SunnahEduOfficial
665 subscribers
189 photos
54 files
211 links
Web: sunnahedu(dot)com
| Jalan Para Perindu Akhirat
Download Telegram
JANGAN MENCELA ORANG YANG SUDAH MENINGGAL DUNIA

Dari Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَسُبُّوا الأَمْوَاتَ، فَإِنَّهُمْ قَدْ أَفْضَوْا إِلَى مَا قَدَّمُوا

“Janganlah kalian mencela mayat karena mereka telah menjumpai apa yang telah mereka kerjakan.” (HR. Bukhari no. 1393)

Syekh Ibnul Utsaimin rahimahullah berkata,

“Kalimat ini bersifat umum, karena sesungguhnya mereka telah menjumpai apa yang telah mereka kerjakan. Jika mereka adalah orang baik, celaan itu tidaklah mencelakakan mereka. Jika mereka adalah orang jelek, mereka telah mendapatkan balasannya, sehingga tidak butuh ini dan itu.”

📚 Syarh Mukhtashar ‘ala Bulughil Maram, 4: 11.

—-
Join on Telegram
t.me/sunnaheduofficial
🎙 Syekh Ibnul 'Utsaimin rahimahullah berkata,

"Talak adalah menceraikan isteri setelah terjadi akad nikah dengannya. Ini adalah perkara yang besar dan urusan yang serius.

Di hari ini orang-orang telah meremehkan urusan ini. Sampai-sampai masalah talak ini bagi mereka menjadi seperti semudah meneguk air. Ini salah."

📚 Syarh 'Umdah al-Ahkam, 2/650.

----
Media dakwah kami:

💻 Website: sunnahedu.com
📒 Facebook: sunnaheduofficial
📨 Telegram: sunnaheduofficial
📸 Instagram: sunnaheduofficial
🎙️ Syekh al-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :

"Tidak setiap orang yang berilmu itu mampu menjelaskan dan memberikan keterangan akan ilmu tersebut.

▶️ Hal itu karena ilmu itu suatu hal tersendiri sedangkan menjelaskannya itu (bakat) tersendiri
▶️ Kemudian mendiskusikan dan menjelaskan dalilnya itu perkara lain yang ketiga
▶️ Terlebih menjawab hujjah orang yang menyelisihi itu perkara lain yang keempat.

📚 Jawabul 'Itiradhat al-Mishriyyah, 44.

----
Website: sunnahedu.com

Join on Telegram
t.me/sunnaheduofficial
🎙 Syekh al-Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

"Tidak diragukan lagi bahwa terhadap keturunan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam terdapat hak atas umat Islam yang tidak diberikan kepada selain mereka.

Dan mereka berhak lebih dicintai dan diberi loyalitas yang tidak berhak diberikan kepada seluruh manusia lainnya."

📚 Minhajus Sunnah, 3/276.

----
Website: sunnahedu.com

Join on Telegram:
t.me/sunnaheduofficial
Pada bait ketiga puluh dua dalam kitab Al-'Aqidah As-Safariniyyah, Al-Imam Muhammad bin Ahmad as-Safarini al-Hambali rahimahullah berkata,

"Perkara pertama yang wajib bagi seorang hamba

((Mengenal Allah)) sebagai sesembahannya dengan benar"

📝 Sesungguhnya perkara pertama yang wajib atas seorang mukallaf yakni mengenal Allah Ta'ala dengan pemahaman yang sahih.

Hal tersebut dapat dikupas dengan dua hal:

1. Bahwa penetapan mengenal Allah merupakan perintah yang mengikat berdasarkan fitrah.

2. Kewajiban hamba adalah hanya beribadah kepada Allah semata.

📌 Syekh al-Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata dalam Dar'u Ta'arudh al-Aql wa an-Naql (8/11),

"Para salaf dan imam sepakat bahwa perkara pertama yang diperintahkan bagi seorang hamba adalah dua kalimat syahadat (yakni mengenal Allah dan rasul-Nya, -pen)."

📚 Ad-Durratul Mudhiyyah fi 'Aqdi Ahlil Firqah al-Mardhiyyah biasa dikenal dengan judul Al-'Aqidah As-Safariniyyah, 51.

----
Website: sunnahedu.com

Join on Telegram:
t.me/sunnaheduofficial
Al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berpendapat bahwa iman itu perkataan dengan lisan, diamalkan dengan anggota badan, dan diyakini dengan hati. Iman dapat bertambah dengan ketaatan, berkurang dengan kemaksiatan, kuat dengan ilmu, lemah dengan kebodohan, dan istikamah dengan taufik.

Jadi, iman merupakan suatu nama yang mencakup banyak nama baik itu dari perbuatan maupun perkataan. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

الْإِيمَان بضع وَسَبْعُونَ شُعْبَة أفضلهَا قَول لَا إِلَه إِلَّا الله وَأَدْنَاهَا إمَاطَة الْأَذَى عَن الطَّرِيق

"Iman itu terdiri atas tujuh puluh cabang. Yang paling tinggi adalah perkataan tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan." (HR Muslim)

📚 Kitabul 'Aqidah Riwayah Abi Bakr Al-Khallal, 17.

----
Website: sunnahedu.com

Join on Telegram:
t.me/sunnaheduofficial
Najmuddin Ath-Thufi al-Hambali rahimahullah berkata,

"Terdapat kemashlahatan dengan menikah, diantaranya:
1. Jiwa menjadi bahagia dan semangat untuk ibadah. Tanpa menikah, jiwa akan hampa dan lemah semangatnya.
2. Terjaganya kemaluan dari zina, ini adalah ijma ahli agama dan orang yang berakal.
3. Imun tubuh menjadi baik dan menyehatkan, sehingga badan menjadi bugar. Itulah mengapa beberapa orang jatuh sakit dan memiliki penyakit bila meninggalkannya.
4. Membaguskan akhlak dan wajah menjadi berseri-seri."

📚 Al-Intisharat al-Islamiyyah fi Kasyfi Syubah an-Nashraniyyah, 1/271.

----
Website: sunnahedu.com

Join on Telegram:
t.me/sunnaheduofficial
Thalhah al-Baghdadi rahimahullah berkata:

‌‏ركبتُ مع الإمام أحمد في سفينة، ‏فكان يطيل السكوت فإذا تكلم قال: ‏"اللهم أَمتنا على الإسلام والسنة"

"Aku pernah bersama Imam Ahmad -rahimahullah- safar naik perahu, dan beliau banyak diam. Kalaupun berbicara ucapannya hanya: 'Ya Allah wafatkan aku di atas Islam dan Sunnah.'"

📚 Thabaqat al-Hanabilah, 1/179

----
Website: sunnahedu.com

Join on Telegram:
t.me/sunnaheduofficial
Syekh Ibnul 'Utsaimin rahimahullah berkata,

"Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk jujur dan seperti dalam firman-Nya,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَكُونُوا۟ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ

"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur." (QS At-Taubah: 119)

Jujur akhlak yang baik itu terdiri atas dua jenis: jujur kepada Allah dan jujur kepada para hamba-Nya. Keduanya ini merupakan budi pekerti yang luhur.

Lawan dari jujur adalah dusta. Yakni mengabarkan sesuatu yang bertentangan dengan kenyataannya. Dan ini di antara akhlaknya orang munafik."

📚 Syarh Riyadhus Shalihin, 1/142

----
Website: sunnahedu.com

Join on Telegram:
t.me/sunnaheduofficial
🎙 Al-'Allamah 'Abdullah Aba Buthain rahimahullah berkata,

"Batasan ibadah dan hakikatnya: menaati Allah. Setiap perkataan dan perbuatan yang lahir dan batin yang dicintai Allah itulah ibadah. Setiap perintah syariat, baik itu yang sifatnya wajib atau sunah, itulah ibadah. Inilah hakikat ibadah menurut kebanyakan ulama."

📚 Ad-Durar As-Suniyyah, 10/391.

----
Website: sunnahedu.com

Join on Telegram:
t.me/sunnaheduofficial
Firman Allah:

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik”

Qs. Saba’ : 39
Dari Shafwan bin 'Asal radhiyallahu 'anhu bahwasanya Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إن الملائكة لتضع أجنحتها لطالب العلم رضا بما يطلب

"Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya untuk menaungi penuntut ilmu sebagai bentuk keridhaan dengan apa yang dicarinya." (HR Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Al-Khaththabi rahimahullah berkata:

"Kalimat, meletakkan sayapnya untuk menaungi penuntut ilmu, memiliki tiga makna:

1⃣ Membentangkan sayapnya
2⃣ Merendahkan sayapnya demi menghormati penuntut ilmu
3⃣ Malaikat turun ke majelis ilmu dan tidak terbang meninggalkannya."

📚 Mukhtashar Minhajul Qashidin, 20.

----
Website: sunnahedu.com

Join on Telegram:
t.me/sunnaheduofficial
Buku saku Jihad melawan perdukunan (REVISI).pdf
1.4 MB
Buku saku Jihad melawan perdukunan (REVISI).pdf