Yang Mendapati Hari Kiamat Adalah Generasi Terburuk Dari Umat Manusia
Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
لا تقوم الساعة إلا على شرار الخلق
"Tidak akan terjadi kiamat kecuali pada generasi terburuk dari manusia" (HR. Muslim no. 2949).
Yang ketika itu orang-orang tersebut sudah tidak kenal lagi dengan ajaran-ajaran Islam kecuali kalimat "Laa ilaaha illallah" itu pun mereka anggap hanya sekedar ucapan tanpa paham maknanya.
Dari Hudzaifah bin Al Yaman, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
يدرس الإسلام كما يدرس وشي الثوب لا يدري ما صيام ولا صدقة ولا نسك ويسري على كتاب الله عز وجل في ليلةٍ فلا يبقى في الأرض منه آية ويبقى طوائف من الناس الشيخ الكبير والعجوز الكبيرة يقولون: أدركنا آباءنا على هذه الكلمة لا إله إلا الله فنحن نقولها
"Islam akan sirna sebagaimana lunturnya warna pakaian yang usang. Hingga orang Islam tidak tahu lagi apa itu puasa, tidak tahu apa itu sedekah (zakat) dan tidak tahu apa itu qurban. Dan hilanglah Al-Qur’an pada suatu malam hingga tidak tersisa satu pun ayat darinya di muka bumi. Dan orang-orang Islam yang tersisa ketika itu adalah orang yang telah tua dan lemah yang mereka mengatakan: ‘Kami mendapati dahulu bapak-bapak kami pernah mengatakan kalimat ‘Laa ilaha illallaah’, maka kami pun mengatakannya juga" (HR. Ibnu Majah no. 4049, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).
Ketika itu juga sudah tidak ada lagi orang yang berhaji ke Baitullah. Dari Abu Sa'id Al Khudriy, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
لا تقوم الساعة حتى لا يحج البيت
"Tidak akan terjadi kiamat hingga tidak ada orang yang berhaji lagi ke Baitullah" (HR. Ibnu Hibban [15/151], Al Hakim [4/500], dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah no. 2430).
Semoga Allah Ta'ala memberi kita hidayah dan taufik, serta melindungi kita agar kita tidak termasuk dalam orang-orang tersebut yang mendapati ngerinya hari kiamat.
Maka teruslah bersemangat hidupkan Islam, sebarkan ajaran-ajaran Islam yang sesuai dengan Al Qur'an dan As Sunnah, jangan sampai umat ini menjadi orang-orang yang tidak kenal kepada ajaran Islam.
Sumber: @fawaid_kangaswad
Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
لا تقوم الساعة إلا على شرار الخلق
"Tidak akan terjadi kiamat kecuali pada generasi terburuk dari manusia" (HR. Muslim no. 2949).
Yang ketika itu orang-orang tersebut sudah tidak kenal lagi dengan ajaran-ajaran Islam kecuali kalimat "Laa ilaaha illallah" itu pun mereka anggap hanya sekedar ucapan tanpa paham maknanya.
Dari Hudzaifah bin Al Yaman, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
يدرس الإسلام كما يدرس وشي الثوب لا يدري ما صيام ولا صدقة ولا نسك ويسري على كتاب الله عز وجل في ليلةٍ فلا يبقى في الأرض منه آية ويبقى طوائف من الناس الشيخ الكبير والعجوز الكبيرة يقولون: أدركنا آباءنا على هذه الكلمة لا إله إلا الله فنحن نقولها
"Islam akan sirna sebagaimana lunturnya warna pakaian yang usang. Hingga orang Islam tidak tahu lagi apa itu puasa, tidak tahu apa itu sedekah (zakat) dan tidak tahu apa itu qurban. Dan hilanglah Al-Qur’an pada suatu malam hingga tidak tersisa satu pun ayat darinya di muka bumi. Dan orang-orang Islam yang tersisa ketika itu adalah orang yang telah tua dan lemah yang mereka mengatakan: ‘Kami mendapati dahulu bapak-bapak kami pernah mengatakan kalimat ‘Laa ilaha illallaah’, maka kami pun mengatakannya juga" (HR. Ibnu Majah no. 4049, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).
Ketika itu juga sudah tidak ada lagi orang yang berhaji ke Baitullah. Dari Abu Sa'id Al Khudriy, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
لا تقوم الساعة حتى لا يحج البيت
"Tidak akan terjadi kiamat hingga tidak ada orang yang berhaji lagi ke Baitullah" (HR. Ibnu Hibban [15/151], Al Hakim [4/500], dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah no. 2430).
Semoga Allah Ta'ala memberi kita hidayah dan taufik, serta melindungi kita agar kita tidak termasuk dalam orang-orang tersebut yang mendapati ngerinya hari kiamat.
Maka teruslah bersemangat hidupkan Islam, sebarkan ajaran-ajaran Islam yang sesuai dengan Al Qur'an dan As Sunnah, jangan sampai umat ini menjadi orang-orang yang tidak kenal kepada ajaran Islam.
Sumber: @fawaid_kangaswad
18 Bentuk Durhaka Kepada Orang Tua
1. Membuat orang tua menangis dan sedih, baik dengan perkataan, perbuatan, atau sekedar menjadi sebab sedih dan menangisnya orang tua
2. Mengatakan "ah" dan merasa jengkel dengan perintah orang tua (yang bukan maksiat)
3. Nyuruh-nyuruh (memerintah) orang tua
4. Mengkritik makanan yang dibuat orang tua
5. Tidak mau membantu orang tua di rumah
6. Tidak mau meminta pendapat orang tua dan enggan mengkonsultasikan masalah-masalahnya dengan orang tua
7. Menampakkan perselisihan baik dengan saudara atau dengan orang lain, di depan orang tua
8. Mencela dan menghina orang tua
9. Membawa alat-alat maksiat ke dalam rumah. Seperti alat musik, narkoba, buku porno dan semisalnya. Yang akan menyusahkan orang tua dan mempermalukannya.
10. Berbuat maksiat di depan orang tua. Seperti telat bangun shalat, tidak mau dibangunkan untuk shalat, mendengar musik, pacaran, merokok dan lainnya. Karena ini semua menunjukkan kurangnya rasa malu dan kurangnya hormat kepada orang tua.
11. Mencemarkan nama baik orang tua. Dengan melakukan hal yang memalukan keluarga, masuk penjara karena maksiat, dll.
12. Membuat orang tua kerepotan.
13. Menginap terlalu lama di luar rumah (jika tinggal serumah dengan orang tua). Karena ini akan menimbulkan keresahan pada diri orang tua. Dan membuat orang tua tidak bisa meminta bantuan pada anaknya.
14. Suami yang lebih taat pada istri, daripada kedua orang tuanya.
15. Tidak ada di sisi orang tua, ketika orang tua sedang membutuhkan atau sudah tua renta
16. Menitipkan orang tua ke panti jompo
17. Mencuri harta orang tua
18. Mengharapkan orang tua cepat mati
Dari kitab 'Uququl Walidayn karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al Hamd.
Semoga Allah ta'ala jauhkan kita dari kedurhakaan pada orang tua. Jika belum bisa berbakti secara maksimal, minimal jangan durhaka pada orang tua.
Semoga Allah ta'ala memberi taufik.
Sumber: @fawaid_kangaswad
1. Membuat orang tua menangis dan sedih, baik dengan perkataan, perbuatan, atau sekedar menjadi sebab sedih dan menangisnya orang tua
2. Mengatakan "ah" dan merasa jengkel dengan perintah orang tua (yang bukan maksiat)
3. Nyuruh-nyuruh (memerintah) orang tua
4. Mengkritik makanan yang dibuat orang tua
5. Tidak mau membantu orang tua di rumah
6. Tidak mau meminta pendapat orang tua dan enggan mengkonsultasikan masalah-masalahnya dengan orang tua
7. Menampakkan perselisihan baik dengan saudara atau dengan orang lain, di depan orang tua
8. Mencela dan menghina orang tua
9. Membawa alat-alat maksiat ke dalam rumah. Seperti alat musik, narkoba, buku porno dan semisalnya. Yang akan menyusahkan orang tua dan mempermalukannya.
10. Berbuat maksiat di depan orang tua. Seperti telat bangun shalat, tidak mau dibangunkan untuk shalat, mendengar musik, pacaran, merokok dan lainnya. Karena ini semua menunjukkan kurangnya rasa malu dan kurangnya hormat kepada orang tua.
11. Mencemarkan nama baik orang tua. Dengan melakukan hal yang memalukan keluarga, masuk penjara karena maksiat, dll.
12. Membuat orang tua kerepotan.
13. Menginap terlalu lama di luar rumah (jika tinggal serumah dengan orang tua). Karena ini akan menimbulkan keresahan pada diri orang tua. Dan membuat orang tua tidak bisa meminta bantuan pada anaknya.
14. Suami yang lebih taat pada istri, daripada kedua orang tuanya.
15. Tidak ada di sisi orang tua, ketika orang tua sedang membutuhkan atau sudah tua renta
16. Menitipkan orang tua ke panti jompo
17. Mencuri harta orang tua
18. Mengharapkan orang tua cepat mati
Dari kitab 'Uququl Walidayn karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al Hamd.
Semoga Allah ta'ala jauhkan kita dari kedurhakaan pada orang tua. Jika belum bisa berbakti secara maksimal, minimal jangan durhaka pada orang tua.
Semoga Allah ta'ala memberi taufik.
Sumber: @fawaid_kangaswad
Jangan tertawakan saudaramu yang kentut!
Dari Abdullah bin Zam'ah radhiallahu'anhu, bahwa Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
ثُمَّ وعَظَهُمْ في ضَحِكِهِمْ مِنَ الضَّرْطَةِ، وقالَ: لِمَ يَضْحَكُ أحَدُكُمْ ممَّا يَفْعَلُ
"Kemudian Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam menasehati orang-orang yang menertawakan kentut. Nabi bersabda: "mengapa mereka menertawakan sesuatu yang mereka juga lakukan"" (HR. Al Bukhari no. 4942, Muslim no.2855).
Imam An Nawawi menjelaskan:
فِيهِ : النَّهْي عَنْ الضَّحِك مِنْ الضَّرْطَة يَسْمَعهَا مِنْ غَيْره , بَلْ يَنْبَغِي أَنْ يَتَغَافَل عَنْهَا وَيَسْتَمِرّ عَلَى حَدِيثه وَاشْتِغَاله بِمَا كَانَ فِيهِ مِنْ غَيْر اِلْتِفَات وَلَا غَيْره , وَيُظْهِر أَنَّهُ لَمْ يَسْمَع . وَفِيهِ حُسْن الْأَدَب وَالْمُعَاشَرَة
"Dalam hadits ini terdapat larangan menertawakan kentut yang terdengar dari orang lain. Bahkan hendaknya pura-pura tidak tahu terhadap kentut tersebut, dan melanjutkan pembicaraan yang sedang dilakukan, dan menyibukkan diri dengan apa yang sedang dilakukan. Tanpa menoleh sedikitpun kepada orang yang kentut tersebut. Dan menampakkan sikap seolah-olah ia tidak mendengar kentut tersebut. Dan dalam hadits ini juga terdapat pengajaran tentang bagaimana bergaul dengan adab yang baik" (Syarah Shahih Muslim, 9/162).
Namun tentu saja tidak boleh juga seseorang bersengaja untuk kentut ketika ada banyak orang. Karena ini jelas mengganggu orang lain dan bertentangan dengan sifat malu.
Jika orang yang bau bawang saja, diperintahkan untuk pulang dari masjid dan menghilangkan bau bawangnya. Maka apalagi bau kentut?
Orang yang ingin kentut, padahal banyak orang, hendaknya menahan kentutnya. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:
تَجَشَّأَ رَجُلٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كُفَّ عَنَّا جُشَاءَكَ
“Ada seorang yang bersendawa di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka beliau bersabda: ‘Tahanlah sendawamu agar tidak terdengar oleh kami”. (HR. Tirmidzi no. 2478, dihasankan al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi).
Jika sendawa saja, diperintahkan oleh ditahan oleh Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam, maka apalagi kentut yang tentunya lebih mengganggu daripada sendawa.
Jika tidak bisa ditahan, maka hendak menjauh dari banyak orang, agar tidak mengganggu. Allah ta'ala berfirman:
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
"Dan orang-orang yang mengganggu orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata" (QS. Al Ahzab: 58).
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلِ الْإِيْمَانُ فِي قَلْبِه،ِ لاَ تُؤْذُوا الْمُسْلِمِينَ
"Wahai orang-orang yang telah masuk Islam, namun iman belum masuk pada hatinya, janganlah kalian mengganggu sesama Muslim" (HR. At Tirmidzi no.2032, dihasankan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).
Wallahu a'lam.
Sumber: @fawaid_kangaswad
Dari Abdullah bin Zam'ah radhiallahu'anhu, bahwa Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
ثُمَّ وعَظَهُمْ في ضَحِكِهِمْ مِنَ الضَّرْطَةِ، وقالَ: لِمَ يَضْحَكُ أحَدُكُمْ ممَّا يَفْعَلُ
"Kemudian Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam menasehati orang-orang yang menertawakan kentut. Nabi bersabda: "mengapa mereka menertawakan sesuatu yang mereka juga lakukan"" (HR. Al Bukhari no. 4942, Muslim no.2855).
Imam An Nawawi menjelaskan:
فِيهِ : النَّهْي عَنْ الضَّحِك مِنْ الضَّرْطَة يَسْمَعهَا مِنْ غَيْره , بَلْ يَنْبَغِي أَنْ يَتَغَافَل عَنْهَا وَيَسْتَمِرّ عَلَى حَدِيثه وَاشْتِغَاله بِمَا كَانَ فِيهِ مِنْ غَيْر اِلْتِفَات وَلَا غَيْره , وَيُظْهِر أَنَّهُ لَمْ يَسْمَع . وَفِيهِ حُسْن الْأَدَب وَالْمُعَاشَرَة
"Dalam hadits ini terdapat larangan menertawakan kentut yang terdengar dari orang lain. Bahkan hendaknya pura-pura tidak tahu terhadap kentut tersebut, dan melanjutkan pembicaraan yang sedang dilakukan, dan menyibukkan diri dengan apa yang sedang dilakukan. Tanpa menoleh sedikitpun kepada orang yang kentut tersebut. Dan menampakkan sikap seolah-olah ia tidak mendengar kentut tersebut. Dan dalam hadits ini juga terdapat pengajaran tentang bagaimana bergaul dengan adab yang baik" (Syarah Shahih Muslim, 9/162).
Namun tentu saja tidak boleh juga seseorang bersengaja untuk kentut ketika ada banyak orang. Karena ini jelas mengganggu orang lain dan bertentangan dengan sifat malu.
Jika orang yang bau bawang saja, diperintahkan untuk pulang dari masjid dan menghilangkan bau bawangnya. Maka apalagi bau kentut?
Orang yang ingin kentut, padahal banyak orang, hendaknya menahan kentutnya. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:
تَجَشَّأَ رَجُلٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كُفَّ عَنَّا جُشَاءَكَ
“Ada seorang yang bersendawa di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka beliau bersabda: ‘Tahanlah sendawamu agar tidak terdengar oleh kami”. (HR. Tirmidzi no. 2478, dihasankan al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi).
Jika sendawa saja, diperintahkan oleh ditahan oleh Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam, maka apalagi kentut yang tentunya lebih mengganggu daripada sendawa.
Jika tidak bisa ditahan, maka hendak menjauh dari banyak orang, agar tidak mengganggu. Allah ta'ala berfirman:
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
"Dan orang-orang yang mengganggu orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata" (QS. Al Ahzab: 58).
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلِ الْإِيْمَانُ فِي قَلْبِه،ِ لاَ تُؤْذُوا الْمُسْلِمِينَ
"Wahai orang-orang yang telah masuk Islam, namun iman belum masuk pada hatinya, janganlah kalian mengganggu sesama Muslim" (HR. At Tirmidzi no.2032, dihasankan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).
Wallahu a'lam.
Sumber: @fawaid_kangaswad
🍒Tips Belajar Matan Kitab :
1. Siapkan: matan kitabnya + kitab syarh-nya, polpen, highlighter (stabilo), sticky note.
2. Baca & pahami syarah (lebih bagus lagi jika kitab syarh tsb adalah hasil tafrigh dari kajian ilmiah Maysaikh, jadi bisa sambil dengerin audio/videonya).
3. Beri highlight pada kalimat atau kata-kata penting di dalam matan, dan beri nomor.
4. Tulis ulang -secara ringkas- fawaid dari syarh (dalil, istinbath, syarah mudrodat, dll) di atas sticky note yg ditempelkan pada kitab matan. Urutkan sesuai penomoran yg telah di-stabilo. Kenapa harus ringkas? Untuk memaksa kita benar-benar memahami isi syarh, juga memudahkan ketika mengkaji ulang, atau saat akan mengajarkannya.
Selamat mencoba. Semoga Allah menambahkan untuk ane & antum ilmu yang bermanfaat.
بارك الله فيكم
-Ustadz Johan Saputra Halim حفظه الله-
1. Siapkan: matan kitabnya + kitab syarh-nya, polpen, highlighter (stabilo), sticky note.
2. Baca & pahami syarah (lebih bagus lagi jika kitab syarh tsb adalah hasil tafrigh dari kajian ilmiah Maysaikh, jadi bisa sambil dengerin audio/videonya).
3. Beri highlight pada kalimat atau kata-kata penting di dalam matan, dan beri nomor.
4. Tulis ulang -secara ringkas- fawaid dari syarh (dalil, istinbath, syarah mudrodat, dll) di atas sticky note yg ditempelkan pada kitab matan. Urutkan sesuai penomoran yg telah di-stabilo. Kenapa harus ringkas? Untuk memaksa kita benar-benar memahami isi syarh, juga memudahkan ketika mengkaji ulang, atau saat akan mengajarkannya.
Selamat mencoba. Semoga Allah menambahkan untuk ane & antum ilmu yang bermanfaat.
بارك الله فيكم
-Ustadz Johan Saputra Halim حفظه الله-
🔥💥 BERHATI-HATILAH DARI TEMAN YANG JELEK!
Lihatlah, Siapa Temanmu…!
“Apabila engkau berada di tengah-tengah suatu kaum maka pililhlah orang-orang yang balk sebagai sahabat, dan janganlah engkau bersahabat dengan orang-orang jahat sehingga engkau akan binasa bersamanya“
Maka perhatikanlah dengan detail teman-temanmu itu, karena teman ada bermacam-macam
1. Ada teman yang bisa memberikan manfaat
2. Ada teman yang bisa memberikan kesenangan (kelezatan)
3. Dan ada yang bisa memberikan keutamaan.
Adapun dua jenis yang pertama itu rapuh dan mudah terputus karena terputus sebab-sebabnya. Adapun jenis ketiga, maka itulah yang dimaksud persahabatan sejati. Adanya interaksi timbal balik karena kokohnya keutamaan masing-masing keduanya. Namun jenis ini pula yang sulit dicari. (Hilyah Tholabul ‘ilmi, 47-48).
Syaikh Ahmad bin ‘Abdurrahman bin Qudamah al-Maqdisi atau terkenal dengan nama Ibnu Qudamah AlMaqdisi memberikan nasehatnya juga dalam memilih teman:
“Ketahuilah, bahwasannya tidak dibenarkan seseorang mengambil setiap orang jadi sahabatnya, tetapi dia harus mampu memilih kriteria-kriteria orang yang dijadikannya teman, baik dari segi sifat-sifatnya, perangai-perangainya atau lainnya yang bisa menimbulkan gairah berteman sesuai pula dengan manfaat yang bisa diperoleh dari persahabatan tersebut itu. Ada manusia yang berteman karena tendensi dunia, seperti karena harta, kedudukan atau sekedar senang melihat-lihat dan bisa ngobrol saja, tetapi itu bukan tujuan kita.
Ada pula orang yang berteman karena kepentingan Dien (agama), dalarn hal inipun ada yang karena ingin mengambil faidah dari ilmu dan amalnya, karena kemuliaannya atau karena mengharap pertolongan dalam berbagai kepentingannya.
Tapi, kesimpulan dari semua itu orang yang diharapkan jadi teman hendaklah memenuhi lima kriteria berikut; Dia cerdas (berakal), berakhlak baik, tidak fasiq, bukan ahli bid’ah dan tidak rakus dunia. Mengapa harus demikian ?, karena kecerdasan adalah sebagai modal utama, tak ada kabaikan jika berteman dengan orang dungu, karena terkadang ia ingin menolongmu tapi malah mencelakakanmu. Adapun orang yang berakhlak baik, itu harus.
Karena terkadang orang yang cerdas pun kalau sedang marah atau dikuasai emosi, dia akan menuruti hawa nafsunya. Maka tak baik pula berteman dengan orang cerdas tetapi tidak berahlak. Sedangkan orang fasiq, dia tidak punya rasa takut kepada Allah. Dan barang siapa tidak takut pada Allah, maka kamu tidak akan aman dari tipu daya dan kedengkiannya, Dia juga tidak dapat dipercaya. Kalau ahli bid’ah jika kita bergaul dengannya dikhawatirkan kita akan terpengaruh dengan jeleknya kebid’ahannya itu.
(Mukhtasor Minhajul Qasidin, Ibnu Qudamah hal 99)
🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃
#fawaaid #teman #ibnuqudamah
〰️〰️➰〰️〰️
🔔 Atsar Muslim menyajikan Fawaaid dan Fatwa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah.
⏩ Telegram: t.me/atsarmuslim
🎦 Youtube: youtube.com/atsarmuslim
⏹ Facebook: facebook.com/atsarmuslim
⏺ Instagram: instagram.com/atsarmuslim
Lihatlah, Siapa Temanmu…!
“Apabila engkau berada di tengah-tengah suatu kaum maka pililhlah orang-orang yang balk sebagai sahabat, dan janganlah engkau bersahabat dengan orang-orang jahat sehingga engkau akan binasa bersamanya“
Maka perhatikanlah dengan detail teman-temanmu itu, karena teman ada bermacam-macam
1. Ada teman yang bisa memberikan manfaat
2. Ada teman yang bisa memberikan kesenangan (kelezatan)
3. Dan ada yang bisa memberikan keutamaan.
Adapun dua jenis yang pertama itu rapuh dan mudah terputus karena terputus sebab-sebabnya. Adapun jenis ketiga, maka itulah yang dimaksud persahabatan sejati. Adanya interaksi timbal balik karena kokohnya keutamaan masing-masing keduanya. Namun jenis ini pula yang sulit dicari. (Hilyah Tholabul ‘ilmi, 47-48).
Syaikh Ahmad bin ‘Abdurrahman bin Qudamah al-Maqdisi atau terkenal dengan nama Ibnu Qudamah AlMaqdisi memberikan nasehatnya juga dalam memilih teman:
“Ketahuilah, bahwasannya tidak dibenarkan seseorang mengambil setiap orang jadi sahabatnya, tetapi dia harus mampu memilih kriteria-kriteria orang yang dijadikannya teman, baik dari segi sifat-sifatnya, perangai-perangainya atau lainnya yang bisa menimbulkan gairah berteman sesuai pula dengan manfaat yang bisa diperoleh dari persahabatan tersebut itu. Ada manusia yang berteman karena tendensi dunia, seperti karena harta, kedudukan atau sekedar senang melihat-lihat dan bisa ngobrol saja, tetapi itu bukan tujuan kita.
Ada pula orang yang berteman karena kepentingan Dien (agama), dalarn hal inipun ada yang karena ingin mengambil faidah dari ilmu dan amalnya, karena kemuliaannya atau karena mengharap pertolongan dalam berbagai kepentingannya.
Tapi, kesimpulan dari semua itu orang yang diharapkan jadi teman hendaklah memenuhi lima kriteria berikut; Dia cerdas (berakal), berakhlak baik, tidak fasiq, bukan ahli bid’ah dan tidak rakus dunia. Mengapa harus demikian ?, karena kecerdasan adalah sebagai modal utama, tak ada kabaikan jika berteman dengan orang dungu, karena terkadang ia ingin menolongmu tapi malah mencelakakanmu. Adapun orang yang berakhlak baik, itu harus.
Karena terkadang orang yang cerdas pun kalau sedang marah atau dikuasai emosi, dia akan menuruti hawa nafsunya. Maka tak baik pula berteman dengan orang cerdas tetapi tidak berahlak. Sedangkan orang fasiq, dia tidak punya rasa takut kepada Allah. Dan barang siapa tidak takut pada Allah, maka kamu tidak akan aman dari tipu daya dan kedengkiannya, Dia juga tidak dapat dipercaya. Kalau ahli bid’ah jika kita bergaul dengannya dikhawatirkan kita akan terpengaruh dengan jeleknya kebid’ahannya itu.
(Mukhtasor Minhajul Qasidin, Ibnu Qudamah hal 99)
🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃
#fawaaid #teman #ibnuqudamah
〰️〰️➰〰️〰️
🔔 Atsar Muslim menyajikan Fawaaid dan Fatwa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah.
⏩ Telegram: t.me/atsarmuslim
🎦 Youtube: youtube.com/atsarmuslim
⏹ Facebook: facebook.com/atsarmuslim
⏺ Instagram: instagram.com/atsarmuslim
📚 BERTOBAT & ISTIGFAR SAAT TERTIMPA MUSIBAH
✅ Allah subhanahu wa ta’ala menguji manusia dengan semua itu agar mereka kembali ke jalan yang benar, segera bertobat dari dosa dan bergegas menuju ketaatan kepada-Nya dan Rasul-Nya.
💎 Sebab, kekafiran dan maksiat adalah sumber segala bencana di dunia dan di akhirat. Adapun beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala, menaati Rasul-Nya, dan berpegang teguh dengan syariat-Nya adalah sumber kemuliaan dunia dan akhirat.
☑️ Allah subhanahu wa ta’ala memerintah hamba-Nya untuk bertobat kepada-Nya saat turunnya musibah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَآ إِلَىٰٓ أُمَمٍ مِّن قَبۡلِكَ فَأَخَذۡنَٰهُم بِٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ لَعَلَّهُمۡ يَتَضَرَّعُونَ ٤٢ فَلَوۡلَآ إِذۡ جَآءَهُم بَأۡسُنَا تَضَرَّعُواْ وَلَٰكِن قَسَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ٤٣
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.” (al-An’am: 42—43)
📝 Telah sahih riwayat dari Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz rahimahullah bahwa beliau menulis surat kepada para gubernurnya ketika terjadi gempa di zamannya. Beliau menyuruh mereka agar memerintahkan kaum muslimin supaya bertobat kepada Allah subhanahu wa ta’ala, merendahkan diri di hadapan-Nya, dan beristigfar dari dosa-dosa. (lihat Majmu’ Fatawa asy-Syaikh Ibnu Baz, 2/126—129)
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/pelipur-lara-saat-musibah-dan-bencana
🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃
#fawaaid #taubat #asysyariah
〰️〰️➰〰️〰️
🔔 Atsar Muslim menyajikan Fawaaid dan Fatwa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah.
⏩ Telegram: t.me/atsarmuslim
🎦 Youtube: youtube.com/atsarmuslim
⏹ Facebook: facebook.com/atsarmuslim
⏺ Instagram: instagram.com/atsarmuslim
✅ Allah subhanahu wa ta’ala menguji manusia dengan semua itu agar mereka kembali ke jalan yang benar, segera bertobat dari dosa dan bergegas menuju ketaatan kepada-Nya dan Rasul-Nya.
💎 Sebab, kekafiran dan maksiat adalah sumber segala bencana di dunia dan di akhirat. Adapun beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala, menaati Rasul-Nya, dan berpegang teguh dengan syariat-Nya adalah sumber kemuliaan dunia dan akhirat.
☑️ Allah subhanahu wa ta’ala memerintah hamba-Nya untuk bertobat kepada-Nya saat turunnya musibah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَآ إِلَىٰٓ أُمَمٍ مِّن قَبۡلِكَ فَأَخَذۡنَٰهُم بِٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ لَعَلَّهُمۡ يَتَضَرَّعُونَ ٤٢ فَلَوۡلَآ إِذۡ جَآءَهُم بَأۡسُنَا تَضَرَّعُواْ وَلَٰكِن قَسَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ٤٣
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.” (al-An’am: 42—43)
📝 Telah sahih riwayat dari Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz rahimahullah bahwa beliau menulis surat kepada para gubernurnya ketika terjadi gempa di zamannya. Beliau menyuruh mereka agar memerintahkan kaum muslimin supaya bertobat kepada Allah subhanahu wa ta’ala, merendahkan diri di hadapan-Nya, dan beristigfar dari dosa-dosa. (lihat Majmu’ Fatawa asy-Syaikh Ibnu Baz, 2/126—129)
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/pelipur-lara-saat-musibah-dan-bencana
🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃
#fawaaid #taubat #asysyariah
〰️〰️➰〰️〰️
🔔 Atsar Muslim menyajikan Fawaaid dan Fatwa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah.
⏩ Telegram: t.me/atsarmuslim
🎦 Youtube: youtube.com/atsarmuslim
⏹ Facebook: facebook.com/atsarmuslim
⏺ Instagram: instagram.com/atsarmuslim
📢✅🖍️📄 KOREKSILAH DIRI KALIAN
✍🏻 Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu 'anhu berkata:
حاسبوا قبل ان تحاسبوا، وزنوا أنفسكم قبل أن توزنوا، فإنه أهون عليكم في الحساب غدا أن تحاسبوا أنفسكم اليوم، تزنوا للعرض الأكبر
Koreksilah diri kalian sebelum (nanti di hari kiamat) kalian dihisab (perhitungan amal), timbanglah perbuatan kalian sebelum (nanti di hari kiamat) ditimbang amalan kalian, karena hal ini akan lebih ringan buat kalian pada hisab (perhitungan amal) nanti di hari kiamat, sekarang (di dunia) kalian mengoreksi dan menimbang untuk menuju hari ditampakkannya amalan (mahkamah) terbesar (di hadapan Allah ta'ala), sebagaimana firman Allah ta'ala,
يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَىٰ مِنْكُمْ خَافِيَةٌ
"Pada hari ini (hari kiamat) ditampakkanlah semua amalan kalian (di hadapan Allah ta'ala) tidak tersembunyi sedikit pun dari amalan kalian bagi Allah ta'ala." (al-Haaqqoh:18)
📚 Az-Zuhud Karya al-Imam Ahmad. hal 149
🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃
#fawaaid #muhasabah #umarbinkhaththab
〰️〰️➰〰️〰️
🔔 Atsar Muslim menyajikan Fawaaid dan Fatwa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah.
⏩ Telegram: t.me/atsarmuslim
🎦 Youtube: youtube.com/atsarmuslim
⏹ Facebook: facebook.com/atsarmuslim
⏺ Instagram: instagram.com/atsarmuslim
✍🏻 Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu 'anhu berkata:
حاسبوا قبل ان تحاسبوا، وزنوا أنفسكم قبل أن توزنوا، فإنه أهون عليكم في الحساب غدا أن تحاسبوا أنفسكم اليوم، تزنوا للعرض الأكبر
Koreksilah diri kalian sebelum (nanti di hari kiamat) kalian dihisab (perhitungan amal), timbanglah perbuatan kalian sebelum (nanti di hari kiamat) ditimbang amalan kalian, karena hal ini akan lebih ringan buat kalian pada hisab (perhitungan amal) nanti di hari kiamat, sekarang (di dunia) kalian mengoreksi dan menimbang untuk menuju hari ditampakkannya amalan (mahkamah) terbesar (di hadapan Allah ta'ala), sebagaimana firman Allah ta'ala,
يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَىٰ مِنْكُمْ خَافِيَةٌ
"Pada hari ini (hari kiamat) ditampakkanlah semua amalan kalian (di hadapan Allah ta'ala) tidak tersembunyi sedikit pun dari amalan kalian bagi Allah ta'ala." (al-Haaqqoh:18)
📚 Az-Zuhud Karya al-Imam Ahmad. hal 149
🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃
#fawaaid #muhasabah #umarbinkhaththab
〰️〰️➰〰️〰️
🔔 Atsar Muslim menyajikan Fawaaid dan Fatwa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah.
⏩ Telegram: t.me/atsarmuslim
🎦 Youtube: youtube.com/atsarmuslim
⏹ Facebook: facebook.com/atsarmuslim
⏺ Instagram: instagram.com/atsarmuslim