📌
*ALLAH ADA TANPA TEMPAT*
*(Perkataan Syaikh Muhammad Nawawi Bin Umar al-Bantani)*
https://youtu.be/9UewoEJsT68
___________________
*Subscribe!* youtube.com/ustadzkholilaboufateh
*Like & Follow!* fb.me/tauhidcorner | instagram.com/tauhidcorner
______
*Nururl Hikmah Press | Penerbit Buku Islam*
Lihat koleksi di katalog >>> wa.me/c/6287878023938
*ALLAH ADA TANPA TEMPAT*
*(Perkataan Syaikh Muhammad Nawawi Bin Umar al-Bantani)*
https://youtu.be/9UewoEJsT68
___________________
*Subscribe!* youtube.com/ustadzkholilaboufateh
*Like & Follow!* fb.me/tauhidcorner | instagram.com/tauhidcorner
______
*Nururl Hikmah Press | Penerbit Buku Islam*
Lihat koleksi di katalog >>> wa.me/c/6287878023938
YouTube
ALLAH ADA TANPA TEMPAT (Perkataan asy Syaikh Muhammad Nawawi Bin Umar al Bantani)
Aqidah Ulama Indonesia
Allah Ada Tanpa Tempat dan Arah
Allah Ada Tanpa Tempat dan Arah
📌
*ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH*
(As-Sayyid Ahmad Al-Marzuqi | Kitab ‘Aqidatul ‘Awwam)
https://youtu.be/iDGQj23GgM0
_____
*Subscribe!*
youtube.com/ustadzkholilaboufateh
*Like & Follow!*
fb.me/tauhidcorner | instagram.com/tauhidcorner
____
*Nururl Hikmah Press | Penerbit Buku Islam*
Lihat koleksi di katalog >>> wa.me/c/6287878023938
*ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH*
(As-Sayyid Ahmad Al-Marzuqi | Kitab ‘Aqidatul ‘Awwam)
https://youtu.be/iDGQj23GgM0
_____
*Subscribe!*
youtube.com/ustadzkholilaboufateh
*Like & Follow!*
fb.me/tauhidcorner | instagram.com/tauhidcorner
____
*Nururl Hikmah Press | Penerbit Buku Islam*
Lihat koleksi di katalog >>> wa.me/c/6287878023938
YouTube
ALLAH ADA TANPA TEMPAT (Perkataan as-Sayyid Ahmad al-Marzuqi | Pengarang Bait Aqidatul Awam)
Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Allah Ada Tanpa tempat Dan Arah
Dari Pengarang Kitab 'Aqidatul 'Awwam As-Sayyid Ahmad Al-Marzuqi
Dari Pengarang Kitab 'Aqidatul 'Awwam As-Sayyid Ahmad Al-Marzuqi
📣📣📣
__________
Bagi yang berminat untuk memiliki ebook yang di share dalam bentuk buku cetak karya Dr. H. Kholilurrohman, MA. Silahkan lihat katalog dan chat kami di >>> wa.me/c/6287878023938
Salaam,
*ahfz | Nurul Hikmah Press*
__________
Bagi yang berminat untuk memiliki ebook yang di share dalam bentuk buku cetak karya Dr. H. Kholilurrohman, MA. Silahkan lihat katalog dan chat kami di >>> wa.me/c/6287878023938
Salaam,
*ahfz | Nurul Hikmah Press*
Yakini dan Bela Aqidah Rasulullah!
*Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah; Allah Ada Tanpa tempat Dan Tanpa Arah*
~Bukan Bertempat di Langit Atau Bersemayam di ‘arsy~
_____
Dari perkataan salah seorang ‘Ulama besar yang di kenal dengan nama
*Kiyai Sholeh Darat as-Samarani*
Allah Ada Tanpa Tempat dan Tanpa Arah
https://youtu.be/YudaMsWl8AI
*Subscribe dan share!*
youtube.com/ustadzkholilaboufateh
*Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah; Allah Ada Tanpa tempat Dan Tanpa Arah*
~Bukan Bertempat di Langit Atau Bersemayam di ‘arsy~
_____
Dari perkataan salah seorang ‘Ulama besar yang di kenal dengan nama
*Kiyai Sholeh Darat as-Samarani*
Allah Ada Tanpa Tempat dan Tanpa Arah
https://youtu.be/YudaMsWl8AI
*Subscribe dan share!*
youtube.com/ustadzkholilaboufateh
YouTube
Dari Perkataan Kiyai Sholeh Darat as-Samarani; Allah Ada Tanpa tempat Dan Tanpa Arah
Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah; Allah Ada Tanpa tempat Dan Tanpa Arah. Bukan bertempat di langit atau bersemayam di 'arsy.
📖📚
*Aqidah Ulama Indonesia; Allah Ada Tanpa Tempat Dan Arah*
__________
Dari K.H. Muhammad Hasan al-Genggongi
https://youtu.be/gcMiQO_yvLU
*Aqidah Ulama Indonesia; Allah Ada Tanpa Tempat Dan Arah*
__________
Dari K.H. Muhammad Hasan al-Genggongi
https://youtu.be/gcMiQO_yvLU
YouTube
K.H. Muhammad Hasan Al-Genggongi - Allah Ada Tanpa Tempat Dan Arah | Dr. H. Kholilurrohman, MA
Aqidah Ulama Indonesia
Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Allah Ada Tanpa Tempat dan Tanpa Arah
Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Allah Ada Tanpa Tempat dan Tanpa Arah
📖📚
*Aqidah Ulama Indonesia; Allah Ada Tanpa Tempat Dan Arah*
__________
*Dari K.H. Raden Asnawi - Kudus*
https://youtu.be/bV4CFu3OS1M
*Aqidah Ulama Indonesia; Allah Ada Tanpa Tempat Dan Arah*
__________
*Dari K.H. Raden Asnawi - Kudus*
https://youtu.be/bV4CFu3OS1M
YouTube
K.H. Raden Asnawi - Kudus; Allah Ada Tanpa Tempat Dan Tanpa Arah
Aqidah Ulama Indonesia
Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah
Allah Ada Tanpa Tempat Dan Tanpa Arah
Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah
Allah Ada Tanpa Tempat Dan Tanpa Arah
*Kalam Allah Ada Dua Pengertiannya*
Simak penjelasanya pada video di link di bawah ini,
https://youtu.be/cUi6Ft-NhS4
Simak penjelasanya pada video di link di bawah ini,
https://youtu.be/cUi6Ft-NhS4
YouTube
Kalam Allah; al-Kalam adz-Dzati Dan al-Lafzhu al-Munazzal | Syarh Nazhm Jauharatuttauhid Eps. 44
Kajian Tauhid Masjid Lathiifussalaam RS. Bhakti Asih Karang Tengah Kota Tangerang Banten bersama Ustadz Dr. H. Kholilurrohman, MA | Syarh Jauharah at-Tauhid
Setiap Jum'at dan Minggu | Setelah Shalat Maghrib
Setiap Jum'at dan Minggu | Setelah Shalat Maghrib
📚 *NURUL HIKMAH PRESS*
_al-Asy'ari asy-Syafi'i ar-Rifa'i al-Qadiri_
Follow this link to view the catalog in WhatsApp: https://wa.me/c/6287878023938
______
_Bagikan jika info ini bermanfaat._ Terima kasih!
Salaam,
*Admin*
_al-Asy'ari asy-Syafi'i ar-Rifa'i al-Qadiri_
Follow this link to view the catalog in WhatsApp: https://wa.me/c/6287878023938
______
_Bagikan jika info ini bermanfaat._ Terima kasih!
Salaam,
*Admin*
WhatsApp.com
View Tauhid Corner | Nurul Hikmah Press's Catalog on WhatsApp
Learn more about their products & services
*Allah Tidak Boleh Dikatakan Ada Di Semua Tempat Atau Ada Di Mana-Mana*
Ketahuilah, tidak boleh dikatakan “Allah ada di setiap tempat”, (atau “ada di mana-mana”), walaupun tujuannya untuk mengungkapkan bahwa Allah mengetahui atau menguasai segala sesuatu dari makhluk-makhluk-Nya.
Al-Imâm al-Hâfizh Abu Bakar al-Bayhaqi (w 458 H) dalam karyanya berjudul al-I’tiqâd Wa al-Hidâyah Ilâ Sabîl ar-Rasyâd menuliskan sebagai berikut:
"وفيما كتبنا من الآيات دلالة على إبطال قول من زعم من الجهمية أن الله سبحانه وتعالى بذاته في كل مكان، وقوله عز وجل:{وهو معكم أين ما كنتم} [سورة الحديد/4] إنما أراد به بعلمه لا بذاته"
“Dari apa yang telah kami tuliskan tentang beberapa ayat, itu semua adalah sebagai dalil atas kebatilan pendapat kelompok; seperti kaum Jahmiyyah, yang mengatakan bahwa Allah dengan Dzat-Nya berada di segala tempat. Adapun firman Allah: *“Wa Huwa Ma’akum Aynamâ Kuntum” (QS. al-Hadid: 4) yang dimaksud adalah bahwa Allah Maha mengetahui segala apa yang diperbuat oleh manusia, bukan dalam pengertian bahwa Dzat Allah bersama setiap orang”* [1].
________
*[1] al-I’tiqâd Wa al-Hidâyah, h. 70*
----------------------------------------
https://nurulhikmah.ponpes.id/ebookmkpt/
Ketahuilah, tidak boleh dikatakan “Allah ada di setiap tempat”, (atau “ada di mana-mana”), walaupun tujuannya untuk mengungkapkan bahwa Allah mengetahui atau menguasai segala sesuatu dari makhluk-makhluk-Nya.
Al-Imâm al-Hâfizh Abu Bakar al-Bayhaqi (w 458 H) dalam karyanya berjudul al-I’tiqâd Wa al-Hidâyah Ilâ Sabîl ar-Rasyâd menuliskan sebagai berikut:
"وفيما كتبنا من الآيات دلالة على إبطال قول من زعم من الجهمية أن الله سبحانه وتعالى بذاته في كل مكان، وقوله عز وجل:{وهو معكم أين ما كنتم} [سورة الحديد/4] إنما أراد به بعلمه لا بذاته"
“Dari apa yang telah kami tuliskan tentang beberapa ayat, itu semua adalah sebagai dalil atas kebatilan pendapat kelompok; seperti kaum Jahmiyyah, yang mengatakan bahwa Allah dengan Dzat-Nya berada di segala tempat. Adapun firman Allah: *“Wa Huwa Ma’akum Aynamâ Kuntum” (QS. al-Hadid: 4) yang dimaksud adalah bahwa Allah Maha mengetahui segala apa yang diperbuat oleh manusia, bukan dalam pengertian bahwa Dzat Allah bersama setiap orang”* [1].
________
*[1] al-I’tiqâd Wa al-Hidâyah, h. 70*
----------------------------------------
https://nurulhikmah.ponpes.id/ebookmkpt/
📚📖 *Ayo, kita tahlil!*
Sebagian ahli bid’ah mengatakan tidak akan sampai pahala sesuatu apapun kepada si mayit dari orang lain yang masih hidup, baik doa ataupun yang lainnya. -Perkataan mereka ini bertentangan dengan al-Qur’an, Sunnah dan Ijma’-. Seringkali mereka berdalil dengan firman Allah:
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى (النجم: 39)
_*Dan bahwasanya seorang manusia tiada memiliki selain apa yang telah diusahakannya*_ (QS. an-Najm: 39)
Penafsiran mereka terhadap ayat ini adalah penafsiran yang tidak tepat. Karena maksud ayat ini bukan untuk menjelaskan bahwa seseorang tidak mendapatkan manfaat dari apa yang dikerjakan oleh orang lain, seperti sedekah dan haji yang diperuntukan bagi orang yang telah meninggal. Tapi yang dimaksud ayat ini ialah menafikan kepemilikan terhadap amal orang lain. Artinya, amal seseorang adalah milik dia yang mengerjakankannya, bukan milik orang lain yang tidak mengerjakannya.
Adapun bila seseorang berkehendak memberikan pahala amalnya kepada orang lain, maka itu bukan suatu masalah. Demikian pula jika ia berkehendak memilikinya hanya untuk dirinya sendiri saja, juga terserah. Karena itu dalam ayat QS. an-Najm: 39 di atas Allah tidak mengatakan: “Tidak bermanfaat bagi seseorang kecuali amalnya sendiri”. Tetapi yang dimaksud adalah “Tidak ada kepemilikan bagi seseorang kecuali dari amalnya sendiri”. Lihat penjelasan semacam ini dalam kitab Syarah ash-Shudur, karya al-Imam al-Hafizh as-Suyuthi.
Dalam al-Qur’an secara tegas Allah menyatakan bahwa doa seseorang jika diperuntukan bagi orang lain maka doa tersebut bermanfaat baginya. Baik diperuntukan terhadap yang masih hidup atau bagi yang sudah meninggal. Allah berfirman:
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ (الحشر: 10)
_*“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah bagi kami dan bagi saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami”*_ (QS. al-Hasyr: 10)
Juga dalam banyak hadits yang sangat masyhur disebutkan bahwa Rasulullah sering mendoakan ahli kubur. Seperti doa beliau ketika beliau berziarah ke pemakaman al-Baqi’ di Madinah:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لأَهْلِ بَقِيْعِ الغَرْقَدِ (رواه مسلم)
_*“Ya Allah, ampunilah ahli kubur Baqi’ al-Gharqad”*_ (HR. Muslim)
Dalam riwayat hadits lain, Rasulullah berdoa:
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا (رواه الترمذيّ والنسائيّ وأبو داود)
_*“Ya Allah, ampunilah orang yang masih hidup di antara kami dan orang yang telah meninggal di antara kami”*_ (HR. at-Turmudzi, an-Nasa-i dan Abu Dawud)
Mereka yang menafikan secara mutlak tentang permasalahan ini adalah golongan Mu’tazilah. Pendapat kaum Mu’tazilah ini telah menyalahi Ijma’ ulama Salaf, karena para ulama salaf telah sepakat dalam membolehkan masalah ini. Salah seorang ulama Salaf terkemuka, al-Imam Abu Ja’far ath-Thahawi (W 321 H) dalam risalah akidah Ahlussunnah yang juga dikenal dengan nama Risalah al-‘Akidah ath-Thahawiyyah, menyebutkan secara tegas:
وَفِيْ دُعَاءِ الأَحْيَاءِ وَصَدَقَاتِهِمْ مَنْفَعَةٌ لِلأَمْوَاتِ
_*“Dalam doa dan sedekah orang yang masih hidup terdapat manfaat bagi orang-orang yang sudah meninggal”*_
_(di kutip dari buku berjudul Ayo, kita tahlil!!)_
*Kholil Abou Fateh*
*_Al-Asy’ari Asy-Syafi’i Ar-Rifa’i Al-Qadiri_
🎉🎉
*Ayo, kita tahlil!!*
*Dalil Sampainya Pahala Amal Shaleh Bagi Mayyit*
-----
*NURUL HIKMAH PRESS*
_al-Asy'ari asy-Syafi'i ar-Rifa'i al-Qadiri_
https://www.facebook.com/nurulhikmahpress/
Penerbit dan Distributor Utama Buku-Buku Terkait Ilmu Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Karya Ustadz Dr. H. Kholilurrahman, MA.
Info lebih lanjut chat Whatsapp admin https://wa.me/6287878023938 *(Lihat Katalog Buku di Profil Kontak WhatsApp ini)*
Sebagian ahli bid’ah mengatakan tidak akan sampai pahala sesuatu apapun kepada si mayit dari orang lain yang masih hidup, baik doa ataupun yang lainnya. -Perkataan mereka ini bertentangan dengan al-Qur’an, Sunnah dan Ijma’-. Seringkali mereka berdalil dengan firman Allah:
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى (النجم: 39)
_*Dan bahwasanya seorang manusia tiada memiliki selain apa yang telah diusahakannya*_ (QS. an-Najm: 39)
Penafsiran mereka terhadap ayat ini adalah penafsiran yang tidak tepat. Karena maksud ayat ini bukan untuk menjelaskan bahwa seseorang tidak mendapatkan manfaat dari apa yang dikerjakan oleh orang lain, seperti sedekah dan haji yang diperuntukan bagi orang yang telah meninggal. Tapi yang dimaksud ayat ini ialah menafikan kepemilikan terhadap amal orang lain. Artinya, amal seseorang adalah milik dia yang mengerjakankannya, bukan milik orang lain yang tidak mengerjakannya.
Adapun bila seseorang berkehendak memberikan pahala amalnya kepada orang lain, maka itu bukan suatu masalah. Demikian pula jika ia berkehendak memilikinya hanya untuk dirinya sendiri saja, juga terserah. Karena itu dalam ayat QS. an-Najm: 39 di atas Allah tidak mengatakan: “Tidak bermanfaat bagi seseorang kecuali amalnya sendiri”. Tetapi yang dimaksud adalah “Tidak ada kepemilikan bagi seseorang kecuali dari amalnya sendiri”. Lihat penjelasan semacam ini dalam kitab Syarah ash-Shudur, karya al-Imam al-Hafizh as-Suyuthi.
Dalam al-Qur’an secara tegas Allah menyatakan bahwa doa seseorang jika diperuntukan bagi orang lain maka doa tersebut bermanfaat baginya. Baik diperuntukan terhadap yang masih hidup atau bagi yang sudah meninggal. Allah berfirman:
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ (الحشر: 10)
_*“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah bagi kami dan bagi saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami”*_ (QS. al-Hasyr: 10)
Juga dalam banyak hadits yang sangat masyhur disebutkan bahwa Rasulullah sering mendoakan ahli kubur. Seperti doa beliau ketika beliau berziarah ke pemakaman al-Baqi’ di Madinah:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لأَهْلِ بَقِيْعِ الغَرْقَدِ (رواه مسلم)
_*“Ya Allah, ampunilah ahli kubur Baqi’ al-Gharqad”*_ (HR. Muslim)
Dalam riwayat hadits lain, Rasulullah berdoa:
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا (رواه الترمذيّ والنسائيّ وأبو داود)
_*“Ya Allah, ampunilah orang yang masih hidup di antara kami dan orang yang telah meninggal di antara kami”*_ (HR. at-Turmudzi, an-Nasa-i dan Abu Dawud)
Mereka yang menafikan secara mutlak tentang permasalahan ini adalah golongan Mu’tazilah. Pendapat kaum Mu’tazilah ini telah menyalahi Ijma’ ulama Salaf, karena para ulama salaf telah sepakat dalam membolehkan masalah ini. Salah seorang ulama Salaf terkemuka, al-Imam Abu Ja’far ath-Thahawi (W 321 H) dalam risalah akidah Ahlussunnah yang juga dikenal dengan nama Risalah al-‘Akidah ath-Thahawiyyah, menyebutkan secara tegas:
وَفِيْ دُعَاءِ الأَحْيَاءِ وَصَدَقَاتِهِمْ مَنْفَعَةٌ لِلأَمْوَاتِ
_*“Dalam doa dan sedekah orang yang masih hidup terdapat manfaat bagi orang-orang yang sudah meninggal”*_
_(di kutip dari buku berjudul Ayo, kita tahlil!!)_
*Kholil Abou Fateh*
*_Al-Asy’ari Asy-Syafi’i Ar-Rifa’i Al-Qadiri_
🎉🎉
*Ayo, kita tahlil!!*
*Dalil Sampainya Pahala Amal Shaleh Bagi Mayyit*
-----
*NURUL HIKMAH PRESS*
_al-Asy'ari asy-Syafi'i ar-Rifa'i al-Qadiri_
https://www.facebook.com/nurulhikmahpress/
Penerbit dan Distributor Utama Buku-Buku Terkait Ilmu Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Karya Ustadz Dr. H. Kholilurrahman, MA.
Info lebih lanjut chat Whatsapp admin https://wa.me/6287878023938 *(Lihat Katalog Buku di Profil Kontak WhatsApp ini)*
Facebook
Log in to Facebook
Log in to Facebook to start sharing and connecting with your friends, family and people you know.
Al-Imam asy-Syafi’i berkata:
إِنِّيْ لَأَتَبَرَّكُ بِأَبِيْ حَنِيْفَةَ وَأَجِيْءُ إِلَى قَبْرِهِ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ –يَعْنِيْ زَائِرًا-، فَإِذَا عَرَضَتْ لِيْ حَاجَةٌ صَلَّيْتُ رَكْعَتَيْنِ وَجِئْتُ إِلَى قَبْرِهِ وَسَأَلْتُ اللهَ تَعَالَى الْحَاجَةَ عِنْدَهُ، فَمَا تَبْعُدُ عَنِّيْ حَتَّى تُقْضَى (رَوَاهُ الخَطِيْبُ البَغْدَادِيّ فِي تَارِيْخِه)
_*“Sungguh aku melakukan tabarruk (mengambil berkah) dari Abu Hanifah, aku mendatangi makamnya tiap hari -dalam rangka berziarah-. Dan jika muncul bagiku suatu keperluan maka aku shalat dua raka'at lalu aku datang ke makamnya, dan aku memohon kepada Allah -untuk diluluskan- keperluan tersebut di makam Abu Hanifah. Kemudian belum lagi jauh aku meninggalkan makam kecuali hajat-ku tersebut telah dikabulkan oleh Allah”*_ (Diriwayatkan oleh al-Hafizh al-Khathib al-Baghdadi dalam kitab Tarikh Baghdad) (1)
*(Faedah atsar):*
Siapa yang berani mengatakan bahwa Al-Imam asy-Syafi’i seorang ahli bid’ah atau termasuk para penyembah kuburan (‘Abadah al-Qubur)?! Adakah orang yang sehat akal berani mengatakan bahwa asy-Syafi'i berkeyakinan meminta ke kuburan lebih lebih cepat terkabulkan dari pada meminta kepada Allah?! Mereka yang biasa mengatakan bahwa orang-orang yang ziarah ke makam seorang Nabi atau seorang wali Allah dan bertawassul di sana sebagai orang musyrik kafir atau oleh mereka biasa sebut dengan “Quburiyyun”, di mana mereka?! Mau lari kemana dari atsar Al-Imam asy-Sayfi’i ini?!
Benar, mereka tidak memiliki jawaban atas ini. Mereka benar-benar “mati kutu”. Dan anda harus yakin, bahwa kaum Ahlussunnah memiliki argumen yang sangat kuat dalam setiap persoalan akidah yang mereka yakini.
______
*1) Tarikh Baghdad, j. 1, h. 122-125*
*Download dan sebarluaskan >>>* https://nurulhikmah.ponpes.id/ebookmkpt/
*Tersedia buku cetak >>>* https://wa.me/p/2933361110084633/6287878023938
_
IG | FB @tauhidcorner
إِنِّيْ لَأَتَبَرَّكُ بِأَبِيْ حَنِيْفَةَ وَأَجِيْءُ إِلَى قَبْرِهِ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ –يَعْنِيْ زَائِرًا-، فَإِذَا عَرَضَتْ لِيْ حَاجَةٌ صَلَّيْتُ رَكْعَتَيْنِ وَجِئْتُ إِلَى قَبْرِهِ وَسَأَلْتُ اللهَ تَعَالَى الْحَاجَةَ عِنْدَهُ، فَمَا تَبْعُدُ عَنِّيْ حَتَّى تُقْضَى (رَوَاهُ الخَطِيْبُ البَغْدَادِيّ فِي تَارِيْخِه)
_*“Sungguh aku melakukan tabarruk (mengambil berkah) dari Abu Hanifah, aku mendatangi makamnya tiap hari -dalam rangka berziarah-. Dan jika muncul bagiku suatu keperluan maka aku shalat dua raka'at lalu aku datang ke makamnya, dan aku memohon kepada Allah -untuk diluluskan- keperluan tersebut di makam Abu Hanifah. Kemudian belum lagi jauh aku meninggalkan makam kecuali hajat-ku tersebut telah dikabulkan oleh Allah”*_ (Diriwayatkan oleh al-Hafizh al-Khathib al-Baghdadi dalam kitab Tarikh Baghdad) (1)
*(Faedah atsar):*
Siapa yang berani mengatakan bahwa Al-Imam asy-Syafi’i seorang ahli bid’ah atau termasuk para penyembah kuburan (‘Abadah al-Qubur)?! Adakah orang yang sehat akal berani mengatakan bahwa asy-Syafi'i berkeyakinan meminta ke kuburan lebih lebih cepat terkabulkan dari pada meminta kepada Allah?! Mereka yang biasa mengatakan bahwa orang-orang yang ziarah ke makam seorang Nabi atau seorang wali Allah dan bertawassul di sana sebagai orang musyrik kafir atau oleh mereka biasa sebut dengan “Quburiyyun”, di mana mereka?! Mau lari kemana dari atsar Al-Imam asy-Sayfi’i ini?!
Benar, mereka tidak memiliki jawaban atas ini. Mereka benar-benar “mati kutu”. Dan anda harus yakin, bahwa kaum Ahlussunnah memiliki argumen yang sangat kuat dalam setiap persoalan akidah yang mereka yakini.
______
*1) Tarikh Baghdad, j. 1, h. 122-125*
*Download dan sebarluaskan >>>* https://nurulhikmah.ponpes.id/ebookmkpt/
*Tersedia buku cetak >>>* https://wa.me/p/2933361110084633/6287878023938
_
IG | FB @tauhidcorner
WhatsApp.com
(Kode Pesan: MKPT) MENGUNGKAP KERANCUAN PEMBAGIAN TAUHID KEPADA ULUHIYYAH RUBUBIYYAH DAN AL-ASMA WA ASH-SHIFAT from Nurul Hikmah…
*TERSEDIA BUKU CETAK*
Para pengikut Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdil Wahhab adalah orang-orang yang paling getol menyematkan kata “bid’ah” (tabdi’), “sesat” (tadzlil), “fasiq” (tafsiq) terhadap perkara apapun; hanya karena perkara tersebut tidak ada di…
Para pengikut Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdil Wahhab adalah orang-orang yang paling getol menyematkan kata “bid’ah” (tabdi’), “sesat” (tadzlil), “fasiq” (tafsiq) terhadap perkara apapun; hanya karena perkara tersebut tidak ada di…
📖📚
*Kajian Tauhid dan Fiqih Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Masjid Lathiifussalaam RS. Bhakti Asih Karang Tengah*
https://youtu.be/bq6WLo1_qO8
*Download Pdf Kitab Kajian:*
تسهيل المعاني في جوهرة اللقاني - الشيخ الدكتور جميل محمد حليم علي الأشعري الشافعي
📥 http://tinyurl.com/y7lsp79v
*Nada Nazham Matan Jawharatuttauhid:*
https://youtu.be/USWX0qgJ3G0
Jadwal Kajian Tauhid Bersama Ustadz Kholil Abou Fateh - Masjid Lathiifussalaam Rs. Bhakti Asih Karang Tengah | Setiap Jum'at dan Minggu setelah Shalat Maghrib
*Bagikan jika bermanfaat!*
_______
*Catatan Aqidah Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Mauridiyyah*
💻 fb.me/tauhidcorner
📸 instagram.com/tauhidcorner
📺 youtube.com/ustadzkholilaboufateh
📠 t.me/Kholilaboufateh
📚 fb.me/nurulhikmahpress
📌 wa.me/c/6287878023938 (katalog)
*Kajian Tauhid dan Fiqih Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Masjid Lathiifussalaam RS. Bhakti Asih Karang Tengah*
https://youtu.be/bq6WLo1_qO8
*Download Pdf Kitab Kajian:*
تسهيل المعاني في جوهرة اللقاني - الشيخ الدكتور جميل محمد حليم علي الأشعري الشافعي
📥 http://tinyurl.com/y7lsp79v
*Nada Nazham Matan Jawharatuttauhid:*
https://youtu.be/USWX0qgJ3G0
Jadwal Kajian Tauhid Bersama Ustadz Kholil Abou Fateh - Masjid Lathiifussalaam Rs. Bhakti Asih Karang Tengah | Setiap Jum'at dan Minggu setelah Shalat Maghrib
*Bagikan jika bermanfaat!*
_______
*Catatan Aqidah Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Mauridiyyah*
💻 fb.me/tauhidcorner
📸 instagram.com/tauhidcorner
📺 youtube.com/ustadzkholilaboufateh
📠 t.me/Kholilaboufateh
📚 fb.me/nurulhikmahpress
📌 wa.me/c/6287878023938 (katalog)
YouTube
Dalil Aqli dan Naqli Sifat السمع (Maha Mendengar) Allah | Syarh Nazhm Jauharatuttauhid Eps. 46
Kajian Tauhid Masjid Lathiifussalaam RS. Bhakti Asih Karang Tengah Kota Tangerang Banten bersama Ustadz Dr. H. Kholilurrohman, MA | Syarh Jauharah at-Tauhid
Setiap Jum'at dan Minggu | Setelah Shalat Maghrib
Setiap Jum'at dan Minggu | Setelah Shalat Maghrib
*Menambah kata _Sayyid_ di depan nama Nabi Muhammad adalah perkara yang dibolehkan di dalam syari’at.* Karena pada kenyataannya Rasulullah adalah seorang _Sayyid_, bahkan beliau adalah _Sayyid al-‘Alamin_, penghulu dan pimpinan seluruh makhluk. Salah seorang ulama bahasa terkemuka, *ar-Raghib al-Ashbahani dalam kitab Mufradat Alfazh al-Qur’an, menuliskan bahwa di antara makna “Sayyid” adalah seorang pemimpin, seorang yang membawahi perkumpulan satu kaum yang dihormati dan dimuliakan. (1)* Dalam al-Qur’an, Allah menyebut Nabi Yahya dengan kata “Sayyid”:
وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ (ءال عمران: 39)
*“dan seorang pemimpin dan ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang saleh”.* (QS. Ali ‘Imran: 39)
Nabi Muhammad jauh lebih mulia dari pada Nabi Yahya, karena beliau adalah pimpinan seluruh para nabi dan rasul. Dengan demikian mengatakan “Sayyid” bagi Nabi Muhammad tidak hanya boleh, tapi sudah selayaknya, karena beliau lebih berhak untuk itu. Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah sendiri menyebutkan bahwa dirinya adalah seorang “Sayyid”. Beliau bersabda:
أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ ءَادَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ فَخْرَ (رواه الترمذي)
*“Saya adalah penghulu manusia di hari kiamat”.* (HR. at-Tirmidzi)
Dengan demikian di dalam membaca shalawat boleh bagi kita mengucapkan _*“Allahumma Shalli ‘Ala Sayyidina Muhammad”*_, meskipun tidak ada pada lafazh-lafazh shalawat yang diajarkan oleh Nabi (ash-Shalawat al-Ma’tsurah) dengan penambahan kata “Sayyid”. Karena menyusun dzikir tertentu yang tidak ma’tsur boleh selama tidak bertentangan dengan yang ma’tsur. Maka boleh hukumnya dan tidak ada masalah sama sekali dalam bacaan shalawat menambahkan kata “Sayyidina”, baik dibaca di luar shalat maupun di dalam shalat. Karena tambahan kata “Sayyidina” ini adalah tambahan yang sesuai dengan dasar syari’at, dan sama sekali tidak bertentangan dengannya. Al-‘Allamah Ibn Hajar al-Haytami dalam kitab al-Minhaj al-Qawim, menuliskan sebagai berikut:
وَلاَ بَأْسَ بِزِيَادَةِ سَيِّدِنَا قَبْلَ مُحَمَّدٍ، وَخَبَرُ "لاَ تُسَيِّدُوْنِي فِيْ الصَّلاَةِ" ضَعِيْفٌ بَلْ لاَ أَصْلَ لَهُ
*“Dan tidak mengapa menambahkan kata “Sayyidina” sebelum Muhammad. Sedangkan hadits yang berbunyi “La Tusyyiduni Fi ash-Shalat” adalah hadits dla’if bahkan tidak memiliki dasar (hadits maudlu/palsu)”.(2)*
Di antara hal yang menunjukan bahwa hadits “La Tusayyiduni Fi ash-Shalat” sebagai hadits palsu (Maudlu’) adalah karena di dalam hadits ini terdapat kaedah kebahasaan yang salah (al-Lahn). Artinya, terdapat kalimat yang ditinjau dari gramatika bahasa Arab adalah sesuatu yang aneh dan asing. Yaitu pada kata “Tusayyiduni”. Di dalam bahasa Arab, dasar kata “Sayyid” adalah berasal dari kata “Saada, Yasuudu”, bukan “Saada, Yasiidu”. Dengan demikian bentuk fi’il Muta’addi (kata kerja yang membutuhkan kepada objek) dari “Saada, Yasuudu” ini adalah “Sawwada, Yusawwidu”, dan bukan “Sayyada, Yusayyidu”. Dengan demikian, -seandainya hadits di atas benar adanya-, maka bukan dengan kata “La Tusayyiduni”, tapi harus dengan kata “La Tusawwiduni”. Inilah yang dimaksud dengan al-Lahn. Sudah barang tentu Rasulullah tidak akan pernah mengucapkan al-Lahn semacam ini, karena beliau adalah seorang Arab yang sangat fasih (Afshah al-‘Arab). Bahkan dalam pendapat sebagian ulama, mengucapkan kata “Sayyidina” di depan nama Rasulullah, baik di dalam shalat maupun di luar shalat lebih utama dari pada tidak memakainya. Karena tambahan kata tersebut termasuk penghormatan dan adab terhadap Rasulullah. Dan pendapat ini dinilai sebagai pendapat mu’tamad. al-‘Allamah al-Bajuri dalam kitab Hasyiah al-Bajuri, menuliskan sebagai berikut:
الأوْلَى ذِكْرُ السِّيَادَةِ لأَنّ الأفْضَلَ سُلُوْكُ الأدَبِ، خِلاَفًا لِمَنْ قَالَ الأوْلَى تَرْكُ السّيَادَةِ إقْتِصَارًا عَلَى الوَارِدِ، وَالمُعْتَمَدُ الأوَّلُ، وَحَدِيْثُ لاَ تُسَوِّدُوْنِي فِي صَلاتِكُمْ بِالوَاوِ لاَ بِاليَاءِ بَاطِلٌ. اهـ
*“Yang lebih utama adalah mengucapkan kata “Sayyid”, karena yang lebih afdlal adalah menjalankan adab. Hal ini berbeda dengan pendapat orang yang men
وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ (ءال عمران: 39)
*“dan seorang pemimpin dan ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang saleh”.* (QS. Ali ‘Imran: 39)
Nabi Muhammad jauh lebih mulia dari pada Nabi Yahya, karena beliau adalah pimpinan seluruh para nabi dan rasul. Dengan demikian mengatakan “Sayyid” bagi Nabi Muhammad tidak hanya boleh, tapi sudah selayaknya, karena beliau lebih berhak untuk itu. Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah sendiri menyebutkan bahwa dirinya adalah seorang “Sayyid”. Beliau bersabda:
أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ ءَادَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ فَخْرَ (رواه الترمذي)
*“Saya adalah penghulu manusia di hari kiamat”.* (HR. at-Tirmidzi)
Dengan demikian di dalam membaca shalawat boleh bagi kita mengucapkan _*“Allahumma Shalli ‘Ala Sayyidina Muhammad”*_, meskipun tidak ada pada lafazh-lafazh shalawat yang diajarkan oleh Nabi (ash-Shalawat al-Ma’tsurah) dengan penambahan kata “Sayyid”. Karena menyusun dzikir tertentu yang tidak ma’tsur boleh selama tidak bertentangan dengan yang ma’tsur. Maka boleh hukumnya dan tidak ada masalah sama sekali dalam bacaan shalawat menambahkan kata “Sayyidina”, baik dibaca di luar shalat maupun di dalam shalat. Karena tambahan kata “Sayyidina” ini adalah tambahan yang sesuai dengan dasar syari’at, dan sama sekali tidak bertentangan dengannya. Al-‘Allamah Ibn Hajar al-Haytami dalam kitab al-Minhaj al-Qawim, menuliskan sebagai berikut:
وَلاَ بَأْسَ بِزِيَادَةِ سَيِّدِنَا قَبْلَ مُحَمَّدٍ، وَخَبَرُ "لاَ تُسَيِّدُوْنِي فِيْ الصَّلاَةِ" ضَعِيْفٌ بَلْ لاَ أَصْلَ لَهُ
*“Dan tidak mengapa menambahkan kata “Sayyidina” sebelum Muhammad. Sedangkan hadits yang berbunyi “La Tusyyiduni Fi ash-Shalat” adalah hadits dla’if bahkan tidak memiliki dasar (hadits maudlu/palsu)”.(2)*
Di antara hal yang menunjukan bahwa hadits “La Tusayyiduni Fi ash-Shalat” sebagai hadits palsu (Maudlu’) adalah karena di dalam hadits ini terdapat kaedah kebahasaan yang salah (al-Lahn). Artinya, terdapat kalimat yang ditinjau dari gramatika bahasa Arab adalah sesuatu yang aneh dan asing. Yaitu pada kata “Tusayyiduni”. Di dalam bahasa Arab, dasar kata “Sayyid” adalah berasal dari kata “Saada, Yasuudu”, bukan “Saada, Yasiidu”. Dengan demikian bentuk fi’il Muta’addi (kata kerja yang membutuhkan kepada objek) dari “Saada, Yasuudu” ini adalah “Sawwada, Yusawwidu”, dan bukan “Sayyada, Yusayyidu”. Dengan demikian, -seandainya hadits di atas benar adanya-, maka bukan dengan kata “La Tusayyiduni”, tapi harus dengan kata “La Tusawwiduni”. Inilah yang dimaksud dengan al-Lahn. Sudah barang tentu Rasulullah tidak akan pernah mengucapkan al-Lahn semacam ini, karena beliau adalah seorang Arab yang sangat fasih (Afshah al-‘Arab). Bahkan dalam pendapat sebagian ulama, mengucapkan kata “Sayyidina” di depan nama Rasulullah, baik di dalam shalat maupun di luar shalat lebih utama dari pada tidak memakainya. Karena tambahan kata tersebut termasuk penghormatan dan adab terhadap Rasulullah. Dan pendapat ini dinilai sebagai pendapat mu’tamad. al-‘Allamah al-Bajuri dalam kitab Hasyiah al-Bajuri, menuliskan sebagai berikut:
الأوْلَى ذِكْرُ السِّيَادَةِ لأَنّ الأفْضَلَ سُلُوْكُ الأدَبِ، خِلاَفًا لِمَنْ قَالَ الأوْلَى تَرْكُ السّيَادَةِ إقْتِصَارًا عَلَى الوَارِدِ، وَالمُعْتَمَدُ الأوَّلُ، وَحَدِيْثُ لاَ تُسَوِّدُوْنِي فِي صَلاتِكُمْ بِالوَاوِ لاَ بِاليَاءِ بَاطِلٌ. اهـ
*“Yang lebih utama adalah mengucapkan kata “Sayyid”, karena yang lebih afdlal adalah menjalankan adab. Hal ini berbeda dengan pendapat orang yang men
gatakan bahwa lebih utama meninggalkan kata “Sayyid” dengan alasan mencukupkan di atas yang warid saja. Dan pendapat mu’tamad adalah pendapat yang pertama. Adapun hadits “La Tusawwiduni Fi Shalatikum”, yang seharusnya dengan “waw” (Tusawwiduni) bukan dengan “ya” (Tusayyiduni) adalah hadits yang batil” (3)*
_____________
(1) Mu’jam Mufradat Alfazh al-Qur’an, h. 254
(2) Al-Haytami, al-Minhaj al-Qawim, h. 160
(3) Al-Bajuri, Hasyiah al-Bajuri, j. 1, h. 156
______________________________
*DOWNLOAD & SHARE!*
📥 https://nurulhikmah.ponpes.id/ebookmmbsk/
*Tersedia buku cetak di Nurul Hikmah Press:*
https://wa.me/p/2644660135596525/6287878023938
*Subscribe!*:
youtube.com/ustadzkholilaboufateh
*FB | IG @tauhidcorner*
_____________
(1) Mu’jam Mufradat Alfazh al-Qur’an, h. 254
(2) Al-Haytami, al-Minhaj al-Qawim, h. 160
(3) Al-Bajuri, Hasyiah al-Bajuri, j. 1, h. 156
______________________________
*DOWNLOAD & SHARE!*
📥 https://nurulhikmah.ponpes.id/ebookmmbsk/
*Tersedia buku cetak di Nurul Hikmah Press:*
https://wa.me/p/2644660135596525/6287878023938
*Subscribe!*:
youtube.com/ustadzkholilaboufateh
*FB | IG @tauhidcorner*
WhatsApp.com
(Kode Pesan: MBSK) MEMAHAMI MAKNA BID’AH SECARA KOMPREHENSIF from Ahfz - Nurul Hikmah Press on WhatsApp.
*TERSEDIA BUKU CETAK*
Dalam mukadimah buku ini ada beberapa poin penting yang hendak penulis ungkapkan, terkait dengan metode yang benar dalam belajar ilmu agama, supaya tidak jatuh dalam berbagai faham/ajaran ekstrim. Karena sebenarnya, timbulnya faham-faham…
Dalam mukadimah buku ini ada beberapa poin penting yang hendak penulis ungkapkan, terkait dengan metode yang benar dalam belajar ilmu agama, supaya tidak jatuh dalam berbagai faham/ajaran ekstrim. Karena sebenarnya, timbulnya faham-faham…
*Mutiara Indah Dalam Memahami Sifat 20 (Dalam Bahasa Indonesia)*
Disusun Oleh:
*Ustadz Kholil Abou Fateh*
📺 https://youtu.be/xb_Lvk5SE3g
______
Dengan Nama Allah yang maha pengasih # yang maha penyayang yang baik sekali
Tuhan kita Allah yang tidak bermula # Dia tidak punah dan tidak berubah
Shalawat dan Salam atas Nabi Kita # Dia ahli tauhid terbaik manusia
Juga keluarga dan para sahabat # Kelompok yang benar padanya merapat
Kepada Allah wajib tuk mengenal # Sifat dua puluh kita harus hafal
Allah maha ada dan tidak bermula # Sifat wujud qidam inilah maknanya
Sifat baqa’ Allah adalah artinya # Dia tidak punah kekal selamanya
Yakinilah Allah bukan benda katsif # bukan sifat benda, bukan benda lathif
Ini makna sifat mukhalafatun lil # hawaditsi jau-hilah orang jahil
Allah tidak butuh kepada makhluk-Nya # Ada tanpa tempat, batasan dan warna
Ini sifat Qiyamuhu Bi Nafsihi # Tanpa atas, bawah, kanan maupun kiri.
Makna wahdaniyyah Allah maha Esa # tidak ada kesa-maan pada Dzat-Nya
Juga perbuatan dan pada sifat-Nya # Makna Dzat-Nya ada-lah hakekat-Nya
Sifat Qudroh Allah pahami maknanya # Dia maha kuasa atas segalanya
Wajib ‘aqli, jai’z dan mustahil aqli # Tiga hukum akal harus kau pahami
Hanyalah terkait dengan ja’iz aqli # sifat qudroh Allah engkau harus jeli
Makna dari sifat Iradah Allah # Dia berkehendak terhadap yang ada
Baik, buruk, kufur ma-upun iman # dengan Iradah-Nya jangan kau ragukan
Sifat Ilmu Allah mencakup yang tiga # dari hukum akal tetaplah waspada
Dia tahu segala ciptaan-Nya # tanpa kecuali dan rinciannnya
Makna sifat Hayat Allah maha hidup # tanpa tulang daging tanpa makan minum
Sifat Sama’ Allah artinya mendengar # segala suara dari ciptaan-Nya
Sifat Bashar Allah artinya melihat # segala makhluk-Nya tanpa alat-alat
Sifat Kalam Allah bukanlah bahasa # bukan huruf-huruf dan bukan suara
Kitab suci Qur’an adalah kalam-Nya # Kalam Allah dua pengertiannya
Al-Kalamudzatiy bagian pertama # allafzhul munazal bagian kedua
Kitab suci Qur’an yang kita baca # lafazh mengungkapkan bagi kalam Dzat-Nya.
Semua sifat dzat i-ni pahamilah # hafalkanlah ia dan ajarkanlah
Pemahaman lain kau jangan peduli # kau akan selamat dan tidak merugi
Yakinilah ia hingga engkau wafat # supaya selamat dun-ya dan akhirat
Segala puji hanya milik Allah # shalawat dan salam atas Rasulullah
____
*Subscribe!*
*youtube.com/ustadzkholilaboufateh*
Disusun Oleh:
*Ustadz Kholil Abou Fateh*
📺 https://youtu.be/xb_Lvk5SE3g
______
Dengan Nama Allah yang maha pengasih # yang maha penyayang yang baik sekali
Tuhan kita Allah yang tidak bermula # Dia tidak punah dan tidak berubah
Shalawat dan Salam atas Nabi Kita # Dia ahli tauhid terbaik manusia
Juga keluarga dan para sahabat # Kelompok yang benar padanya merapat
Kepada Allah wajib tuk mengenal # Sifat dua puluh kita harus hafal
Allah maha ada dan tidak bermula # Sifat wujud qidam inilah maknanya
Sifat baqa’ Allah adalah artinya # Dia tidak punah kekal selamanya
Yakinilah Allah bukan benda katsif # bukan sifat benda, bukan benda lathif
Ini makna sifat mukhalafatun lil # hawaditsi jau-hilah orang jahil
Allah tidak butuh kepada makhluk-Nya # Ada tanpa tempat, batasan dan warna
Ini sifat Qiyamuhu Bi Nafsihi # Tanpa atas, bawah, kanan maupun kiri.
Makna wahdaniyyah Allah maha Esa # tidak ada kesa-maan pada Dzat-Nya
Juga perbuatan dan pada sifat-Nya # Makna Dzat-Nya ada-lah hakekat-Nya
Sifat Qudroh Allah pahami maknanya # Dia maha kuasa atas segalanya
Wajib ‘aqli, jai’z dan mustahil aqli # Tiga hukum akal harus kau pahami
Hanyalah terkait dengan ja’iz aqli # sifat qudroh Allah engkau harus jeli
Makna dari sifat Iradah Allah # Dia berkehendak terhadap yang ada
Baik, buruk, kufur ma-upun iman # dengan Iradah-Nya jangan kau ragukan
Sifat Ilmu Allah mencakup yang tiga # dari hukum akal tetaplah waspada
Dia tahu segala ciptaan-Nya # tanpa kecuali dan rinciannnya
Makna sifat Hayat Allah maha hidup # tanpa tulang daging tanpa makan minum
Sifat Sama’ Allah artinya mendengar # segala suara dari ciptaan-Nya
Sifat Bashar Allah artinya melihat # segala makhluk-Nya tanpa alat-alat
Sifat Kalam Allah bukanlah bahasa # bukan huruf-huruf dan bukan suara
Kitab suci Qur’an adalah kalam-Nya # Kalam Allah dua pengertiannya
Al-Kalamudzatiy bagian pertama # allafzhul munazal bagian kedua
Kitab suci Qur’an yang kita baca # lafazh mengungkapkan bagi kalam Dzat-Nya.
Semua sifat dzat i-ni pahamilah # hafalkanlah ia dan ajarkanlah
Pemahaman lain kau jangan peduli # kau akan selamat dan tidak merugi
Yakinilah ia hingga engkau wafat # supaya selamat dun-ya dan akhirat
Segala puji hanya milik Allah # shalawat dan salam atas Rasulullah
____
*Subscribe!*
*youtube.com/ustadzkholilaboufateh*
YouTube
Sifat 20 Bagi Allah; Nazham dan Penjelasannya Bahasa Indonesia
Mutiara Indah Dalam Memahami Sifat 20
(Dalam Bahasa Indonesia)
Disusun Oleh Ustadz Kholil Abou Fateh
_______________
Dengan Nama Allah yang maha pengasih # yang maha penyayang yang baik sekali
Tuhan kita Allah yang tidak bermula # Dia tidak punah dan…
(Dalam Bahasa Indonesia)
Disusun Oleh Ustadz Kholil Abou Fateh
_______________
Dengan Nama Allah yang maha pengasih # yang maha penyayang yang baik sekali
Tuhan kita Allah yang tidak bermula # Dia tidak punah dan…
Kajian Kitab Tashilul Ma'ani Fi Jauharah al-Laqqani | Syarh Jauharatuttauhid
Playlists: https://www.youtube.com/playlist?list=PLRLgoIJio62cw8jlHopv0n_RWQLuzPLDd
________
Masih berlangsung, subscribe untuk mendapatkan notifikasi pertemuan berikutnya
Playlists: https://www.youtube.com/playlist?list=PLRLgoIJio62cw8jlHopv0n_RWQLuzPLDd
________
Masih berlangsung, subscribe untuk mendapatkan notifikasi pertemuan berikutnya
📡📡
Playlists:
*Kajian Kitab al-Qaul al-Yaqin Fima Yanfa'u Amwatana al-Muslimin | Karya Syekh Salim 'Alwan Al-Huseini*
Bersama: *Ustadz Dr. H. Kholilurrohman, MA*
https://www.youtube.com/playlist?list=PLRLgoIJio62eVhIyASCbaaEaEqb0cyJ-8
___________
Download Pdf Kitab
📥 http://tinyurl.com/y358jdlb
Playlists:
*Kajian Kitab al-Qaul al-Yaqin Fima Yanfa'u Amwatana al-Muslimin | Karya Syekh Salim 'Alwan Al-Huseini*
Bersama: *Ustadz Dr. H. Kholilurrohman, MA*
https://www.youtube.com/playlist?list=PLRLgoIJio62eVhIyASCbaaEaEqb0cyJ-8
___________
Download Pdf Kitab
📥 http://tinyurl.com/y358jdlb
Kunjungi toko saya di Shopee! nurulhikmahpress: https://shopee.co.id/nurulhikmahpress?v=efe&smtt=0.0.10