Moonraker adalah novel James Bond ketiga karya penulis Inggris Ian Fleming, yang diterbitkan pada 5 April 1955 oleh penerbit Jonathan Cape. Alur ceritanya merupakan pengembangan dari sebuah naskah skenario untuk film karya Fleming.
Novel ini mengangkat beberapa isu ketakutan dunia pada dekade 1950-an, termasuk serangan roket yang terinspirasi dari serangan V-2 pada Perang Dunia II, kehancuran peradaban akibat senjata nuklir, komunisme Soviet, munculnya kembali gerakan Nazisme, dan "ancaman dari dalam" yang ditimbulkan oleh kedua ideologi tersebut. Fleming mengulas tentang identitas nasional Inggris serta menunjukkan kebaikan dan kekuatan Inggris.
Noël Coward, teman Fleming, menganggap Moonraker sebagai karya terbaik yang pernah ditulis oleh Fleming pada saat itu. Meskipun alur novel kembali jauh melampaui batas, tetapi tidak terlalu berlebihan seperti dua karya sebelumnya, yaitu Casino Royale dan Live and Let Die.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Moonraker_(novel)
#wikibuku #wikisastra
Novel ini mengangkat beberapa isu ketakutan dunia pada dekade 1950-an, termasuk serangan roket yang terinspirasi dari serangan V-2 pada Perang Dunia II, kehancuran peradaban akibat senjata nuklir, komunisme Soviet, munculnya kembali gerakan Nazisme, dan "ancaman dari dalam" yang ditimbulkan oleh kedua ideologi tersebut. Fleming mengulas tentang identitas nasional Inggris serta menunjukkan kebaikan dan kekuatan Inggris.
Noël Coward, teman Fleming, menganggap Moonraker sebagai karya terbaik yang pernah ditulis oleh Fleming pada saat itu. Meskipun alur novel kembali jauh melampaui batas, tetapi tidak terlalu berlebihan seperti dua karya sebelumnya, yaitu Casino Royale dan Live and Let Die.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Moonraker_(novel)
#wikibuku #wikisastra
Soeman Hasiboean, atau lebih dikenal dengan nama pena Soeman Hs, adalah seorang pengarang yang dikenal sebagai pelopor penulisan cerpen dan fiksi detektif di Indonesia.
Sebagai seorang guru, Soeman juga gemar menulis. Novel pertamanya, "Kasih Tak Terlarai", diterbitkan Balai Pustaka pada 1929 dan diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dengan judul "Asih tan Kena Pisah" oleh Soehardja, sedangkan "Pertjobaan Setia" diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda dengan judul "Tjotjoba" oleh Martaperdana.
Selain novel, Soeman pun menulis beberapa cerpen yang menghibur. Ada banyak unsur komedi yang dimasukkan ke dalam cerpennya, sedangkan diksi yang dipakainya sangat dipengaruhi oleh latar belakang Sumatra timur, dengan pengucapan Melayu dan pengaruh Jawa yang lebih sedikit ketimbang beberapa penulis kontemporer.
Soeman dikategorikan sebagai pengarang kecil dari periode Poedjangga Baroe, tetapi ia layak disebut bapak cerita humor dan detektif.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Soeman_Hasiboean
#wikibiografi #wikisastra
Sebagai seorang guru, Soeman juga gemar menulis. Novel pertamanya, "Kasih Tak Terlarai", diterbitkan Balai Pustaka pada 1929 dan diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dengan judul "Asih tan Kena Pisah" oleh Soehardja, sedangkan "Pertjobaan Setia" diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda dengan judul "Tjotjoba" oleh Martaperdana.
Selain novel, Soeman pun menulis beberapa cerpen yang menghibur. Ada banyak unsur komedi yang dimasukkan ke dalam cerpennya, sedangkan diksi yang dipakainya sangat dipengaruhi oleh latar belakang Sumatra timur, dengan pengucapan Melayu dan pengaruh Jawa yang lebih sedikit ketimbang beberapa penulis kontemporer.
Soeman dikategorikan sebagai pengarang kecil dari periode Poedjangga Baroe, tetapi ia layak disebut bapak cerita humor dan detektif.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Soeman_Hasiboean
#wikibiografi #wikisastra
Lie Kim Hok (Hanzi: 李金福; Pinyin: Lǐ Jīnfú; Pe̍h-ōe-jī: Lì Kim-hok adalah seorang guru, penulis, dan pekerja sosial berlatar belakang Tionghoa peranakan yang aktif di Hindia Belanda dan disebut sebagai "bapak sastra Tionghoa Melayu". Lahir di Buitenzorg (sekarang Bogor), ia fasih berbicara dalam bahasa Sunda, Melayu, dan Belanda.
Pada 1885, Lie membeli perusahaan percetakan milik van der Linden dan mendirikan perusahaannya sendiri serta menerbitkan beberapa buku, seperti Sair Tjerita Siti Akbari, tata bahasa Malajoe Batawi, dan Tjhit Liap Seng (novel Tionghoa Melayu pertama).
Kasijanto Sastrodinomo, linguis dari Universitas Indonesia mendeskripsikan Malajoe Batawi sebagai buku yang "luar biasa" karena merupakan buku teks berbahasa Melayu pertama yang ditulis oleh orang non-Melayu dan tidak menggunakan satupun istilah sastra yang diturunkan dari bahasa Inggris, yang biasanya banyak ditemukan dalam buku teks Indonesia pada abad ke-20.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lie_Kim_Hok
#wikibiografi #wikisastra
Pada 1885, Lie membeli perusahaan percetakan milik van der Linden dan mendirikan perusahaannya sendiri serta menerbitkan beberapa buku, seperti Sair Tjerita Siti Akbari, tata bahasa Malajoe Batawi, dan Tjhit Liap Seng (novel Tionghoa Melayu pertama).
Kasijanto Sastrodinomo, linguis dari Universitas Indonesia mendeskripsikan Malajoe Batawi sebagai buku yang "luar biasa" karena merupakan buku teks berbahasa Melayu pertama yang ditulis oleh orang non-Melayu dan tidak menggunakan satupun istilah sastra yang diturunkan dari bahasa Inggris, yang biasanya banyak ditemukan dalam buku teks Indonesia pada abad ke-20.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lie_Kim_Hok
#wikibiografi #wikisastra
Kakawin Sutasoma adalah sebuah kakawin dalam bahasa Jawa Kuno yang digubah oleh Empu Tantular pada abad ke-14.
Kakawin Sutasoma ini unik dalam sejarah sastra Jawa karena bisa dikatakan merupakan satu-satunya kakawin bersifat epis yang bernapaskan agama Buddha.
Motto nasional Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika diambil dari isi kakawan ini. Berikut isinya dalam bahasa Jawa Kuno:
Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kakawin_Sutasoma
https://jv.m.wikisource.org/wiki/Kakawin_Sutasoma
#wikisastra #literasikuno
Kakawin Sutasoma ini unik dalam sejarah sastra Jawa karena bisa dikatakan merupakan satu-satunya kakawin bersifat epis yang bernapaskan agama Buddha.
Motto nasional Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika diambil dari isi kakawan ini. Berikut isinya dalam bahasa Jawa Kuno:
Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kakawin_Sutasoma
https://jv.m.wikisource.org/wiki/Kakawin_Sutasoma
#wikisastra #literasikuno