; Tauhid Uluhiyyah, Tauhid Rububiyyah dan Tauhid al Asma’ wa ash-Shifat. Pembagian tauhid yang digagas oleh Ibnu Taimiyah dan diikuti oleh para pengikutnya ini menyalahi Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah. Maksud dan tujuan dari pembagian ini adalah untuk mengkafirkan orang-orang mukmin yang bertawassul dengan para nabi dan orang-orang shalih, mengkafirkan orang-orang mukmin yang mentakwil ayat-ayat yang mengandung sifat-sifat Allah dan mengembalikan penafsirannya kepada ayat-ayat muhkamat. Ini berarti pengkafiran terhadap Ahlussunnah Wal Jama’ah yang merupakan kelompok mayoritas di kalangan umat Muhammad.
Kita katakan kepada mereka:
*Siapakah di antara ulama’ salaf yang membagi tauhid menjadi tiga ini ?*
Jawabannya:
*Tidak ada. Apakah ummat Islam seluruhnya tidak memahami لا إله إلا الله sebelum munculnya Ibnu Taimiyah !!! lalu apa komentar Ibnu Taimiyah dan para pengikutnya terhadap para sahabat, tabi’in dan para ulama salaf yang melakukan takwil terhadap ayat-ayat sifat !!!*
Terakhir, sebagian ulama Ahlussunnah mengatakan:
من أعطي الايمان ولم يعط الدّنيا فكأنّما ما منع شيئا ، ومن أعطي الدّنيا ولم يعط الايمان فكأنّما لم يعط شيئا
_“Barang siapa diberi (oleh Allah) keimanan, dan ia tidak diberi dunia (harta benda) maka seolah-olah ia tidak tercegah untuk mendapatkan apapun (karena ia akan masuk surga dengan keimanannya tersebut). Dan barang siapa diberi dunia dan tidak diberi keimanan maka seolah-olah ia tidak diberi apapun (karena bila mati nanti ia akan meninggalkan harta bendanya tersebut dan akan masuk neraka serta kekal di dalamnya selamanya)”._
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
Download dan share! Ebook gratis!!! "AQIDAH IMAM EMPAT MADZHAB : Menjelaskan Tafsir Istawa Dan Kesucian Allah Dari Tempat Dan Arah" >>>
https://play.google.com/store/books/details?id=9vdcDwAAQBAJ
♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾
🎦 Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐 Pondok Pesantren Nurul Hikmah Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Dibawah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN ARAH* ❤
Kita katakan kepada mereka:
*Siapakah di antara ulama’ salaf yang membagi tauhid menjadi tiga ini ?*
Jawabannya:
*Tidak ada. Apakah ummat Islam seluruhnya tidak memahami لا إله إلا الله sebelum munculnya Ibnu Taimiyah !!! lalu apa komentar Ibnu Taimiyah dan para pengikutnya terhadap para sahabat, tabi’in dan para ulama salaf yang melakukan takwil terhadap ayat-ayat sifat !!!*
Terakhir, sebagian ulama Ahlussunnah mengatakan:
من أعطي الايمان ولم يعط الدّنيا فكأنّما ما منع شيئا ، ومن أعطي الدّنيا ولم يعط الايمان فكأنّما لم يعط شيئا
_“Barang siapa diberi (oleh Allah) keimanan, dan ia tidak diberi dunia (harta benda) maka seolah-olah ia tidak tercegah untuk mendapatkan apapun (karena ia akan masuk surga dengan keimanannya tersebut). Dan barang siapa diberi dunia dan tidak diberi keimanan maka seolah-olah ia tidak diberi apapun (karena bila mati nanti ia akan meninggalkan harta bendanya tersebut dan akan masuk neraka serta kekal di dalamnya selamanya)”._
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
Download dan share! Ebook gratis!!! "AQIDAH IMAM EMPAT MADZHAB : Menjelaskan Tafsir Istawa Dan Kesucian Allah Dari Tempat Dan Arah" >>>
https://play.google.com/store/books/details?id=9vdcDwAAQBAJ
♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾
🎦 Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐 Pondok Pesantren Nurul Hikmah Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Dibawah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN ARAH* ❤
*Bait-bait Syair Sahabat HASSAN IBN TSABIT Berisi pujian dan sanjungan kepada Rasulullah :*
قَرَأْنَا فِي الضُّحَى وَلَسَوْفَ يُعْطِيْك # فَسَــــرَّ قُـــلُوْبـَـنَا ذَاكَ العـَـطَاءُ
وَأحْــسَنُ مِنْكَ لـَمْ تـَرَ قـطُّ عَـيْنِي # وَأجْـمَلُ مِـنْكَ لَـمْ تَلِدِ النِّسَـــاءُ
حَاشَـــاكَ يَا رَسُــــوْلَ اللهِ تـَــرْضَى # وَفِـــــيْنَا مَـنْ يُعَــذَّبُ أوْ يُسَــاءُ
خُــــــلِقْتَ مُـــبَرَّءًا مِــنْ كُلِّ عَيْبٍ # كَأنَّــكَ قَدْ خُلِـقْتَ كَــمَا تَشَـــاءُ
نـَـــــِبيٌّ هـَـــاشِــمِيٌّ أبـْـطَاحِيٌّ # شَـــمَائِلُهُ السَّـــمَاحَةُ وَالـْـوَفَاءُ
1. Kami telah membaca dalam QS. ad-Dluha firman Allah "Walasawfa Yu'thika...."; maka karunia besar itu membuat hati kami menjadi sangat senang. _*[QS. ad-Dluha: "Walasawfa Yu'thika Rabbuka fatardla" ditafsirkan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib bahwa Allah akan memberikan syafa'at bagi Rasulullah sebagai pertolongan untuk umatnya].*_
2. Mataku benar-benar tidak pernah melihat orang sebaik dirimu, dan tidak pernah ada seorang perempuan-pun yang melahirkan orang seperti dirimu. _*[Dalam satu riwayat beliau dilahirkan bukan dari "jalan" umunya manusia, tapi dari di bawah pusar bundanya].*_
3. Wahai Rasulullah... engkau pastilah tidak akan rela jika di antara kami ini ada yang disiksa atau dihinakan....!!!
4. Engkau (wahai Rasulullah) diciptakan dalam keadaan suci dari segala aib, seakan engkau diciptakan sesuai keinginan dirimu sendiri.
5. Engkau adalah seorang nabi, dari Bani Hasyim, berasal dari Abtah, yang sifat-sifatnya sangat pemurah dan pema'af serta menepati janji.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2199808023364672&id=100000064866550
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
Download dan share! Ebook gratis!!! *"KEDUA ORANG TUA RASULULLAH PENDUDUK SURGA : "Membela Kedua Orang Tua Rasulullah Dari Tuduhan Keji Kaum Wahabi Yang Mengkafirkan Keduanya"* >>>
https://play.google.com/store/books/details?id=g4hZDwAAQBAJ
♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾
🎦 Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐 Pondok Pesantren Nurul Hikmah Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Dibawah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN ARAH* ❤
قَرَأْنَا فِي الضُّحَى وَلَسَوْفَ يُعْطِيْك # فَسَــــرَّ قُـــلُوْبـَـنَا ذَاكَ العـَـطَاءُ
وَأحْــسَنُ مِنْكَ لـَمْ تـَرَ قـطُّ عَـيْنِي # وَأجْـمَلُ مِـنْكَ لَـمْ تَلِدِ النِّسَـــاءُ
حَاشَـــاكَ يَا رَسُــــوْلَ اللهِ تـَــرْضَى # وَفِـــــيْنَا مَـنْ يُعَــذَّبُ أوْ يُسَــاءُ
خُــــــلِقْتَ مُـــبَرَّءًا مِــنْ كُلِّ عَيْبٍ # كَأنَّــكَ قَدْ خُلِـقْتَ كَــمَا تَشَـــاءُ
نـَـــــِبيٌّ هـَـــاشِــمِيٌّ أبـْـطَاحِيٌّ # شَـــمَائِلُهُ السَّـــمَاحَةُ وَالـْـوَفَاءُ
1. Kami telah membaca dalam QS. ad-Dluha firman Allah "Walasawfa Yu'thika...."; maka karunia besar itu membuat hati kami menjadi sangat senang. _*[QS. ad-Dluha: "Walasawfa Yu'thika Rabbuka fatardla" ditafsirkan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib bahwa Allah akan memberikan syafa'at bagi Rasulullah sebagai pertolongan untuk umatnya].*_
2. Mataku benar-benar tidak pernah melihat orang sebaik dirimu, dan tidak pernah ada seorang perempuan-pun yang melahirkan orang seperti dirimu. _*[Dalam satu riwayat beliau dilahirkan bukan dari "jalan" umunya manusia, tapi dari di bawah pusar bundanya].*_
3. Wahai Rasulullah... engkau pastilah tidak akan rela jika di antara kami ini ada yang disiksa atau dihinakan....!!!
4. Engkau (wahai Rasulullah) diciptakan dalam keadaan suci dari segala aib, seakan engkau diciptakan sesuai keinginan dirimu sendiri.
5. Engkau adalah seorang nabi, dari Bani Hasyim, berasal dari Abtah, yang sifat-sifatnya sangat pemurah dan pema'af serta menepati janji.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2199808023364672&id=100000064866550
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
Download dan share! Ebook gratis!!! *"KEDUA ORANG TUA RASULULLAH PENDUDUK SURGA : "Membela Kedua Orang Tua Rasulullah Dari Tuduhan Keji Kaum Wahabi Yang Mengkafirkan Keduanya"* >>>
https://play.google.com/store/books/details?id=g4hZDwAAQBAJ
♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾
🎦 Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐 Pondok Pesantren Nurul Hikmah Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Dibawah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN ARAH* ❤
Facebook
Ahmad Fauzi
Dilantunkan oleh Kiyai Kholil Abu Fateh قَرَأْنَا فِي الضُّحَى وَلَسَوْفَ يُعْطِيك فَسَرَّ قُلُوْبُنَا ذَاكَ الْعَطَاءُ Telah kami baca di dalam Surah Dhuha “Dan kelak kamu akan diberi kurnia” Maka...
Terbaru!!! ☝🏻
*"Boleh Tawassul Dengan Orang Hidup Yang Tidak Hadir Di Hadapan Atau Dengan Yang Sudah Meninggal"*
Materi Akidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah bersama Ust. Dr. H. Kholilurrohman, MA.
Simak, like, subscribe dan share. Semoga bermanfaat!
https://youtu.be/_n1Kv7gsFTk
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
Download dan share! Ebook gratis!!!
*"KEDUA ORANG TUA RASULULLAH PENDUDUK SURGA : "Membela Kedua Orang Tua Rasulullah Dari Tuduhan Keji Kaum Wahabi Yang Mengkafirkan Keduanya"* >>>
https://play.google.com/store/books/details?id=g4hZDwAAQBAJ
♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾
🎦 Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐 Pondok Pesantren Nurul Hikmah Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Dibawah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
*"Boleh Tawassul Dengan Orang Hidup Yang Tidak Hadir Di Hadapan Atau Dengan Yang Sudah Meninggal"*
Materi Akidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah bersama Ust. Dr. H. Kholilurrohman, MA.
Simak, like, subscribe dan share. Semoga bermanfaat!
https://youtu.be/_n1Kv7gsFTk
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
Download dan share! Ebook gratis!!!
*"KEDUA ORANG TUA RASULULLAH PENDUDUK SURGA : "Membela Kedua Orang Tua Rasulullah Dari Tuduhan Keji Kaum Wahabi Yang Mengkafirkan Keduanya"* >>>
https://play.google.com/store/books/details?id=g4hZDwAAQBAJ
♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾
🎦 Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐 Pondok Pesantren Nurul Hikmah Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Dibawah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
YouTube
Boleh Tawassul Dengan Orang Hidup Yang Tidak Hadir Di Hadapan Atau Dengan Yang Sudah Meninggal
Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Fiqh Syafi'iyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA Tempat : Musholla Nurul Hik...
📎
*Menghidangkan Makanan Untuk Orang Yang Datang Ta'ziyah Atau Menghadiri Undangan Membaca al-Qur’an*
---===🌼===---🌼---===🌼===---🌼---===🌼===---
Menghidangkan makanan yang dilakukan oleh keluarga mayit untuk orang yang datang ta’ziyah atau menghadiri undangan membaca al-Qur’an adalah boleh karena itu termasuk Ikram adl-Dlayf (menghormat tamu). Dan dalam Islam, menghormati tamu adalah sesuatu yang dianjurkan. Sedangkan Hadits Jarir ibn 'Abdillah al-Bajali bahwa ia berkata:
كُنَّا نَعُدُّ الاجْتِمَاعَ إِلَى أَهْلِ المَيِّتِ وَصَنِيْعَةَ الطَّعَامِ بَعْدَ دَفْنِهِ مِنَ النِّحَايَةِ (رواه أحمد بسند صحيح)
_“Kami di masa Rasulullah menganggap berkumpul di tempat mayit dan membuat makanan setelah dikuburkannya mayit sebagai Niyahah (meratapi mayit yang dilarang oleh Islam)”_ (HR. Ahmad dengan sanad Shahih)
Yang dimaksudnya adalah jika keluarga mayit membuat makanan untuk dihidangkan kepada orang-orang yang hadir dengan tujuan al-Fakhr; *yaitu untuk tujuan berbangga diri supaya orang-orang tersebut mengatakan bahwa keluarga mayit adalah keluarga pemurah dan dermawan. Atau makanan tersebut disajikan kepada perempuan-perempuan agar menjerit-jerit, meratap sambil menyebutkan kebaikan- kebaikan mayit, dan inilah tradisi yang biasa dilakukan oleh orang-orang di masa jahiliyah, mereka yang tidak beriman kepada akhirat itu*. Inilah yang dimaksud dengan an-Niyahah; perbuatan orang-orang di masa jahiliyyah dan dilarang oleh Rasulullah. Jika menyediakan makanan bukan untuk tujuannya itu, melainkan untuk menghormat tamu atau bersedekah bagi mayit dan meminta tolong agar dibacakan al- Qur’an untuk mayit maka hal itu boleh dan tidak terlarang.
_*Penjelasan lebih lengkap silahkan download ebook melaui link di bawah…*_ ⬇⬇⬇
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📚 Download dan share! Ebook gratis!!!
✒ *"Ayo, kita Tahlil !: Mengungkap Dalil-dalil Sampainya Hadiah Pahala Amal Saleh Bagi Mayit"* >>>
📥 https://play.google.com/store/books/details?id=hXN-DwAAQBAJ
♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾
🎦📡 Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 Pondok Pesantren Nurul Hikmah Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Dibawah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
------------------------------------------------------------------
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
📌📌
*Menghidangkan Makanan Untuk Orang Yang Datang Ta'ziyah Atau Menghadiri Undangan Membaca al-Qur’an*
---===🌼===---🌼---===🌼===---🌼---===🌼===---
Menghidangkan makanan yang dilakukan oleh keluarga mayit untuk orang yang datang ta’ziyah atau menghadiri undangan membaca al-Qur’an adalah boleh karena itu termasuk Ikram adl-Dlayf (menghormat tamu). Dan dalam Islam, menghormati tamu adalah sesuatu yang dianjurkan. Sedangkan Hadits Jarir ibn 'Abdillah al-Bajali bahwa ia berkata:
كُنَّا نَعُدُّ الاجْتِمَاعَ إِلَى أَهْلِ المَيِّتِ وَصَنِيْعَةَ الطَّعَامِ بَعْدَ دَفْنِهِ مِنَ النِّحَايَةِ (رواه أحمد بسند صحيح)
_“Kami di masa Rasulullah menganggap berkumpul di tempat mayit dan membuat makanan setelah dikuburkannya mayit sebagai Niyahah (meratapi mayit yang dilarang oleh Islam)”_ (HR. Ahmad dengan sanad Shahih)
Yang dimaksudnya adalah jika keluarga mayit membuat makanan untuk dihidangkan kepada orang-orang yang hadir dengan tujuan al-Fakhr; *yaitu untuk tujuan berbangga diri supaya orang-orang tersebut mengatakan bahwa keluarga mayit adalah keluarga pemurah dan dermawan. Atau makanan tersebut disajikan kepada perempuan-perempuan agar menjerit-jerit, meratap sambil menyebutkan kebaikan- kebaikan mayit, dan inilah tradisi yang biasa dilakukan oleh orang-orang di masa jahiliyah, mereka yang tidak beriman kepada akhirat itu*. Inilah yang dimaksud dengan an-Niyahah; perbuatan orang-orang di masa jahiliyyah dan dilarang oleh Rasulullah. Jika menyediakan makanan bukan untuk tujuannya itu, melainkan untuk menghormat tamu atau bersedekah bagi mayit dan meminta tolong agar dibacakan al- Qur’an untuk mayit maka hal itu boleh dan tidak terlarang.
_*Penjelasan lebih lengkap silahkan download ebook melaui link di bawah…*_ ⬇⬇⬇
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📚 Download dan share! Ebook gratis!!!
✒ *"Ayo, kita Tahlil !: Mengungkap Dalil-dalil Sampainya Hadiah Pahala Amal Saleh Bagi Mayit"* >>>
📥 https://play.google.com/store/books/details?id=hXN-DwAAQBAJ
♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾♾
🎦📡 Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 Pondok Pesantren Nurul Hikmah Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Dibawah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
------------------------------------------------------------------
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
📌📌
*ABSTRAK*
“…Syekh Nawawi al-Bantani seorang ulama multi disiplin. Ratusan judul karya yang telah beliau tulis dalam berbagai disiplin ilmu lebih dari cukup membuktikan itu. Bukti tidak terbantahkan lainnya, dan ini lebih dari cukup, bahwa beliau digelari oleh para ulama kota Mekah dan Madinah saat itu sebagai Sayyid ‘Ulamâ’ al-Hijâz. Tidak terkecuali dengan tasawuf, Syekh Nawawi al-Bantani disamping telah menulis beberapa karya dalam bidang ilmu ini, beliau juga adalah seorang praktisi di dalamnya, maka itu beliau adalah sosok yang komprehensif dalam menerjemahkan ilmu-ilmu dalam ajaran Islam sekaigus nilai-nilainya, atau dengan istilah lain al-Jâmi’ Bayn al-‘Ilm Wa al-‘Amal.
Salah satu karya fenomenal Syekh Nawawi dalam ilmu tasawuf adalah Salâlim al-Fudlalâ’ Syarh Manzhûmah Hidâyah al-Adzkiyâ’. Hampir keseluruhan apa yang telah dituliskan oleh al-Sarraj dalam al-Luma’ terkait berbagai definisi ajaran-ajaran tasawuf telah terangkum dalam kitab Salâlim al-Fudlalâ’ ini. Karya beliau lainnya yang juga populer, bahkan dipelajari oleh hampir seluruh pondok pesantren di Indonesia, adalah Nashâ-ih al-‘Ibâd Syarh al-Munabbihât ‘Alâ al-Isti’dâd li Yawm al-Ma’âd. Sebuah karya yang benar-benar birisi tasawuf murni yang bertujuan memperbaiki akhlak (Ishlah Ahwal al-Qulub), baik akhlak kepada Allah, rasul-Nya, maupun kepada sesama.
Salah satu karya agung Syekh Nawawi lainnya adalah dalam bidang tafsir, yaitu Marâh Labîd yang juga dikenal dengan Tafsir al-Nawawi atau al-Tafsir al-Munir Li Ma’alim al-Tanzil. Melihat kepada tema besar ditulisnya kitab ini, juga melihat kepada referensi beliau dalam menyusun kitab ini; yang terutamanya yaitu hâsyiyah Tafsîr al-Jalâlayn atau Tafsîr al-Jamal, Mafãtih Al-Ghaib, Tafsîr Abî al-Su’ûd, dan Tafsîr al-Sirâj al-Munîr karya Syams al-Din ibn Muhammad ibn Muhammad al-Syarbini, jelas tafsir Marâh Labîd adalah kitab tafsir yang bertujuan untuk mengungkap kandungan-kandungan al-Qur’an, bukan sebagai kitab murni tasawuf. Namun demikian dalam makalah ini akan kita kaji adakah kemungkinan ajaran-ajaran tasawuf dituangkan di dalam kitab tafsir Marâh Labîd? Adakah korelasi catatan Syekh Nawawi dalam Salâlim al-Fudlalâ’ dengan tafsir Marâh Labîd? Hasil analisa ini diharapkan dapat menyimpulkan adakah tafsir Marâh Labîd sebagai kitab tafsir bercorak sufisme atau tidak…”
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
*In Syaa Allah, segera terbit di Google Play Book! buku terbaru yang di susun oleh Ustadz Dr. H. Kholilurrohman, MA yang berjudul :*
--=🌼 *SUFISME DALAM TAFSIR NAWAWI* 🌼=--
_Tebal Halaman : 106 Page_
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 Pondok Pesantren Nurul Hikmah Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Dibawah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
“…Syekh Nawawi al-Bantani seorang ulama multi disiplin. Ratusan judul karya yang telah beliau tulis dalam berbagai disiplin ilmu lebih dari cukup membuktikan itu. Bukti tidak terbantahkan lainnya, dan ini lebih dari cukup, bahwa beliau digelari oleh para ulama kota Mekah dan Madinah saat itu sebagai Sayyid ‘Ulamâ’ al-Hijâz. Tidak terkecuali dengan tasawuf, Syekh Nawawi al-Bantani disamping telah menulis beberapa karya dalam bidang ilmu ini, beliau juga adalah seorang praktisi di dalamnya, maka itu beliau adalah sosok yang komprehensif dalam menerjemahkan ilmu-ilmu dalam ajaran Islam sekaigus nilai-nilainya, atau dengan istilah lain al-Jâmi’ Bayn al-‘Ilm Wa al-‘Amal.
Salah satu karya fenomenal Syekh Nawawi dalam ilmu tasawuf adalah Salâlim al-Fudlalâ’ Syarh Manzhûmah Hidâyah al-Adzkiyâ’. Hampir keseluruhan apa yang telah dituliskan oleh al-Sarraj dalam al-Luma’ terkait berbagai definisi ajaran-ajaran tasawuf telah terangkum dalam kitab Salâlim al-Fudlalâ’ ini. Karya beliau lainnya yang juga populer, bahkan dipelajari oleh hampir seluruh pondok pesantren di Indonesia, adalah Nashâ-ih al-‘Ibâd Syarh al-Munabbihât ‘Alâ al-Isti’dâd li Yawm al-Ma’âd. Sebuah karya yang benar-benar birisi tasawuf murni yang bertujuan memperbaiki akhlak (Ishlah Ahwal al-Qulub), baik akhlak kepada Allah, rasul-Nya, maupun kepada sesama.
Salah satu karya agung Syekh Nawawi lainnya adalah dalam bidang tafsir, yaitu Marâh Labîd yang juga dikenal dengan Tafsir al-Nawawi atau al-Tafsir al-Munir Li Ma’alim al-Tanzil. Melihat kepada tema besar ditulisnya kitab ini, juga melihat kepada referensi beliau dalam menyusun kitab ini; yang terutamanya yaitu hâsyiyah Tafsîr al-Jalâlayn atau Tafsîr al-Jamal, Mafãtih Al-Ghaib, Tafsîr Abî al-Su’ûd, dan Tafsîr al-Sirâj al-Munîr karya Syams al-Din ibn Muhammad ibn Muhammad al-Syarbini, jelas tafsir Marâh Labîd adalah kitab tafsir yang bertujuan untuk mengungkap kandungan-kandungan al-Qur’an, bukan sebagai kitab murni tasawuf. Namun demikian dalam makalah ini akan kita kaji adakah kemungkinan ajaran-ajaran tasawuf dituangkan di dalam kitab tafsir Marâh Labîd? Adakah korelasi catatan Syekh Nawawi dalam Salâlim al-Fudlalâ’ dengan tafsir Marâh Labîd? Hasil analisa ini diharapkan dapat menyimpulkan adakah tafsir Marâh Labîd sebagai kitab tafsir bercorak sufisme atau tidak…”
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
*In Syaa Allah, segera terbit di Google Play Book! buku terbaru yang di susun oleh Ustadz Dr. H. Kholilurrohman, MA yang berjudul :*
--=🌼 *SUFISME DALAM TAFSIR NAWAWI* 🌼=--
_Tebal Halaman : 106 Page_
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 Pondok Pesantren Nurul Hikmah Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Dibawah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
Terbaru!!! ☝🏻
Materi Akidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah bersama Ust. Dr. H. Kholilurrohman, MA.
*Dari Abu Bakar Siddiq: Hakekat Allah Tidak Dapat Di Raih Akal*
لو وزن إيمان أبي بكر بإيمان أهل الأرض لرجحت كفة أبي بكر
_“Seandainya keimanan Abu Bakar radliallahu ‘anhu ditimbang dengan keimanan penduduk bumi (selain para Nabi dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam) maka sungguh keimanan beliau radliallahu ‘anhu lebih berat dibandingkan keimanan penduduk bumi”_
Simak, like, subscribe dan share. Semoga bermanfaat!
https://youtu.be/X9AvaXKzVI0
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
Download dan share! Ebook gratis!!!
*"MEMAHAMI MAKNA IMAN DENGAN QADLA DAN QADAR: Penjelasan Bahwa Manusia Dengan Segala Perbuatannya Adalah Ciptaan Allah"* >>>
https://play.google.com/store/books/details?id=pJBaDwAAQBAJ
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 Pondok Pesantren Nurul Hikmah Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Dibawah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
Materi Akidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah bersama Ust. Dr. H. Kholilurrohman, MA.
*Dari Abu Bakar Siddiq: Hakekat Allah Tidak Dapat Di Raih Akal*
لو وزن إيمان أبي بكر بإيمان أهل الأرض لرجحت كفة أبي بكر
_“Seandainya keimanan Abu Bakar radliallahu ‘anhu ditimbang dengan keimanan penduduk bumi (selain para Nabi dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam) maka sungguh keimanan beliau radliallahu ‘anhu lebih berat dibandingkan keimanan penduduk bumi”_
Simak, like, subscribe dan share. Semoga bermanfaat!
https://youtu.be/X9AvaXKzVI0
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
Download dan share! Ebook gratis!!!
*"MEMAHAMI MAKNA IMAN DENGAN QADLA DAN QADAR: Penjelasan Bahwa Manusia Dengan Segala Perbuatannya Adalah Ciptaan Allah"* >>>
https://play.google.com/store/books/details?id=pJBaDwAAQBAJ
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 Pondok Pesantren Nurul Hikmah Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Dibawah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
YouTube
Dari Abu Bakar Siddiq: Hakekat Allah Tidak Dapat Diraih Akal | Nurul Hikmah 2 Januari 2019
Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Fiqh Syafi'iyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA Tempat : Musholla Nurul Hik...
Keutamaan para sahabat Rasulullah, bersama ust. Dr. H. Kholilurrohman, MA, mohon disebar, like dan subscribe. Semoga bermanfaat https://youtu.be/8TsXhDm6NRI
YouTube
Keutamaan Para Sahabat Rasulullah | Majelis Ta'lim Nurul Hikmah - 7 Nov 2018
Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Fiqh Syafi'iyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA Tempat : Musholla Nurul Hik...
📌
💦 *KAJIAN TASAWUF RASULULLAH*
...
〰♾🌼♾〰 Syaikh Zainuddin Ibn ‘Ali al-Malibari dalam Nadzam Hidâyah al-Adzkiyâ’ membuat gambaran sebagai berikut:
فَشَـرِيْعَةٌ كَسَـفِيْنَةٍ وَطَرِيْـقَةٌ # كَالْبَـحْرِثُمَّ حَقِيْـقَةٌ دُرٌّ غَـلاَ
مَـنْ رَامَ دُرًّا لِلسَّفِيْنَةِ يَرْكَـبُ # وَيَغُـوْصُبَحْـرًا ثُمّ دُرٌّ حَصَلاَ
وَكَذَا الطّرِيْقَةُ وَالْحَقِيْقَةُ يَا أخِيْ # مِنْغَيْرِ فِعْلِ شَرِيْعَةٍ لَنْ تُحْصَلاَ
_“Syari’at ibarat perahu, tarekat ibarat lautan, dan hakekat ibarat mutiara yang berharga. Siapa yang menginginkan mutiara, maka ia harus menaiki parahu, kemudian menyelam dilautan, maka dia akan meraih mutiara tersebut. Demikian pula tarekat dan hakekat, wahai saudaraku, dengan tanpa pengamalan terhadap syari’at maka hakekat tersebut tidak akan pernah didapatkan”_
〰♾🌼♾〰 Syaikh Nawawi al-Bantani dalam menjelaskan bait di atas mengatakan bahwa tidak ada jalan menuju Allah kecuali dengan melaksanakan tiga unsur yang merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisah-pisahkan satu dari lainnya. *Pertama; Syari’at;* yaitu dengan mengerjakan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah dan Rasul-Nya. *Kedua;Tarekat;* ialah menteladani segala prilaku Rasulullah dalam berbagai keadaannya. *Ketiga; Hakekat,* yaitu buah yang akan dicapai dari perjalan syari’at dan tarekat. _(al-Bantani, Salâlim al-Fudlalâ’, h. 3.)_
〰♾🌼♾〰 Sebagian ulama lain mencontohkan kesatuan tiga unsur ini dengan sebuah kelapa. Syari’at diibarakan sebagai kulit kelapa, tarekat sebagai daging kelapa dan hakekat sebagai minyak dari inti kelapa. *Artinya bahwa perantara-perantara untuk dapat mendapatkan inti kelapa yang berupa minyak adalah keharusan yang tidak mungkin ditinggalkan.* _(al-Bakri, Kifâyah al-Atqiyâ’…, h. 9. Perumpamaan-perumpamaan semacam ini banyak disebutkan oleh Ibn Hajar al-Haitami dalam al-Fatâwâ al-Hadîtsiyyah, lihat kitab h. 221-222)_
〰♾🌼♾〰 Imam Ahmad ar-Rifa’i pada bagian lain dalam kitab al-Burhân al-Mu’ayyad menyatakan bahwa puncak tujuan dari perjalanan kaum sufi adalah sama dengan puncak tujuan dari perjalanan para ulama fiqih atau ulama syari’at. Demikian pula sebaliknya, tujuan utama ulama fiqih adalah juga merupakan tujuan utama para kaum sufi. Kemudian rintangan-rintangan jalan yang dilalui ulama fiqih dalam mencari ilmu adalah juga rintangan yang sama yang dihadapi kaum sufi dalam sulûk mereka. Maka syari’at adalah tarekat, dan tarekat adalah syari’at. Keduanya adalah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, kandungan atau isi dan tujuannya adalah satu. Perbedaan hanya dari segi lafazh saja. Jika seorang sufi mengingkari seorang ahli fiqih (al-faqîh), maka tidak lain sufi tersebut pasti seorang yang tertipu. Demikian sebaliknya, jika seorang ahli fiqih mengingkari seorang sufi maka tidak lain ahli fiqih tersebut pasti seorang yang dijauhkan oleh Allah dari karunia-Nya. _(ar-Rifa’i, Maqâlât Min al-Burhân…, , h. 80-81)_
...
📌
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
Download dan share! Ebook gratis!!!
*"Membersihkan Nama IBNU 'ARABI: Kajian Komprehensif Tasawuf Rasulullah | Penyusun : Dr. H. Kholilurrohman, MA"* >>>
https://play.google.com/store/books/details?id=iiZmDwAAQBAJ
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 Pondok Pesantren Nurul Hikmah Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Dibawah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱Fb Page : facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 Instagram : instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 Twitter : twitter.com/ppnurulhikmah
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
💦 *KAJIAN TASAWUF RASULULLAH*
...
〰♾🌼♾〰 Syaikh Zainuddin Ibn ‘Ali al-Malibari dalam Nadzam Hidâyah al-Adzkiyâ’ membuat gambaran sebagai berikut:
فَشَـرِيْعَةٌ كَسَـفِيْنَةٍ وَطَرِيْـقَةٌ # كَالْبَـحْرِثُمَّ حَقِيْـقَةٌ دُرٌّ غَـلاَ
مَـنْ رَامَ دُرًّا لِلسَّفِيْنَةِ يَرْكَـبُ # وَيَغُـوْصُبَحْـرًا ثُمّ دُرٌّ حَصَلاَ
وَكَذَا الطّرِيْقَةُ وَالْحَقِيْقَةُ يَا أخِيْ # مِنْغَيْرِ فِعْلِ شَرِيْعَةٍ لَنْ تُحْصَلاَ
_“Syari’at ibarat perahu, tarekat ibarat lautan, dan hakekat ibarat mutiara yang berharga. Siapa yang menginginkan mutiara, maka ia harus menaiki parahu, kemudian menyelam dilautan, maka dia akan meraih mutiara tersebut. Demikian pula tarekat dan hakekat, wahai saudaraku, dengan tanpa pengamalan terhadap syari’at maka hakekat tersebut tidak akan pernah didapatkan”_
〰♾🌼♾〰 Syaikh Nawawi al-Bantani dalam menjelaskan bait di atas mengatakan bahwa tidak ada jalan menuju Allah kecuali dengan melaksanakan tiga unsur yang merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisah-pisahkan satu dari lainnya. *Pertama; Syari’at;* yaitu dengan mengerjakan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah dan Rasul-Nya. *Kedua;Tarekat;* ialah menteladani segala prilaku Rasulullah dalam berbagai keadaannya. *Ketiga; Hakekat,* yaitu buah yang akan dicapai dari perjalan syari’at dan tarekat. _(al-Bantani, Salâlim al-Fudlalâ’, h. 3.)_
〰♾🌼♾〰 Sebagian ulama lain mencontohkan kesatuan tiga unsur ini dengan sebuah kelapa. Syari’at diibarakan sebagai kulit kelapa, tarekat sebagai daging kelapa dan hakekat sebagai minyak dari inti kelapa. *Artinya bahwa perantara-perantara untuk dapat mendapatkan inti kelapa yang berupa minyak adalah keharusan yang tidak mungkin ditinggalkan.* _(al-Bakri, Kifâyah al-Atqiyâ’…, h. 9. Perumpamaan-perumpamaan semacam ini banyak disebutkan oleh Ibn Hajar al-Haitami dalam al-Fatâwâ al-Hadîtsiyyah, lihat kitab h. 221-222)_
〰♾🌼♾〰 Imam Ahmad ar-Rifa’i pada bagian lain dalam kitab al-Burhân al-Mu’ayyad menyatakan bahwa puncak tujuan dari perjalanan kaum sufi adalah sama dengan puncak tujuan dari perjalanan para ulama fiqih atau ulama syari’at. Demikian pula sebaliknya, tujuan utama ulama fiqih adalah juga merupakan tujuan utama para kaum sufi. Kemudian rintangan-rintangan jalan yang dilalui ulama fiqih dalam mencari ilmu adalah juga rintangan yang sama yang dihadapi kaum sufi dalam sulûk mereka. Maka syari’at adalah tarekat, dan tarekat adalah syari’at. Keduanya adalah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, kandungan atau isi dan tujuannya adalah satu. Perbedaan hanya dari segi lafazh saja. Jika seorang sufi mengingkari seorang ahli fiqih (al-faqîh), maka tidak lain sufi tersebut pasti seorang yang tertipu. Demikian sebaliknya, jika seorang ahli fiqih mengingkari seorang sufi maka tidak lain ahli fiqih tersebut pasti seorang yang dijauhkan oleh Allah dari karunia-Nya. _(ar-Rifa’i, Maqâlât Min al-Burhân…, , h. 80-81)_
...
📌
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
Download dan share! Ebook gratis!!!
*"Membersihkan Nama IBNU 'ARABI: Kajian Komprehensif Tasawuf Rasulullah | Penyusun : Dr. H. Kholilurrohman, MA"* >>>
https://play.google.com/store/books/details?id=iiZmDwAAQBAJ
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 Pondok Pesantren Nurul Hikmah Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Dibawah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱Fb Page : facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 Instagram : instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 Twitter : twitter.com/ppnurulhikmah
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓
〰🌼 〰♾🌼♾〰 🌼〰
*Kabar gembira…* ‼
*Kabar gembira…* *Kabar gembira…*❗
*Kabar gembira…* *Kabar gembira…*‼
*Kabar gembira dari Rasulullah!!!* ‼📢📢📡
‼‼ *Sampaikan kepada seluruh umat muslim Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah* ‼‼
〰♾🌼♾〰 Allah berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَن يَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ فَسَوۡفَ يَأۡتِي ٱللَّهُ بِقَوۡمٖ يُحِبُّهُمۡ وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ يُجَٰهِدُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوۡمَةَ لَآئِمٖۚ ذَٰلِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ [ المائدة:54-54]
_*54. Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. [Al Ma"idah:54]*_
〰♾🌼♾〰 …Rasulullah telah bersabda; menjelaskan kriteria kaum seperti disebutkan pada ayat Al-Qur’an di atas :
_*"…Mereka itu ialah kaum orang ini…"* _sambil menunjuk kepada Sahabat Abu Musa Al-Asy’ari_
〰♾🌼♾〰 Dan sangat penting untuk di ketahui bahwasannya Imam Abul Hasan Al-Asy’ari; Imam Ahlussunnah Wal Jama’ah yang telah merumuskan Ilmu-Ilmu Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah Asy’ariyyah yang merupakan Aqidah mayoritas umat Islam *merupakan keturunan dari Sahabat Nabi Abu Musa Al-Asy’ari tersebut*
〰♾🌼♾〰 Bergembiralah dengan kabar dari Rasulullah tersebut sebagai kaum yang telah di puji oleh Rasulullah ‼ Dan sebagai dalil bahwasannya kelompok aqidah yang benar, kelompok Ahlussunnah Wal Jama'ah ialah kelompok pengikut aqidah Imam Abul Hasan Al-Asy'ari ‼‼
Simak kajian lengkapnya berikut :
Klik >>> https://youtu.be/FXr6riZxaPE
📌
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
Download dan share! Ebook gratis!!!
*"Membersihkan Nama IBNU 'ARABI: Kajian Komprehensif Tasawuf Rasulullah | Penyusun : Dr. H. Kholilurrohman, MA"* >>>
https://play.google.com/store/books/details?id=iiZmDwAAQBAJ
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 Pondok Pesantren Nurul Hikmah Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Dibawah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱Fb Page : facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 Instagram : instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 Twitter : twitter.com/ppnurulhikmah
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
〰🌼 〰♾🌼♾〰 🌼〰
*Kabar gembira…* ‼
*Kabar gembira…* *Kabar gembira…*❗
*Kabar gembira…* *Kabar gembira…*‼
*Kabar gembira dari Rasulullah!!!* ‼📢📢📡
‼‼ *Sampaikan kepada seluruh umat muslim Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah* ‼‼
〰♾🌼♾〰 Allah berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَن يَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ فَسَوۡفَ يَأۡتِي ٱللَّهُ بِقَوۡمٖ يُحِبُّهُمۡ وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ يُجَٰهِدُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوۡمَةَ لَآئِمٖۚ ذَٰلِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ [ المائدة:54-54]
_*54. Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. [Al Ma"idah:54]*_
〰♾🌼♾〰 …Rasulullah telah bersabda; menjelaskan kriteria kaum seperti disebutkan pada ayat Al-Qur’an di atas :
_*"…Mereka itu ialah kaum orang ini…"* _sambil menunjuk kepada Sahabat Abu Musa Al-Asy’ari_
〰♾🌼♾〰 Dan sangat penting untuk di ketahui bahwasannya Imam Abul Hasan Al-Asy’ari; Imam Ahlussunnah Wal Jama’ah yang telah merumuskan Ilmu-Ilmu Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah Asy’ariyyah yang merupakan Aqidah mayoritas umat Islam *merupakan keturunan dari Sahabat Nabi Abu Musa Al-Asy’ari tersebut*
〰♾🌼♾〰 Bergembiralah dengan kabar dari Rasulullah tersebut sebagai kaum yang telah di puji oleh Rasulullah ‼ Dan sebagai dalil bahwasannya kelompok aqidah yang benar, kelompok Ahlussunnah Wal Jama'ah ialah kelompok pengikut aqidah Imam Abul Hasan Al-Asy'ari ‼‼
Simak kajian lengkapnya berikut :
Klik >>> https://youtu.be/FXr6riZxaPE
📌
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
Download dan share! Ebook gratis!!!
*"Membersihkan Nama IBNU 'ARABI: Kajian Komprehensif Tasawuf Rasulullah | Penyusun : Dr. H. Kholilurrohman, MA"* >>>
https://play.google.com/store/books/details?id=iiZmDwAAQBAJ
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 Pondok Pesantren Nurul Hikmah Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Dibawah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱Fb Page : facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 Instagram : instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 Twitter : twitter.com/ppnurulhikmah
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
YouTube
Dalil Dari Al-Qur'an Bagi Kebenaran Aqidah Asy'ariyyah | Nurul Hikmah - 3 Januar 2019
Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Fiqh Syafi'iyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA Tempat : Musholla Nurul Hik...
📎
〰♾🌼🌼♾〰
🌼~🌼~🌼~🌼~🌼~🌼~🌼~🌼~🌼~🌼
من ترك أربع كلمات كمل إيمانه، أين وكيف ومتى وكم، فإن قال لك: أين الله؟ فجوابه: ليس في مكان ولا يمر عليه زمان، وإن قال لك: كيف الله؟ فقل ليس كمثله شيء، وإن قال لك: متى الله؟ فقل له أول بلا ابتداء وءاخر بلا انتهاء، وإن قال لك قائل: كم الله؟ فقل له: واحد لا من قلة (قل هو الله أحد)
*(Nawawi Muhammad al-Jawi, Syarh Kayifah al-Sajâ ‘Alâ Safînah al-Najâ, Indonesia: Dar Ihya al-kutub al-‘Arabiyyah, t. th. hal. 9)*
“Barangsiapa meninggalkan empat kalimat maka sempurnalah iman-nya; di mana, bagaimana, kapan, dan berapa.
Maka bila seseorang berkata bagimu: *Di mana Allah?* Maka jawabannya: *Ada tanpa tempat dan tidak dilalui oleh zaman*.
Jika ia berkata: *Bagaimana Allah?* Maka katakan olehmu: *Dia Allah tidak menyerupai suatu apapun.*
Jika ia berkata: *Kapan adanya Allah?* Maka katakan olehmu baginya: *Dia Allah maha Awal tanpa permulaan, dan Dia Allah maha Akhir tanpa penghabisan.*
Jika ia berkata bagimu: *Berapa Allah?* Maka katakan baginya: *Allah Esa bukan karena sedikit (Katakan olehmu Dia Allah yang maha Esa; tidak ada keserupaan bagi-Nya)”*._
الأحد أى الذي لا يتجزأ ولا ينقسم فهو واحد في ذاته وصفاته ولا يحل في محل
*(Nawawi Muhammad al-Jawi, Mirqât Shu’ûd al-Tashdîq Fî Syarh Sullam al-Tawfîq, Semarang: Cet. Usaha Keluarga, t. th. hal. 4)*
“(Dia Allah) al-Ahad artinya Yang tidak terbagi-bagi dan tidak terpisah-pisah. Maka Dia Allah maha Esa; tidak ada keserupaan pada Dzat-Nya, pada Sifat-sifat-Nya, dan Dia tidak bertempat pada suatu ruang (ada tanpa tempat)”
🔸🔸💠🔸🔸💠🔸🔸💠🔸🔸💠🔸🔸
〰♾🌼 *SUFISME DALAM TAFSIR NAWAWI* 🌼♾〰
Segera download dan share, gratis!!!
Semoga bermanfaat...
📥 *Link :* https://play.google.com/store/books/details?id=PTSCDwAAQBAJ
*Cara download/baca judul buku lainnya :*
📝 Buka Google Play Store ➡ Buku/Book ➡ Klik kotak pencarian/search dan ketik "kholilurrohman" ➡ Scroll untuk melihat judul - judul ebook yang lainnya
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
〰♾🌼🌼♾〰
🌼~🌼~🌼~🌼~🌼~🌼~🌼~🌼~🌼~🌼
Simak tulisan Syekh Nawawi al-Bantani dalam karyanya _Syarh Safînah al-Najâ:
من ترك أربع كلمات كمل إيمانه، أين وكيف ومتى وكم، فإن قال لك: أين الله؟ فجوابه: ليس في مكان ولا يمر عليه زمان، وإن قال لك: كيف الله؟ فقل ليس كمثله شيء، وإن قال لك: متى الله؟ فقل له أول بلا ابتداء وءاخر بلا انتهاء، وإن قال لك قائل: كم الله؟ فقل له: واحد لا من قلة (قل هو الله أحد)
*(Nawawi Muhammad al-Jawi, Syarh Kayifah al-Sajâ ‘Alâ Safînah al-Najâ, Indonesia: Dar Ihya al-kutub al-‘Arabiyyah, t. th. hal. 9)*
“Barangsiapa meninggalkan empat kalimat maka sempurnalah iman-nya; di mana, bagaimana, kapan, dan berapa.
Maka bila seseorang berkata bagimu: *Di mana Allah?* Maka jawabannya: *Ada tanpa tempat dan tidak dilalui oleh zaman*.
Jika ia berkata: *Bagaimana Allah?* Maka katakan olehmu: *Dia Allah tidak menyerupai suatu apapun.*
Jika ia berkata: *Kapan adanya Allah?* Maka katakan olehmu baginya: *Dia Allah maha Awal tanpa permulaan, dan Dia Allah maha Akhir tanpa penghabisan.*
Jika ia berkata bagimu: *Berapa Allah?* Maka katakan baginya: *Allah Esa bukan karena sedikit (Katakan olehmu Dia Allah yang maha Esa; tidak ada keserupaan bagi-Nya)”*._
Tulisan beliau ini sangat jelas dalam menyatakan bahwa Allah ada tanpa tempat. Ini menunjukkan sikap pundamental beliau dalam memegang ortodoksi, di samping beliau juga seorang sufi.
Dalam karya lainnya; _Mirqât Shu’ûd al-Tashdîq Syarh Sullam al-Tawfîq_, beliau menulis:
الأحد أى الذي لا يتجزأ ولا ينقسم فهو واحد في ذاته وصفاته ولا يحل في محل
*(Nawawi Muhammad al-Jawi, Mirqât Shu’ûd al-Tashdîq Fî Syarh Sullam al-Tawfîq, Semarang: Cet. Usaha Keluarga, t. th. hal. 4)*
“(Dia Allah) al-Ahad artinya Yang tidak terbagi-bagi dan tidak terpisah-pisah. Maka Dia Allah maha Esa; tidak ada keserupaan pada Dzat-Nya, pada Sifat-sifat-Nya, dan Dia tidak bertempat pada suatu ruang (ada tanpa tempat)”
🔸🔸💠🔸🔸💠🔸🔸💠🔸🔸💠🔸🔸
〰♾🌼 *SUFISME DALAM TAFSIR NAWAWI* 🌼♾〰
Segera download dan share, gratis!!!
Semoga bermanfaat...
📥 *Link :* https://play.google.com/store/books/details?id=PTSCDwAAQBAJ
*Cara download/baca judul buku lainnya :*
📝 Buka Google Play Store ➡ Buku/Book ➡ Klik kotak pencarian/search dan ketik "kholilurrohman" ➡ Scroll untuk melihat judul - judul ebook yang lainnya
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
〰♾🌼 *SHALAT DI KUBURAN DAN SHALAT DI MASJID YANG ADA KUBURANNYA | Oleh: Dr. H. Kholilurrohman, MA* 🌼♾〰
*SHALAT DI KUBURAN*
Jika seseorang berada di areal pekuburan lalu melakukan sholat dan menghadap Ka'bah. Maka ketika menghadap kiblat, di depannya di arah kiblat akan ada kuburan. Hukum sholat semacam ini adalah makruh saja dan tidak haram. Suatu ketika sayyidina Umar melihat orang yang sholat dan di depannya ada kuburan lalu beliau mengatakan:
_"Awas kuburan, Awas kuburan"_
maksudnya jauhilah menyengaja menghadap kuburan. Beliau tidak mengatakan engkau telah melakukan hal yang haram. Kemudian kemakruhan ini akan hilang jika kuburannya tertutup. Al Bukhari meriwayatkan dari 'Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersabda:
" قاتل الله اليهود والنصارى اتخذوا قبور أنبيائهم مساجد يحذر ما صنعوا "
Maknanya : _"Semoga Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan kuburan-kuburan para nabi mereka sebagai tempat dan tujuan bersujud dan beribadah, hendaklah dijauhi apa yang mereka lakukan itu"_ (H.R. al Bukhari)
Kemudian 'Aisyah mengatakan :
" ولو لا ذلك لأبرز قبـره "
_"Seandainya bukan karena itu pasti akan dinampakkan kuburan Nabi"_
Jadi 'Aisyah –perawi hadits ini- memahami bahwa larangan sholat ke arah kuburan adalah ketika kuburan tersebut nampak jelas, dan bukan secara mutlak.
Sholat di kuburan menjadi haram jika menyengaja menjadikan kuburan sebagai kiblatnya, dan bahkan menjadi kufur jika bertujuan beribadah kepada kuburan.
*SHALAT DI MASJID YANG ADA KUBURANNYA*
Sedangkan sholat di masjid yang di dalamnya terdapat pekuburan hukumnya adalah boleh.
Mengenai hadits al Bukhari :
" لعن الله اليهود والنصارى اتخذوا قبور أنبيائهم مساجد "
Maknanya : _"Semoga Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan kuburan-kuburan para nabi mereka sebagai tempat dan tujuan bersujud dan beribadah, hendaklah dijauhi apa yang mereka lakukan itu"_
Dalam hadits itu juga ada perkataan 'Aisyah:
" ولو لا ذلك لأبرز قبـره "
_"Dan andaikata bukan karena itu pasti mereka menampakkan kuburanya(kuburan Rasulullah)"_
Hadits tersebut dimaksudkan untuk orang yang sholat dan menghadap ke kuburan dengan tujuan mengagungkan kuburan tersebut. Ini mungkin terjadi jika memang kuburan tersebut nampak dan tidak tertutup. Jadi jika kondisinya tidak demikian maka tidaklah haram hukumnya sholat di sana. Tidak haram orang sholat ke kiblat dan di depannya ada kuburan jika ia tidak bertujuan menghadap ke kuburan untuk mengagungkannya. Tidak haram juga jika kuburan tersebut tertutup dan tidak nampak, karena jika tidak nampak tidak mungkin seseorang bertujuan menghadap ke kuburan tersebut.
Jadi hanya karena adanya kuburan di sebuah masjid tanpa dimaksudkan oleh orang yang sholat untuk menghadap kepadanya itu tidak dilarang oleh hadits tersebut. Karenanya ulama madzhab Hanbali menegaskan bahwa sholat di pekuburan hukumnya adalah makruh dan tidak diharamkan.
Di antara dalil yang menunjukkan tidak diharamkannya sholat di masjid yang ada kuburannya apabila tidak nampak adalah sebuah hadits yang sahih bahwa masjid _*al Khayf*_ di dalamnya terdapat kuburan 70 Nabi, bahkan menurut suatu pendapat kuburan Nabi Adam ada di sana, di dekat masjid. Masjid _*al Khayf*_ ini telah digunakan pada zaman Nabi hingga sekarang. Hadits ini disebutkan oleh al Hafizh Ibnu Hajar dalam kitabnya al Mathalib al 'Aliyah, dan al Hafizh al Bushiri mengatakan:
_"Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya'la dan al Bazzar dengan isnad yang sahih"_
Sedangkan hadits لا تصلوا إلى القبور tidak menunjukkan atas haramnya sholat di masjid yang ada kuburannya. Akan tetapi maksudnya tergantung pada keadaan kuburan dan orang yang sholat di sana seperti perincian hukum di atas.
Karenanya al Buhuti al Hanbali telah menegaskan dalam kitab Syarh Muntaha al Iradat bahwasanya sholat seseorang yang menghadap ke kuburan tetapi disertai ada penghalang antara orang yang sholat dan kuburan tersebut hukumnya tidak lagi makruh.
Adapun hadits ya
*SHALAT DI KUBURAN*
Jika seseorang berada di areal pekuburan lalu melakukan sholat dan menghadap Ka'bah. Maka ketika menghadap kiblat, di depannya di arah kiblat akan ada kuburan. Hukum sholat semacam ini adalah makruh saja dan tidak haram. Suatu ketika sayyidina Umar melihat orang yang sholat dan di depannya ada kuburan lalu beliau mengatakan:
_"Awas kuburan, Awas kuburan"_
maksudnya jauhilah menyengaja menghadap kuburan. Beliau tidak mengatakan engkau telah melakukan hal yang haram. Kemudian kemakruhan ini akan hilang jika kuburannya tertutup. Al Bukhari meriwayatkan dari 'Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersabda:
" قاتل الله اليهود والنصارى اتخذوا قبور أنبيائهم مساجد يحذر ما صنعوا "
Maknanya : _"Semoga Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan kuburan-kuburan para nabi mereka sebagai tempat dan tujuan bersujud dan beribadah, hendaklah dijauhi apa yang mereka lakukan itu"_ (H.R. al Bukhari)
Kemudian 'Aisyah mengatakan :
" ولو لا ذلك لأبرز قبـره "
_"Seandainya bukan karena itu pasti akan dinampakkan kuburan Nabi"_
Jadi 'Aisyah –perawi hadits ini- memahami bahwa larangan sholat ke arah kuburan adalah ketika kuburan tersebut nampak jelas, dan bukan secara mutlak.
Sholat di kuburan menjadi haram jika menyengaja menjadikan kuburan sebagai kiblatnya, dan bahkan menjadi kufur jika bertujuan beribadah kepada kuburan.
*SHALAT DI MASJID YANG ADA KUBURANNYA*
Sedangkan sholat di masjid yang di dalamnya terdapat pekuburan hukumnya adalah boleh.
Mengenai hadits al Bukhari :
" لعن الله اليهود والنصارى اتخذوا قبور أنبيائهم مساجد "
Maknanya : _"Semoga Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan kuburan-kuburan para nabi mereka sebagai tempat dan tujuan bersujud dan beribadah, hendaklah dijauhi apa yang mereka lakukan itu"_
Dalam hadits itu juga ada perkataan 'Aisyah:
" ولو لا ذلك لأبرز قبـره "
_"Dan andaikata bukan karena itu pasti mereka menampakkan kuburanya(kuburan Rasulullah)"_
Hadits tersebut dimaksudkan untuk orang yang sholat dan menghadap ke kuburan dengan tujuan mengagungkan kuburan tersebut. Ini mungkin terjadi jika memang kuburan tersebut nampak dan tidak tertutup. Jadi jika kondisinya tidak demikian maka tidaklah haram hukumnya sholat di sana. Tidak haram orang sholat ke kiblat dan di depannya ada kuburan jika ia tidak bertujuan menghadap ke kuburan untuk mengagungkannya. Tidak haram juga jika kuburan tersebut tertutup dan tidak nampak, karena jika tidak nampak tidak mungkin seseorang bertujuan menghadap ke kuburan tersebut.
Jadi hanya karena adanya kuburan di sebuah masjid tanpa dimaksudkan oleh orang yang sholat untuk menghadap kepadanya itu tidak dilarang oleh hadits tersebut. Karenanya ulama madzhab Hanbali menegaskan bahwa sholat di pekuburan hukumnya adalah makruh dan tidak diharamkan.
Di antara dalil yang menunjukkan tidak diharamkannya sholat di masjid yang ada kuburannya apabila tidak nampak adalah sebuah hadits yang sahih bahwa masjid _*al Khayf*_ di dalamnya terdapat kuburan 70 Nabi, bahkan menurut suatu pendapat kuburan Nabi Adam ada di sana, di dekat masjid. Masjid _*al Khayf*_ ini telah digunakan pada zaman Nabi hingga sekarang. Hadits ini disebutkan oleh al Hafizh Ibnu Hajar dalam kitabnya al Mathalib al 'Aliyah, dan al Hafizh al Bushiri mengatakan:
_"Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya'la dan al Bazzar dengan isnad yang sahih"_
Sedangkan hadits لا تصلوا إلى القبور tidak menunjukkan atas haramnya sholat di masjid yang ada kuburannya. Akan tetapi maksudnya tergantung pada keadaan kuburan dan orang yang sholat di sana seperti perincian hukum di atas.
Karenanya al Buhuti al Hanbali telah menegaskan dalam kitab Syarh Muntaha al Iradat bahwasanya sholat seseorang yang menghadap ke kuburan tetapi disertai ada penghalang antara orang yang sholat dan kuburan tersebut hukumnya tidak lagi makruh.
Adapun hadits ya
ng berbunyi:
" لعن الله زوارات القبور والمتخذين عليها المساجد والسرج "
Maksudnya adalah bahwa orang yang membangun masjid di atas kuburan untuk mengagungkan kuburan tersebut adalah mal'un (dilaknat), begitu juga orang yang meletakkan lampu atau lilin di atas kuburan untuk mengagungkan kuburan tersebut juga dilaknat.
والله أعلم...
〰♾🌼 *INFORMASI EBOOK TERBARU USTADZ DR. H. KHOLILURROHMAN, MA* 🌼♾〰
*Cara download/baca buku :*
📝 Buka Google Play Store ➡ Buku/Book ➡ Klik kotak pencarian/search dan ketik "kholilurrohman" ➡ Scroll untuk melihat judul - judul ebook yang lainnya
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
" لعن الله زوارات القبور والمتخذين عليها المساجد والسرج "
Maksudnya adalah bahwa orang yang membangun masjid di atas kuburan untuk mengagungkan kuburan tersebut adalah mal'un (dilaknat), begitu juga orang yang meletakkan lampu atau lilin di atas kuburan untuk mengagungkan kuburan tersebut juga dilaknat.
والله أعلم...
〰♾🌼 *INFORMASI EBOOK TERBARU USTADZ DR. H. KHOLILURROHMAN, MA* 🌼♾〰
*Cara download/baca buku :*
📝 Buka Google Play Store ➡ Buku/Book ➡ Klik kotak pencarian/search dan ketik "kholilurrohman" ➡ Scroll untuk melihat judul - judul ebook yang lainnya
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
*〰♾🌼Asy-Syaikh al-‘Allâmah Mas’ud ibn Umar at-Taftazani (w 791 H) dalam syarh al-‘Aqîdah an-Nasafiyyah; ALLAH ADA TANPA TEMPAT | Dr. H. Kholilurrohman, MA*🌼♾〰
Asy-Syaikh al-‘Allâmah Mas’ud ibn Umarat-Taftazani (w 791 H) dalam syarh beliau terhadap risalah al-‘Aqîdahan-Nasafiyyah menegaskan bahwa Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah,beliau menuliskan sebagai berikut:
"وأماالدليل على عدم التحيز فهو أنه لو تحيز فإما في الأزل فيلزم قدم الحيز، أو لافيكون محلاًّ للحوادث، وأيضّا إمّا أن يساوي الحيز أو ينقص عنه فيكون متناهيا، أويزيد عليه فيكون متجزئا، وإذا لم يكن في مكان لم يكن في جهة. لا علو ولا سفل ولاغيرهما"
_“Argumen atas bahwa Allah ada tanpa tempat adalah karena jika Dia memiliki tempat maka berarti tempat tersebut adalah azali (tanpa permulaan) bersama Allah, -dengan demikian berarti ada dua yang azali-. Atau kalau tempat tersebut sesuatu yang tidak azaliy (baharu; makhluk) maka berarti dia adalah sebagai wadah bagi segala sesuatu yang baharu pula, dan bila demikian sama saja dengan mengatakan bahwa Allah makhluk (baharu). Kemudian dari pada itu, jika Allah bertempat maka tidak terlepas dari bahwa ada-Nya sama besar dengan tempat itu sendiri atau lebih kecil. Dan bila lebih kecil maka berarti Dia memiliki bentuk dan penghabisan. Kemudian jika Dia lebih besar dari tempat itu sendiri maka berarti Dia adalah benda dan bentuk yang terbagi-bagi. Dengan demikian maka berarti Dia ada tanpa tempat dan tanpa arah, bukan berada di arah atas juga bukan berarti di arah bawah, atau arah lainnya”_ *[Syarh al-‘Aqîdahan-Nasafiyyah, h. 72]*
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
Asy-Syaikh al-‘Allâmah Mas’ud ibn Umarat-Taftazani (w 791 H) dalam syarh beliau terhadap risalah al-‘Aqîdahan-Nasafiyyah menegaskan bahwa Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah,beliau menuliskan sebagai berikut:
"وأماالدليل على عدم التحيز فهو أنه لو تحيز فإما في الأزل فيلزم قدم الحيز، أو لافيكون محلاًّ للحوادث، وأيضّا إمّا أن يساوي الحيز أو ينقص عنه فيكون متناهيا، أويزيد عليه فيكون متجزئا، وإذا لم يكن في مكان لم يكن في جهة. لا علو ولا سفل ولاغيرهما"
_“Argumen atas bahwa Allah ada tanpa tempat adalah karena jika Dia memiliki tempat maka berarti tempat tersebut adalah azali (tanpa permulaan) bersama Allah, -dengan demikian berarti ada dua yang azali-. Atau kalau tempat tersebut sesuatu yang tidak azaliy (baharu; makhluk) maka berarti dia adalah sebagai wadah bagi segala sesuatu yang baharu pula, dan bila demikian sama saja dengan mengatakan bahwa Allah makhluk (baharu). Kemudian dari pada itu, jika Allah bertempat maka tidak terlepas dari bahwa ada-Nya sama besar dengan tempat itu sendiri atau lebih kecil. Dan bila lebih kecil maka berarti Dia memiliki bentuk dan penghabisan. Kemudian jika Dia lebih besar dari tempat itu sendiri maka berarti Dia adalah benda dan bentuk yang terbagi-bagi. Dengan demikian maka berarti Dia ada tanpa tempat dan tanpa arah, bukan berada di arah atas juga bukan berarti di arah bawah, atau arah lainnya”_ *[Syarh al-‘Aqîdahan-Nasafiyyah, h. 72]*
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
〰♾🌼 *Imâm al-Bayhaqi (w 458 H) dalam al-I’tiqâd Wa al-Hidâyah; Allah Tidak Boleh Dikatakan Ada Di Semua Tempat Atau Ada Di Mana-Mana* 🌼♾〰
Ketahuilah, tidak boleh dikatakan “Allah ada di setiap tempat”, (atau “ada di mana-mana”), walaupun tujuannya untuk mengungkapkan bahwa Allah mengetahui atau menguasai segala sesuatu dari makhluk-makhluk-Nya.
Al-Imâm al-Hâfizh Abu Bakar al-Bayhaqi (w 458 H) dalam karyanya berjudul al-I’tiqâd Wa al-Hidâyah Ilâ Sabîl ar-Rasyâd menuliskan sebagai berikut:
"وفيما كتبنا من الآيات دلالة على إبطال قول من زعم من الجهمية أن الله سبحانه وتعالى بذاته في كل مكان، وقوله عز وجل:{وهو معكم أين ما كنتم} [سورة الحديد/4] إنما أراد به بعلمه لا بذاته"
_“Dari apa yang telah kami tuliskan tentang beberapa ayat, itu semua adalah sebagai dalil atas kebatilan pendapat kelompok; seperti kaum Jahmiyyah, yang mengatakan bahwa Allah dengan Dzat-Nya berada di segala tempat. Adapun firman Allah: “Wa Huwa Ma’akum Aynamâ Kuntum” (QS. al-Hadid: 4) yang dimaksud adalah bahwa Allah Maha mengetahui segala apa yang diperbuat oleh manusia, bukan dalam pengertian bahwa Dzat Allah bersama setiap orang”_ *[al-I’tiqâd Wa al-Hidâyah, h. 70]*
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
Ketahuilah, tidak boleh dikatakan “Allah ada di setiap tempat”, (atau “ada di mana-mana”), walaupun tujuannya untuk mengungkapkan bahwa Allah mengetahui atau menguasai segala sesuatu dari makhluk-makhluk-Nya.
Al-Imâm al-Hâfizh Abu Bakar al-Bayhaqi (w 458 H) dalam karyanya berjudul al-I’tiqâd Wa al-Hidâyah Ilâ Sabîl ar-Rasyâd menuliskan sebagai berikut:
"وفيما كتبنا من الآيات دلالة على إبطال قول من زعم من الجهمية أن الله سبحانه وتعالى بذاته في كل مكان، وقوله عز وجل:{وهو معكم أين ما كنتم} [سورة الحديد/4] إنما أراد به بعلمه لا بذاته"
_“Dari apa yang telah kami tuliskan tentang beberapa ayat, itu semua adalah sebagai dalil atas kebatilan pendapat kelompok; seperti kaum Jahmiyyah, yang mengatakan bahwa Allah dengan Dzat-Nya berada di segala tempat. Adapun firman Allah: “Wa Huwa Ma’akum Aynamâ Kuntum” (QS. al-Hadid: 4) yang dimaksud adalah bahwa Allah Maha mengetahui segala apa yang diperbuat oleh manusia, bukan dalam pengertian bahwa Dzat Allah bersama setiap orang”_ *[al-I’tiqâd Wa al-Hidâyah, h. 70]*
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
📎
〰♾🌼 *Aqidah Imam Abu Hanifah (W 150 H), Ulama SALAF Terkemuka: "ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH"* 🌼♾〰
Al-Imâm al-Mujtahid Abu Hanifah an-Nu’man ibn Tsabit (w 150 H), salah seorang ulama Salaf terkemuka perintis madzhab Hanafi, berkata:
وَالله تَعَالَى يُرَى فِي الآخِرَة، ويَرَاهُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَهُمْ فِي الْجَنّةِ بِأعْيُنِ رُؤُوْسِهِمْ بِلاَ تَشْبِيْهٍ وَلاَ كَمِّيّة، وَلاَ يَكُوْنُ بَينَهُ وَبَيْنَ خَلْقِهِ مَسَافَة
_“Allah di akhirat kelak akan dilihat. Orang-orang mukmin akan melihat-Nya ketika mereka di surga dengan mata kepala mereka masing-masing dengan tanpa adanya keserupaan bagi-Nya, bukan sebagai bentuk yang berukuran, dan tidak ada jarak antara mereka dengan Allah (artinya bahwa Allah ada tanpa tempat, tidak di dalam atau di luar surga, tidak di atas, bawah, belakang, depan, samping kanan ataupun samping kiri)”_ *[Lihat al-Fiqh al-Akbar karya al-Imâm Abu Hanifah dengan penjelasannya karya Mulla Ali al-Qari, h. 136-137]*
Beliau juga berkata dalam kitabnya al-Washiyyah:
"وَلِقَاءُ اللهِ تَعَالَى لأهْلِ الْجَنّةِ بِلا كَيْفٍ وَلاَ تَشْبِيْهٍ وَلاَ جِهَةٍ حَقٌّ"
_“Penduduk surga kelak akan melihat Allah dengan tanpa adanya keserupaan dan tanpa adanya arah bagi-Nya. Dan ini adalah suatu yang haq”_ *[Lihat al-Washiyyah karya al-Imâm Abu Hanifah, h. 4. Perkataannya ini juga dikutip oleh Mulla Ali al-Qari dalam Syarh al-Fiqh al-Akbar, h. 138]*
Juga berkata:
"قُلْتُ: أَرَأَيْتَ لَوْ قِيْلَ أيْنَ اللهُ تَعَالَى؟ فَقَالَ ـ أيْ أبُوْ حَنِيْفَةَ ـ : يُقَالُ لَهُ كَانَ اللهُ تَعَالَى وَلاَ مَكَانَ قَبْلَ أنْ يَخْلُقَ الْخَلْقَ، وَكَانَ اللهُ تَعَالَى وَلَمْ يَكُنْ أَيْنَ وَلاَ خَلْقٌ وَلاَ شَىءٌ، وَهُوَ خَالِقُ كُلِّ شَىءٍ"
_“Aku katakan: Tahukah engkau jika ada orang berkata: Di manakah Allah? Jawab: Dia Allah ada tanpa permulaan dan tanpa tempat, Dia ada sebelum segala makhluk-Nya ada. Allah ada tanpa permulaan sebelum ada tempat, sebelum ada makhluk dan sebelum segala suatu apapun. Dan Dia adalah Pencipta segala sesuatu”_ *[Lihat al-Fiqh al-Absath karya al-Imâm Abu Hanifah dalam kumpulan risalah-risalahnya dengan tahqîq Muhammad Zahid al-Kautsari, h. 20. Perkataan al-Imâm Abu Hanifah ini juga dikutip oleh asy-Syaikh Abdullah al-Harari dalam kitab ad-Dalîl al-Qawîm, h. 54]*
Juga berkata:
"وَنُقِرّ بِأَنّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى العَرْشِ اسْتَوَى مِنْ غَيْرِ أنْ يَكُوْنَ لَهُ حَاجَةٌ إلَيْهِ وَاسْتِقْرَارٌ عَلَيْهِ، وَهُوَ حَافِظُ الْعَرْشِ وَغَيْرِ الْعَرْشِ مِنْ غَيْرِ احْتِيَاجٍ، فَلَوْ كَانَ مُحْتَاجًا لَمَا قَدَرَ عَلَى إيْجَادِ العَالَمِ وَتَدْبِيْرِهِ كَالْمَخْلُوْقِيْنَ، وَلَوْ كَانَ مُحْتَاجًا إلَى الْجُلُوْسِ وَالْقَرَارِ فَقَبْلِ خَلْقِ الْعَرْشِ أيْنَ كَانَ اللهُ، تَعَالَى اللهُ عَنْ ذَلِكَ عُلُوًّا كَبِيْرًا"
“Dan kita mengimani adanya ayat “ar-Rahmân ‘Alâ al-’Arsy Istawâ” (sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an) dengan menyakini bahwa Allah tidak membutuhkan kepada arsy tersebut dan tidak bertempat atau bersemayam di atasnya. Dia Allah yang memelihara arsy dan lainnya tanpa membutuhkan kepada itu semua. Karena jika Allah membutuhkan kepada sesuatu maka Allah tidak akan kuasa untuk menciptakan dan mengatur alam ini, dan berarti Dia seperti seluruh makhluk-Nya sendiri. Jika membutuhkan kepada duduk dan bertempat, lantas sebelum menciptakan makhluk-Nya (termasuk arsy) di manakah Dia? Allah maha suci dari itu semua dengan kesucian yang agung”_ *[Lihat al-Washiyyah dalam kumpulan risalah-risalah al-Imâm Abu Hanifah tahqîq Muhammad Zahid al-Kautsari, h. 2. juga dikutip oleh asy-Syaikh Abdullah al-Harari dalam ad-Dalîl al-Qawîm, h. 54, dan Mulla Ali al-Qari dalam Syarh al-Fiqh al-Akbar, h. 70]*
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponp
〰♾🌼 *Aqidah Imam Abu Hanifah (W 150 H), Ulama SALAF Terkemuka: "ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH"* 🌼♾〰
Al-Imâm al-Mujtahid Abu Hanifah an-Nu’man ibn Tsabit (w 150 H), salah seorang ulama Salaf terkemuka perintis madzhab Hanafi, berkata:
وَالله تَعَالَى يُرَى فِي الآخِرَة، ويَرَاهُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَهُمْ فِي الْجَنّةِ بِأعْيُنِ رُؤُوْسِهِمْ بِلاَ تَشْبِيْهٍ وَلاَ كَمِّيّة، وَلاَ يَكُوْنُ بَينَهُ وَبَيْنَ خَلْقِهِ مَسَافَة
_“Allah di akhirat kelak akan dilihat. Orang-orang mukmin akan melihat-Nya ketika mereka di surga dengan mata kepala mereka masing-masing dengan tanpa adanya keserupaan bagi-Nya, bukan sebagai bentuk yang berukuran, dan tidak ada jarak antara mereka dengan Allah (artinya bahwa Allah ada tanpa tempat, tidak di dalam atau di luar surga, tidak di atas, bawah, belakang, depan, samping kanan ataupun samping kiri)”_ *[Lihat al-Fiqh al-Akbar karya al-Imâm Abu Hanifah dengan penjelasannya karya Mulla Ali al-Qari, h. 136-137]*
Beliau juga berkata dalam kitabnya al-Washiyyah:
"وَلِقَاءُ اللهِ تَعَالَى لأهْلِ الْجَنّةِ بِلا كَيْفٍ وَلاَ تَشْبِيْهٍ وَلاَ جِهَةٍ حَقٌّ"
_“Penduduk surga kelak akan melihat Allah dengan tanpa adanya keserupaan dan tanpa adanya arah bagi-Nya. Dan ini adalah suatu yang haq”_ *[Lihat al-Washiyyah karya al-Imâm Abu Hanifah, h. 4. Perkataannya ini juga dikutip oleh Mulla Ali al-Qari dalam Syarh al-Fiqh al-Akbar, h. 138]*
Juga berkata:
"قُلْتُ: أَرَأَيْتَ لَوْ قِيْلَ أيْنَ اللهُ تَعَالَى؟ فَقَالَ ـ أيْ أبُوْ حَنِيْفَةَ ـ : يُقَالُ لَهُ كَانَ اللهُ تَعَالَى وَلاَ مَكَانَ قَبْلَ أنْ يَخْلُقَ الْخَلْقَ، وَكَانَ اللهُ تَعَالَى وَلَمْ يَكُنْ أَيْنَ وَلاَ خَلْقٌ وَلاَ شَىءٌ، وَهُوَ خَالِقُ كُلِّ شَىءٍ"
_“Aku katakan: Tahukah engkau jika ada orang berkata: Di manakah Allah? Jawab: Dia Allah ada tanpa permulaan dan tanpa tempat, Dia ada sebelum segala makhluk-Nya ada. Allah ada tanpa permulaan sebelum ada tempat, sebelum ada makhluk dan sebelum segala suatu apapun. Dan Dia adalah Pencipta segala sesuatu”_ *[Lihat al-Fiqh al-Absath karya al-Imâm Abu Hanifah dalam kumpulan risalah-risalahnya dengan tahqîq Muhammad Zahid al-Kautsari, h. 20. Perkataan al-Imâm Abu Hanifah ini juga dikutip oleh asy-Syaikh Abdullah al-Harari dalam kitab ad-Dalîl al-Qawîm, h. 54]*
Juga berkata:
"وَنُقِرّ بِأَنّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى العَرْشِ اسْتَوَى مِنْ غَيْرِ أنْ يَكُوْنَ لَهُ حَاجَةٌ إلَيْهِ وَاسْتِقْرَارٌ عَلَيْهِ، وَهُوَ حَافِظُ الْعَرْشِ وَغَيْرِ الْعَرْشِ مِنْ غَيْرِ احْتِيَاجٍ، فَلَوْ كَانَ مُحْتَاجًا لَمَا قَدَرَ عَلَى إيْجَادِ العَالَمِ وَتَدْبِيْرِهِ كَالْمَخْلُوْقِيْنَ، وَلَوْ كَانَ مُحْتَاجًا إلَى الْجُلُوْسِ وَالْقَرَارِ فَقَبْلِ خَلْقِ الْعَرْشِ أيْنَ كَانَ اللهُ، تَعَالَى اللهُ عَنْ ذَلِكَ عُلُوًّا كَبِيْرًا"
“Dan kita mengimani adanya ayat “ar-Rahmân ‘Alâ al-’Arsy Istawâ” (sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an) dengan menyakini bahwa Allah tidak membutuhkan kepada arsy tersebut dan tidak bertempat atau bersemayam di atasnya. Dia Allah yang memelihara arsy dan lainnya tanpa membutuhkan kepada itu semua. Karena jika Allah membutuhkan kepada sesuatu maka Allah tidak akan kuasa untuk menciptakan dan mengatur alam ini, dan berarti Dia seperti seluruh makhluk-Nya sendiri. Jika membutuhkan kepada duduk dan bertempat, lantas sebelum menciptakan makhluk-Nya (termasuk arsy) di manakah Dia? Allah maha suci dari itu semua dengan kesucian yang agung”_ *[Lihat al-Washiyyah dalam kumpulan risalah-risalah al-Imâm Abu Hanifah tahqîq Muhammad Zahid al-Kautsari, h. 2. juga dikutip oleh asy-Syaikh Abdullah al-Harari dalam ad-Dalîl al-Qawîm, h. 54, dan Mulla Ali al-Qari dalam Syarh al-Fiqh al-Akbar, h. 70]*
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponp
es.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
Twitter
Pondok Pesantren Nurul Hikmah (@ppnurulhikmah) | Twitter
The latest Tweets from Pondok Pesantren Nurul Hikmah (@ppnurulhikmah). Lembaga Pendidikan non formal bagi para penghafal al-Qur’an dan Kajian Islam Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah dan Madzhab Fiqh Syafi'i. Tangerang, Indonesia
📎
〰♾🌼 *Imam al-Bukhari (w 256 H) Berkeyakinan "Allah Ada Tanpa Tempat Dan Tanpa Arah" (Mewaspadai Aqidah Kaum Musyabbihah)* 🌼♾〰
〰♾🌼♾〰 Aqidah Rasulullah, para sahabatnya, para ulama salaf saleh, dan aqidah mayoritas umat Islam; Ahlussunnah Wal Jama’ah ialah bahwa Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah. Kita akan banyak menemukan pernyataan para ulama terkemuka dari generasi ke generasi dalam menetapkan keyakinan suci ini. Keyakinan bahwa Allah ada tanpa tempat dan arah juga merupakan keyakinan *Syaikhul Muhadditsin al-Imam Abu ‘Abdillah Muhammad ibn Isma’il al-Bukhari (w 256 H)*, penulis kitab yang sangat mashur; Shahih al-Bukhari. Para ulama yang datang sesudah beliau yang menuliskan syarh bagi kitabnya tersebut menyebutkan bahwa al-Imam al-Bukhari adalah seorang ahli Tauhid, beliau mensucikan Allah dari tempat dan arah.
〰♾🌼♾〰 Salah seorang penulis Syarh Shahih al-Bukhari, *as-Syekh ‘Ali ibn Khalaf al-Maliki yang dikenal dengan Ibn Baththal (w 449 H)* menuliskan sebagai berikut:
غَرْضُ البُخَارِيّ فِي هذَا البَاب الرّدُّ عَلَى الْجَهْمِيّةِ الْمُجَسِّمَةِ فِي تَعَلُّقِهَا بِهذِه الظّوَاهِر، وَقَدْ تَقَرّرَ أنّ اللهَ لَيْسِ بِجِسْمٍ فَلاَ يَحْتَاجُ إلَى مَكَانٍ يَسْتَقِرّ فِيْهِ، فَقَدْ كَانَ وَلاَ مَكَان، إنّمَا أضَافَ المَعَارِجَ إلَيْه إضَافَةُ تَشْرِيفٍ، وَمَعْنَى الارْتفَاعِ إلَيْهِ اعْتِلاؤُه، أى تَعَالِيْهِ، مَعَ تَنْزِيْهِهِ عَنِ الْمَكَانِ.
_“Tujuan al-Bukhari dalam membuat bab ini adalah untuk membantah kaum Jahmiyyah Mujassimah, di mana kaum tersebut adalah kaum yang hanya berpegang teguh kepada zhahir-zhahir nash. Padahal telah ditetapkan bahwa Allah bukan benda, Dia tidak membutuhkan kepada tempat dan arah. Dia Ada tanpa permulaan, tanpa arah dan tanpa tempat. Adapun penisbatan “al-Ma’arij” adalah penisbatan dalam makna pemuliaan (bukan dalam pengertian Allah di arah atas). Juga makna “al-Irtifa’” adalah dalam makna bahwa Allah maha suci, Dia maha suci dari tempat”_ *(Fath al-Bari, j. 13, h. 416).*
〰♾🌼♾〰 Pernyataan Ibn Bathal ini dikutip oleh al-hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalani dalam Fath al-Bari dan disepakatinya. Dengan demikian berarti keyakinan Allah ada tanpa tempat adalah merupakkan keyakinan para ahli hadits secara keseluruhan.
⚠️ *INGAT, jangan pernah anda berkayakinan bahwa Allah berada di atas arsy atau berada di langit. mustahil Allah bertempat pada makhluk-Nya sendiri. Arsy dan langit adalah makhluk Allah. ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH.* ⚠️
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
〰♾🌼 *Imam al-Bukhari (w 256 H) Berkeyakinan "Allah Ada Tanpa Tempat Dan Tanpa Arah" (Mewaspadai Aqidah Kaum Musyabbihah)* 🌼♾〰
〰♾🌼♾〰 Aqidah Rasulullah, para sahabatnya, para ulama salaf saleh, dan aqidah mayoritas umat Islam; Ahlussunnah Wal Jama’ah ialah bahwa Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah. Kita akan banyak menemukan pernyataan para ulama terkemuka dari generasi ke generasi dalam menetapkan keyakinan suci ini. Keyakinan bahwa Allah ada tanpa tempat dan arah juga merupakan keyakinan *Syaikhul Muhadditsin al-Imam Abu ‘Abdillah Muhammad ibn Isma’il al-Bukhari (w 256 H)*, penulis kitab yang sangat mashur; Shahih al-Bukhari. Para ulama yang datang sesudah beliau yang menuliskan syarh bagi kitabnya tersebut menyebutkan bahwa al-Imam al-Bukhari adalah seorang ahli Tauhid, beliau mensucikan Allah dari tempat dan arah.
〰♾🌼♾〰 Salah seorang penulis Syarh Shahih al-Bukhari, *as-Syekh ‘Ali ibn Khalaf al-Maliki yang dikenal dengan Ibn Baththal (w 449 H)* menuliskan sebagai berikut:
غَرْضُ البُخَارِيّ فِي هذَا البَاب الرّدُّ عَلَى الْجَهْمِيّةِ الْمُجَسِّمَةِ فِي تَعَلُّقِهَا بِهذِه الظّوَاهِر، وَقَدْ تَقَرّرَ أنّ اللهَ لَيْسِ بِجِسْمٍ فَلاَ يَحْتَاجُ إلَى مَكَانٍ يَسْتَقِرّ فِيْهِ، فَقَدْ كَانَ وَلاَ مَكَان، إنّمَا أضَافَ المَعَارِجَ إلَيْه إضَافَةُ تَشْرِيفٍ، وَمَعْنَى الارْتفَاعِ إلَيْهِ اعْتِلاؤُه، أى تَعَالِيْهِ، مَعَ تَنْزِيْهِهِ عَنِ الْمَكَانِ.
_“Tujuan al-Bukhari dalam membuat bab ini adalah untuk membantah kaum Jahmiyyah Mujassimah, di mana kaum tersebut adalah kaum yang hanya berpegang teguh kepada zhahir-zhahir nash. Padahal telah ditetapkan bahwa Allah bukan benda, Dia tidak membutuhkan kepada tempat dan arah. Dia Ada tanpa permulaan, tanpa arah dan tanpa tempat. Adapun penisbatan “al-Ma’arij” adalah penisbatan dalam makna pemuliaan (bukan dalam pengertian Allah di arah atas). Juga makna “al-Irtifa’” adalah dalam makna bahwa Allah maha suci, Dia maha suci dari tempat”_ *(Fath al-Bari, j. 13, h. 416).*
〰♾🌼♾〰 Pernyataan Ibn Bathal ini dikutip oleh al-hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalani dalam Fath al-Bari dan disepakatinya. Dengan demikian berarti keyakinan Allah ada tanpa tempat adalah merupakkan keyakinan para ahli hadits secara keseluruhan.
⚠️ *INGAT, jangan pernah anda berkayakinan bahwa Allah berada di atas arsy atau berada di langit. mustahil Allah bertempat pada makhluk-Nya sendiri. Arsy dan langit adalah makhluk Allah. ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH.* ⚠️
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH MAHA SUCI DARI DEMIKIAN ITU* ❗
..........
_*Al-Imâm*_ *al-Bukhari dan _al-Imâm_ Muslim* meriwayatkan dalam kitab _Shahîh_ masing-masing dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
أنَا عِنْدَ ظَنّ عَبْدِي بِي وأنَا معَهُ حِيْنَ يَذكُرنِي، فإنْ ذَكَرَنِي فِي نفسِهِ ذَكَرْتهُ فِي نَفْسِي، وإنْ ذَكَرَنِي فِي مَلإ ذكرتُه في ملَإٍ خيْرٌ منْه ، وإنْ تَقَرّبَ إلَيّ شِبْرًا تَقَرّبْتُ إليْه ذِرَاعًا، وإنْ أتَانِي يَمْشِي أتيتُهُ هَرْوَلةً.
*”[Makna literal riwayat ini tidak boleh kita ambil, mengatakan:* _“Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku dengan-Ku, Aku bersamanya ketika ia menyebut-Ku, jika ia menyebut-Ku dalam jiwanya maka Aku menyebutnya dalam jiwa-Ku, jika ia menyebut-Ku dalam kelompok maka Aku menyebutnya dalam kelompok yang lebik dari kelompoknya, jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku mendekat kepadanya seukuran jarak satu hasta, jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku mendatanginya dengan lari kecil]"_
_Al-Qâdlî_ Abu Ya’la _al-Mujassim_ menyimpulkan dari hadits ini bahwa Allah memilki jiwa (an-nafs), yang menurutnya jiwa tersebut adalah bagian dari Dzat-Nya. Sungguh, apa yang dipahaminya ini adalah pendapat ahli bid’ah menyesatkan; yang dengan demikian ia telah menjadikan akidah _tasybîh_-nya bertambah variatif dan lebih parah lagi. Orang ini tidak dapat membedakan secara bahasa antara makna _“adz-Dzât”_ dan makna _“an-Nafs”_. Apakah yang mencegahnya untuk memaknai “ذكرته في نفسي” dalam makna “ذكرته أنا” [sehingga maknanya jelas dan benar, yaitu; _*“Siapa yang menyebut-Ku maka Aku akan merahmatinya]?”*_
Adapun pemahaman “تقربت إليه ذراعا” [yang secara literal bermakna “Aku (Allah) mendekat kepadanya seukuran jarak satu hasta”], dan “أتيته هرولة” [yang secara literal bermakna “Aku (Allah) datang kepadanya dengan cara berlari kecil”] adalah untuk pendekatan ungkapan [yang artinya bahwa rahmat Allah akan sangat cepat datang terhadap orang yang melakukan ketaatan kepada-Nya, maka makna teks tersebut tidak boleh dipahami secara literal]. Pemahaman ini seperti dalam firman Allah:
وَالّذيْنَ سَعَوْا فِي ءَايَاتِنَا (الحج: 51)
Pemahaman kata: “سعوا” dalam ayat ini jelas bukan dalam makna literalnya yang berarti “المشي” (berjalan), [tetapi dalam makna orang-orang yang menentang; yaitu mereka yang menentang ayat-ayat Allah].
🌼🌼🌼
Abu Sa’id meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:
(قيل) إنّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبّ الْجَمَالَ
*[Makna literal riwayat ini tidak boleh kita ambil, mengatakan:* _“Sesungguhnya [Dzat] Allah itu indah, dan Dia mencintai keindahan”_. *Makna literal ini seakan mengatakan bahwa Allah memiliki fisik yang indah].*
Para ulama berkata: “Makna “الجميل” secara bahasa [yang berlaku pada makhluk] adalah seorang yang dihiasi dengan bentuk yang indah [artinya dalam makna fisik], dan akhlak yang mulia, serta berbagai kebaikan lainnya”. Menurutku makna “الجميل” adalah yang sifat-sifatnya telah mencapai puncak kebaikan dan kesempurnaan. [Dengan demikian makna yang benar dari hadits tersebut adalah: _*“Allah Maha sempurna pada sifat-sifat-Nya, dan Dia mencintai kesempurnaan”*_
Sementara Abu Ya’la al-Mujassim mengatakan bahwa Allah tidak tercegah untuk memiliki sifat indah pada Dzat-Nya [ini artinya ia memahami indah dalam makna fisik]. Pemahaman sesat Abu Ya’la ini didasarkan kepada keyakinannya bahwa Allah memiliki fisik (bentuk) sebagaimana penafsirannya terhadap riwayat yang mengatakan “رأيت ربي في أحسن صورة”. _Na’ûdzu billâh_
……….
*Di kutip dari buku :*
ISLAMIC THEOLOGY: Ibnu Jawzi Membongkar Kesesatan Akidah Tasybih Meluruskan Penyimpangan Dalam Memahami Sifat-Sifat Allah
https://play.google.com/store/books/details?id=BX9WDwAAQBAJ
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 Fb Page : facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 Instagram : instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
_*Al-Imâm*_ *al-Bukhari dan _al-Imâm_ Muslim* meriwayatkan dalam kitab _Shahîh_ masing-masing dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
أنَا عِنْدَ ظَنّ عَبْدِي بِي وأنَا معَهُ حِيْنَ يَذكُرنِي، فإنْ ذَكَرَنِي فِي نفسِهِ ذَكَرْتهُ فِي نَفْسِي، وإنْ ذَكَرَنِي فِي مَلإ ذكرتُه في ملَإٍ خيْرٌ منْه ، وإنْ تَقَرّبَ إلَيّ شِبْرًا تَقَرّبْتُ إليْه ذِرَاعًا، وإنْ أتَانِي يَمْشِي أتيتُهُ هَرْوَلةً.
*”[Makna literal riwayat ini tidak boleh kita ambil, mengatakan:* _“Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku dengan-Ku, Aku bersamanya ketika ia menyebut-Ku, jika ia menyebut-Ku dalam jiwanya maka Aku menyebutnya dalam jiwa-Ku, jika ia menyebut-Ku dalam kelompok maka Aku menyebutnya dalam kelompok yang lebik dari kelompoknya, jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku mendekat kepadanya seukuran jarak satu hasta, jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku mendatanginya dengan lari kecil]"_
_Al-Qâdlî_ Abu Ya’la _al-Mujassim_ menyimpulkan dari hadits ini bahwa Allah memilki jiwa (an-nafs), yang menurutnya jiwa tersebut adalah bagian dari Dzat-Nya. Sungguh, apa yang dipahaminya ini adalah pendapat ahli bid’ah menyesatkan; yang dengan demikian ia telah menjadikan akidah _tasybîh_-nya bertambah variatif dan lebih parah lagi. Orang ini tidak dapat membedakan secara bahasa antara makna _“adz-Dzât”_ dan makna _“an-Nafs”_. Apakah yang mencegahnya untuk memaknai “ذكرته في نفسي” dalam makna “ذكرته أنا” [sehingga maknanya jelas dan benar, yaitu; _*“Siapa yang menyebut-Ku maka Aku akan merahmatinya]?”*_
Adapun pemahaman “تقربت إليه ذراعا” [yang secara literal bermakna “Aku (Allah) mendekat kepadanya seukuran jarak satu hasta”], dan “أتيته هرولة” [yang secara literal bermakna “Aku (Allah) datang kepadanya dengan cara berlari kecil”] adalah untuk pendekatan ungkapan [yang artinya bahwa rahmat Allah akan sangat cepat datang terhadap orang yang melakukan ketaatan kepada-Nya, maka makna teks tersebut tidak boleh dipahami secara literal]. Pemahaman ini seperti dalam firman Allah:
وَالّذيْنَ سَعَوْا فِي ءَايَاتِنَا (الحج: 51)
Pemahaman kata: “سعوا” dalam ayat ini jelas bukan dalam makna literalnya yang berarti “المشي” (berjalan), [tetapi dalam makna orang-orang yang menentang; yaitu mereka yang menentang ayat-ayat Allah].
🌼🌼🌼
Abu Sa’id meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:
(قيل) إنّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبّ الْجَمَالَ
*[Makna literal riwayat ini tidak boleh kita ambil, mengatakan:* _“Sesungguhnya [Dzat] Allah itu indah, dan Dia mencintai keindahan”_. *Makna literal ini seakan mengatakan bahwa Allah memiliki fisik yang indah].*
Para ulama berkata: “Makna “الجميل” secara bahasa [yang berlaku pada makhluk] adalah seorang yang dihiasi dengan bentuk yang indah [artinya dalam makna fisik], dan akhlak yang mulia, serta berbagai kebaikan lainnya”. Menurutku makna “الجميل” adalah yang sifat-sifatnya telah mencapai puncak kebaikan dan kesempurnaan. [Dengan demikian makna yang benar dari hadits tersebut adalah: _*“Allah Maha sempurna pada sifat-sifat-Nya, dan Dia mencintai kesempurnaan”*_
Sementara Abu Ya’la al-Mujassim mengatakan bahwa Allah tidak tercegah untuk memiliki sifat indah pada Dzat-Nya [ini artinya ia memahami indah dalam makna fisik]. Pemahaman sesat Abu Ya’la ini didasarkan kepada keyakinannya bahwa Allah memiliki fisik (bentuk) sebagaimana penafsirannya terhadap riwayat yang mengatakan “رأيت ربي في أحسن صورة”. _Na’ûdzu billâh_
……….
*Di kutip dari buku :*
ISLAMIC THEOLOGY: Ibnu Jawzi Membongkar Kesesatan Akidah Tasybih Meluruskan Penyimpangan Dalam Memahami Sifat-Sifat Allah
https://play.google.com/store/books/details?id=BX9WDwAAQBAJ
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
🎦📡 *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh
🌐🕌 *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id
📱 Fb Page : facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
📷 Instagram : instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
🖥 Twitter : twitter.com/ppnurulhikmah
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU* ❗
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
📌📌
❤ *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* ❤
❗ *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU* ❗
Twitter
Pondok Pesantren Nurul Hikmah (@ppnurulhikmah) | Twitter
The latest Tweets from Pondok Pesantren Nurul Hikmah (@ppnurulhikmah). Lembaga Pendidikan non formal bagi para penghafal al-Qur’an dan Kajian Islam Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah dan Madzhab Fiqh Syafi'i. Tangerang, Indonesia
📎
*Al Imam Abu Ja'far ath-Thahawi* mudah–mudahan Allah meridlainya ( 227-321 H) mengatakan :
"تعالـى (يعني الله) عن الحدود والغايات والأركان والأعضاء والأدوات لا تحويه الجهات الست كسائر المبتدعات".
_*"Maha suci Allah dari batas-batas (bentuk kecil maupun besar, jadi Allah tidak mempunyai ukuran sama sekali), batas akhir, sisi-sisi, anggota badan yang besar (seperti wajah, tangan dan lainnya) maupun anggota badan yang kecil (seperti mulut, lidah, anak lidah, hidung, telinga dan lainnya). Dia tidak diliputi oleh satu maupun enam arah penjuru (atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang) tidak seperti makhluk-Nya yang diliputi enam arah penjuru tersebut"*_
*PENJELASAN :*
*Imam ath-Thahawi adalah Ahmad bin Muhammad bin Sallamah*, lahir tahun 227 H. Jadi beliau masuk dalam makna hadits yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam :
" خيـر القرون قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم " رواه الترمذي
Maknanya :
_*"Sebaik–baik abad adalah abad-ku, kemudian satu abad setelahnya, kemudian satu abad setelahnya"*_ (H.R. at-Tirmidzi)
Beliau menyebutkan perkataan tersebut dalam kitab aqidahnya, yang merupakan penjelasan aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah, yang dianggap baik oleh seluruh ummat dari generasi ke generasi.
Maksud dari Ta'ala (تعالـى ) adalah bahwa Allah maha suci.
Allah maha suci dari Hudud (الحدود) maksudnya bahwa Allah maha suci dari Hadd sama sekali. Hadd adalah benda dan ukuran, besar maupun kecil. Suatu benda pasti berada pada suatu tempat dan arah. Sedangkan Allah maha suci dari berupa benda, berarti Allah ada tanpa tempat. Seandainya Allah adalah benda niscaya akan ada banyak serupa bagi-Nya, padahal Allah ta'ala telah berfirman :
[فلا تضربوا لله الأمثال] (سورة النحل : 74)
Maknanya :
_*"Janganlah kalian membuat serupa-serupa bagi Allah"*_ (Q.S. an-Nahl : 74)
Jadi barangsiapa yang mengatakan bahwa Allah memiliki hadd, kita tidak mengetahui hadd tersebut, Allah-lah yang mengetahuinya sungguh dia telah kafir.
Makna (لا تحويه الجهات الست) bahwa Allah mustahil berada di salah satu arah atau di semua arah karena Allah ada tanpa tempat dan arah. Enam arah yang dimaksud adalah adalah atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang.
Maksud dari (كسائر المبتدعات ) adalah bahwa semua makhluk diliputi oleh arah, sedangkan Allah tidak menyerupai makhluk-Nya dari satu segi maupun semua segi dan Allah tidak bisa digambarkan dalam hati dan benak manusia. *Al Imam Ahmad ibn Hanbal mengatakan:*
"مهما تصورت ببالك فالله بخلاف ذلك" رواه أبو الفضل التميمي
Maknanya:
_*"Apapun yang terlintas dalam benak kamu (tentang Allah), maka Allah tidak seperti itu"*_ (Diriwayatkan oleh Abu al Fadll at-Tamimi).
*Jika ditanyakan:*
_Bagaimana hal demikian itu bisa terjadi (bahwa ada sesuatu yang ada tetapi tidak bisa dibayangkan dan digambarkan dengan benak)?_
*Maka jawabannya adalah:*
Bahwa di antara makhluk ada yang tidak bisa kita bayangkan akan tetapi kita harus beriman dan meyakini adanya. Yaitu bahwa cahaya dan kegelapan keduanya dulu tidak ada. Tidak ada satupun di antara kita yang bisa membayangkan pada dirinya bagaimana ada suatu waktu atau masa yang berlalu tanpa ada cahaya dan kegelapan di dalamnya ?!. Meski demikian kita wajib beriman dan meyakini bahwa telah ada suatu masa yang berlalu tanpa dibarengi dengan cahaya dan kegelapan, karena Allah ta'ala berfirman :
[وجعل الظلمات والنور] (سورةالأنعام : 1)
Maknanya:
_*"… dan yang telah menjadikan kegelapan dan cahaya"*_ (Q.S. al An'am: 1)
yakni menjadikan kegelapan dan cahaya setelah sebelumnya tidak ada.
Jika demikian halnya yang terjadi pada makhluk, maka lebih utama kita beriman dan percaya tentang Allah Yang mengatakan tentang Dzat-Nya ليس كمثله شىء"", jadi Allah tidak tergambar dalam benak dan tidak diliputi oleh akal, Allah ada, maha suci dari bentuk dan ukura, ada tanpa tempat dan arah.
*Al Imam ath-Thahawi juga mengatakan:*
" ومن وصف الله بمعنى من معانـي البشر فقد كفر"
_*"Barangsiapa menyifati Allah dengan salah satu sifat manusia maka ia telah kafir"*_
*PENJELASAN :*
Barangsiapa menyifati Allah dengan salah satu sifat manusia maka ia telah kaf
*Al Imam Abu Ja'far ath-Thahawi* mudah–mudahan Allah meridlainya ( 227-321 H) mengatakan :
"تعالـى (يعني الله) عن الحدود والغايات والأركان والأعضاء والأدوات لا تحويه الجهات الست كسائر المبتدعات".
_*"Maha suci Allah dari batas-batas (bentuk kecil maupun besar, jadi Allah tidak mempunyai ukuran sama sekali), batas akhir, sisi-sisi, anggota badan yang besar (seperti wajah, tangan dan lainnya) maupun anggota badan yang kecil (seperti mulut, lidah, anak lidah, hidung, telinga dan lainnya). Dia tidak diliputi oleh satu maupun enam arah penjuru (atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang) tidak seperti makhluk-Nya yang diliputi enam arah penjuru tersebut"*_
*PENJELASAN :*
*Imam ath-Thahawi adalah Ahmad bin Muhammad bin Sallamah*, lahir tahun 227 H. Jadi beliau masuk dalam makna hadits yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam :
" خيـر القرون قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم " رواه الترمذي
Maknanya :
_*"Sebaik–baik abad adalah abad-ku, kemudian satu abad setelahnya, kemudian satu abad setelahnya"*_ (H.R. at-Tirmidzi)
Beliau menyebutkan perkataan tersebut dalam kitab aqidahnya, yang merupakan penjelasan aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah, yang dianggap baik oleh seluruh ummat dari generasi ke generasi.
Maksud dari Ta'ala (تعالـى ) adalah bahwa Allah maha suci.
Allah maha suci dari Hudud (الحدود) maksudnya bahwa Allah maha suci dari Hadd sama sekali. Hadd adalah benda dan ukuran, besar maupun kecil. Suatu benda pasti berada pada suatu tempat dan arah. Sedangkan Allah maha suci dari berupa benda, berarti Allah ada tanpa tempat. Seandainya Allah adalah benda niscaya akan ada banyak serupa bagi-Nya, padahal Allah ta'ala telah berfirman :
[فلا تضربوا لله الأمثال] (سورة النحل : 74)
Maknanya :
_*"Janganlah kalian membuat serupa-serupa bagi Allah"*_ (Q.S. an-Nahl : 74)
Jadi barangsiapa yang mengatakan bahwa Allah memiliki hadd, kita tidak mengetahui hadd tersebut, Allah-lah yang mengetahuinya sungguh dia telah kafir.
Makna (لا تحويه الجهات الست) bahwa Allah mustahil berada di salah satu arah atau di semua arah karena Allah ada tanpa tempat dan arah. Enam arah yang dimaksud adalah adalah atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang.
Maksud dari (كسائر المبتدعات ) adalah bahwa semua makhluk diliputi oleh arah, sedangkan Allah tidak menyerupai makhluk-Nya dari satu segi maupun semua segi dan Allah tidak bisa digambarkan dalam hati dan benak manusia. *Al Imam Ahmad ibn Hanbal mengatakan:*
"مهما تصورت ببالك فالله بخلاف ذلك" رواه أبو الفضل التميمي
Maknanya:
_*"Apapun yang terlintas dalam benak kamu (tentang Allah), maka Allah tidak seperti itu"*_ (Diriwayatkan oleh Abu al Fadll at-Tamimi).
*Jika ditanyakan:*
_Bagaimana hal demikian itu bisa terjadi (bahwa ada sesuatu yang ada tetapi tidak bisa dibayangkan dan digambarkan dengan benak)?_
*Maka jawabannya adalah:*
Bahwa di antara makhluk ada yang tidak bisa kita bayangkan akan tetapi kita harus beriman dan meyakini adanya. Yaitu bahwa cahaya dan kegelapan keduanya dulu tidak ada. Tidak ada satupun di antara kita yang bisa membayangkan pada dirinya bagaimana ada suatu waktu atau masa yang berlalu tanpa ada cahaya dan kegelapan di dalamnya ?!. Meski demikian kita wajib beriman dan meyakini bahwa telah ada suatu masa yang berlalu tanpa dibarengi dengan cahaya dan kegelapan, karena Allah ta'ala berfirman :
[وجعل الظلمات والنور] (سورةالأنعام : 1)
Maknanya:
_*"… dan yang telah menjadikan kegelapan dan cahaya"*_ (Q.S. al An'am: 1)
yakni menjadikan kegelapan dan cahaya setelah sebelumnya tidak ada.
Jika demikian halnya yang terjadi pada makhluk, maka lebih utama kita beriman dan percaya tentang Allah Yang mengatakan tentang Dzat-Nya ليس كمثله شىء"", jadi Allah tidak tergambar dalam benak dan tidak diliputi oleh akal, Allah ada, maha suci dari bentuk dan ukura, ada tanpa tempat dan arah.
*Al Imam ath-Thahawi juga mengatakan:*
" ومن وصف الله بمعنى من معانـي البشر فقد كفر"
_*"Barangsiapa menyifati Allah dengan salah satu sifat manusia maka ia telah kafir"*_
*PENJELASAN :*
Barangsiapa menyifati Allah dengan salah satu sifat manusia maka ia telah kaf