huruf, dan bahasa maka dalam menghisab semua makhluk tersebut Allah akan membutuhkan kepada waktu yang sangat panjang. Karena dalam penggunaan huruf-huruf dan bahasa jelas membutuhkan kepada waktu. Huruf berganti huruf, kemudian kata menyusul kata, dan demekian seterusnya. Dan bila demikian maka maka berarti Allah bukan sebagai Asra' al-Hasibin (Penghisab yang paling cepat), tapi sebaliknya; Abtha' al-Hasibin (Penghisab yang paling lambat). Tentunya hal ini mustahil bagi Allah.
〰♾🌼 *Al-Imam al-Mutakallim Ibn al-Mu'allim al-Qurasyi* dalam kitab Najm al-Muhtadi Wa Rajm al-Mu'tadi menuliskan sebagai berikut:
*Asy-Syaikh al-Imam Abu Ali al-Hasan* ibn Atha' pada tahun 481 H ketika ditanya sebuah permasalahan berkata:
_"Se
sungguhnya huruf-huruf itu dalam penggunaannya saling mendahuli satu atas lainnya. Pergantian saling mandahuli antara huruf seperti ini tidak dapat diterima oleh akal jika terjadi pada Allah yang maha Qadim. Sebab pengertian bahwa Allah maha Qadim adalah bahwa Dia ada tanpa permulaan, sementara pergantian huruf-huruf dan suara adalah sesuatu yang baharu (hadits) yang memiliki permulaan; tidak Qadim. Kemudian seluruh sifat-sifat Allah itu Qadim; tanpa permulaan, termasuk sifat Kalam-Nya. Seandainya Kalam Allah tersebut berupa huruf-huruf dan suara maka berarti pada kalam-Nya tersebut terjadi pergantian antara satu huruf dengan lainnya, antara satu suara dengan suara lainnya, dan bila demikian maka Dia akan disibukkan oleh perkara tersebut. Padahal Allah tidak disibukkan oleh satu perkara atas perkara yang lain. Di hari kiamat Allah akan menghisab seluruh makhluk dalam hanya sesaat saja. Artinya, dalam waktu yang sangat singkat seluruh makhluk-makhluk tersebut akan memahami Kalam Allah dalam menghisab mereka. Seandainya Kalam Allah berupa huruf dan bahasa maka berarti sebelum selesai menghisab: "Wahai Ibrahim..."; Allah tidak mampu untuk menghisab: "Wahai Muhammad...". Bila kejadian hisab seluruh makhluk seperti ini maka seluruh makhluk tersebut akan terkurung dalam waktu yang sangat panjang menunggu selesai hisab satu orang demi satu orang. Tentunya perkara ini adalah mustahil bagi Allah"_
Makna Firman Allah:
_*"Kun Fayakun"*_ (QS. Yasin: 82)
Dalam al-Qur'an Allah berfirman:
_*"Inama Amruhu Idza Arada Sya'ian An Yaqula Lahu Kun Fayakun"*_ (QS. Yasin: 82)
〰♾🌼 *Makna ayat ini bukan berarti bahwa setiap Allah berkehendak menciptakan sesuatu, maka dia berkata: "Kun", dengan huruf "Kaf" dan "Nun" yang artinya "Jadilah...!". Karena seandainya setiap berkehendak menciptakan sesuatu Allah harus berkata "Kun", maka dalam setiap saat perbuatan-Nya tidak ada yang lain kecuali hanya berkata-kata: "kun, kun, kun...". Hal ini tentu mustahil atas Allah. Karena sesungguhnya dalam waktu yang sesaat saja bagi kita, Allah maha Kuasa untuk menciptakan segala sesuatu yang tidak terhitung jumlanya*. Deburan ombak di lautan, rontoknya dedaunan, tetesan air hujan, tumbuhnya tunas-tunas, kelahiran bayi manusia, kelahiran anak hewan dari induknya, letusan gunung, sakitnya manusia dan kematiannya, serta berbagai peristiwa lainnya, semua itu adalah hal-hal yang telah dikehendaki Allah dan merupakan ciptaan-Nya. Semua perkara tersebut bagi kita terjadi dalam hitungan yang sangat singkat, bisa terjadi secara beruntun bahkan bersamaan.
〰♾🌼 Adapun sifat perbuatan Allah sendiri (Shifat al-Fi'il) tidak terikat oleh waktu. Allah menciptakan segala sesuatu, sifat perbuatan-Nya atau sifat menciptakan-Nya tersebut tidak boleh dikatakan "di masa lampau", "di masa sekarang", atau "di masa mendatang". Sebab perbuatan Allah itu azali, tidak seperti perbuatan makhluk yang baharu. Perbuatan Allah tidak terikat oleh waktu, dan tidak dengan mempergunakan alat-alat. Benar, segala kejadian yang terjadi pada alam ini semuanya baharu, semuanya diciptakan oleh Allah, namun sifat perbuatan Allah atau sifat menciptakan Allah (Shifat al-Fi'il) tidak boleh dikatakan baharu.
〰♾🌼 Kemudian dari pada itu, kata "Kun" adalah bahasa Arab yang merupakan ciptaan Allah (al-Makhluk). Sedangkan Allah adalah Pencipta (Khaliq) bagi segala bahasa. Maka bagaimana mungkin Allah sebagai al-Khaliq membutuhkan kepada ciptaan-Nya sendiri (al-Makhluq)?! Seandainya Kalam Allah merupakan bahasa, tersusun dari huruf-huruf, dan merupakan suara, maka berarti sebelum Allah menciptakan bahasa Dia diam; tidak memiliki sifat Kalam, dan Allah baru memiliki sifat Kalam setelah Dia menciptakan bahasa-bahasa tersebut. Bila seperti ini maka berarti Allah baharu, persis seperti makhluk-Nya, karena Dia berubah dari satu keadaan kepada keadaan yang lain. Tentu hal seperti ini mustahil atas Allah.
〰♾🌼 *Dengan demikian makna yang benar dari ayat dalam QS. Yasin: 82 diatas adalah sebagai ungkapan bahwa Allah maha Kuasa untuk menciptakan segala sesuatu tanpa lelah, tanpa kesulitan, dan tanpa ada siapapun y
Makna Firman Allah:
_*"Kun Fayakun"*_ (QS. Yasin: 82)
Dalam al-Qur'an Allah berfirman:
_*"Inama Amruhu Idza Arada Sya'ian An Yaqula Lahu Kun Fayakun"*_ (QS. Yasin: 82)
〰♾🌼 *Makna ayat ini bukan berarti bahwa setiap Allah berkehendak menciptakan sesuatu, maka dia berkata: "Kun", dengan huruf "Kaf" dan "Nun" yang artinya "Jadilah...!". Karena seandainya setiap berkehendak menciptakan sesuatu Allah harus berkata "Kun", maka dalam setiap saat perbuatan-Nya tidak ada yang lain kecuali hanya berkata-kata: "kun, kun, kun...". Hal ini tentu mustahil atas Allah. Karena sesungguhnya dalam waktu yang sesaat saja bagi kita, Allah maha Kuasa untuk menciptakan segala sesuatu yang tidak terhitung jumlanya*. Deburan ombak di lautan, rontoknya dedaunan, tetesan air hujan, tumbuhnya tunas-tunas, kelahiran bayi manusia, kelahiran anak hewan dari induknya, letusan gunung, sakitnya manusia dan kematiannya, serta berbagai peristiwa lainnya, semua itu adalah hal-hal yang telah dikehendaki Allah dan merupakan ciptaan-Nya. Semua perkara tersebut bagi kita terjadi dalam hitungan yang sangat singkat, bisa terjadi secara beruntun bahkan bersamaan.
〰♾🌼 Adapun sifat perbuatan Allah sendiri (Shifat al-Fi'il) tidak terikat oleh waktu. Allah menciptakan segala sesuatu, sifat perbuatan-Nya atau sifat menciptakan-Nya tersebut tidak boleh dikatakan "di masa lampau", "di masa sekarang", atau "di masa mendatang". Sebab perbuatan Allah itu azali, tidak seperti perbuatan makhluk yang baharu. Perbuatan Allah tidak terikat oleh waktu, dan tidak dengan mempergunakan alat-alat. Benar, segala kejadian yang terjadi pada alam ini semuanya baharu, semuanya diciptakan oleh Allah, namun sifat perbuatan Allah atau sifat menciptakan Allah (Shifat al-Fi'il) tidak boleh dikatakan baharu.
〰♾🌼 Kemudian dari pada itu, kata "Kun" adalah bahasa Arab yang merupakan ciptaan Allah (al-Makhluk). Sedangkan Allah adalah Pencipta (Khaliq) bagi segala bahasa. Maka bagaimana mungkin Allah sebagai al-Khaliq membutuhkan kepada ciptaan-Nya sendiri (al-Makhluq)?! Seandainya Kalam Allah merupakan bahasa, tersusun dari huruf-huruf, dan merupakan suara, maka berarti sebelum Allah menciptakan bahasa Dia diam; tidak memiliki sifat Kalam, dan Allah baru memiliki sifat Kalam setelah Dia menciptakan bahasa-bahasa tersebut. Bila seperti ini maka berarti Allah baharu, persis seperti makhluk-Nya, karena Dia berubah dari satu keadaan kepada keadaan yang lain. Tentu hal seperti ini mustahil atas Allah.
〰♾🌼 *Dengan demikian makna yang benar dari ayat dalam QS. Yasin: 82 diatas adalah sebagai ungkapan bahwa Allah maha Kuasa untuk menciptakan segala sesuatu tanpa lelah, tanpa kesulitan, dan tanpa ada siapapun y
ang dapat menghalangi-Nya. Dengan kata lain, bahwa bagi Allah sangat mudah untuk menciptakan segala sesuatu yang Ia kehendaki, sesuatu tersebut dengan cepat akan terjadi, tanpa ada penundaan sedikitpun dari waktu yang Ia kehendakinya* 🌼♾〰
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU* ❗
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU* ❗
📎
〰♾🌼 *Imâm IbnU Hajar al-Asqalani (w 852 H) dalam Fath al-Bâri Bi Syarh Shahîh al-Bukhari; Dan Murtadla az-Zabidi Dalam Ithâf as-Sâdah al-Muttaqîn Bi Syarh Ihyâ’ ‘Ulûmiddîn; LANGIT ADALAH KIBLAT DOA | Oleh: Dr. H. Kholilurrohman, MA* 🌼♾〰
Amîr al-Mu’minîn Fî al-Hadîts al-Imâm al-Hâfizh Ibn Hajar al-Asqalani (w 852 H) dalam kitab Fath al-Bâri Bi Syarh Shahîh al-Bukhâri menuliskan:
"السماء قِبْلة الدعاء كما أن الكعبة قِبْلة الصلاة"
“Langit adalah kiblat di dalam berdoa sebagaimana ka’bah merupakan kiblat di dalam shalat” *[Fath al-Bâri, j. 2, h. 233]*
💠 Al-Imâm al-Hâfizh Muhammad Murtadla az-Zabidi dalam menjelaskan perkataan al-Imâm al-Ghazali di atas dalam karya fenomenalnya berjudul Ithâf as-Sâdah al-Muttaqîn Bi Syarh Ihyâ’ ‘Ulûmiddîn menuliskan:
*فإن قيل:*
إذا كان الحقُّ سبحانه ليس في جهةٍ، فما معنى رفع الأيدي بالدعاء نحو السماء؟
*فالجواب:*
من وجهين ذكرهما الطُّرْطُوشي:
أحدهما:
أنه محلُّ التعبُّد، كاستقبالِ الكعبةِ في الصلاة، وإلصاق الجبهةِ بالأرضِ في السجود، مع تنزُّهه سبحانه عن محلِّ البيت ومحلِّ السجود، فكأنَّ السماءَ قبلةُ الدعاء.
وثانيهما:
أنها لما كانَتْ مهبِط الرزقِ والوحيِ وموضعَ الرحمةِ والبركةِ، على معنى أن المطرَ يَنزِلُ منها إلى الأرضِ فيخرج نباتًا، وهي مَسكنُ الملإ الأعلى، فإذا قَضَى اللهُ أمرًا ألقاه إليهم، فيُلقونه إلى أهلِ الأرض، وكذلك الأعمال تُرفَع، وفيها غيرُ واحد من الأنبياء، وفيها الجنةُ التي هي غايةُ الأماني، فلما كانت مَعْدِنًا لهذه الأمور العِظام ومَعرِفةَ القضاءِ والقَدَر، تَصرَّفَت الهِممُ إليها، وتوفَّرَت الدواعي عليها"
_*Jika dikatakan:*_
_Bahwa Allah ada tanpa arah, maka apakah makna mengangkat telapak tangan ke arah langit ketika berdoa?_
_*Jawab:*_
_Terdapat dua segi dalam hal ini sebagaimana dituturkan oleh al-Thurthusi:_
_Pertama:_
_Bahwa hal tersebut untuk tujuan ibadah. Seperti halnya menghadap ke arah ka’bah dalam shalat, atau meletakan kening di atas bumi saat sujud, padahal Allah Maha Suci dari bertempat di dalam ka’bah, juga Maha Suci dari bertempat di tempat sujud. Dengan demikian langit adalah kiblat dalam berdoa._
_Kedua:_
_Bahwa langit adalah tempat darinya turun rizki, wahyu, rahmat dan berkah. Artinya dari langit turun hujan yang dengannya bumi mengeluarkan tumbuh-tumbuhan. Langit juga tempat yang agung bagi para Malaikat (al-Mala’ al-A’lâ). Segala ketentuan yang Allah tentukan disampaikannya kepada para Malaikat, lalu kemudian para Malaikat tersebut menyampaikannya kepada penduduk bumi. Demikian pula arah langit adalah tempat diangkatnya amalan-amalan yang saleh. Sebagaimana di langit tersebut terdapat beberapa Nabi dan tempat bagi surga (yang berada di atas langit ke tujuh) yang merupakan puncak harapan. Maka oleh karena langit itu sebagai tempat bagi hal-hal yang diagungkan tersebut di atas, termasuk pengetahuan Qadla dan Qadar, maka titik konsen dalam praktek ibadah di arahkan kepadanya_ 📄 *[Ithâf as-Sâdah al-Muttaqîn, j. 5, h. 34-35]*
💠 Pada bagian lain dalam kitab yang sama, al-Hâfizh al-Zabidi menuliskan:
"وإنما اختُصَّت السماء برفع الأيدي إليها عند الدعاء لأنها جُعِلَت قِبْلة الأدعية كما أن الكعبة جُعِلَت قِبْلة للمصلي يستقبلها في الصلاة، ولا يقال إن الله تعالى في جهة الكعبة"
_“Langit dikhusukan dalam berdoa agar tangan diarahkan kepadanya karena langit-langit adalah kiblat dalam berdoa, sebagaimana ka’bah dijadikan kiblat bagi orang yang shalat di dalam shalatnya. Tidak boleh dikatakan bahwa Allah berada di arah ka’bah”_ 📄 *[Ibid, j. 2, h. 25]*
💠 Masih dalam kitab yang sama al-Hâfizh al-Zabidi juga menuliskan:
"فأما رفع الأيدي عند السؤال والدعاء إلى جهة السماء فهو لأنها قِبلة الدعاء كما أن البيت قِبلة الصلاة يُسْتقبَل بالصدر والوجه، والمعبودُ بالصلاة والمقصودُ بالدعاء ـ وهو الله تعالى ـ منزه عن الحلول بالبيت والسماء؛ وقد أشار النسفي أيضًا فقال: ورفع الأيدي والوجوه عند الدعاء تعبُّد محض كالتوجّه إلى الكعبة في الصلاة، فالسماء قِبْلة الدعاء كالبيت قِبْلة الصلاة"
_Adapun mengangkat tangan ketika meminta dan berdoa kepada Allah ke arah langit karena ia adalah kiblat dalam berdoa, sebagaimana ka’bah merupakan kiblat shalat dengan menghadapkan badan dan wajah kepadanya. Yang dituju dalam ibadah shalat dan yang dipinta dalam berdoa adalah Alla
〰♾🌼 *Imâm IbnU Hajar al-Asqalani (w 852 H) dalam Fath al-Bâri Bi Syarh Shahîh al-Bukhari; Dan Murtadla az-Zabidi Dalam Ithâf as-Sâdah al-Muttaqîn Bi Syarh Ihyâ’ ‘Ulûmiddîn; LANGIT ADALAH KIBLAT DOA | Oleh: Dr. H. Kholilurrohman, MA* 🌼♾〰
Amîr al-Mu’minîn Fî al-Hadîts al-Imâm al-Hâfizh Ibn Hajar al-Asqalani (w 852 H) dalam kitab Fath al-Bâri Bi Syarh Shahîh al-Bukhâri menuliskan:
"السماء قِبْلة الدعاء كما أن الكعبة قِبْلة الصلاة"
“Langit adalah kiblat di dalam berdoa sebagaimana ka’bah merupakan kiblat di dalam shalat” *[Fath al-Bâri, j. 2, h. 233]*
💠 Al-Imâm al-Hâfizh Muhammad Murtadla az-Zabidi dalam menjelaskan perkataan al-Imâm al-Ghazali di atas dalam karya fenomenalnya berjudul Ithâf as-Sâdah al-Muttaqîn Bi Syarh Ihyâ’ ‘Ulûmiddîn menuliskan:
*فإن قيل:*
إذا كان الحقُّ سبحانه ليس في جهةٍ، فما معنى رفع الأيدي بالدعاء نحو السماء؟
*فالجواب:*
من وجهين ذكرهما الطُّرْطُوشي:
أحدهما:
أنه محلُّ التعبُّد، كاستقبالِ الكعبةِ في الصلاة، وإلصاق الجبهةِ بالأرضِ في السجود، مع تنزُّهه سبحانه عن محلِّ البيت ومحلِّ السجود، فكأنَّ السماءَ قبلةُ الدعاء.
وثانيهما:
أنها لما كانَتْ مهبِط الرزقِ والوحيِ وموضعَ الرحمةِ والبركةِ، على معنى أن المطرَ يَنزِلُ منها إلى الأرضِ فيخرج نباتًا، وهي مَسكنُ الملإ الأعلى، فإذا قَضَى اللهُ أمرًا ألقاه إليهم، فيُلقونه إلى أهلِ الأرض، وكذلك الأعمال تُرفَع، وفيها غيرُ واحد من الأنبياء، وفيها الجنةُ التي هي غايةُ الأماني، فلما كانت مَعْدِنًا لهذه الأمور العِظام ومَعرِفةَ القضاءِ والقَدَر، تَصرَّفَت الهِممُ إليها، وتوفَّرَت الدواعي عليها"
_*Jika dikatakan:*_
_Bahwa Allah ada tanpa arah, maka apakah makna mengangkat telapak tangan ke arah langit ketika berdoa?_
_*Jawab:*_
_Terdapat dua segi dalam hal ini sebagaimana dituturkan oleh al-Thurthusi:_
_Pertama:_
_Bahwa hal tersebut untuk tujuan ibadah. Seperti halnya menghadap ke arah ka’bah dalam shalat, atau meletakan kening di atas bumi saat sujud, padahal Allah Maha Suci dari bertempat di dalam ka’bah, juga Maha Suci dari bertempat di tempat sujud. Dengan demikian langit adalah kiblat dalam berdoa._
_Kedua:_
_Bahwa langit adalah tempat darinya turun rizki, wahyu, rahmat dan berkah. Artinya dari langit turun hujan yang dengannya bumi mengeluarkan tumbuh-tumbuhan. Langit juga tempat yang agung bagi para Malaikat (al-Mala’ al-A’lâ). Segala ketentuan yang Allah tentukan disampaikannya kepada para Malaikat, lalu kemudian para Malaikat tersebut menyampaikannya kepada penduduk bumi. Demikian pula arah langit adalah tempat diangkatnya amalan-amalan yang saleh. Sebagaimana di langit tersebut terdapat beberapa Nabi dan tempat bagi surga (yang berada di atas langit ke tujuh) yang merupakan puncak harapan. Maka oleh karena langit itu sebagai tempat bagi hal-hal yang diagungkan tersebut di atas, termasuk pengetahuan Qadla dan Qadar, maka titik konsen dalam praktek ibadah di arahkan kepadanya_ 📄 *[Ithâf as-Sâdah al-Muttaqîn, j. 5, h. 34-35]*
💠 Pada bagian lain dalam kitab yang sama, al-Hâfizh al-Zabidi menuliskan:
"وإنما اختُصَّت السماء برفع الأيدي إليها عند الدعاء لأنها جُعِلَت قِبْلة الأدعية كما أن الكعبة جُعِلَت قِبْلة للمصلي يستقبلها في الصلاة، ولا يقال إن الله تعالى في جهة الكعبة"
_“Langit dikhusukan dalam berdoa agar tangan diarahkan kepadanya karena langit-langit adalah kiblat dalam berdoa, sebagaimana ka’bah dijadikan kiblat bagi orang yang shalat di dalam shalatnya. Tidak boleh dikatakan bahwa Allah berada di arah ka’bah”_ 📄 *[Ibid, j. 2, h. 25]*
💠 Masih dalam kitab yang sama al-Hâfizh al-Zabidi juga menuliskan:
"فأما رفع الأيدي عند السؤال والدعاء إلى جهة السماء فهو لأنها قِبلة الدعاء كما أن البيت قِبلة الصلاة يُسْتقبَل بالصدر والوجه، والمعبودُ بالصلاة والمقصودُ بالدعاء ـ وهو الله تعالى ـ منزه عن الحلول بالبيت والسماء؛ وقد أشار النسفي أيضًا فقال: ورفع الأيدي والوجوه عند الدعاء تعبُّد محض كالتوجّه إلى الكعبة في الصلاة، فالسماء قِبْلة الدعاء كالبيت قِبْلة الصلاة"
_Adapun mengangkat tangan ketika meminta dan berdoa kepada Allah ke arah langit karena ia adalah kiblat dalam berdoa, sebagaimana ka’bah merupakan kiblat shalat dengan menghadapkan badan dan wajah kepadanya. Yang dituju dalam ibadah shalat dan yang dipinta dalam berdoa adalah Alla
h, Dia Maha suci dari bertempat dalam ka’bah dan langit. Tentang hal ini an-Nasafi berkata:_
_"Mengangkat tangan dan menghadapkan wajah ketika berdoa adalah murni merupakan ibadah, sebagaimana menghadap ke arah ka’bah di dalam shalat, maka langit adalah kiblat dalam berdoa sebagaimana ka’bah adalah kiblat dalam shalat"_ 📄 *[Ibid, j. 2, h. 104]*
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU*
_"Mengangkat tangan dan menghadapkan wajah ketika berdoa adalah murni merupakan ibadah, sebagaimana menghadap ke arah ka’bah di dalam shalat, maka langit adalah kiblat dalam berdoa sebagaimana ka’bah adalah kiblat dalam shalat"_ 📄 *[Ibid, j. 2, h. 104]*
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU*
*(Masalah):*
Akidah Ahlussunnah menetapkan bahwa Allah yang menciptakan kebaikan dan keburukan. Namun demikian ada beberapa faham yang berusaha mengaburkan kebenaran ini dengan mengutip beberapa ayat yang sering disalahpahami oleh mereka, di antaranya, mereka mengutip firman Allah:
بِيَدِكَ الْخَيْرُ (ءال عمران: 26)
_”Dengan kekuasaan-Mu segala kebaikan”_ *(QS. Ali ‘Imran: 26)*
Mereka berkata:
“Dalam ayat ini Allah hanya menyebutkan kata _”al-Khayr”_ (kebaikan) saja, tidak menyebutkan _asy-Syarr_ (keburukan). Dengan demikian maka Allah hanya menciptakan kebaikan saja, adapun keburukan bukan ciptaan-Nya”.
*(Jawab): ....*
_*Selengkapnya klik link di bawah :*_
https://nurulhikmah.ponpes.id/2019/01/16/%E3%80%B0%E2%99%BE%F0%9F%8C%BC-allah-pencipta-segala-kebaikan-dan-keburukan-oleh-dr-h-kholilurrohman-ma-%F0%9F%8C%BC%E2%99%BE%E3%80%B0/
Akidah Ahlussunnah menetapkan bahwa Allah yang menciptakan kebaikan dan keburukan. Namun demikian ada beberapa faham yang berusaha mengaburkan kebenaran ini dengan mengutip beberapa ayat yang sering disalahpahami oleh mereka, di antaranya, mereka mengutip firman Allah:
بِيَدِكَ الْخَيْرُ (ءال عمران: 26)
_”Dengan kekuasaan-Mu segala kebaikan”_ *(QS. Ali ‘Imran: 26)*
Mereka berkata:
“Dalam ayat ini Allah hanya menyebutkan kata _”al-Khayr”_ (kebaikan) saja, tidak menyebutkan _asy-Syarr_ (keburukan). Dengan demikian maka Allah hanya menciptakan kebaikan saja, adapun keburukan bukan ciptaan-Nya”.
*(Jawab): ....*
_*Selengkapnya klik link di bawah :*_
https://nurulhikmah.ponpes.id/2019/01/16/%E3%80%B0%E2%99%BE%F0%9F%8C%BC-allah-pencipta-segala-kebaikan-dan-keburukan-oleh-dr-h-kholilurrohman-ma-%F0%9F%8C%BC%E2%99%BE%E3%80%B0/
PONDOK PESANTREN NURUL HIKMAH
〰♾🌼 Allah Pencipta Segala Kebaikan Dan Keburukan | Oleh: Dr. H. Kholilurrohman, MA 🌼♾〰
(Masalah): Akidah Ahlussunnah menetapkan bahwa Allah yang menciptakan kebaikan dan keburukan. Namun demikian ada beberapa faham yang berusaha mengaburkan kebenaran ini dengan mengutip beberapa ayat…
Makna Nabi Musa Sebagai Kalimullah. Penjelasan bahwa Kalam Dzat Allah bukan huruf2, bukan suara dan bukan bahasa.
Simak, subscribe, like dan share. Semoga bermanfaat https://youtu.be/-Op9cZ6lLdo
Simak, subscribe, like dan share. Semoga bermanfaat https://youtu.be/-Op9cZ6lLdo
YouTube
Makna Nabi Musa Sebagai Kalimullah | Nurul Hikmah 16 Januari 2019
Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Fiqh Syafi'iyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA Tempat : Musholla Nurul Hik...
〰♾🌼 *Catatan Teologi Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah diasuh oleh Dr. H. Kholilurrohman, MA :* 🌼♾〰
Untuk bergabung di TC 1:
https://chat.whatsapp.com/7st7GHBcOyeH9qOXxKCLyC
Untuk bergabung di TC 2:
https://chat.whatsapp.com/CBwvCRXy1adHAWzoyAXOLD
Untuk bergabung di TC 3:
https://chat.whatsapp.com/2gt9z3ScLS2HSO1yVuVK9x
Untuk bergabung di TC 4:
https://chat.whatsapp.com/KQy9MSSNbUgGaauS6hGFbN
Untuk bergabung di TC 5:
https://chat.whatsapp.com/A21cwcRx0OtHNBHhiC8DgL
Untuk bergabung di TC 6:
https://chat.whatsapp.com/3eIab0PyWi57v63rlW42Ks
Untuk bergabung di TC 7:
https://chat.whatsapp.com/0OsP1yhueMk9w34dNWYYuo
Untuk bergabung di TC 1:
https://chat.whatsapp.com/7st7GHBcOyeH9qOXxKCLyC
Untuk bergabung di TC 2:
https://chat.whatsapp.com/CBwvCRXy1adHAWzoyAXOLD
Untuk bergabung di TC 3:
https://chat.whatsapp.com/2gt9z3ScLS2HSO1yVuVK9x
Untuk bergabung di TC 4:
https://chat.whatsapp.com/KQy9MSSNbUgGaauS6hGFbN
Untuk bergabung di TC 5:
https://chat.whatsapp.com/A21cwcRx0OtHNBHhiC8DgL
Untuk bergabung di TC 6:
https://chat.whatsapp.com/3eIab0PyWi57v63rlW42Ks
Untuk bergabung di TC 7:
https://chat.whatsapp.com/0OsP1yhueMk9w34dNWYYuo
WhatsApp.com
Tauhid Corner 1
WhatsApp Group Invite
*Informasi*
Klik link di bawah...
https://www.facebook.com/events/225624821567328/
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU*
Klik link di bawah...
https://www.facebook.com/events/225624821567328/
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU*
Facebook
PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD ﷺ
📎
*Jum'ah Mubarakah!*
Free 100%, Buku terbaru *syarh aqidatul awam; Ghayah Al Maram*. Karya Ust. Dr. H. Kholilurrohman, Lc, MA, segera download, klik : >>>
https://play.google.com/store/books/details?id=ldmEDwAAQBAJ
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU* ❗
*Jum'ah Mubarakah!*
Free 100%, Buku terbaru *syarh aqidatul awam; Ghayah Al Maram*. Karya Ust. Dr. H. Kholilurrohman, Lc, MA, segera download, klik : >>>
https://play.google.com/store/books/details?id=ldmEDwAAQBAJ
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU* ❗
Google
غاية المرام في حل منظومة عقيدة العوام: Syarh Aqidatul Awam by Dr. H. Kholilurrohman, MA - Books on Google Play
غاية المرام في حل منظومة عقيدة العوام: Syarh Aqidatul Awam - Ebook written by Dr. H. Kholilurrohman, MA. Read this book using Google Play Books app on your PC, android, iOS devices. Download for offline reading, highlight, bookmark or take notes while you…
Rasulullah tidak mengetahui segala perkara ghaib. Bersama ust. H. Kholilurrohman, MA
Simak, subscribe, like, dan share. Semoga bermanfaat https://youtu.be/QkbohMWUkgc
Simak, subscribe, like, dan share. Semoga bermanfaat https://youtu.be/QkbohMWUkgc
YouTube
Rasulullah Tidak Mengetahui Segala Perkara yang Gaib - 15 Mei 2018
Kajian Subuh bersama Ust. DR. H. Kholilurrohman Lc. MA @Majelis Nurul Hikmah Jl. Karyawan 3, Karang Tengah - Tangerang
Para Ahli Tasawuf berkeyakinan "Allah Ada Tanpa Tempat Dan Tanpa Arah".
Seri kajian Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah bersama ust. Dr. H. Kholilurrohman, MA
Simak, like, subscribe, dan share. Semoga bermanfaat https://youtu.be/42-dy-FOob8
Seri kajian Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah bersama ust. Dr. H. Kholilurrohman, MA
Simak, like, subscribe, dan share. Semoga bermanfaat https://youtu.be/42-dy-FOob8
YouTube
Para Ahli Tasawuf Berkeyakinan "Allah Ada Tanpa Tempat" - 27 Mar 2018
Kajian Subuh bersama Ust. DR H Kholilurrohman Lc, MA @Majelis Nurul Hikmah, Karang Tengah - Tangerang 27 Maret 2018
Sedekah Hari Jumu'ah 😍
Free 100% Buku membela kedua orang tua Rasulullah yang mulia dari tuduhan keji orang-orang yang mengkafirkannya. Oleh Ust. Dr. H. Kholilurrohman, MA
Buku Sangat Penting. Segera download, klik link berikut. Mohon disebarkan, supaya saudara2 kita lainnya bisa ikut membaca.
https://books.google.co.id/books?id=g4hZDwAAQBAJ&pg=PA1&lpg=PA1&dq=membela+kedua+orang+tua+Rasulullah&source=bl&ots=rO24A4fRAc&sig=ACfU3U3qahjGPfQLzPla5eqJOTMDkMgkGw&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwja0ezKuJngAhUMLI8KHVJMDDcQ6AEwF3oECAQQAQ
Free 100% Buku membela kedua orang tua Rasulullah yang mulia dari tuduhan keji orang-orang yang mengkafirkannya. Oleh Ust. Dr. H. Kholilurrohman, MA
Buku Sangat Penting. Segera download, klik link berikut. Mohon disebarkan, supaya saudara2 kita lainnya bisa ikut membaca.
https://books.google.co.id/books?id=g4hZDwAAQBAJ&pg=PA1&lpg=PA1&dq=membela+kedua+orang+tua+Rasulullah&source=bl&ots=rO24A4fRAc&sig=ACfU3U3qahjGPfQLzPla5eqJOTMDkMgkGw&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwja0ezKuJngAhUMLI8KHVJMDDcQ6AEwF3oECAQQAQ
Google Books
Kedua Orang Tua RASULULLAH Penduduk Surga
Hampir seluruh ulama terkemuka di kalangan Ahlussunnah Wal Jama'ah berpedapat bahwa kedua orang tua Rasulullah selamat, di akhirat kelak keduanya akan masuk surga. Mereka, para ulama terkemuka tersebut adalah orang-orang paling paham terhadap pendapat-pendapat…
Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah. Tidak boleh dikatakan Allah bertempat di langit atau bersemayam di atas Arsy.
Simak kajian tafsir QS Al Mulk: 16 bersama ust. H. Kholilurrohman, MA. Like, subscribe, dan share. Semoga bermanfaat. https://youtu.be/Lr4RFazdSb4
Simak kajian tafsir QS Al Mulk: 16 bersama ust. H. Kholilurrohman, MA. Like, subscribe, dan share. Semoga bermanfaat. https://youtu.be/Lr4RFazdSb4
YouTube
Tafsir "a-amintum man fis-sama" (QS al-Mulk: 16) - 04 Mei 2018
Kajian Subuh bersama Ust. DR. H. Kholilurrohman Lc. MA @Majelis Nurul Hikmah Jl. Karyawan 3, Karang Tengah - Tangerang
Anjuran Mencari Berkah Dengan Bekas Air Wudhu Orang2 Saleh. Bersama Ust. Dr. H. Kholilurrohman, MA. Simak, subscribe, like, dan share. Semoga bermanfaat. https://youtu.be/aRwqwuvIIlc
YouTube
Mencari Berkah Dengan Bekas Air Wudhu Orang-Orang Saleh | Nurul Hikmah 28 Januari 2019
Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Fiqh Syafi'iyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA
Tempat :
Musholla Nurul Hikmah
Jln. Karyawan III Rt. 04 Rw. 09
Kel. Karang Tengah Kec. Karang Tengah
Kota Tangerang - Banten…
Tempat :
Musholla Nurul Hikmah
Jln. Karyawan III Rt. 04 Rw. 09
Kel. Karang Tengah Kec. Karang Tengah
Kota Tangerang - Banten…
https://youtu.be/F8apVB-IM8M
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU*
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU*
YouTube
Iman Dan Ilmu Pokok Aqama; Syarat Di Angkatnya Derajat Oleh Allah
📌📌
〰♾🌼 *Asy-Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani* 🌼♾〰 (w 1314 H/1897)
Beliau menyatakan dalam Tafsirnya, at-Tafsîral-Munîr Li Ma’âlim at-Tanzîl, ketika menafsirkan ayat 54 surat al A’raf: 7, “Tsummastawâ ‘alâ al-‘arsy”, sebagai berikut:
وَالْوَاجِبُ عَلَيْنَا أَنْ نَقْطَعَ بِكَوْنِهِ تَعَالَى مُنَزَّهًا عَنِ الْمَكَانِ وَالْجِهَةِ
“Dan kita wajib meyakini secara pasti bahwa Allah ta’ala maha suci dari tempat dan arah….”
(*at-Tafsir alMunir li Ma’alim at-Tanzil, jilid I, hlm. 282*)
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU* ❗
〰♾🌼 *Asy-Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani* 🌼♾〰 (w 1314 H/1897)
Beliau menyatakan dalam Tafsirnya, at-Tafsîral-Munîr Li Ma’âlim at-Tanzîl, ketika menafsirkan ayat 54 surat al A’raf: 7, “Tsummastawâ ‘alâ al-‘arsy”, sebagai berikut:
وَالْوَاجِبُ عَلَيْنَا أَنْ نَقْطَعَ بِكَوْنِهِ تَعَالَى مُنَزَّهًا عَنِ الْمَكَانِ وَالْجِهَةِ
“Dan kita wajib meyakini secara pasti bahwa Allah ta’ala maha suci dari tempat dan arah….”
(*at-Tafsir alMunir li Ma’alim at-Tanzil, jilid I, hlm. 282*)
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU* ❗