Tauhid Corner
562 subscribers
90 photos
38 videos
6 files
770 links
Catatan Teologi Islam Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah

https://linktr.ee/tauhidcorner
Download Telegram
๐Ÿ“Ž

*Al Imam Abu Ja'far ath-Thahawi* mudahโ€“mudahan Allah meridlainya  ( 227-321 H) mengatakan :

"ุชุนุงู„ู€ู‰ (ูŠุนู†ูŠ ุงู„ู„ู‡) ุนู† ุงู„ุญุฏูˆุฏ ูˆุงู„ุบุงูŠุงุช ูˆุงู„ุฃุฑูƒุงู† ูˆุงู„ุฃุนุถุงุก ูˆุงู„ุฃุฏูˆุงุช ู„ุง ุชุญูˆูŠู‡ ุงู„ุฌู‡ุงุช ุงู„ุณุช ูƒุณุงุฆุฑ ุงู„ู…ุจุชุฏุนุงุช". 

_*"Maha suci Allah dari batas-batas (bentuk kecil maupun besar, jadi Allah tidak mempunyai ukuran sama sekali), batas akhir, sisi-sisi, anggota badan yang besar (seperti wajah, tangan dan lainnya) maupun anggota badan yang kecil (seperti mulut, lidah, anak lidah, hidung, telinga dan lainnya). Dia tidak diliputi oleh satu maupun enam arah penjuru (atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang) tidak seperti makhluk-Nya yang diliputi enam arah penjuru tersebut"*_

*PENJELASAN :*
*Imam  ath-Thahawi adalah Ahmad bin Muhammad bin Sallamah*, lahir tahun 227 H. Jadi beliau masuk  dalam makna hadits yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam :

" ุฎูŠู€ุฑ ุงู„ู‚ุฑูˆู† ู‚ุฑู†ูŠ ุซู… ุงู„ุฐูŠู† ูŠู„ูˆู†ู‡ู… ุซู… ุงู„ุฐูŠู† ูŠู„ูˆู†ู‡ู… " ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ

Maknanya :
_*"Sebaikโ€“baik abad adalah abad-ku, kemudian satu abad setelahnya, kemudian satu abad setelahnya"*_ (H.R. at-Tirmidzi)

Beliau menyebutkan perkataan tersebut dalam kitab aqidahnya, yang merupakan penjelasan aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah, yang dianggap baik oleh seluruh ummat dari generasi ke generasi.

Maksud dari Ta'ala (ุชุนุงู„ู€ู‰ ) adalah bahwa Allah maha suci.

Allah maha suci dari Hudud (ุงู„ุญุฏูˆุฏ) maksudnya bahwa Allah maha suci dari Hadd sama sekali. Hadd adalah benda dan ukuran, besar maupun kecil. Suatu benda pasti berada pada suatu tempat dan arah. Sedangkan Allah maha suci dari berupa benda, berarti Allah ada tanpa tempat. Seandainya Allah adalah benda niscaya akan ada banyak serupa bagi-Nya, padahal Allah ta'ala telah berfirman :

[ูู„ุง ุชุถุฑุจูˆุง ู„ู„ู‡ ุงู„ุฃู…ุซุงู„] (ุณูˆุฑุฉ ุงู„ู†ุญู„ : 74)

Maknanya : 
_*"Janganlah kalian membuat serupa-serupa bagi Allah"*_ (Q.S. an-Nahl : 74)

Jadi barangsiapa yang mengatakan bahwa Allah memiliki hadd, kita tidak mengetahui hadd tersebut, Allah-lah yang mengetahuinya sungguh dia telah kafir.

Makna (ู„ุง ุชุญูˆูŠู‡ ุงู„ุฌู‡ุงุช ุงู„ุณุช) bahwa Allah mustahil berada di salah satu arah atau di semua arah karena Allah ada tanpa tempat dan arah. Enam arah yang dimaksud adalah adalah atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang.

Maksud dari (ูƒุณุงุฆุฑ ุงู„ู…ุจุชุฏุนุงุช ) adalah bahwa semua makhluk diliputi oleh arah, sedangkan Allah tidak menyerupai makhluk-Nya dari satu segi maupun semua segi dan Allah tidak bisa digambarkan dalam hati dan benak manusia. *Al Imam Ahmad ibn Hanbal mengatakan:*

"ู…ู‡ู…ุง ุชุตูˆุฑุช ุจุจุงู„ูƒ ูุงู„ู„ู‡ ุจุฎู„ุงู ุฐู„ูƒ" ุฑูˆุงู‡ ุฃุจูˆ ุงู„ูุถู„ ุงู„ุชู…ูŠู…ูŠ

Maknanya:
_*"Apapun yang terlintas dalam benak kamu (tentang Allah), maka Allah tidak seperti itu"*_ (Diriwayatkan oleh Abu al Fadll at-Tamimi).

*Jika ditanyakan:*
_Bagaimana hal demikian itu bisa terjadi (bahwa ada sesuatu yang ada tetapi tidak bisa dibayangkan dan digambarkan dengan benak)?_

*Maka jawabannya adalah:*
Bahwa di antara makhluk ada yang tidak bisa kita bayangkan akan tetapi kita harus beriman dan meyakini adanya. Yaitu bahwa cahaya dan kegelapan keduanya dulu tidak ada. Tidak ada satupun di antara kita yang bisa membayangkan pada dirinya bagaimana ada suatu waktu atau masa yang berlalu tanpa ada cahaya dan kegelapan di dalamnya ?!. Meski demikian kita wajib beriman dan meyakini bahwa  telah ada suatu masa yang berlalu tanpa dibarengi dengan cahaya dan kegelapan, karena Allah ta'ala berfirman :

[ูˆุฌุนู„ ุงู„ุธู„ู…ุงุช ูˆุงู„ู†ูˆุฑ] (ุณูˆุฑุฉุงู„ุฃู†ุนุงู… : 1) 

Maknanya:
_*"โ€ฆ dan yang telah menjadikan kegelapan dan cahaya"*_ (Q.S. al An'am: 1)

yakni menjadikan kegelapan dan cahaya setelah sebelumnya tidak ada.

Jika demikian halnya yang terjadi pada makhluk, maka lebih utama kita beriman dan percaya tentang Allah Yang mengatakan tentang Dzat-Nya ู„ูŠุณ ูƒู…ุซู„ู‡ ุดู‰ุก"", jadi Allah tidak tergambar dalam benak dan tidak diliputi oleh akal, Allah ada, maha suci dari bentuk dan ukura, ada tanpa tempat dan arah.

*Al Imam ath-Thahawi juga mengatakan:*

" ูˆู…ู† ูˆุตู ุงู„ู„ู‡ ุจู…ุนู†ู‰ ู…ู† ู…ุนุงู†ู€ูŠ ุงู„ุจุดุฑ ูู‚ุฏ ูƒูุฑ" 

_*"Barangsiapa menyifati Allah dengan salah satu sifat manusia maka ia telah kafir"*_

*PENJELASAN :*

Barangsiapa menyifati Allah dengan salah satu sifat manusia maka ia telah kaf
ir. Sifatโ€“sifat manusia banyak sekali. Sifat yang paling menonjol adalah baharu, yakni ada setelah sebelumnya tidak ada. Di antara sifat manusia juga adalah mati, berubah, berpindah dari satu keadaan ke keadaan yang lain, bergerak, diam, infi'al (merespon peristiwa dengan kegembiraan atau kesedihan atau semacamnya yang nampak dalam raut muka dan gerakan anggota tubuh), turun dari atas ke bawah, naik dari bawah ke atas, berpindah, memiliki warna, bentuk, panjang, pendek, bertempat pada suatu arah dan tempat, membutuhkan, memperoleh pengetahuan yang baru, terkena lupa, bodoh, duduk, bersemayam, berada di atas sesuatu dengan jarak, berjarak, menempel, berpisah dan lainโ€“lain. Jadi barangsiapa mensifati Allah dengan salah satu sifat manusia tersebut maka dia telah kafir.

โšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœ

๐ŸŽฆ๐Ÿ“ก *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh

๐ŸŒ๐Ÿ•Œ *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id

๐Ÿ“ฑ *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
๐Ÿ“ท *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
๐Ÿ–ฅ *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah

โšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœ

๐Ÿ“Œ๐Ÿ“Œ

โค *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* โค

โ— *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU* โ—
ใ€ฐโ™พ๐ŸŒผ *Membongkar Kesesatan Wahabi Yg Mengatakan Bahwa Kalam Dzat Allah Berupa Huruf, Suara, dan Bahasa [Makna Al-Qur'an Kalam Allah] | Oleh : Dr. H. Kholilurrohman, MA* ๐ŸŒผโ™พใ€ฐ

Dalam pemahaman Ulama kita; ulama Ahlussunnah ketika dikatakan:

*"al-Qur'an Kalam Allah"*, maka dalam pemaknaannya terdapat dua pengertian;

1๏ธโƒฃ *Pertama:*
Al-Qur'an dalam pengertian lafazh-lafazh yang diturunkan (al-Lafzh al-Munazzal), yang ditulis dengan tinta di antara lebaran-lembaran kertas (al-Maktub Bain al-Masha-hif), yang dibaca dengan lisan (al-Maqru' Bi al-Lisan), dan dihafalkan di dalam hati (al-Mahfuzh Fi ash-Shudur). Al-Qur'an dalam pengertian ini maka tentunya ia berupa bahasa Arab, tersusun dari huruf-huruf, serta berupa suara saat dibaca.


2๏ธโƒฃ *Kedua:*
Al-Qur'an dalam pengertian Kalam Allah ad-Dzati. Artinya dalam pengertian salah satu sifat Allah yang wajib kita yakini, yaitu sifat al-Kalam. Sifat Kalam Allah ini, sebagaimana seluruh sifat-sifat Allah lainnya, tidak menyerupai makhluk-Nya. Sifat Kalam Allah tanpa permulaan dan tanpa penghabisan, serta tidak menyerupai sifat kalam yang ada pada makhluk. Sifat kalam pada makhluk berupa huruf-huruf, suara dan bahasa. Adapun Kalam Allah bukan huruf, bukan suara dan bukan bahasa.


ใ€ฐโ™พ๐ŸŒผ Al-Qur'an dalam pengertian pertama (al-Lafzh al-Munazzal) maka ia adalah makhluk. Dan al-Qur'an dalam pengertian yang kedua (al-Kalam adz-Dzati) maka jelas ia bukan makhluk. Namun demikian, al-Qur'an baik dalam pengertian pertama maupun dalam pengertian kedua tetap disebut "Kalam Allah". Kita tidak boleh mengatakan secara mutlak; "al-Qur'an Makhluk", sebab pengertian al-Qur'an ada dua; dalam pengertian al-Lafzh al-Munazzal dan dalam pengertian al-Kalam adz-Dzati, sebagaimana di atas.

ใ€ฐโ™พ๐ŸŒผ Al-Qur'an dalam pengertian pertama adalah sebagai ungkapan dari sifat Kalam Allah adz-Dzati. Maka al-Qur'an yang berupa kitab yang kita baca dan kita hafalkan, tersusun dari huruf-huruf, dan dalam bentuk bahasa Arab, bukan sebagai Kalam Allah al-Dzati (sifat Kalam Allah), melainkan kitab tersebut adalah ungkapan ('Ibarah) dari Kalam Allah al-Dzati yang bukan suara, bukan huruf-huruf, dan bukan bahasa.Sebagai pendekatan, apabila kita menulis lafazh "Allah" di papan tulis, maka hal itu bukan berarti bahwa "Allah" yang berupa tulisan itu Tuhan yang kita sembah. Melainkan lafazh atau tulisan "Allah" tersebut hanya sebagai ungkapan ('Ibarah) bagi adanya Tuhan yang wajib kita sembah, yang bernama "Allah". Demikian pula dengan "al-Qur'an", ia disebut "Kalam Allah" bukan dalam pengertian bahwa itulah sifat Kalam Allah; berupa huruf-huruf, dan dalam bahasa Arab. Tetapi al-Qur'an yang dalam bentuk huruf-huruf dan dalam bentuk bahasa Arab tersebut adalah sebagai ungkapan dari sifat Kalam Allah adz-Dzati.

ใ€ฐโ™พ๐ŸŒผ Dengan demikian harus *dibedakan antara al-Lafzh al-Munazzal dan al-Kalam adz-Dzati*. Sebab apa bila tidak dibedakan antara dua perkara ini, maka setiap orang yang mendengar bacaan al-Qur'an akan mendapatkan gelar "Kalimullah" sebagaimana Nabi Musa yang telah mendapat gelar "Kalimullah". Tentu hal ini menjadi rancu dan tidak dapat diterima. Padahal, Nabi Musa mendapat gelar "Kalimullah" adalah karena beliau pernah mendengar al-Kalam adz-Dzati yang bukan berupa huruf, bukan suara dan bukan bahasa. Dan seandainya setiap orang yang mendengar bacaan al-Qur'an mendapat gelar "Kalimullah" seperti gelar Nabi Musa, maka berarti tidak ada keistimewaan sama sekali bagi Nabi Musa yang telah mendapatkan gelar "Kalimullah" tersebut. Dalam al-Qur'an Allah berfirman:

_*"Dan apa bila seseorang dari orang-orang musyrik meminta perlidungan darimu (wahai Muhammad) maka lindungilah ia hingga ia mendengar Kalam Allah"*_ (QS. at-Taubah: 6).

Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk memberikan perlidungan kepada seorang kafir musyrik yang diburu oleh kaumnya, jika memang orang musyrik ini meminta perlindungan darinya. Artinya, Orang musyrik ini diberi keamanan untuk hidup di kalangan orang-orang Islam hingga ia mendengar Kalam Allah. Setelah orang musyrik tersebut diberi keamanan dan mendengar Kalam Allah, namun ternyata ia tidak
mau masuk Islam, maka ia dikembalikan ke wilayah tempat tinggalnya. Dalam ayat ini, *yang dimaksud bahwa orang musyrik tersebut "mendengar Kalam Allah" adalah mendengar bacaan kitab al-Qur'an yang berupa lafazh-lafazh dalam bentuk bahasa Arab (al-Lafzh al-Munazzal), bukan dalam pengertian mendengar al-Kalam adz-Dzati. Sebab jika yang dimaksud mendengar al-Kalam adz-Dzati maka berarti sama saja antara orang musyrik tersebut dengan Nabi Musa yang telah mendapatkan gelar "Kalimullah".* Dan bila demikian maka berarti orang musyrik tersebut juga mendaptkan gelar "Kalimullah", persis seperti Nabi Musa. Tentunya hal ini tidak bisa dibenarkan.

ใ€ฐโ™พ๐ŸŒผ Diantara dalil lainnya yang menguatkan bahwa al-Kalam adz-Dzati bukan berupa huruf-huruf, bukan suara, dan bukan bahasa adalah firman Allah:

_*"... dan Dia Allah yang menghisab paling cepat"*_ (QS. al-An'am: 62)

Pada hari kiamat kelak, Allah akan menghisab seluruh hamba-Nya dari bangsa manusia dan jin. Allah akan memperdengarkan Kalam-Nya kepada setiap orang dari mereka. Dan mereka akan memahami dari kalam Allah tersebut pertanyaan-pertanyaan tentang segala apa yang telah mereka kerjakan, segala apa yang mereka katakan, dan segala apa yang mereka yakini ketika mereka hidup di dunia. Rasulullah bersabda:

_*"Setiap orang akan Allah perdengarkan Kalam-Nya kepadanya (menghisabnya) pada hari kiamat, tidak ada penterjemah antara dia dengan Allah"*_ (HR. al-Bukhari)

ใ€ฐโ™พ๐ŸŒผ Kelak di hari kiamat Allah akan menghisab seluruh hamba-Nya dalam waktu yang sangat singkat. Seandainya Allah menghisab mereka dengan suara, susunan huruf, dan dengan bahasa, maka Allah akan membutuhkan waktu beratus-ratus ribu tahun untuk menyelesaikan hisab tersebut, karena makhluk Allah sangat banyak. Termasuk di antara bangsa manusia adalah kaum Ya-juj dan Ma-juj, diriwayatkan dalam beberapa hadits bahwa mereka termasuk bangsa manusia dari keturunan Nabi Adam. Dalam hadits riwayat al-Bukhari disebutkan bahwa kaum terbesar yang kelak menghuni neraka adalah kaum Ya-juj dan Mu-juj ini. Tentang jumlah mereka disebutkan dalam hadits riwayat Ibn Hibban dan an-Nasa-i bahwa setiap orang dari mereka tidak akan mati kecuali setelah beranak-pinak hingga keturunannya yang ke seribu _*(Lihat Ibn Hibban dalam al-Ihsan Bi Tartib Shahih Ibn Hibban, j. 1, h. 192, dan al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra; Kitab at-Tafsir; Tafsir Surah al-Anbiya')*_.

Artinya, jumlah mereka jauh lebih besar di banding jumlah seluruh manusia yang bukan dari kaum Ya-juj dan Ma-juj. Mereka semua hidup di tempat yang diketahui oleh Allah dari bumi ini, dan antara kita dengan mereka dipisahkan oleh semacam "tembok besar" (as-sadd) yang dibangun oleh Dzul Qarnain dahulu _*(lebih lengkap lihat al-Kawkab al-Ajuj Fi Ahkam al-Mala-ikat Wa al-Jinn Wa asy-Syathin Wa Ya-juj Wa Ma-juj dalam Majmu'ah Sab'ah Kutub Mufidah karya as-Sayyid Alawi ibn Ahmad as-Saqqaf)*_

Kemudian lagi bangsa jin yang sebagian mereka hidup hingga ribuan tahun, bahkan manusia sendiri, sebelum umat Nabi Muhammad, ada yang mencapai umurnya hingga 2000 tahun, ada yang berumur hingga 1000 tahun, dan ada pula yang hanya 100 tahun. Kelak mereka semua akan dihisab dalam berbagai perkara menyangkut kehidupan mereka di dunia, tidak hanya dalam urusan perkataan atau ucapan saja, tapi juga menyangkut segala perbuatan dan keyakinan-keyakinan mereka. Seandainya Kalam Allah berupa suara, huruf, dan bahasa maka dalam menghisab semua makhluk tersebut Allah akan membutuhkan kepada waktu yang sangat panjang. Karena dalam penggunaan huruf-huruf dan bahasa jelas membutuhkan kepada waktu. Huruf berganti huruf, kemudian kata menyusul kata, dan demekian seterusnya. Dan bila demikian maka maka berarti Allah bukan sebagai Asra' al-Hasibin (Penghisab yang paling cepat), tapi sebaliknya; Abtha' al-Hasibin (Penghisab yang paling lambat). Tentunya hal ini mustahil bagi Allah.

ใ€ฐโ™พ๐ŸŒผ *Al-Imam al-Mutakallim Ibn al-Mu'allim al-Qurasyi* dalam kitab Najm al-Muhtadi Wa Rajm al-Mu'tadi menuliskan sebagai berikut:

*Asy-Syaikh al-Imam Abu Ali al-Hasan* ibn Atha' pada tahun 481 H ketika ditanya sebuah permasalahan berkata:

_"Se
sungguhnya huruf-huruf itu dalam penggunaannya saling mendahuli satu atas lainnya. Pergantian saling mandahuli antara huruf seperti ini tidak dapat diterima oleh akal jika terjadi pada Allah yang maha Qadim. Sebab pengertian bahwa Allah maha Qadim adalah bahwa Dia ada tanpa permulaan, sementara pergantian huruf-huruf dan suara adalah sesuatu yang baharu (hadits) yang memiliki permulaan; tidak Qadim. Kemudian seluruh sifat-sifat Allah itu Qadim; tanpa permulaan, termasuk sifat Kalam-Nya. Seandainya Kalam Allah tersebut berupa huruf-huruf dan suara maka berarti pada kalam-Nya tersebut terjadi pergantian antara satu huruf dengan lainnya, antara satu suara dengan suara lainnya, dan bila demikian maka Dia akan disibukkan oleh perkara tersebut. Padahal Allah tidak disibukkan oleh satu perkara atas perkara yang lain. Di hari kiamat Allah akan menghisab seluruh makhluk dalam hanya sesaat saja. Artinya, dalam waktu yang sangat singkat seluruh makhluk-makhluk tersebut akan memahami Kalam Allah dalam menghisab mereka. Seandainya Kalam Allah berupa huruf dan bahasa maka berarti sebelum selesai menghisab: "Wahai Ibrahim..."; Allah tidak mampu untuk menghisab: "Wahai Muhammad...". Bila kejadian hisab seluruh makhluk seperti ini maka seluruh makhluk tersebut akan terkurung dalam waktu yang sangat panjang menunggu selesai hisab satu orang demi satu orang. Tentunya perkara ini adalah mustahil bagi Allah"_

Makna Firman Allah:

_*"Kun Fayakun"*_ (QS. Yasin: 82)

Dalam al-Qur'an Allah berfirman:

_*"Inama Amruhu Idza Arada Sya'ian An Yaqula Lahu Kun Fayakun"*_ (QS. Yasin: 82)

ใ€ฐโ™พ๐ŸŒผ *Makna ayat ini bukan berarti bahwa setiap Allah berkehendak menciptakan sesuatu, maka dia berkata: "Kun", dengan huruf "Kaf" dan "Nun" yang artinya "Jadilah...!". Karena seandainya setiap berkehendak menciptakan sesuatu Allah harus berkata "Kun", maka dalam setiap saat perbuatan-Nya tidak ada yang lain kecuali hanya berkata-kata: "kun, kun, kun...". Hal ini tentu mustahil atas Allah. Karena sesungguhnya dalam waktu yang sesaat saja bagi kita, Allah maha Kuasa untuk menciptakan segala sesuatu yang tidak terhitung jumlanya*. Deburan ombak di lautan, rontoknya dedaunan, tetesan air hujan, tumbuhnya tunas-tunas, kelahiran bayi manusia, kelahiran anak hewan dari induknya, letusan gunung, sakitnya manusia dan kematiannya, serta berbagai peristiwa lainnya, semua itu adalah hal-hal yang telah dikehendaki Allah dan merupakan ciptaan-Nya. Semua perkara tersebut bagi kita terjadi dalam hitungan yang sangat singkat, bisa terjadi secara beruntun bahkan bersamaan.

ใ€ฐโ™พ๐ŸŒผ Adapun sifat perbuatan Allah sendiri (Shifat al-Fi'il) tidak terikat oleh waktu. Allah menciptakan segala sesuatu, sifat perbuatan-Nya atau sifat menciptakan-Nya tersebut tidak boleh dikatakan "di masa lampau", "di masa sekarang", atau "di masa mendatang". Sebab perbuatan Allah itu azali, tidak seperti perbuatan makhluk yang baharu. Perbuatan Allah tidak terikat oleh waktu, dan tidak dengan mempergunakan alat-alat. Benar, segala kejadian yang terjadi pada alam ini semuanya baharu, semuanya diciptakan oleh Allah, namun sifat perbuatan Allah atau sifat menciptakan Allah (Shifat al-Fi'il) tidak boleh dikatakan baharu.

ใ€ฐโ™พ๐ŸŒผ Kemudian dari pada itu, kata "Kun" adalah bahasa Arab yang merupakan ciptaan Allah (al-Makhluk). Sedangkan Allah adalah Pencipta (Khaliq) bagi segala bahasa. Maka bagaimana mungkin Allah sebagai al-Khaliq membutuhkan kepada ciptaan-Nya sendiri (al-Makhluq)?! Seandainya Kalam Allah merupakan bahasa, tersusun dari huruf-huruf, dan merupakan suara, maka berarti sebelum Allah menciptakan bahasa Dia diam; tidak memiliki sifat Kalam, dan Allah baru memiliki sifat Kalam setelah Dia menciptakan bahasa-bahasa tersebut. Bila seperti ini maka berarti Allah baharu, persis seperti makhluk-Nya, karena Dia berubah dari satu keadaan kepada keadaan yang lain. Tentu hal seperti ini mustahil atas Allah.

ใ€ฐโ™พ๐ŸŒผ *Dengan demikian makna yang benar dari ayat dalam QS. Yasin: 82 diatas adalah sebagai ungkapan bahwa Allah maha Kuasa untuk menciptakan segala sesuatu tanpa lelah, tanpa kesulitan, dan tanpa ada siapapun y
ang dapat menghalangi-Nya. Dengan kata lain, bahwa bagi Allah sangat mudah untuk menciptakan segala sesuatu yang Ia kehendaki, sesuatu tersebut dengan cepat akan terjadi, tanpa ada penundaan sedikitpun dari waktu yang Ia kehendakinya* ๐ŸŒผโ™พใ€ฐ

โšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœ

๐ŸŽฆ๐Ÿ“ก *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh

๐ŸŒ๐Ÿ•Œ *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id

๐Ÿ“ฑ *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
๐Ÿ“ท *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
๐Ÿ–ฅ *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah

โšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœ

๐Ÿ“Œ๐Ÿ“Œ

โค *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* โค

โ— *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU* โ—
๐Ÿ“Ž

ใ€ฐโ™พ๐ŸŒผ *Imรขm IbnU Hajar al-Asqalani (w 852 H) dalam Fath al-Bรขri Bi Syarh Shahรฎh al-Bukhari; Dan Murtadla az-Zabidi Dalam Ithรขf as-Sรขdah al-Muttaqรฎn Bi Syarh Ihyรขโ€™ โ€˜Ulรปmiddรฎn; LANGIT ADALAH KIBLAT DOA | Oleh: Dr. H. Kholilurrohman, MA* ๐ŸŒผโ™พใ€ฐ


Amรฎr al-Muโ€™minรฎn Fรฎ al-Hadรฎts al-Imรขm al-Hรขfizh Ibn Hajar al-Asqalani (w 852 H) dalam kitab Fath al-Bรขri Bi Syarh Shahรฎh al-Bukhรขri menuliskan:

"ุงู„ุณู…ุงุก ู‚ูุจู’ู„ุฉ ุงู„ุฏุนุงุก ูƒู…ุง ุฃู† ุงู„ูƒุนุจุฉ ู‚ูุจู’ู„ุฉ ุงู„ุตู„ุงุฉ"

โ€œLangit adalah kiblat di dalam berdoa sebagaimana kaโ€™bah merupakan kiblat di dalam shalatโ€ *[Fath al-Bรขri, j. 2, h. 233]*

๐Ÿ’  Al-Imรขm al-Hรขfizh Muhammad Murtadla az-Zabidi dalam menjelaskan perkataan al-Imรขm al-Ghazali di atas dalam karya fenomenalnya berjudul Ithรขf as-Sรขdah al-Muttaqรฎn Bi Syarh Ihyรขโ€™ โ€˜Ulรปmiddรฎn menuliskan:

*ูุฅู† ู‚ูŠู„:*
ุฅุฐุง ูƒุงู† ุงู„ุญู‚ู‘ู ุณุจุญุงู†ู‡ ู„ูŠุณ ููŠ ุฌู‡ุฉูุŒ ูู…ุง ู…ุนู†ู‰ ุฑูุน ุงู„ุฃูŠุฏูŠ ุจุงู„ุฏุนุงุก ู†ุญูˆ ุงู„ุณู…ุงุกุŸ

*ูุงู„ุฌูˆุงุจ:*
ู…ู† ูˆุฌู‡ูŠู† ุฐูƒุฑู‡ู…ุง ุงู„ุทู‘ูุฑู’ุทููˆุดูŠ:

ุฃุญุฏู‡ู…ุง:
ุฃู†ู‡ ู…ุญู„ู‘ู ุงู„ุชุนุจู‘ูุฏุŒ ูƒุงุณุชู‚ุจุงู„ู ุงู„ูƒุนุจุฉู ููŠ ุงู„ุตู„ุงุฉุŒ ูˆุฅู„ุตุงู‚ ุงู„ุฌุจู‡ุฉู ุจุงู„ุฃุฑุถู ููŠ ุงู„ุณุฌูˆุฏุŒ ู…ุน ุชู†ุฒู‘ูู‡ู‡ ุณุจุญุงู†ู‡ ุนู† ู…ุญู„ู‘ู ุงู„ุจูŠุช ูˆู…ุญู„ู‘ู ุงู„ุณุฌูˆุฏุŒ ููƒุฃู†ู‘ูŽ ุงู„ุณู…ุงุกูŽ ู‚ุจู„ุฉู ุงู„ุฏุนุงุก.

ูˆุซุงู†ูŠู‡ู…ุง:
ุฃู†ู‡ุง ู„ู…ุง ูƒุงู†ูŽุชู’ ู…ู‡ุจูุท ุงู„ุฑุฒู‚ู ูˆุงู„ูˆุญูŠู ูˆู…ูˆุถุนูŽ ุงู„ุฑุญู…ุฉู ูˆุงู„ุจุฑูƒุฉูุŒ ุนู„ู‰ ู…ุนู†ู‰ ุฃู† ุงู„ู…ุทุฑูŽ ูŠูŽู†ุฒูู„ู ู…ู†ู‡ุง ุฅู„ู‰ ุงู„ุฃุฑุถู ููŠุฎุฑุฌ ู†ุจุงุชู‹ุงุŒ ูˆู‡ูŠ ู…ูŽุณูƒู†ู ุงู„ู…ู„ุฅ ุงู„ุฃุนู„ู‰ุŒ ูุฅุฐุง ู‚ูŽุถูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุฃู…ุฑู‹ุง ุฃู„ู‚ุงู‡ ุฅู„ูŠู‡ู…ุŒ ููŠูู„ู‚ูˆู†ู‡ ุฅู„ู‰ ุฃู‡ู„ู ุงู„ุฃุฑุถุŒ ูˆูƒุฐู„ูƒ ุงู„ุฃุนู…ุงู„ ุชูุฑููŽุนุŒ ูˆููŠู‡ุง ุบูŠุฑู ูˆุงุญุฏ ู…ู† ุงู„ุฃู†ุจูŠุงุกุŒ ูˆููŠู‡ุง ุงู„ุฌู†ุฉู ุงู„ุชูŠ ู‡ูŠ ุบุงูŠุฉู ุงู„ุฃู…ุงู†ูŠุŒ ูู„ู…ุง ูƒุงู†ุช ู…ูŽุนู’ุฏูู†ู‹ุง ู„ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฃู…ูˆุฑ ุงู„ุนูุธุงู… ูˆู…ูŽุนุฑููุฉูŽ ุงู„ู‚ุถุงุกู ูˆุงู„ู‚ูŽุฏูŽุฑุŒ ุชูŽุตุฑู‘ูŽููŽุช ุงู„ู‡ูู…ู…ู ุฅู„ูŠู‡ุงุŒ ูˆุชูˆูู‘ูŽุฑูŽุช ุงู„ุฏูˆุงุนูŠ ุนู„ูŠู‡ุง"

_*Jika dikatakan:*_

_Bahwa Allah ada tanpa arah, maka apakah makna mengangkat telapak tangan ke arah langit ketika berdoa?_

_*Jawab:*_

_Terdapat dua segi dalam hal ini sebagaimana dituturkan oleh al-Thurthusi:_


_Pertama:_
_Bahwa hal tersebut untuk tujuan ibadah. Seperti halnya menghadap ke arah kaโ€™bah dalam shalat, atau meletakan kening di atas bumi saat sujud, padahal Allah Maha Suci dari bertempat di dalam kaโ€™bah, juga Maha Suci dari bertempat di tempat sujud. Dengan demikian langit adalah kiblat dalam berdoa._

_Kedua:_
_Bahwa langit adalah tempat darinya turun rizki, wahyu, rahmat dan berkah. Artinya dari langit turun hujan yang dengannya bumi mengeluarkan tumbuh-tumbuhan. Langit juga tempat yang agung bagi para Malaikat (al-Malaโ€™ al-Aโ€™lรข). Segala ketentuan yang Allah tentukan disampaikannya kepada para Malaikat, lalu kemudian para Malaikat tersebut menyampaikannya kepada penduduk bumi. Demikian pula arah langit adalah tempat diangkatnya amalan-amalan yang saleh. Sebagaimana di langit tersebut terdapat beberapa Nabi dan tempat bagi surga (yang berada di atas langit ke tujuh) yang merupakan puncak harapan. Maka oleh karena langit itu sebagai tempat bagi hal-hal yang diagungkan tersebut di atas, termasuk pengetahuan Qadla dan Qadar, maka titik konsen dalam praktek ibadah di arahkan kepadanya_ ๐Ÿ“„ *[Ithรขf as-Sรขdah al-Muttaqรฎn, j. 5, h. 34-35]*

๐Ÿ’  Pada bagian lain dalam kitab yang sama, al-Hรขfizh al-Zabidi menuliskan:

"ูˆุฅู†ู…ุง ุงุฎุชูุตู‘ูŽุช ุงู„ุณู…ุงุก ุจุฑูุน ุงู„ุฃูŠุฏูŠ ุฅู„ูŠู‡ุง ุนู†ุฏ ุงู„ุฏุนุงุก ู„ุฃู†ู‡ุง ุฌูุนูู„ูŽุช ู‚ูุจู’ู„ุฉ ุงู„ุฃุฏุนูŠุฉ ูƒู…ุง ุฃู† ุงู„ูƒุนุจุฉ ุฌูุนูู„ูŽุช ู‚ูุจู’ู„ุฉ ู„ู„ู…ุตู„ูŠ ูŠุณุชู‚ุจู„ู‡ุง ููŠ ุงู„ุตู„ุงุฉุŒ ูˆู„ุง ูŠู‚ุงู„ ุฅู† ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ููŠ ุฌู‡ุฉ ุงู„ูƒุนุจุฉ"

_โ€œLangit dikhusukan dalam berdoa agar tangan diarahkan kepadanya karena langit-langit adalah kiblat dalam berdoa, sebagaimana kaโ€™bah dijadikan kiblat bagi orang yang shalat di dalam shalatnya. Tidak boleh dikatakan bahwa Allah berada di arah kaโ€™bahโ€_ ๐Ÿ“„ *[Ibid, j. 2, h. 25]*

๐Ÿ’  Masih dalam kitab yang sama al-Hรขfizh al-Zabidi juga menuliskan:

"ูุฃู…ุง ุฑูุน ุงู„ุฃูŠุฏูŠ ุนู†ุฏ ุงู„ุณุคุงู„ ูˆุงู„ุฏุนุงุก ุฅู„ู‰ ุฌู‡ุฉ ุงู„ุณู…ุงุก ูู‡ูˆ ู„ุฃู†ู‡ุง ู‚ูุจู„ุฉ ุงู„ุฏุนุงุก ูƒู…ุง ุฃู† ุงู„ุจูŠุช ู‚ูุจู„ุฉ ุงู„ุตู„ุงุฉ ูŠูุณู’ุชู‚ุจูŽู„ ุจุงู„ุตุฏุฑ ูˆุงู„ูˆุฌู‡ุŒ ูˆุงู„ู…ุนุจูˆุฏู ุจุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ู…ู‚ุตูˆุฏู ุจุงู„ุฏุนุงุก ู€ ูˆู‡ูˆ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ู€ ู…ู†ุฒู‡ ุนู† ุงู„ุญู„ูˆู„ ุจุงู„ุจูŠุช ูˆุงู„ุณู…ุงุกุ› ูˆู‚ุฏ ุฃุดุงุฑ ุงู„ู†ุณููŠ ุฃูŠุถู‹ุง ูู‚ุงู„: ูˆุฑูุน ุงู„ุฃูŠุฏูŠ ูˆุงู„ูˆุฌูˆู‡ ุนู†ุฏ ุงู„ุฏุนุงุก ุชุนุจู‘ูุฏ ู…ุญุถ ูƒุงู„ุชูˆุฌู‘ู‡ ุฅู„ู‰ ุงู„ูƒุนุจุฉ ููŠ ุงู„ุตู„ุงุฉุŒ ูุงู„ุณู…ุงุก ู‚ูุจู’ู„ุฉ ุงู„ุฏุนุงุก ูƒุงู„ุจูŠุช ู‚ูุจู’ู„ุฉ ุงู„ุตู„ุงุฉ"

_Adapun mengangkat tangan ketika meminta dan berdoa kepada Allah ke arah langit karena ia adalah kiblat dalam berdoa, sebagaimana kaโ€™bah merupakan kiblat shalat dengan menghadapkan badan dan wajah kepadanya. Yang dituju dalam ibadah shalat dan yang dipinta dalam berdoa adalah Alla
h, Dia Maha suci dari bertempat dalam kaโ€™bah dan langit. Tentang hal ini an-Nasafi berkata:_

_"Mengangkat tangan dan menghadapkan wajah ketika berdoa adalah murni merupakan ibadah, sebagaimana menghadap ke arah kaโ€™bah di dalam shalat, maka langit adalah kiblat dalam berdoa sebagaimana kaโ€™bah adalah kiblat dalam shalat"_ ๐Ÿ“„ *[Ibid, j. 2, h. 104]*

โšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœ

๐ŸŽฆ๐Ÿ“ก *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh

๐ŸŒ๐Ÿ•Œ *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id

๐Ÿ“ฑ *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
๐Ÿ“ท *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
๐Ÿ–ฅ *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah

โšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœ

๐Ÿ“Œ๐Ÿ“Œ

โค *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* โค

โ— *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU*
*(Masalah):*

Akidah Ahlussunnah menetapkan bahwa Allah yang menciptakan kebaikan dan keburukan. Namun demikian ada beberapa faham yang berusaha mengaburkan kebenaran ini dengan mengutip beberapa ayat yang sering disalahpahami oleh mereka, di antaranya, mereka mengutip firman Allah:

ุจููŠูŽุฏููƒูŽ ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุฑู (ุกุงู„ ุนู…ุฑุงู†: 26)

_โ€Dengan kekuasaan-Mu segala kebaikanโ€_ *(QS. Ali โ€˜Imran: 26)*

Mereka berkata:

โ€œDalam ayat ini Allah hanya menyebutkan kata _โ€al-Khayrโ€_ (kebaikan) saja, tidak menyebutkan _asy-Syarr_ (keburukan). Dengan demikian maka Allah hanya menciptakan kebaikan saja, adapun keburukan bukan ciptaan-Nyaโ€.

*(Jawab): ....*

_*Selengkapnya klik link di bawah :*_

https://nurulhikmah.ponpes.id/2019/01/16/%E3%80%B0%E2%99%BE%F0%9F%8C%BC-allah-pencipta-segala-kebaikan-dan-keburukan-oleh-dr-h-kholilurrohman-ma-%F0%9F%8C%BC%E2%99%BE%E3%80%B0/
ใ€ฐโ™พ๐ŸŒผ *Catatan Teologi Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah diasuh oleh Dr. H. Kholilurrohman, MA :* ๐ŸŒผโ™พใ€ฐ


Untuk bergabung di TC 1:
https://chat.whatsapp.com/7st7GHBcOyeH9qOXxKCLyC

Untuk bergabung di TC 2:
https://chat.whatsapp.com/CBwvCRXy1adHAWzoyAXOLD

Untuk bergabung di TC 3:
https://chat.whatsapp.com/2gt9z3ScLS2HSO1yVuVK9x

Untuk bergabung di TC 4:
https://chat.whatsapp.com/KQy9MSSNbUgGaauS6hGFbN

Untuk bergabung di TC 5:
https://chat.whatsapp.com/A21cwcRx0OtHNBHhiC8DgL

Untuk bergabung di TC 6:
https://chat.whatsapp.com/3eIab0PyWi57v63rlW42Ks

Untuk bergabung di TC 7:
https://chat.whatsapp.com/0OsP1yhueMk9w34dNWYYuo
*Informasi*

Klik link di bawah...

https://www.facebook.com/events/225624821567328/

โšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœ

๐ŸŽฆ๐Ÿ“ก *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh

๐ŸŒ๐Ÿ•Œ *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id

๐Ÿ“ฑ *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
๐Ÿ“ท *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
๐Ÿ–ฅ *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah

โšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœ

๐Ÿ“Œ๐Ÿ“Œ

โค *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* โค

โ— *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU*
๐Ÿ“Ž

*Jum'ah Mubarakah!*

Free 100%, Buku terbaru *syarh aqidatul awam; Ghayah Al Maram*. Karya Ust. Dr. H. Kholilurrohman, Lc, MA, segera download, klik : >>>

https://play.google.com/store/books/details?id=ldmEDwAAQBAJ

โšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœ

๐ŸŽฆ๐Ÿ“ก *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh

๐ŸŒ๐Ÿ•Œ *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id

๐Ÿ“ฑ *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
๐Ÿ“ท *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
๐Ÿ–ฅ *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah

โšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœ

๐Ÿ“Œ๐Ÿ“Œ

โค *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* โค

โ— *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU* โ—
Para Ahli Tasawuf berkeyakinan "Allah Ada Tanpa Tempat Dan Tanpa Arah".

Seri kajian Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah bersama ust. Dr. H. Kholilurrohman, MA

Simak, like, subscribe, dan share. Semoga bermanfaat https://youtu.be/42-dy-FOob8
Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah. Tidak boleh dikatakan Allah bertempat di langit atau bersemayam di atas Arsy.

Simak kajian tafsir QS Al Mulk: 16 bersama ust. H. Kholilurrohman, MA. Like, subscribe, dan share. Semoga bermanfaat. https://youtu.be/Lr4RFazdSb4
https://youtu.be/F8apVB-IM8M

โšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœ

๐ŸŽฆ๐Ÿ“ก *Abou Fateh YouTube Channel* Kajian Tauhid Dan Fiqh Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah | Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.youtube.com/c/aboufateh

๐ŸŒ๐Ÿ•Œ *Pondok Pesantren Nurul Hikmah* Untuk Menghafal al-Qur'an Dan Kajian Ilmu Agama Madzhab Ahlussunnah Wal Jama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah Asuhan Dr. H. Kholilurrohman, MA | www.nurulhikmah.ponpes.id

๐Ÿ“ฑ *Fb Page :* facebook.com/nurulhikmah.ponpes.id
๐Ÿ“ท *Instagram :* instagram.com/nurulhikmah.ponpes.id
๐Ÿ–ฅ *Twitter :* twitter.com/ppnurulhikmah

โšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœโšœ

๐Ÿ“Œ๐Ÿ“Œ

โค *ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TANPA ARAH* โค

โ— *APAPUN YANG TERLINTAS DALAM BENAKMU TENTANG ALLAH, MAKA ALLAH TIDAK SEDEMIKIAN ITU*