Alam semesta beserta isinya adalah perkara?
Anonymous Quiz
20%
Wajib Aqli
75%
Jaiz/Mumkin Aqli
5%
Mustahil Aqli
Adanya sekutu, anak, tempat, waktu, ukuran, dan arah bagi Allah adalah perkara?
Anonymous Quiz
4%
Wajib Aqli
0%
Jaiz/Mumkin Aqli
96%
Mustahil Aqli
Firman Allah:
لاَ تَسْجُدُوْا لِلشّمْسِ وَلاَ لِلْقَمَرِ (سورة فصلت: 37) “Janganlah kalian sujud kepada matahari dan jangan pula kalian sujud kepada bulan”. (QS. Fushishlat: 37) Adalah dalil adanya jenis kufur?
لاَ تَسْجُدُوْا لِلشّمْسِ وَلاَ لِلْقَمَرِ (سورة فصلت: 37) “Janganlah kalian sujud kepada matahari dan jangan pula kalian sujud kepada bulan”. (QS. Fushishlat: 37) Adalah dalil adanya jenis kufur?
Anonymous Quiz
7%
Kufur Qauli
90%
Kufur Fi'li
2%
Kufur I'tiqadi
Firman Allah:
إنّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الّذِيْنَ ءَامَنُوْا باللهِ وَرَسُوْلِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا (سورة الحجرات: 15) “Sesungguhnya orang-orang yg beriman adlh mereka yang beriman kpd Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak ragu” (QS. Al-Hujurat: 15)
إنّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الّذِيْنَ ءَامَنُوْا باللهِ وَرَسُوْلِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا (سورة الحجرات: 15) “Sesungguhnya orang-orang yg beriman adlh mereka yang beriman kpd Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak ragu” (QS. Al-Hujurat: 15)
Anonymous Quiz
8%
Dalil adanya kufur fi'li
88%
Dalil adanya kufur i'tiqadi
5%
Dalil adanya kufur qauli
firman Allah:
يَحْلِفُوْنَ بِاللهِ مَا قَالُوْا وَلَقَدْ قَالُوْا كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَكَفَرُوْا بَعْدَ إسْلاَمِهِمْ (سورة التوبة: 74) Adalah dalil adanya kufur?
يَحْلِفُوْنَ بِاللهِ مَا قَالُوْا وَلَقَدْ قَالُوْا كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَكَفَرُوْا بَعْدَ إسْلاَمِهِمْ (سورة التوبة: 74) Adalah dalil adanya kufur?
Anonymous Quiz
95%
Kufur Qauli
5%
Kufur I'tiqadi
0%
Kufur Fi'li
Tauhid Corner
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Bapak Ibu yang dimuliakan Allah, Yasyfa & Mata Hati mengundang Bapak Ibu dalam kajian rutin: Topic : *“Siapakah Ahlusunnah wal Jamaah"* Penyaji: *Dr. KH. Kholilurrohman, MA* Host: *H. Nashiruddin Cholid* Hari: *Sabtu , 6 Februari…
Live YouTube : http://www.youtube.com/watch?v=ldLBVA2RSas
YouTube
Yasyfa Matahati
*Wadidaw!*
*Wa* ktunya *D* ars Aq *id* atul *Aw* am
*Talaqqi Kitab Bersanad Ghayah al-Maram Fi Hal Manzhumah Aqidah al-Awam | Bersama Dr. K.H. Kholilurrohman, MA*
Setiap Sabtu Setelah Shalat Maghrib Berjama’ah
Masjid Al-Madinah CBD Ciledug – Kota Tangerang
*Kitab (Pdf/Cetak) chat >>> wa.me/6287878023938*
*Playlist:*
Part 1: https://youtu.be/_Vj4lbdafu8
Part 2: https://youtu.be/H3b5BFokT18
Part 3: https://youtu.be/nolqE13yW2Q
4. ...
5. ...
___
〰♾🌼 *Catatan Teologi Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah diasuh oleh Dr. H. Kholilurrohman, MA :* 🌼♾〰
*Wa* ktunya *D* ars Aq *id* atul *Aw* am
*Talaqqi Kitab Bersanad Ghayah al-Maram Fi Hal Manzhumah Aqidah al-Awam | Bersama Dr. K.H. Kholilurrohman, MA*
Setiap Sabtu Setelah Shalat Maghrib Berjama’ah
Masjid Al-Madinah CBD Ciledug – Kota Tangerang
*Kitab (Pdf/Cetak) chat >>> wa.me/6287878023938*
*Playlist:*
Part 1: https://youtu.be/_Vj4lbdafu8
Part 2: https://youtu.be/H3b5BFokT18
Part 3: https://youtu.be/nolqE13yW2Q
4. ...
5. ...
___
〰♾🌼 *Catatan Teologi Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah diasuh oleh Dr. H. Kholilurrohman, MA :* 🌼♾〰
WhatsApp.com
Open WhatsApp
WhatsApp Messenger: More than 2 billion people in over 180 countries use WhatsApp to stay in touch with friends and family, anytime and anywhere. WhatsApp is free and offers simple, secure, reliable messaging and calling, available on phones all over the…
🍂
Takwil tafshîli dari al-Imâm Malik ibn Anas. Tentang hadits: _*“Yanzilu Rabbunâ…”*_ *(Hadîts an-Nuzûl)*, al-Imâm Malik berkata:
النزول راجع إلى أفعاله لا إلى ذاته، بل ذلك عبارة عن مَلَكِه الذي ينزل بأمره ونهيه، فالنزول حسي صفة الملك المبعوث بذلك، أو معنوي بمعنى لم يفعل ثم فعل فسمي ذلك نزولا عن مرتبة إلى مرتبة فهي عربية صحيحة. اهـ
*“An-Nuzûl dalam hadits ini maknanya kembali kepada perbuatan (Af’âl) Allah, bukan dalam pengertian -sifat- Dzat-Nya. Dan makna yang dimaksud dari hadits ini adalah bahwa Allah memerintah beberapa Malaikat-Nya untuk turun dengan membawa perintah dan larangan-Nya. An-Nuzûl dalam pengertian turun secara indrawi ini adalah sifat Malaikat yang perintah oleh Allah tersebut. Dapat pula an-Nuzûl dalam pengertian maknawi, yaitu artinya bahwa Allah telah berkehandak akan suatu kejadian pada makhluk-Nya, yang kejadian perkara tersebut pada makhluk tersebut adalah sesuatu baru. (Adapun sifat berkehendak Allah tidak baru). Artinya, bahwa proses kejadian perkara yang dikehendaki oleh Allah yang terjadi pada makhluk tersebut dinamakan dengan an-Nuzûl dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain, dan penggunaan bahasa semacam ini adalah termasuk penggunaan bahasa Arab yang benar.* {1}
__________
*{1}* Az-Zurqani, Syarh al-Zarqâni ‘Alâ al-Muwaththa’, j. 2, h. 35. Lihat pula Syarh at-Tirmidzi, j. 2, h. 236
*~~~~~~~~~~~~~~~~*
wa.me/c/6287878023938
FB | IG | T @tauhidcorner
https://wa.me/p/2881673821949034/6287878023938
Takwil tafshîli dari al-Imâm Malik ibn Anas. Tentang hadits: _*“Yanzilu Rabbunâ…”*_ *(Hadîts an-Nuzûl)*, al-Imâm Malik berkata:
النزول راجع إلى أفعاله لا إلى ذاته، بل ذلك عبارة عن مَلَكِه الذي ينزل بأمره ونهيه، فالنزول حسي صفة الملك المبعوث بذلك، أو معنوي بمعنى لم يفعل ثم فعل فسمي ذلك نزولا عن مرتبة إلى مرتبة فهي عربية صحيحة. اهـ
*“An-Nuzûl dalam hadits ini maknanya kembali kepada perbuatan (Af’âl) Allah, bukan dalam pengertian -sifat- Dzat-Nya. Dan makna yang dimaksud dari hadits ini adalah bahwa Allah memerintah beberapa Malaikat-Nya untuk turun dengan membawa perintah dan larangan-Nya. An-Nuzûl dalam pengertian turun secara indrawi ini adalah sifat Malaikat yang perintah oleh Allah tersebut. Dapat pula an-Nuzûl dalam pengertian maknawi, yaitu artinya bahwa Allah telah berkehandak akan suatu kejadian pada makhluk-Nya, yang kejadian perkara tersebut pada makhluk tersebut adalah sesuatu baru. (Adapun sifat berkehendak Allah tidak baru). Artinya, bahwa proses kejadian perkara yang dikehendaki oleh Allah yang terjadi pada makhluk tersebut dinamakan dengan an-Nuzûl dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain, dan penggunaan bahasa semacam ini adalah termasuk penggunaan bahasa Arab yang benar.* {1}
__________
*{1}* Az-Zurqani, Syarh al-Zarqâni ‘Alâ al-Muwaththa’, j. 2, h. 35. Lihat pula Syarh at-Tirmidzi, j. 2, h. 236
*~~~~~~~~~~~~~~~~*
wa.me/c/6287878023938
FB | IG | T @tauhidcorner
https://wa.me/p/2881673821949034/6287878023938
WhatsApp.com
View Tauhid Corner | Nurul Hikmah Press's Catalog on WhatsApp
Learn more about their products & services
*Bagian 5 : Hadits Budak Perempuan Hitam (Hadîts al-Jâriyah as-Sawdâ’) Dan Penjelasan Allah Ada Tanpa Tempat*
(شرح حديث الجارية السوداء وبيان أن الله تعالى موجود بلا مكان)
*Katalog >>>* https://wa.me/p/3233787109994924/6287878023938
*_______________*
*Ringkasan Catatan al-Muhaddits Syekh Abdullah ibn as-Shiddiq al-Ghumari Dalam Kitab al-Fawa’id al-Maqshudah (11)*
*[Hadits al-Jariyah Dan Paham Menyimpang al-Albani]*
Hadits al-Jariyah diriwayatkan oleh beberapa ulama hadits. Di antaranya diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, an-Nasa-i, dan lainnya. Redaksi hadits al-Jariyah dari Mu’awiyah ibn al-Hakam adalah sebagai berikut:
عن معاوية بن الحكم السلمي قال: "كانت لي غنم بين أحد والجوانية فيها جارية لي، فاطلعت ذات يوم، فإذا الذئب قد ذهب منها بشاة، وأنا رجل من بني آدم فأسفت، فصككتها، فأتيت إلى النبي صلى الله عليه وسلم فذكرت ذلك له، فعظم ذلك علي، فقلت: يا رسول الله: أفلا أعتقها؟ قال: ادعها، فدعوتها، فقال لها: أين الله؟ قالت: في السماء قال: مَنْ أنا؟ قالت: أنت رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: أعتقها فإنها مؤمنة". رواه مسلم وأبو داود والنسائي، وغيرهم.
[Maknanya]:
*“Dari Mu’awiyah bin al-Hakam as-Sulami, berkata: “Aku memiliki sekelompok kambing di antara gunung Uhud dan al-Jawaniyah. Di sana ada seorang budak perempuan miliku. Suatu hari budak itu melepaskan kambing-kambing tersebut. Ternyata ada seekor srigala yang memangsa salah satu kambing-kambing itu. Aku menyesalinya. Maka aku pukul budak tersebut. maka aku mendatangi Rasulullah dan aku ceritakan kepadanya prihal kejadian itu. Dan aku sangat menyesali bahwa aku telah memukulnya. Maka aku berkata: “Wahai Rasulullah, tidakkah aku merdekakan saja budak tersebut?”, Rasulullah berkata: “Panggilah ia”. Maka aku memanggilnya. Lalu Rasulullah berkata kepadanya: “Aina Allah?”. Si budak berkata: “Fis-sama’”. Rasulullah berkata: “Sipakah aku?”. Si budak menjawab: “Engkau Rasulullah”. Rasulullah berkata: “Merdekakanlah ia. Sesungguhnya ia adalah seorang yang beriman”. (HR. Muslim, Abu Dawud, an-Nasa-i dan lainnya).*
Al-Albani, sesuai dengan pemahamannya dan keyakinannya, membuat catatan dalam karyanya; Mukhtashar al-‘Uluww, mengomentari hadits tersebut, berkata:
ففي الخبر مسألتان، أحدهما؛ شرعية قول المسلم أين الله؟ وثانيهما؛ قول المسؤول في السماء، فمن أنكر هاتين المسألتين فإنما ينكر على المصطفى صلى الله عليه وسلم. اهـ
[Maknanya]: “Dalam hadits ini ada dua masalah; Salah satu dari keduanya (Ahaduhuma); adalah disyari’atkannya bagi seorang muslim mengucapkan “Aina Allah?”. Dan yang keduanya (Wa tsanihima); Allah di langit. Dengan demikian siapa yang mengingkari dua masalah ini maka ia telah mengingkari apa yang datang dari Rasulullah”. [--Demikian tulisan al-Albani dalam pemahamannya dan keyakinannya terhadap hadits al-Jariyah--].
*Syekh Abdullah al-Ghumari kemudian membuat catatan penting menanggapi catatan sesat al-Albani di atas, sebagai berikut:*
قوله (يعني الألباني)؛ وثانيهما لحن، والصواب وثانيتهما، وكذلك أحدهما والصواب إحداهما.
[Maknanya]:
*“Perkataan al-Albani “wa tsanihima” adalah kesalahan dalam berbahasa (secara gramatika). Seharusnya; “wa tsaniyatuhuma”. Demikian pula dengan perkataannya; “ahaduhuma” adalah salah. Seharusnya; “ihdahuma”.*
*Kemudian Syekh Abdullah al-Ghumari menuliskan:*
واستنباطه غيره صحيح لأن الحديث شاذ لا يجوز العمل به وبيان شذوذه من وجوه؛ مخالفته لما تواتر عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه كان إذا أتاه شخص يريد الإسلام سأله عن الشهادتين، فإذا قبلهما حكم بالإسلام.
[Maknanya]:
*“Adapun kesimpulan al-Albani terhadap hadits tersebut dengan menetapkan dua perkara di atas adalah kesimpulan yang ekstrim (syadz). Pemahamannya ini tidak boleh diambil. Penjelasannya adalah karena beberapa segi sebagai berikut: Hadits ini menyalahi hadits lainnya yang Mutawatir. Sesungguhnya Rasulullah apabila didatangi seseorang yang ingin masuk Islam maka beliau meminta orang tersebut untuk mengucapkan dua kalimat Syahadat. Setelah itu maka ia dihukumi sebagai seorang muslim”.*
(شرح حديث الجارية السوداء وبيان أن الله تعالى موجود بلا مكان)
*Katalog >>>* https://wa.me/p/3233787109994924/6287878023938
*_______________*
*Ringkasan Catatan al-Muhaddits Syekh Abdullah ibn as-Shiddiq al-Ghumari Dalam Kitab al-Fawa’id al-Maqshudah (11)*
*[Hadits al-Jariyah Dan Paham Menyimpang al-Albani]*
Hadits al-Jariyah diriwayatkan oleh beberapa ulama hadits. Di antaranya diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, an-Nasa-i, dan lainnya. Redaksi hadits al-Jariyah dari Mu’awiyah ibn al-Hakam adalah sebagai berikut:
عن معاوية بن الحكم السلمي قال: "كانت لي غنم بين أحد والجوانية فيها جارية لي، فاطلعت ذات يوم، فإذا الذئب قد ذهب منها بشاة، وأنا رجل من بني آدم فأسفت، فصككتها، فأتيت إلى النبي صلى الله عليه وسلم فذكرت ذلك له، فعظم ذلك علي، فقلت: يا رسول الله: أفلا أعتقها؟ قال: ادعها، فدعوتها، فقال لها: أين الله؟ قالت: في السماء قال: مَنْ أنا؟ قالت: أنت رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: أعتقها فإنها مؤمنة". رواه مسلم وأبو داود والنسائي، وغيرهم.
[Maknanya]:
*“Dari Mu’awiyah bin al-Hakam as-Sulami, berkata: “Aku memiliki sekelompok kambing di antara gunung Uhud dan al-Jawaniyah. Di sana ada seorang budak perempuan miliku. Suatu hari budak itu melepaskan kambing-kambing tersebut. Ternyata ada seekor srigala yang memangsa salah satu kambing-kambing itu. Aku menyesalinya. Maka aku pukul budak tersebut. maka aku mendatangi Rasulullah dan aku ceritakan kepadanya prihal kejadian itu. Dan aku sangat menyesali bahwa aku telah memukulnya. Maka aku berkata: “Wahai Rasulullah, tidakkah aku merdekakan saja budak tersebut?”, Rasulullah berkata: “Panggilah ia”. Maka aku memanggilnya. Lalu Rasulullah berkata kepadanya: “Aina Allah?”. Si budak berkata: “Fis-sama’”. Rasulullah berkata: “Sipakah aku?”. Si budak menjawab: “Engkau Rasulullah”. Rasulullah berkata: “Merdekakanlah ia. Sesungguhnya ia adalah seorang yang beriman”. (HR. Muslim, Abu Dawud, an-Nasa-i dan lainnya).*
Al-Albani, sesuai dengan pemahamannya dan keyakinannya, membuat catatan dalam karyanya; Mukhtashar al-‘Uluww, mengomentari hadits tersebut, berkata:
ففي الخبر مسألتان، أحدهما؛ شرعية قول المسلم أين الله؟ وثانيهما؛ قول المسؤول في السماء، فمن أنكر هاتين المسألتين فإنما ينكر على المصطفى صلى الله عليه وسلم. اهـ
[Maknanya]: “Dalam hadits ini ada dua masalah; Salah satu dari keduanya (Ahaduhuma); adalah disyari’atkannya bagi seorang muslim mengucapkan “Aina Allah?”. Dan yang keduanya (Wa tsanihima); Allah di langit. Dengan demikian siapa yang mengingkari dua masalah ini maka ia telah mengingkari apa yang datang dari Rasulullah”. [--Demikian tulisan al-Albani dalam pemahamannya dan keyakinannya terhadap hadits al-Jariyah--].
*Syekh Abdullah al-Ghumari kemudian membuat catatan penting menanggapi catatan sesat al-Albani di atas, sebagai berikut:*
قوله (يعني الألباني)؛ وثانيهما لحن، والصواب وثانيتهما، وكذلك أحدهما والصواب إحداهما.
[Maknanya]:
*“Perkataan al-Albani “wa tsanihima” adalah kesalahan dalam berbahasa (secara gramatika). Seharusnya; “wa tsaniyatuhuma”. Demikian pula dengan perkataannya; “ahaduhuma” adalah salah. Seharusnya; “ihdahuma”.*
*Kemudian Syekh Abdullah al-Ghumari menuliskan:*
واستنباطه غيره صحيح لأن الحديث شاذ لا يجوز العمل به وبيان شذوذه من وجوه؛ مخالفته لما تواتر عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه كان إذا أتاه شخص يريد الإسلام سأله عن الشهادتين، فإذا قبلهما حكم بالإسلام.
[Maknanya]:
*“Adapun kesimpulan al-Albani terhadap hadits tersebut dengan menetapkan dua perkara di atas adalah kesimpulan yang ekstrim (syadz). Pemahamannya ini tidak boleh diambil. Penjelasannya adalah karena beberapa segi sebagai berikut: Hadits ini menyalahi hadits lainnya yang Mutawatir. Sesungguhnya Rasulullah apabila didatangi seseorang yang ingin masuk Islam maka beliau meminta orang tersebut untuk mengucapkan dua kalimat Syahadat. Setelah itu maka ia dihukumi sebagai seorang muslim”.*
WhatsApp.com
(Kode Pesan: HBPH) HADITS BUDAK PEREMPUAN HITAM (Hadîts al-Jâriyah as-Sawdâ’) DAN PENJELASAN ALLAH ADA TANPA TEMPAT from Fauzi…
*TERSEDIA BUKU CETAK*
Ada dua metode untuk memaknai ayat-ayat mutasyabihat yang keduanya sama-sama benar
(Pertama): Metode Salaf. Mereka adalah orang-orang yang hidup pada tiga abad hijriyah pertama. Yakni kebanyakan dari mereka mentakwil ayat-ayat mutasyabihat…
Ada dua metode untuk memaknai ayat-ayat mutasyabihat yang keduanya sama-sama benar
(Pertama): Metode Salaf. Mereka adalah orang-orang yang hidup pada tiga abad hijriyah pertama. Yakni kebanyakan dari mereka mentakwil ayat-ayat mutasyabihat…
[Dalam catatan di atas Syekh Abdullah al-Ghumari menegaskan bahwa *hadits al-Jariyah menyalahi hadits mutawatir yang merupakan kaedah Ushuliyyah. Yaitu bahwa seseorang dihukumi Muslim adalah apa bila di bersaksi dengan dua kalimat Syahadat.* Rasulullah bersabda:
أُمِرْتُ أنْ أُقَاتِلَ النّاسَ حَتّى يَشْهَدُوا أنْ لا إلهَ إلاّ اللهُ وَأنّي رَسُوْلُ الله
[Maknanya]:
*“Aku (Muhammad) diperintah untuk memerangi manusia (yang kafir) hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan bahwa aku adalah utusan Allah”*
______
(11) Catatan ini adalah terjemah dari al-Fawa-id al-Maqshudah Fi Bayan al-Ahadits asy-Syadzah al-Mardudah, karya al-Muhaddits Abdullah ibn ash-Shiddiq al-Ghumari, dengan beberapa penyesuaian terjemahan. Untuk lebih detail dan komprehensif silahkan merujuk kepada kitab dimaksud.
IG | FB | TG | TT *@tauhidcorner*
أُمِرْتُ أنْ أُقَاتِلَ النّاسَ حَتّى يَشْهَدُوا أنْ لا إلهَ إلاّ اللهُ وَأنّي رَسُوْلُ الله
[Maknanya]:
*“Aku (Muhammad) diperintah untuk memerangi manusia (yang kafir) hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan bahwa aku adalah utusan Allah”*
______
(11) Catatan ini adalah terjemah dari al-Fawa-id al-Maqshudah Fi Bayan al-Ahadits asy-Syadzah al-Mardudah, karya al-Muhaddits Abdullah ibn ash-Shiddiq al-Ghumari, dengan beberapa penyesuaian terjemahan. Untuk lebih detail dan komprehensif silahkan merujuk kepada kitab dimaksud.
IG | FB | TG | TT *@tauhidcorner*
Al-Imam asy-Syafi’i berkata:
إِنِّيْ لَأَتَبَرَّكُ بِأَبِيْ حَنِيْفَةَ وَأَجِيْءُ إِلَى قَبْرِهِ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ –يَعْنِيْ زَائِرًا-، فَإِذَا عَرَضَتْ لِيْ حَاجَةٌ صَلَّيْتُ رَكْعَتَيْنِ وَجِئْتُ إِلَى قَبْرِهِ وَسَأَلْتُ اللهَ تَعَالَى الْحَاجَةَ عِنْدَهُ، فَمَا تَبْعُدُ عَنِّيْ حَتَّى تُقْضَى (رَوَاهُ الخَطِيْبُ البَغْدَادِيّ فِي تَارِيْخِه)
_*“Sungguh aku melakukan tabarruk (mengambil berkah) dari Abu Hanifah, aku mendatangi makamnya tiap hari -dalam rangka berziarah-. Dan jika muncul bagiku suatu keperluan maka aku shalat dua raka'at lalu aku datang ke makamnya, dan aku memohon kepada Allah -untuk diluluskan- keperluan tersebut di makam Abu Hanifah. Kemudian belum lagi jauh aku meninggalkan makam kecuali hajat-ku tersebut telah dikabulkan oleh Allah”*_ (Diriwayatkan oleh al-Hafizh al-Khathib al-Baghdadi dalam kitab Tarikh Baghdad) (1)
*(Faedah atsar):*
Siapa yang berani mengatakan bahwa Al-Imam asy-Syafi’i seorang ahli bid’ah atau termasuk para penyembah kuburan (‘Abadah al-Qubur)?! Adakah orang yang sehat akal berani mengatakan bahwa asy-Syafi'i berkeyakinan meminta ke kuburan lebih lebih cepat terkabulkan dari pada meminta kepada Allah?! Mereka yang biasa mengatakan bahwa orang-orang yang ziarah ke makam seorang Nabi atau seorang wali Allah dan bertawassul di sana sebagai orang musyrik kafir atau oleh mereka biasa sebut dengan “Quburiyyun”, di mana mereka?! Mau lari kemana dari atsar Al-Imam asy-Sayfi’i ini?!
Benar, mereka tidak memiliki jawaban atas ini. Mereka benar-benar “mati kutu”. Dan anda harus yakin, bahwa kaum Ahlussunnah memiliki argumen yang sangat kuat dalam setiap persoalan akidah yang mereka yakini.
______
*1) Tarikh Baghdad, j. 1, h. 122-125*
*Download dan sebarluaskan >>>* https://nurulhikmah.ponpes.id/ebookmkpt/
*Tersedia buku cetak >>>* https://wa.me/p/2933361110084633/6287878023938
_
IG | FB @tauhidcorner
إِنِّيْ لَأَتَبَرَّكُ بِأَبِيْ حَنِيْفَةَ وَأَجِيْءُ إِلَى قَبْرِهِ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ –يَعْنِيْ زَائِرًا-، فَإِذَا عَرَضَتْ لِيْ حَاجَةٌ صَلَّيْتُ رَكْعَتَيْنِ وَجِئْتُ إِلَى قَبْرِهِ وَسَأَلْتُ اللهَ تَعَالَى الْحَاجَةَ عِنْدَهُ، فَمَا تَبْعُدُ عَنِّيْ حَتَّى تُقْضَى (رَوَاهُ الخَطِيْبُ البَغْدَادِيّ فِي تَارِيْخِه)
_*“Sungguh aku melakukan tabarruk (mengambil berkah) dari Abu Hanifah, aku mendatangi makamnya tiap hari -dalam rangka berziarah-. Dan jika muncul bagiku suatu keperluan maka aku shalat dua raka'at lalu aku datang ke makamnya, dan aku memohon kepada Allah -untuk diluluskan- keperluan tersebut di makam Abu Hanifah. Kemudian belum lagi jauh aku meninggalkan makam kecuali hajat-ku tersebut telah dikabulkan oleh Allah”*_ (Diriwayatkan oleh al-Hafizh al-Khathib al-Baghdadi dalam kitab Tarikh Baghdad) (1)
*(Faedah atsar):*
Siapa yang berani mengatakan bahwa Al-Imam asy-Syafi’i seorang ahli bid’ah atau termasuk para penyembah kuburan (‘Abadah al-Qubur)?! Adakah orang yang sehat akal berani mengatakan bahwa asy-Syafi'i berkeyakinan meminta ke kuburan lebih lebih cepat terkabulkan dari pada meminta kepada Allah?! Mereka yang biasa mengatakan bahwa orang-orang yang ziarah ke makam seorang Nabi atau seorang wali Allah dan bertawassul di sana sebagai orang musyrik kafir atau oleh mereka biasa sebut dengan “Quburiyyun”, di mana mereka?! Mau lari kemana dari atsar Al-Imam asy-Sayfi’i ini?!
Benar, mereka tidak memiliki jawaban atas ini. Mereka benar-benar “mati kutu”. Dan anda harus yakin, bahwa kaum Ahlussunnah memiliki argumen yang sangat kuat dalam setiap persoalan akidah yang mereka yakini.
______
*1) Tarikh Baghdad, j. 1, h. 122-125*
*Download dan sebarluaskan >>>* https://nurulhikmah.ponpes.id/ebookmkpt/
*Tersedia buku cetak >>>* https://wa.me/p/2933361110084633/6287878023938
_
IG | FB @tauhidcorner
WhatsApp.com
(Kode Pesan: MKPT) MENGUNGKAP KERANCUAN PEMBAGIAN TAUHID KEPADA ULUHIYYAH RUBUBIYYAH DAN AL-ASMA WA ASH-SHIFAT from Nurul Hikmah…
*TERSEDIA BUKU CETAK*
Para pengikut Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdil Wahhab adalah orang-orang yang paling getol menyematkan kata “bid’ah” (tabdi’), “sesat” (tadzlil), “fasiq” (tafsiq) terhadap perkara apapun; hanya karena perkara tersebut tidak ada di…
Para pengikut Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdil Wahhab adalah orang-orang yang paling getol menyematkan kata “bid’ah” (tabdi’), “sesat” (tadzlil), “fasiq” (tafsiq) terhadap perkara apapun; hanya karena perkara tersebut tidak ada di…
*Allah Tidak Boleh Dikatakan Ada Di Semua Tempat Atau Ada Di Mana-Mana*
Ketahuilah, tidak boleh dikatakan “Allah ada di setiap tempat”, (atau “ada di mana-mana”), walaupun tujuannya untuk mengungkapkan bahwa Allah mengetahui atau menguasai segala sesuatu dari makhluk-makhluk-Nya.
Al-Imâm al-Hâfizh Abu Bakar al-Bayhaqi (w 458 H) dalam karyanya berjudul al-I’tiqâd Wa al-Hidâyah Ilâ Sabîl ar-Rasyâd menuliskan sebagai berikut:
"وفيما كتبنا من الآيات دلالة على إبطال قول من زعم من الجهمية أن الله سبحانه وتعالى بذاته في كل مكان، وقوله عز وجل:{وهو معكم أين ما كنتم} [سورة الحديد/4] إنما أراد به بعلمه لا بذاته"
“Dari apa yang telah kami tuliskan tentang beberapa ayat, itu semua adalah sebagai dalil atas kebatilan pendapat kelompok; seperti kaum Jahmiyyah, yang mengatakan bahwa Allah dengan Dzat-Nya berada di segala tempat. Adapun firman Allah: *“Wa Huwa Ma’akum Aynamâ Kuntum” (QS. al-Hadid: 4) yang dimaksud adalah bahwa Allah Maha mengetahui segala apa yang diperbuat oleh manusia, bukan dalam pengertian bahwa Dzat Allah bersama setiap orang”* [1].
________
*[1] al-I’tiqâd Wa al-Hidâyah, h. 70*
----------------------------------------
https://nurulhikmah.ponpes.id/ebookmkpt/
______
📡📡
*Media Sosial:*
youtube.com/ustadzkholilaboufateh
fb.me/tauhidcorner/notes
instagram.com/tauhidcorner
anchor.fm/ustadzkholilaboufateh
t.me/Kholilaboufateh
https://nurulhikmah.ponpes.id
______
*NURUL HIKMAH PRESS*
Penerbit dan Distributor Utama Buku - Buku Islam Karya Dr. H. Kholilurrohman, MA
*WhatsApp:*
*wa.me/6287878023938*
*Toko Online:*
*https://shopee.co.id/nurulhikmahpress*
*https://tokopedia.com/nurulhikmahpress*
*https://bukalapak.com/nurulhikmahpress*
*Google Play Books:*
Ketik di kotak pencarian *"Kholilurrohman"*
Ketahuilah, tidak boleh dikatakan “Allah ada di setiap tempat”, (atau “ada di mana-mana”), walaupun tujuannya untuk mengungkapkan bahwa Allah mengetahui atau menguasai segala sesuatu dari makhluk-makhluk-Nya.
Al-Imâm al-Hâfizh Abu Bakar al-Bayhaqi (w 458 H) dalam karyanya berjudul al-I’tiqâd Wa al-Hidâyah Ilâ Sabîl ar-Rasyâd menuliskan sebagai berikut:
"وفيما كتبنا من الآيات دلالة على إبطال قول من زعم من الجهمية أن الله سبحانه وتعالى بذاته في كل مكان، وقوله عز وجل:{وهو معكم أين ما كنتم} [سورة الحديد/4] إنما أراد به بعلمه لا بذاته"
“Dari apa yang telah kami tuliskan tentang beberapa ayat, itu semua adalah sebagai dalil atas kebatilan pendapat kelompok; seperti kaum Jahmiyyah, yang mengatakan bahwa Allah dengan Dzat-Nya berada di segala tempat. Adapun firman Allah: *“Wa Huwa Ma’akum Aynamâ Kuntum” (QS. al-Hadid: 4) yang dimaksud adalah bahwa Allah Maha mengetahui segala apa yang diperbuat oleh manusia, bukan dalam pengertian bahwa Dzat Allah bersama setiap orang”* [1].
________
*[1] al-I’tiqâd Wa al-Hidâyah, h. 70*
----------------------------------------
https://nurulhikmah.ponpes.id/ebookmkpt/
______
📡📡
*Media Sosial:*
youtube.com/ustadzkholilaboufateh
fb.me/tauhidcorner/notes
instagram.com/tauhidcorner
anchor.fm/ustadzkholilaboufateh
t.me/Kholilaboufateh
https://nurulhikmah.ponpes.id
______
*NURUL HIKMAH PRESS*
Penerbit dan Distributor Utama Buku - Buku Islam Karya Dr. H. Kholilurrohman, MA
*WhatsApp:*
*wa.me/6287878023938*
*Toko Online:*
*https://shopee.co.id/nurulhikmahpress*
*https://tokopedia.com/nurulhikmahpress*
*https://bukalapak.com/nurulhikmahpress*
*Google Play Books:*
Ketik di kotak pencarian *"Kholilurrohman"*
Facebook
Facebook – log in or sign up
Create an account or log in to Facebook. Connect with friends, family and other people you know. Share photos and videos, send messages and get updates.
*Wadidaw!*
*Wa* ktunya *D* ars Aq *id* atul *Aw* am
*Talaqqi Kitab Bersanad Ghayah al-Maram Fi Hal Manzhumah Aqidah al-Awam | Bersama Dr. K.H. Kholilurrohman, MA*
*Update:*
Eps. 4: https://youtu.be/3P3PtOkUyD4 (Update 26 Feb 2021)
Setiap Sabtu Setelah Shalat Maghrib Berjama’ah
Masjid Al-Madinah CBD Ciledug – Kota Tangerang
*Kitab (Pdf/Cetak) chat >>> wa.me/6287878023938*
*Playlist:*
Eps. 1: https://youtu.be/_Vj4lbdafu8
Eps. 2: https://youtu.be/H3b5BFokT18
Eps. 3: https://youtu.be/nolqE13yW2Q
Eps. 4: https://youtu.be/3P3PtOkUyD4
*Bersambung...*
___
〰♾🌼 *Catatan Teologi Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah diasuh oleh Dr. H. Kholilurrohman, MA :* 🌼♾〰
*IG | FB | TEL | TT | BIP @tauhidcorner*
*Wa* ktunya *D* ars Aq *id* atul *Aw* am
*Talaqqi Kitab Bersanad Ghayah al-Maram Fi Hal Manzhumah Aqidah al-Awam | Bersama Dr. K.H. Kholilurrohman, MA*
*Update:*
Eps. 4: https://youtu.be/3P3PtOkUyD4 (Update 26 Feb 2021)
Setiap Sabtu Setelah Shalat Maghrib Berjama’ah
Masjid Al-Madinah CBD Ciledug – Kota Tangerang
*Kitab (Pdf/Cetak) chat >>> wa.me/6287878023938*
*Playlist:*
Eps. 1: https://youtu.be/_Vj4lbdafu8
Eps. 2: https://youtu.be/H3b5BFokT18
Eps. 3: https://youtu.be/nolqE13yW2Q
Eps. 4: https://youtu.be/3P3PtOkUyD4
*Bersambung...*
___
〰♾🌼 *Catatan Teologi Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah diasuh oleh Dr. H. Kholilurrohman, MA :* 🌼♾〰
*IG | FB | TEL | TT | BIP @tauhidcorner*
YouTube
Part 4 : Muqaddimah 3 | Wadidaw! Waktunya Dars Aqidatul Awam
Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Fiqh Syafi'iyyah Bersama Dr. H. Kholilurrohman, MA
*Bagian 6 : Hadits Budak Perempuan Hitam (Hadîts al-Jâriyah as-Sawdâ’) Dan Penjelasan Allah Ada Tanpa Tempat*
(شرح حديث الجارية السوداء وبيان أن الله تعالى موجود بلا مكان)
*Katalog >>>* https://wa.me/p/3233787109994924/6287878023938
*_______________*
*Penjelasan Ulama Hadits Bahwa Hadits al-Jariyah Adalah Hadits Mudltharib*
Berikut ini adalah kutipan dari penjelasan para ulama kita dalam berbagai karya mereka dalam menetapkan bahwa hadits al-Jariyah adalah hadits mudltharib. Dan hadits mudltharib adalah salah satu varian dari hadits dla’if. Hadits dla’if tidak dapat dijadikan hujjah/dalil dalam masalah hukum-hukum syara’ (Furu’iyyah), terlebih lagi untuk menetapkan masalah-masalah aqidah (Ushuliyyah).
*﴾ 1 ﴿ (Penjelasan al-Imam Taqiyuddin as-Subki)*
Al-Imam al-Hujjah al-Lughawiy al-Mujtahid Abul Hasan Taqiyyuddin Ali bin Abdul Kafi as-Subki (as-Subki al-Kabir), (w 756 H), --seorang Imam terkemuka yang telah mencapai derajat Mujtahid Mutlaq--, dalam kitab as-Sayf ash-Shaqil Fi ar-Radd ‘Ala Ibn Zafil , menuliskan:
قال: "ورابع عشرها أين الله في كلام النبي صلى الله عليه وسلم في حديث معاوية بن الحكم وفي تقريره لمن سأله رواه أبو رزين". أقول: أما القول فقوله صلى الله عليه وسلم للجارية أين الله؟ قالت في السماء، وقد تكلم الناس عليه قديما وحديثا والكلام عليه معروف، ولا يقبله ذهن هذا الرجل لأنه مشاء على بدعه لا يقبل غيرها.
[Maknanya]: “Ia (Ibnul Qayyim) berkata: “Yang ke empat belas adalah “Aina Allah?” dalam hadits Nabi dalam hadits Mu’awiyah ibn al-Hakam, dan dalam ketetapannya bagi orang yang bertanya kepadanya; telah meriwayatkannya oleh Abu Razin”. Aku (al-Imam Taqiyyuddin as-Subki) katakan: “Perkataan Rasulullah bagi budak perempuan “Aina Allah?”, lalu budak tersebut menjawab “Fis-Sama’” adalah hadits yang telah lama dibicarakan oleh para ulama dari dahulu hingga sekarang. Dan pembahasan di dalamnya sudah diketehui (sangat jelas) , tetapi penjelasan tersebut tidak dapat diterima oleh hati orang ini (yang dimaksud; Ibnul Qayyim), karena orang ini memegang erat bid’ah-bid’ahnya, tidak akan mau menerima selain itu”.
*﴾ 2 ﴿ (Penjelasan Muhammad Zahid al-Kawtsari)*
Al-Muhaddits Syekh Muhammad Zahid al-Kawtsari dalam Takmilah ar-Radd ‘Ala Nuniyyah Ibnul Qayyim menuliskan catatan yang sangat panjang dalam menjelaskan hadits al-Jariyah sebagai bantahan terhadap Ibnul Qayyim al-Jawziyyah. Kesimpulan catatan beliau adalah :
*(Satu):* Hadits al-Jariyah diriwayatkan oleh Atha’ ibn Yasar dari Mu’awiyah ibn al-Hakam. Diriwayatkan dengan redaksi berbeda-beda. Ada riwayat menyebutkan bahwa budak tersebut berisyarat dengan tangannya ke langit, karena ia seorang yang bisu; --sehingga sangat dimungkinkan-- kemudian kondisi ini dipahami dan diungkapkan oleh salah seorang perawinya sesuai dengan pemahaman si-perawi itu sendiri.
*(Dua);* Imam Muslim meriwayatkan hadits al-Jariyah dalam kitab Shahih dengan meletakannya pada bab; “Diharamkan berbicara dalam shalat” (Bab Tahrim al-Kalam Fis-Shalat); bukan diletakan dalam “Kitab al-Iman”. Ini artinya bahwa periwayatan hadits seperti ini (walaupun diriwayatkan dengan redaksi yang berbeda-beda, --lihat no. 1--) dapat ditoleransi, karena terkait masalah furu’iyyah. Sementara dalam masalah aqidah hadits seperti ini tidak boleh dijadikan sandaran.
*(Tiga);* Imam al-Bukhari tidak meriwayatkan hadits al-Jariyah ini dalam kitab Shahih-nya; menunjukan bahwa hadits ini bermasalah. Al-Bukhari hanya meriwayatkan hadits ini dalam kitab Khalq Af’al al-‘Ibad. Diriwayatkan oleh Atha’ ibn Yasar dari Mu’awiyah ibn al-Hakam pada bahasan jawaban bagi orang yang bersin (Tasymit al-‘Athis) dengan tanpa ada penyebutan “fis-sama’” dari budak terebut.
*(Empat);* Hadits al-Jariyah ini tidak boleh dijadikan dalil (hujjah) untuk menetapkan tempat bagi Allah di langit. Karena telah tetap (sahih) dengan berbagi dalil --Naqliyyah dan ‘Aqliyyah-- bahwa Allah maha suci dari tempat dan arah, suci dari sifat-sifat benda, suci dari ruang dan waktu.
(شرح حديث الجارية السوداء وبيان أن الله تعالى موجود بلا مكان)
*Katalog >>>* https://wa.me/p/3233787109994924/6287878023938
*_______________*
*Penjelasan Ulama Hadits Bahwa Hadits al-Jariyah Adalah Hadits Mudltharib*
Berikut ini adalah kutipan dari penjelasan para ulama kita dalam berbagai karya mereka dalam menetapkan bahwa hadits al-Jariyah adalah hadits mudltharib. Dan hadits mudltharib adalah salah satu varian dari hadits dla’if. Hadits dla’if tidak dapat dijadikan hujjah/dalil dalam masalah hukum-hukum syara’ (Furu’iyyah), terlebih lagi untuk menetapkan masalah-masalah aqidah (Ushuliyyah).
*﴾ 1 ﴿ (Penjelasan al-Imam Taqiyuddin as-Subki)*
Al-Imam al-Hujjah al-Lughawiy al-Mujtahid Abul Hasan Taqiyyuddin Ali bin Abdul Kafi as-Subki (as-Subki al-Kabir), (w 756 H), --seorang Imam terkemuka yang telah mencapai derajat Mujtahid Mutlaq--, dalam kitab as-Sayf ash-Shaqil Fi ar-Radd ‘Ala Ibn Zafil , menuliskan:
قال: "ورابع عشرها أين الله في كلام النبي صلى الله عليه وسلم في حديث معاوية بن الحكم وفي تقريره لمن سأله رواه أبو رزين". أقول: أما القول فقوله صلى الله عليه وسلم للجارية أين الله؟ قالت في السماء، وقد تكلم الناس عليه قديما وحديثا والكلام عليه معروف، ولا يقبله ذهن هذا الرجل لأنه مشاء على بدعه لا يقبل غيرها.
[Maknanya]: “Ia (Ibnul Qayyim) berkata: “Yang ke empat belas adalah “Aina Allah?” dalam hadits Nabi dalam hadits Mu’awiyah ibn al-Hakam, dan dalam ketetapannya bagi orang yang bertanya kepadanya; telah meriwayatkannya oleh Abu Razin”. Aku (al-Imam Taqiyyuddin as-Subki) katakan: “Perkataan Rasulullah bagi budak perempuan “Aina Allah?”, lalu budak tersebut menjawab “Fis-Sama’” adalah hadits yang telah lama dibicarakan oleh para ulama dari dahulu hingga sekarang. Dan pembahasan di dalamnya sudah diketehui (sangat jelas) , tetapi penjelasan tersebut tidak dapat diterima oleh hati orang ini (yang dimaksud; Ibnul Qayyim), karena orang ini memegang erat bid’ah-bid’ahnya, tidak akan mau menerima selain itu”.
*﴾ 2 ﴿ (Penjelasan Muhammad Zahid al-Kawtsari)*
Al-Muhaddits Syekh Muhammad Zahid al-Kawtsari dalam Takmilah ar-Radd ‘Ala Nuniyyah Ibnul Qayyim menuliskan catatan yang sangat panjang dalam menjelaskan hadits al-Jariyah sebagai bantahan terhadap Ibnul Qayyim al-Jawziyyah. Kesimpulan catatan beliau adalah :
*(Satu):* Hadits al-Jariyah diriwayatkan oleh Atha’ ibn Yasar dari Mu’awiyah ibn al-Hakam. Diriwayatkan dengan redaksi berbeda-beda. Ada riwayat menyebutkan bahwa budak tersebut berisyarat dengan tangannya ke langit, karena ia seorang yang bisu; --sehingga sangat dimungkinkan-- kemudian kondisi ini dipahami dan diungkapkan oleh salah seorang perawinya sesuai dengan pemahaman si-perawi itu sendiri.
*(Dua);* Imam Muslim meriwayatkan hadits al-Jariyah dalam kitab Shahih dengan meletakannya pada bab; “Diharamkan berbicara dalam shalat” (Bab Tahrim al-Kalam Fis-Shalat); bukan diletakan dalam “Kitab al-Iman”. Ini artinya bahwa periwayatan hadits seperti ini (walaupun diriwayatkan dengan redaksi yang berbeda-beda, --lihat no. 1--) dapat ditoleransi, karena terkait masalah furu’iyyah. Sementara dalam masalah aqidah hadits seperti ini tidak boleh dijadikan sandaran.
*(Tiga);* Imam al-Bukhari tidak meriwayatkan hadits al-Jariyah ini dalam kitab Shahih-nya; menunjukan bahwa hadits ini bermasalah. Al-Bukhari hanya meriwayatkan hadits ini dalam kitab Khalq Af’al al-‘Ibad. Diriwayatkan oleh Atha’ ibn Yasar dari Mu’awiyah ibn al-Hakam pada bahasan jawaban bagi orang yang bersin (Tasymit al-‘Athis) dengan tanpa ada penyebutan “fis-sama’” dari budak terebut.
*(Empat);* Hadits al-Jariyah ini tidak boleh dijadikan dalil (hujjah) untuk menetapkan tempat bagi Allah di langit. Karena telah tetap (sahih) dengan berbagi dalil --Naqliyyah dan ‘Aqliyyah-- bahwa Allah maha suci dari tempat dan arah, suci dari sifat-sifat benda, suci dari ruang dan waktu.
WhatsApp.com
(Kode Pesan: HBPH) HADITS BUDAK PEREMPUAN HITAM (Hadîts al-Jâriyah as-Sawdâ’) DAN PENJELASAN ALLAH ADA TANPA TEMPAT from Fauzi…
*TERSEDIA BUKU CETAK*
Ada dua metode untuk memaknai ayat-ayat mutasyabihat yang keduanya sama-sama benar
(Pertama): Metode Salaf. Mereka adalah orang-orang yang hidup pada tiga abad hijriyah pertama. Yakni kebanyakan dari mereka mentakwil ayat-ayat mutasyabihat…
Ada dua metode untuk memaknai ayat-ayat mutasyabihat yang keduanya sama-sama benar
(Pertama): Metode Salaf. Mereka adalah orang-orang yang hidup pada tiga abad hijriyah pertama. Yakni kebanyakan dari mereka mentakwil ayat-ayat mutasyabihat…