UiTO Channel: Bicara CR
542 subscribers
415 photos
168 videos
137 files
1.25K links
Berkongsi apa yang ada dalam pemikiran dan apa yang dirasa dalam hati. Kita sama2 menuju kepadaNya. Dunia penuh tipu daya yg membelenggu manusia menyebab mereka lupa Allah.

Web rasmi www.uito.org
Channel rasmi @UiTO2017
CR @RektorUiTO
Download Telegram
an basmalahnya).

Di dalam Musnad Imam Ahmad dan Sunan Abu Daud, Sahih Ibnu Khuzaimah dan Mustadrak Imam Hakim, disebutkan melalui Ummu Salamah RA yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW membacanya dengan cara berhati-hati pada setiap ayat, yaitu:


*بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ۝ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ۝ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ۝ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ۝*


#Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, yang menguasai hari pembalasan...#


Ad-Daruqutni mengatakan bahwa sanad hadis ini sahih.

Imam Abu Abdullah Asy-Syafii meriwayatkan, begitu pula Imam Hakim dalam kitab Mustadrak-nya melalui Anas, bahwa Mu'awiyah pernah salat di Madinah; ia meninggalkan bacaan basmalah, maka orang-orang yang hadir (bermakmum kepadanya) dari kalangan Muhajirin memprotesnya. Ketika ia melakukan salat untuk yang kedua kalinya, barulah ia membaca basmalah.

Semua hadis dan asar yang kami ketengahkan di atas sudah cukup dijadikan sebagai dalil yang dapat diterima guna menguatkan pendapat ini tanpa lainnya. Bantahan dan riwayat yang garib serta penelusuran jalur, ulasan, kelemahan-kelemahan serta penilaiannya akan dibahas pada bagian lain.

Segolongan ulama lainnya mengatakan bahwa bacaan basmalah dalam salat tidak boleh dikeraskan. Hal inilah yang terbukti dilakukan oleh empat orang khalifah, Abdullah ibnu Mugaffal dan beberapa golongan dari ulama salaf kalangan tabi'in dan ulama khalaf, kemudian dipegang oleh mazhab Abu Hanifah, Imam Sauri, dan Ahmad ibnu Hambal.

Menurut Imam Malik, basmalah tidak boleh dibaca sama sekali, baik dengan suara keras ataupun perlahan. Mereka mengatakan demikian berdasarkan sebuah hadis di dalam Sahih Muslim melalui Siti Aisyah RA yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW membuka salatnya dengan takbiratul ihram dan membuka bacaannya dengan
#alhamdu lillāhi rabbil 'ālamīn#
(yakni tanpa basmalah).

Di dalam kitab Sahihain yang menjadi dalil mereka disebutkan melalui Anas bin Malik yang mengatakan: "Aku salat di belakang Nabi SAW, Abu Bakar, Umar, dan Usman. Mereka membuka (bacaannya) dengan
#alhamdu lillāhi rabbil 'ālamīn#
."

Menurut riwayat Imam Muslim, mereka tidak mengucapkan bismillaahir rahmaanir rahiim, baik pada permulaan ataupun pada akhir bacaannya. Hal yang sama disebutkan pula dalam kitab-kitab Sunan melalui Abdullah ibnu Mugaffal RA Demikianlah dalil-dalil yang dijadikan pegangan oleh para imam dalam masalah ini, semuanya berdekatan, karena pada kesimpulannya mereka sangat sepakat bahwa salat orang yang mengeraskan bacaan basmalah dan yang memelankannya adalah sah.

Imam Abu Muhammad Abdur Rahman ibnu Abu Hatim mengatakan di dalam kitab Tafsirnya: Telah menceritakan kepada kami ayahku, telah rnenceritakan kepada kami Ja'far ibnu Musafir, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnul Mubarak As-San'ani, telah menceritakan kepada kami Salam ibnu Wahb Al-Jundi, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Tawus, dari Ibnu Abbas, bahwa Usman bertanya kepada Rasulullah SAW tentang basmalah. Beliau menjawab:


*هُوَ اسْمٌ مِنْ اَسْمَاءِ اللّٰهِ وَمَا بَيْنَهٗ وَبَيْنَ اسْمِ اللّٰهِ الْاَكْبَرِ اِلَّا كَمَا بَيْنَ سَوَادِ الْعَيْنَيْنِ وَبَيَاضِهِمَا مِنَ الْقُرْبِ*


#Basmalah merupakan salah satu dari nama-nama Allah; antara dia dan asma Allahu Akbar jaraknya tiada lain hanyalah seperti antara bagian hitam dari bola mata dan bagian putihnya karena saking dekatnya.#


Hal yang sama diriwayatkan pula oleh Abu Bakar ibnu Murdawaih, dari Sulaiman ibnu Ahmad, dari Ali ibnul Mubarak, dari Zaid ibnul Mubarak.

Al-Hafiz ibnu Murdawaih meriwayatkan melalui dua jalur, dari Ismail ibnu Iyasy, dari Ismail ibnu Yahya, dari Mis'ar, dari Atiyyah, dari Abu Sa'id yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sesungguhnya Isa bin Maryam AS diserahkan oleh ibunya kepada guru tulis untuk diajar menulis. Kemudian si guru berkata kepadanya, Tulislah.' Isa AS bertanya, 'Apa yang harus aku tulis?' Si guru menjawab, 'Bismillah." Isa bertanya kepadanya, 'Apakah arti bismillah itu?' Si guru menjawab, 'Aku
a pun mampu menyandangnya; Allah menamakan diri-Nya dengan isim ini.

Di dalam hadis Ummu Salamah disebutkan bahwa Rasulullah SAW memutus-mutuskan bacaannya dari suatu kalimat ke kalimat lain seperti berikut:


*بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ . اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ*


#Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.#


Maka sebagian dari kalangan ulama ada yang membacanya seperti bacaan di atas; mereka terdiri atas sejumlah ulama. Di antara mereka ada yang. meneruskan bacaan basmalah dengan firman-Nya:


*اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ*


#Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.#


Menurut jumhur ulama, huruf mim dibaca kasrah hingga menjadi
#ar-rahīmil hamdu#
, karena ada dua huruf sukun bertemu.

Akan tetapi, Imam Kisai' meriwayatkan dari ulama Kufah dari sebagian orang-orang Arab, bahwa huruf mim dibaca fathah karena disambungkan dengan hamzah alhamdu. Mereka mengucapkannya
#ar-rahīmal hamdu lillāhi#
, memindahkan harakat fathah hamzah
#al-hamdu#
kepada huruf mim
#ar-rahīm#
setelah disukunkan, sebagaimana dibaca demikian firman Allah SWT


*الۤمّۤ اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ*


#Alif lam mim. Allah, tiada Tuhan selain Dia.#
(Ali Imran, [3:1]-[3:2])

Ibnu Atiyyah mengatakan bahwa sepengetahuannya qiraah ini belum pernah ia dengar dari seorang pun.

Sumber: https://elevendream.com/quran