SufiHub (Bahasa)
164 subscribers
570 photos
11 videos
4 files
85 links
Download Telegram
🌹Kedzaliman Yang Paling Jahat🌹
#SuhbahMawlanaSultan

AsSalaamu’Alaykum warahmatuLLAAHi wabarakatuh

“Kedzaliman Yang Paling Jahat”
Audio ringkasan terjemahan suhbah Mawlana Syaikh Muhammad Adil QS, 2 Juni 2022, Dergah Akbaba.

Didalam suhbah kali ini Mawlana Sultan membahas perbuatan yang tergolong sebagai “kedzaliman yang paling jahat”. Mengapa perbuatan ini merupakan sejahat-jahatnya perbuatan dzalim? Padahal dimasa sekarang ini, perbuatan itu tampak sebagai perbuatan yang ladzim saja dilakukan oleh orang-orang tertentu.

Kedzaliman paling jahat adalah ketika seseorang berbohong dengan “atas nama ALLAAH” untuk menipu orang sehingga menyebabkan orang-orang menjadi tersesat karenanya. Tiada kedzaliman yang lebih jahat dari ini.

Selengkapnya ada didalam audio terjemahan suhbah berikut ini:

https://www.spreaker.com/episode/50095091

Tautan Spotify:

https://open.spotify.com/episode/0wYgCH9aSqJ2PyJZ2DbtBJ?si=24nsgiUxTBuJ23zzP27l4g
2
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Kambing-kambing yg paling bertuah dan yg paling gembira di dunia ini.
😁2
🌹Cinta Sejati dan Hawa Nafsu🌹
#SuhbahMawlanaSultan

AsSalaamu’Alaykum warahmatuLLAAHi wabarakatuh

TRUE LOVE AND DESIRE
Audio ringkasan terjemahan suhbah Mawlana Syaikh Muhammad Adil QS, 3 Juni 2022, Dergah Akbaba.

Cinta sejati adalah Cinta kepada ALLAAH, kepada Nabi ShalaLLAAHu Alayhi wasSalaam, kepada Awliya’ dan kepada orang-orang yang beriman. Cinta Sejati menyelamatkan manusia dan memberi manfaat yang sangat besar [untuk kebaikan dunia maupun akhirat]. Di Akhirat kelak, orang akan dikumpulkan bersama-sama dengan yang dicintainya.

Cinta sejati bukanlah cinta yang kita kenal dalam kehidupan dunia ini. Misalnya, cinta antara seorang lelaki dan perempuan [betapapun mereka berdua meyakini bahwa cinta mereka adalah cinta sejati] hanyalah hasrat ego semata. Cinta ini bisa menjadi Cinta Sejati apabila kemudian diikuti dengan pernikahan.

Syaithan menginginkan agar cinta ini tetap menjadi hasrat hawa nafsu, yakni dengan mencegah pasangan yang saling mencinta ini untuk menikah. Yang dengannya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu.

Selengkapnya ada didalam audio terjemahan suhbah berikut ini:

https://www.spreaker.com/episode/50095098

Tautan Spotify:

https://open.spotify.com/episode/3GGeDYoQBDxklNEU71rGRd?si=lre8aYdjTf-6SaiZvsxQkQ
🥰2👍1
2
🌹Nasihat untuk Berbakti Kepada Orang Tua dan Mendidik Anak🌹
#SGSuhbah

AsSalaamu’Alaykum warahmatuLLAAHi wabarakatuh

Audio ringkasan terjemahan suhbah pada malam Jumat 9 Juni di Zawiyah Yishun, Singapura.

Suhbah ini berisi nasihat yang berisi poin-poin penting tentang bagaimana sikap atau adab terhadap orang tua, khususnya sejak menikah, yang berarti mulai hidup terpisah dengan orang tua, dan yang kedua adalah nasihat tentang pentingnya mendidik anak dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik pada saat anak usia dini.

Selengkapnya ada didalam audio terjemahan suhbah berikut ini:

https://www.spreaker.com/episode/50178024

Tautan Spotify:

https://open.spotify.com/episode/3KXcbZGbuttUtVn68qvq7u?si=ImQmcfYsQ0GUhuUK85KOCg
👍3
🌹Jangan Meminta Untuk Diberi Kesabaran🌹
#SuhbahMawlanaSultan

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Terjemahan Suhbah Mawlanaق, “Don’t Ask for Patience”.

Setiap kali menghadapi kesulitan hidup serta penderitaan dan bencana, orang cenderung untuk memohon kepada ALLAAH agar diberi kesabaran. Padahal, hanya Para Nabi yang benar-benar bisa bersabar. Dan, hanya sedikit orang yang benar-benar bisa bersabar atas derita hidupnya.

Karena itulah Nabi ShalaLLAAHu Alayhi wasSalaam mengatakan, “Janganlah kalian meminta [untuk diberi] kesabaran”. Mawlanaق mengatakan, “Berdoalah agar ALLAAH memberi kita kemudahan. Semoga DIA tidak memberi kita kesulitan dalam apapun yang kita lakukan.”

Selengkapnya ada didalam audio terjemahan suhbah ini.

https://www.spreaker.com/episode/50136079
2
AsSalaamu’Alaykum WarahmatuLLAAHi Wabarakatuh

BismiLLAAHir Rahmaanir Rahiim.
Suhbah Jum'at dari Mawlana Syaikh Nazim QS disampaikan melalui Syaikh Bahauddin.

JUMMU’AH MUBARAK 🌹

Bila kah saatnya kekuatan iman kita muncul?

Ketika sesuatu yang tidak disukai terjadi padamu, dan engkau tetap tak berubah, tetap teguh didalam imanmu, maka saat itulah Imanmu adalah iman yang sejati.

Jika engkau bisa menahankan segala sesuatu yang tidak diinginkan itu, kekuatan imanmu akan tampak.

Tanpa cobaan hidup, engkau tidak bisa mengatakan bahwa dirimu memiliki kekuatan iman yang sejati.

- MAWLANA SYAIKH NAZIM QS.
AsSalaamu’Alaykum WarahmatuLLAAHi Wabarakatuh

AudzubiLLAAHi minasy Syaithanir rajiim. BismiLLAAHi Rahmaanir Rahiim.
“Tetap Berada di Jalan yang Lurus” [Be on the Straight Way]
Suhbah Mawlana Syaikh Muhammad Adil ar-Rabbani QS pada 11 Februari 2019.

AsSalaamu’Alaykum warahmatuLLAAHi wabarakatuh. AudzubiLLAAHi minasy Syaithanir rajiim. BismiLLAAHi Rahmaanir Rahiim.

Washalatu WasSalaamu ala Rasulina Muhammadin Sayyidul Awwalin wal Akhirin, Maddad yaa RasuluLLAAH, Maddad yaa Sadati As-Habi RasuliLLAAH, Maddad yaa Masyayikhina, Dastuur Mawlana Syaikh AbduLLAAH Faiz ad-Daghistani, Syaikh Muhammad Nazim al-Haqqani… Maddad.

Thariqatunas suhbah, wal khayru fil jam’iyyah.

Nabi ShalaLLAAHu ‘Alayhi wasSalaam kita mengatakan tentang satu ayat:”Surah Hud membuat janggutku menjadi putih.” Janggut Nabi ShalaLLAAHu ‘Alayhi wasSalaam berwarna hitam. Hanya ada beberapa helai janggut Beliau yang berwarna putih, dan itu dikarenakan turunnya ayat dalam Surah Hud ini. BismiLLAAHir Rahmaanir Rahiim “Fastaqim kamaa umirta wa-mang taaba ma’ak.” (QS Hud:112)

Ayat ini merupakan perintah kepada Nabi ShalaLLAAHu ‘Alayhi wasSalaam kita untuk tetap berada di jalan yang lurus. Selanjutnya dikatakan dalam ayat tersebut, “Mereka yang berada bersamamu, yang bertobat bersamamu, haruslah memiliki satu tujuan akhir, dalam menempuh Jalan yang Lurus. [Dengan demikian] Pastilah mereka tidak akan kehilangan arah.

Hendaknya ada suatu target tertentu [yakni sebagai tujuan akhir dalam menempuh Jalan]. Teruslah berjalan menuju target itu. Jangan tinggalkan Jalan ini. Janganlah mengatakan,”Kami telah menemukan jalan yang lebih baik, kami lebih suka untuk menempuh jalan yang itu. Kita akan mendapat lebih banyak manfaat. Kita akan mencapai tujuan kita secara lebih cepat.”

Janganlah kalian tertipu dengan cara seperti ini. Ayat itu ditujukan bukan hanya untuk Nabi ShalaLLAAHu ‘Alayhi wasSalaam kita, tetapi untuk semua Umat agar berada di Jalan yang Lurus. Apapun tujuan akhir perjalananmu itu, tetaplah tujukan langkahmu kesana. Masing-masing orang berjalan sesuai dengan kemampuannya. Beberapa orang memiliki “mesin” yang sangat kuat. Mereka bisa menempuh jarak perjalanan yang lebih jauh.

Beberapa diantaranya lemah [yakni yang “mesinnya” kurang kuat]. Tetapi bagi mereka yang lemah ini, ALLAAH memberi mereka sesuai dengan niat masing-masing. Jadi kalau engkau menunjukkan kegigihan dalam menempuh jalan itu, pastilah engkau akan mencapai apa yang kau niatkan itu [yakni meskipun seseorang memiliki mesin yang lemah tapi kalau dia berniat untuk mencapai sesuatu yang sangat besar dibandingkan dengan kapasitas “mesinnya” yang lemah, dan dia gigih dalam menempuh jalan itu, maka dia akan mencapai juga tujuan akhir perjalanan yang dia niatkan itu]. Engkau akan mendapatkan keridhoan ALLAAH.

Tetapi jika engkau mengatakan,”Ada hal-hal lain yang muncul. Aku harus meninggalkan jalan ini, ada jalan lain yang lebih baik” lalu kau tinggalkan jalan itu sehingga engkau tidak mencapai target perjalananmu, dan dirimu jadi tersesat karenanya. [Menempuh jalan yang lain] Itu tidak akan memberimu manfaat apapun.

Yang disebutkan dalam ayat itu merupakan perintah ALLAAH, ”Berjalanlah di Jalan yang Lurus.” Jika engkau telah menemukan satu Jalan, janganlah melihat-lihat jalan yang lain. Tetaplah berada dijalanmu itu. Tetaplah berada di jalan ALLAAH. Maka segala kebaikan akan kau dapati karenanya. Hendaknya engkau bersabar.

Ada juga sebagian orang [yang telah mulai menempuh satu Jalan] yang kemudian berpikir-pikir lagi apakah bisa berhasil dalam menempuh jalan ini atau tidak. Tidak perlu jatuh dalam keraguan seperti itu. Jika engkau sudah memberikan janji dan telah berbay’ah, tetaplah menempuh jalan itu. ALLAAH memberimu sesuai dengan niatmu itu.

Jadi hendaknya engkau harus teliti diawal, apakah jalan yang akan kau tempuh itu merupakan Jalan Nabi ShalaLLAAHu ‘Alayhi wasSalaam kita atau bukan. Ada banyak tarekat, yang benar dan yang palsu. Jadi, jika tarekat itu menjalankan syari’ah dan mengikuti thariqah, ikuti tarekat itu.
Setelah itu janganlah lagi melihat kebelakang [yakni jangan berpikir-pikir lagi]. Jangan melihat kekiri atau kekanan. Tataplah kedepan.

Semoga ALLAAH menolong kita. Semoga ALLAAH selalu menjadikan kita selalu menempuh jalan yang lurus dan tidak membiarkan kita kehilangan jalan. Karena pertanggung jawaban kita sangatlah besar. Semoga ALLAAH melindungi kita.

= = =

Suhbah yang sama yang disampaikan dalam Bahasa Inggris.

Ada satu surah yang Nabi ShalaLLAAHu ‘Alayhi wasSalaam mengatakan bahwa surah ini “Membuat sebagian janggutku menjadi putih.” Nabi ShalaLLAAHu ‘Alayhi wasSalaam berpenampilan seperti layaknya manusia biasa, tetapi ALLAAH menciptakan Beliau dengan sangat berbeda [dibanding manusia lainnya]. Beliau sangatlah kuat, tidak ada yang bisa mengalahkan Beliau.

Bahkan diusia Beliau enampuluh tiga tahun, tubuh Beliau tampak seperti berusia tigapuluh tahun dan janggut Beliau berwarna hitam, hanya sedikit yang putih. Dan Beliau mengatakan,”Janggutku yang berwarna putih ini karena turunnya surah Hud yang dalam satu ayatnya menyebutkan: BismiLLAAHir Rahmaanir Rahiim ““Fastaqim kamaa umirta wa-mang taaba ma’ak.” (QS Hud:112)”. Tetaplah berada dijalan yang lurus, dirimu dan orang-orang yang bersamamu”. Jangan keluar dari Jalan ini.

Bagi Nabi ShalaLLAAHu ‘Alayhi wasSalaam sekalipun ayat ini sangatlah penting. Penting juga untuk seluruh Umat, bagi semua hingga hari Kiamat. Perintah ini berlaku bagi kita semua, untuk tetap berada di Jalan yang Lurus.

Jangan keluar dari Jalan yang kau tempuh. [Ada yang berpikir] “Mungkin aku bisa menemukan jalan yang lebih baik dari jalan yang aku tempuh ini. Yang dengannya aku bisa mencapai…”. [Ini pemikiran yang keliru] Karena dengan istiqamah – tetap melaju di Jalan yang Lurus – ada target tertentu [yang merupakan tujuan akhir perjalanan] dan kita sedang menuju target ini. Mungkin mereka mengatakan, “Kita bisa keluar sebentar [dari jalan yang sedang ditempuh], sehingga lebih mudah bagi kita untuk mencapai target itu”. Tidak. Ketika engkau keluar dari jalan yang kau tempuh itu maka engkau tidak akan bisa mencapai target itu. Bukan saja keluar dari jalan, tapi engkau juga tidak mencapai target.

Jangan percaya kepada orang-orang yang mengatakan, “Ayo bergabung bersama kami. Kami bisa membawamu ke…”. Banyak diantara mereka yang mengatakan [akan menjadikan orang-orang yang mengikuti mereka], “Dalam satu tahun kalian bisa berjumpa Nabi ShalaLLAAHu ‘Alayhi wasSalaam dalam keadaan bermimpi. Setelah itu kalian bisa berjumpa Beliau ShalaLLAAHu ‘Alayhi wasSalaam dalam keadaan terjaga”. Banyak orang yang tertipu oleh orang-orang ini dan mereka jadi pengikutnya. Mereka kehilangan segalanya.

Mereka tidak bisa balik kembali ke jalan yang mereka tempuh sebelumnya. Mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan dari titik dimana telah mereka tinggalkan jalan itu. Untuk inilah kami katakan, “Tetaplah menempuh jalan yang lurus bersama dengan orang-orang yang bersama Beliau ShalaLLAAHu ‘Alayhi wasSalaam. Jangan meminta yang macam-macam. [Misalnya] Ada yang bertanya, “Bagaimana cara rabithah?” Untuk bisa rabithah yang perlu kalian lakukan hanyalah meniatkan untuk rabithah. [Untuk melakukan ini] Mungkin sepuluh detik saja cukup, cukuplah itu. Engkau berniat [untuk rabithah], dan tidak perlu meminta apapun lagi. Ini merupakan ujian saja bagimu.

Engkau menempuh Jalan, dan jika engkau menempuhnya dengan kesabaran, engkau faham bahwa jalan ini adalah Jalannya para Awliya’, Jalan Nabi ShalaLLAAHu ‘Alayhi wasSalaam, untuk menuju ALLAAH ‘Azza wa Jalla. Pemahaman seperti itu cukuplah untukmu. Ini merupakan karunia terbesar dari ALLAAH untukmu.

Jika setelah itu ALLAAH menginginkan, DIA bisa membukakan untukmu. Jika tidak, dengan segala yang telah kau kerjakan, dengan kesabaranmu [dalam menempuh Jalan], maka [balasan kebaikan] akan diberikan kepadamu di Akhirat dan engkau akan berbahagia. Karena engkau tidak memiliki apapun selain engkau yakin dan [menyadari bahwa] dirimu berada di jalan yang benar [jadi, hanya dengan “bekal” ini saja, seseorang bisa selamat kelak di akhirat].
Istiqamah adalah karunia yang besar. Begitu banyak orang dijaman sekarang ini – yang bisa kalian saksikan – menyukai tarekat. Ada banyak tarekat, tetapi banyak diantaranya yang merupakan tarekat palsu, yang tidak ada sambungannya [yakni sanad hingga ke RasuluLLAAH ShalaLLAAHu ‘Alayhi wasSalaam], sama sekali tidak ada koneksinya. Dan orang-orang [yang ada di tarekat palsu] ini mencoba untuk menarik orang [untuk mengikuti tarekat palsunya itu] dengan mengatakan, “Kalian bisa menjadi seperti ini, menjadi seperti itu [yakni bisa menjadi orang yang “hebat” bila mau mengikuti tarekatnya]”. Bagi sebagian orang yang tidak memiliki pengetahuan akan hal ini, mereka bisa ditipu [oleh orang-orang dari tarekat palsu itu].

Jadi tidaklah penting [bagi kita] untuk [ikut-ikutan] menarik orang [untuk mengikuti tarekat kita]. Karena tarekat yang sejati hanya memberi petunjuk kepada orang [untuk menempuh jalan yang benar], tanpa menebar janji-janji palsu, “Kalian bisa menjadi seperti ini, menjadi seperti itu”. Yang dijanjikan hanyalah insyaa’a ALLAAH akan bersama-sama dengan Nabi ShalaLLAAHu ‘Alayhi wasSalaam. Karena Jalan ini adalah Jalan Nabi ShalaLLAAHu ‘Alayhi wasSalaam.

Insyaa’a ALLAAH, ALLAAH tetap menjaga kita terus berada di Jalan ini. Merupakan suatu tanggung jawab besar untuk membimbing orang, khususnya tanggung jawab [untuk menjaga] agar mereka tidak keluar dari jalan ini.

Semoga ALLAAH menolong kita semua, untuk teguh berdiri di Jalan ini, insyaa’a ALLAAH.

Wa minALLAAHit tawfiiq, al-Faatihah.
1
AsSalaamu’Alaykum WarahmatuLLAAHi Wabarakatuh

BismiLLAAHir Rahmaanir Rahiim.
Weekly Jummu'ah Suhbah of Mawlana Shaykh Nazim QS from Shaykh Bahauddin.

# # # Ada TERJEMAHAN ke BAHASA INDONESIA Dibawah Ini # # #

JUMMU’AH MUBARAK🌹

Ada dua macam orang: Jenis orang yang satu bekerja untuk kehidupan dan untuk dunia ini, jenis yang lain bekerja untuk Tuhan-nya.


Jenis yang pertama dibuat menjadi lelah dengan pekerjaannya. Sedang jenis yang kedua, yang bekerja untuk Tuhan mereka, tidak melelahkan diri mereka dengan bekerja untuk dunia ini.

ALLAAH menjadikan orang lain bekerja untuk mereka.

Wahai hamba-hamba-KU! Engkau memilih perkhidmatan kepada-KU, karena itulah kujadikan semua orang itu menjadi pelayan bagimu!

Setelah itu, DIA memerintahkan dunia ini:

“Layani hamba-hamba-KU itu!”

- MAWLANA SYAIKH NAZIM QS.
AsSalaamu’Alaykum WarahmatuLLAAHi Wabarakatuh

AudzubiLLAAHi minasy syaithanir rajiim. BismiLLAAHir Rahmaanir Rahiim.
Ringkas Suhbah Mawlana Sultan di Switzerland, 24 Juni 2022.

Nabi ShalaLLAAHu ‘Alayhi wasSalaam mengatakan bahwa kita haruslah tahu berterima kasih kepada orang-orang [yang telah memberi kita kebaikan]. Ketika kita berterima kasih kepada sesama maka kita sedang bersyukur kepada ALLAAH. Ini merupakan suatu bentuk Adab yang baik.

Ketika kalian memiliki adab yang baik, maka ruh kalian menjadi lebih bercahaya, menjadi lebih indah dan lebih baik.

Seseorang yang memiliki ruh yang indah, baik dan bercahaya, ketika dia mendatangi suatu tempat maka ruhnya itu menebarkan kebaikan ditempat itu. Mungkin hal ini tidak bisa dilihat [secara fisik] tapi bisa “dirasakan” dampak kebaikannya.

Sebaliknya, kalau ada seorang yang jahat datang kesuatu tempat, maka ruhnya memberi dampak buruk keseluruh tempat itu. Hal ini disebabkan karena orang itu tidak berperasaan baik kepada orang lain, juga tidak menginginkan kebaikan bagi orang lain, serta tidak punya niat baik terhadap orang lain. Orang yang seperti ini membuat orang lain menjadi merasa sedih dan tidak senang perasaannya.

Ada orang-orang yang berniat baik terhadap orang lain dan menginginkan kebaikan bagi orang lain. Orang-orang ini meyakini bahwa apabila mereka menginginkan kebaikan bagi orang lain, hal itu tidak mengurangi kebaikan yang ada pada diri mereka, malah akan semakin menambah kebaikan pada diri mereka.

Sebaliknya orang yang pandangan hidupnya cenderung pada sisi duniawi [“materi”], apabila ada orang lain yang mendapat kebaikan, mereka meyakini bahwa hal itu mengurangi kebaikan yang ada pada dirinya.

https://youtu.be/NFO2UgI9pr8
🌹Nasihat di Bulan Dzulhijjah🌹

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Berikut ini adalah audio terjemahan dari nasihat singkat dari brother Abdul Sattar mengenai keutamaan di sepuluh hari pertama Dzulhijjah, khususnya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

• Mengapa kita sebaiknya mengikuti Kalendar Mekkah/Mawlanaق?

• Kalender mana yang sebaiknya diikuti?

• Bolehkah saya tetap mengikuti kalendar yang berlaku di negara saya?

• Amalan apa saja yang terbaik untuk dilakukan selama Dzulhijjah?

Tautan Spotify:
https://open.spotify.com/episode/3jyFkl6e8kxMHOMa2JKoIs?si=ecYnAp5_Rl2ngHfN-QER0A

Tautan Spreaker podcast:
https://www.spreaker.com/episode/50387411

WasSalaam.
2
Bermula malam ini
1
Bacalah doa melihat anak bulan malam ini.

Puasa bermula esok, selama 9 Hari hingga ke Hari Arafah, Jumaat hadapan.

Setiap hari berpuasa di kurniakan ganjaran puasa setahun.

Dan setiap malam bertahajjud di ganjarkan pahala Lailatulqadr.

Rebutlah peluang utk mencapai mengampunan dan keridhaan Allah!
1
AsSalaamu’Alaykum WarahmatuLLAAHi Wabarakatuh

AudzubiLLAAHi minasy Syaithanir rajiim. BismiLLAAHi Rahmaanir Rahiim.
“Ketercegahan Dari Berbuat Dosa Merupakan Suatu Rahmah” [Prevention Is a Mercy]
Suhbah Mawlana Syaikh Muhammad Adil ar-Rabbani QS pada 9 Januari 2022.

AsSalaamu’Alaykum warahmatuLLAAHi wabarakatuh.
AudzubiLLAAHi minasy Syaithanir rajiim. BismiLLAAHi Rahmaanir Rahiim.

Washalatu WasSalaamu ala Rasulina Muhammadin Sayyidil Awwalina wal Akhirin, Maddad yaa RasuluLLAAH, Maddad yaa Sadati As-Habi RasuliLLAAH, Maddad yaa Masyayikhina, Dastuur Mawlana Syaikh AbduLLAAH Faiz ad-Daghistani, Syaikh Muhammad Nazim al-Haqqani… Maddad.

Thariqatunas suhbah, wal khayru fil jam’iyyah.

"Wa-qihimus sayyi-aat wa mang taqis sayyi aati yawma idzing fa qad raḥimtah" (QS 40:9), berkata ALLAAH ‘Azza wa Jalla didalam Qur’aan ‘Adziimusy Syan. Lindungilah kami dari [berbuat] dosa.

Ketika kita terjaga dari berbuat dosa, kita diselubungi dengan rahmah ALLAAH ‘Azza wa Jalla. Sehingga kita jadinya tidak berbuat dosa, atau kita tidak menambah dosa-dosa kita.

Karena manusia [pada dasarnya] adalah pendosa [yakni suka dalam berbuat dosa]. ALLAAH menciptakan kita cenderung untuk berbuat dosa. Ada sebagian manusia yang mengira bahwa mereka diciptakan memanglah semata-mata untuk berbuat dosa. Mereka mencoba untuk melakukan segala macam bentuk kejahatan dan dosa. Ego merekalah yang menginginkan hal itu. Jadinya mereka mematuhi apapun yang ego mereka inginkan.

Ada banyak orang yang melakukan perbuatan dosa dengan tanpa mengenal lelah. Ini yang merupakan mayoritas [diantara umat manusia]. Bukan minoritas, tapi mayoritas manusia berlaku seperti ini. Ini tidaklah baik. Ini buruk bagi manusia. Karena itulah, banyak orang yang berbuat dosa [yakni karena berbuat dosa merupakan suatu keburukan, maka banyak orang yang melakukannya].

[Ada diantara] Mereka bertobat dan memohon ampunan. Ketika mereka menyadari dosa-dosa mereka, ALLAAH mengampuni dan menghapus dosa-dosa itu. Tetapi jika orang terus saja berbuat dosa, tidak seharusnya mereka mengira bahwa mereka mendapat manfaat dari berbuat dosa. Perbuatan dosa tidaklah mendatangkan apapun kecuali menjadi celaka karenanya.

[Ada diantaranya yang mengatakan] “Aku tidak shalat. Aku tidak mengenal ALLAAH. Aku tidak mencintai Nabi ShalaLLAAHU ‘Alayhi wasSalaam. Aku minum minuman keras. Aku bergaul bebas dengaan perempuan dan berbuat zinah. Aku melakukan segala macam perbuatan buruk. Aku menikmati segala yang ditawarkan kehidupan duniawi”. Mereka tidak seharusnya berpikir seperti itu. Tidak ada manfaatnya buat mereka dan tidak ada manfaatnya buat orang lain. Hal itu tidak lain hanyalah perbuatan dosa semata.

Untuk setiap perbuatan dosa yang dilakukan seseorang, suatu beban berat kehidupan menimpa dirinya dan tabir kegelapan menyelimuti dirinya. Dia mengasingkan dirinya dari orang lain. Dan bahkan ketika orang-orang terlihat seperti menyukai dirinya, sesungguhnya mereka membenci dia. Dan dia juga akan mendapatkan segala bentuk kesulitan kelak diakhirat. Diakhirat, dia akan menyesali apa-apa [yakni perbuatan dosa] yang telah dilakukannya, tetapi saat itu terlambat sudah jadinya.

Karena itulah, dengan melalui rahmah ALLAAH, mereka yang tidak berbuat dosa, sebagaimana juga mereka yang berbuat dosa tetapi kemudian mereka bertobat, adalah orang-orang dilindungi ALLAAH. Ini merupakan karunia yang besar.

Untuk cenderung menjadi dan meniru-niru para pendosa bukanlah sesuatu yang pintar. Ego membuat orang, yang beriman maupun muslim, melihat hal-hal ini [yakni perbuatan dosa] sebagai sesuatu yang penting. Ego mereka menjadi letih dalam melakukan itu semua dan berharap mereka bisa melakukan semua [perbuatan dosa] itu juga. Jika kemudian mereka tidak bisa melakukan [perbuatan dosa] itu, hal ini merupakan perlindungan dari ALLAAH. Sudah seharusnya dirimu bersyukur kepada ALLAAH bahwa dirimu tidak menempuh jalan para pendosa itu dan tidak menjadi salah seorang dari mereka. Ini merupakan suatu karunia yang besar.
Ada seorang saudara [“brother”] yang sudah meninggal dunia. Dia suka berkata,”Jika kita mencoba untuk mencuri sesuatu [yakni berbuat dosa], matahari akan terbit ditengah malam”. Ini artinya ada hambatan-hambatan [yang mencegah orang itu dari berbuat dosa]. Hambatan itu merupakan sesuatu yang baik. Ketika dirimu ingin melakukan sesuatu yang buruk, sesuatu akan mencegah dirimu [dari melakukan keburukan itu]. Ketika engkau tidak jadi melakukan keburukan itu, berarti engkau diselamatkan [dari berbuat dosa]. Itu merupakan rahmah ALLAAH.

Semoga ALLAAH menjaga kita semua dari berbuat dosa. Perbuatan dosa adalah bahaya terbesar [dalam kehidupan kita]. Kejahatan terbesar yang bisa menyebabkan orang menjadi celaka adalah berbuat dosa. Kita pastilah berbuat dosa juga, tetapi kita bisa bertobat dan memohon ampunan, insyaa’a ALLAAH.

= = =

Suhbah yang sama yang disampaikan dalam Bahasa Inggris.

ALLAAH ‘Azza wa Jalla berkata didalam Qur’aan ‘Adziimusy Syan, "Wa-qihimus sayyi-aat wa mang taqis sayyi aati yawma idzing fa qad raḥimtah" (QS 40:9). Duhai Tuhan kami, selamatkanlah kami dari melakukan suatu keburukan, berbuat dosa. Siapa saja yang ENGKAU selamatkan dari berbuat dosa, ENGKAU merahmati orang itu. Rahmah terbesar untuk kita adalah bahwa ALLAAH menyelamatkan kita, tidak membiarkan kita melakukan sesuatu yang salah [yakni berbuat dosa]. Kesalahan bisa saja kalian lakukakan, yakni berbuat dosa, melakukan sesuatu yang buruk.

Hal ini ada didalam Qur’an, termasuk diantara ayat-ayat yang sangat penting. Karena kebanyakan orang dalam hidupnya semata-mata untuk berbuat dosa saja, melakukan sesuatu yang salah – sesuatu yang buruk. Hanya mengikuti apa saja yang mereka sukai.

Sedangkan ego, apa yang dia sukai? Ego menyukai segala sesuatu yang buruk. Misalnya ego suka agar kita minum minuman keras, mencuri, [yakni melakukan] setiap keburukan. Kebanyakan orang gemar melakukannya. Kebanyakan orang melakukan hal-hal yang buruk ini.

Kita seharusnya merasa senang karena kita tidak bisa melakukan hal ini. Ada sesuatu yang mencegah kita. Bahkan seandainya engkau sudah berangkat untuk melakukan [suatu perbuatan dosa], kemudian sesuatu terjadi, dirimu tidak bisa pergi ke tempat itu untuk melakukannya. Mungkin engkau bertanya-tanya, “Mengapa hal ini bisa terjadi?” Sesungguhnya hal ini terjadi dari ALLAAH jua. DIA mencegah dirimu, untuk melindungi dirimu dari melakukan sesuatu yang buruk.

[Camkanlah] Jika engkau melakukan sesuatu yang buruk, pertama-tama, hal itu tidaklah bermanfaat bagimu. Mungkin ada sebagian orang yang selama hidupnya mereka selalu saja melakukan keburukan-keburukan ini, mengumpulkan materi, seperti mengkoleksi kuda, tidak lelah-lelahnya dan tidak bosan-bosannya mereka melakukan ini. Setiap waktu mengejar kenikmatan duniawi tanpa pernah mengeluh. Mereka melakukan segala keburukan itu adalah untuk kepentingan diri mereka sendiri, [padahal] mereka tidaklah menikmatinya.

Setiap kali mereka mengira bahwa mereka telah menikmati [apa yang yang mereka peroleh itu], datang menimpa mereka hukuman, dalam bentuk lebih banyak lagi beban berat kehidupan, lebih pekat lagi kegelapan menyelimuti diri mereka. Mungkin saja mereka mengira bahwa orang-orang menyukai diri mereka, tapi sesungguhnya orang itu membenci mereka. Hal ini terjadi karena ketika ALLAAH tidak menyukai seseorang, DIA memerintahkan segala sesuatu untuk menjadi tidak menyukai orang itu.

Bisa saja engkau memiliki harta milyaran, tetapi engkau tidak bisa membuat orang-orang menjadi menyukaimu, tidak ada yang menyukaimu. Semua orang membencimu. Hartamu tidaklah bermanfaat sama sekali. Dan ini yang terjadi di dunia, di akhirat lebih buruk lagi. Akan menjadi sesuatu yang sangat buruk bagi mereka itu.

Karena itulah, bagi yang terlindungi dan tercegah dari berbuat yang seperti ini [yakni berbuat dosa], hal itu merupakan suatu rahmah dari ALLAAH. Dan sudah sepatutnya kalau dia bersenang hati karena dia tidak bisa melakukan perbuatan dosa itu.
Karena seperti yang kami katakan, ego kita suka untuk melakukan sesuatu yang dilarang [agama]. Dan ketika sesuatu mencegah mereka, mereka menjadi marah, “Mengapa hal ini bisa terjadi?” Eh, ini terjadi dari ALLAAH. ALLAAH mencegah dirimu [dari berbuat dosa], untuk melindungimu. Engkau haruslah bersyukur kepada ALLAAH karena dirimu jadinya tidak melakukan keburukan.

Janganlah mengira bahwa orang-orang yang melakukan suatu keburukan dan selanjutnya mereka berbahagia dalam kehidupan ini, tidak. Mereka sama sekali tidaklah berbahagia. Dan mereka tidak akan pernah berbahagia [dalam hidupnya] sampai mereka memohon ampunan kepada ALLAAH.

Dan ALLAAH selalu membuka pintu ampunan-NYA. Pintu ampunan-NYA selalu terbuka. Jika mereka memohon ampunan, maka mereka bisa mendapatkannya. Dan selanjutnya mereka akan hidup berbahagia karenanya. Jika tidak, mereka tidak akan pernah merasakan kebahagiaan didalam kehidupan didunia ini dan tidak merasakan kebahagiaan dikehidupan akhirat kelak. Semoga ALLAAH melindungi kita.

Dan kita berterima kasih kepada ALLAAH yang melindungi kita, dengan mencegah kita dari berbuat dosa dan menjauhkannya dari diri kita, insyaa’a ALLAAH.

Wa minALLAAHit tawfiiq, al-Faatiḥah.