Kota Kuching merupakan ibu kota Serawak, Malaysia. Kota ini terletak di Sungai Serawak di ujung barat daya negara bagian Serawak di pulau Kalimantan. Raja terakhir Serawak, Sir Charles Vyner Brooke memutuskan untuk menyerahkan Serawak sebagai bagian dari Mahkota Inggris pada tahun 1946. Kuching tetap menjadi ibu kota selama periode Mahkota Inggris. Setelah pembentukan Malaysia pada tahun 1963, Kuching juga tetap dikekalkan menjadi ibu kota dan mendapat status resmi kota pada tahun 1988. Sejak itu, kota Kuching dibagi menjadi dua wilayah administratif yang dikelola oleh dua pemerintah daerah yang terpisah.
Kuching memiliki banyak tempat wisata seperti Taman Nasional Lahan Basah Kuching, Taman Nasional Bako, Pusat Satwa Liar Semenggoh, Festival Musik Hutan Hujan Dunia (RWMF), bangunan legislatif Serawak, Astana, Fort Margherita, Museum Kucing, dan Museum Serawak.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kuching
#geografi #kuching #malaysia #kalimantan #ibukota
Kuching memiliki banyak tempat wisata seperti Taman Nasional Lahan Basah Kuching, Taman Nasional Bako, Pusat Satwa Liar Semenggoh, Festival Musik Hutan Hujan Dunia (RWMF), bangunan legislatif Serawak, Astana, Fort Margherita, Museum Kucing, dan Museum Serawak.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kuching
#geografi #kuching #malaysia #kalimantan #ibukota
Kucing merah (Pardofelis badia atau Catopuma badia), juga dikenal sebagai kucing kalimantan, kucing merah kalimantan, atau kucing batu kalimantan, adalah kucing liar endemik pulau Kalimantan yang lebih jarang ditemui dibandingkan dengan spesies kucing lain yang simpatrik.
Pada tahun 1874, John Edward Gray pertama kali menjelaskan kucing merah berdasarkan binomial badia Felis atas dasar kulit dan tengkorak yang dikumpulkan di Sarawak pada tahun 1856. Kucing ini pertama kali dianggap sebagai anak kucing dari kucing emas Asia. Pada tahun 1932, Reginald Innes Pocock menempatkan spesies dalam genus monotypic Badiofelis. Pada tahun 1978, ia ditempatkan di genus Catopuma.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kucing_merah
#biologi #satwa #fauna #kucing #kalimantan #langka
Pada tahun 1874, John Edward Gray pertama kali menjelaskan kucing merah berdasarkan binomial badia Felis atas dasar kulit dan tengkorak yang dikumpulkan di Sarawak pada tahun 1856. Kucing ini pertama kali dianggap sebagai anak kucing dari kucing emas Asia. Pada tahun 1932, Reginald Innes Pocock menempatkan spesies dalam genus monotypic Badiofelis. Pada tahun 1978, ia ditempatkan di genus Catopuma.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kucing_merah
#biologi #satwa #fauna #kucing #kalimantan #langka
Abdoel Moeis Hassan adalah seorang tokoh pemuda pergerakan kebangsaan di Samarinda. Bersama A.M. Sangadji, ia mendirikan lembaga pendidikan bernama Balai Pengadjaran dan Pendidikan Ra'jat dan bergabung juga dalam Panitia Persiapan Penyambutan Kemerdekaan Republik Indonesia (P3KRI) untuk mewujudkan Proklamasi Negara Indonesia di Samarinda pada 1945.
Moeis Hassan yang beretnis Banjar ini, pada 1957 berhasil memperjuangkan Kalimantan Timur sebagai provinsi mandiri, tidak lagi berada di bawah Provinsi Kalimantan yang beribukota di Banjarmasin.
Ketika menjabat sebagai Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur, ia melaksanakan program pendirian Universitas Kalimantan Timur, yang berubah menjadi Universitas Mulawarman. Karena kiprahnya yang cukup banyak bagi negeri, Moeis Hassan diusulkan sebagai Pahlawan Nasional dan sebagai pengganti nama Jembatan Mahakam Ulu di Samarinda.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Abdoel_Moeis_Hassan
#samarinda #kalimantan #universitasmulawarman
Moeis Hassan yang beretnis Banjar ini, pada 1957 berhasil memperjuangkan Kalimantan Timur sebagai provinsi mandiri, tidak lagi berada di bawah Provinsi Kalimantan yang beribukota di Banjarmasin.
Ketika menjabat sebagai Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur, ia melaksanakan program pendirian Universitas Kalimantan Timur, yang berubah menjadi Universitas Mulawarman. Karena kiprahnya yang cukup banyak bagi negeri, Moeis Hassan diusulkan sebagai Pahlawan Nasional dan sebagai pengganti nama Jembatan Mahakam Ulu di Samarinda.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Abdoel_Moeis_Hassan
#samarinda #kalimantan #universitasmulawarman
Keledang (Artocarpus lanceifolius) termasuk buah langka bumi Kalimantan. Tumbuhan ini termasuk suku Moraceae (nangka-nangkaan), berkerabat dengan mentawa, kluwih, pintau, cempedak, sukun, selanking, benda, dan nangka.
Keledang menyebar mulai dari Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatra, Bangka, Kepulauan Lingga dan Riau, dan Borneo. Ada dua anak jenisnya, yakni A. l. lanceifolius dan A. l. clementis (Merr.) Jarrett; yang terakhir ini endemik di Borneo bagian timur laut.
Buah keledang rasanya manis dan daging buahnya terpisah dari bijinya seperti nangka. Sensasi rasanya merupakan campuran antara nangka dan manggis. Warna kulit buahnya jingga kemerahan dan bentuk buahnya seperti cempedak. Kayunya dimanfaatkan untuk konstruksi berat, furnitur, pembuatan perahu, perkakas rumah tangga, peti mati, dan lain-lain.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Keledang
#buah #langka #kalimantan
Keledang menyebar mulai dari Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatra, Bangka, Kepulauan Lingga dan Riau, dan Borneo. Ada dua anak jenisnya, yakni A. l. lanceifolius dan A. l. clementis (Merr.) Jarrett; yang terakhir ini endemik di Borneo bagian timur laut.
Buah keledang rasanya manis dan daging buahnya terpisah dari bijinya seperti nangka. Sensasi rasanya merupakan campuran antara nangka dan manggis. Warna kulit buahnya jingga kemerahan dan bentuk buahnya seperti cempedak. Kayunya dimanfaatkan untuk konstruksi berat, furnitur, pembuatan perahu, perkakas rumah tangga, peti mati, dan lain-lain.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Keledang
#buah #langka #kalimantan