Forwarded from SAHABAT ASWAJA
🕛 DETIK-DETIK PERISTIWA ISRA'
🌾 Dari Anas bin Malik رضي الله عنه mengatakan bahwa ketika Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah ﷺ dengan membawa Buraq, maka Buraq seakan-akan menggerak-gerakkan ekornya. Lalu Malaikat Jibril berkata kepadanya, "Diamlah, hai Buraq. Demi Allah, tiada ada seorang pun yang menaikimu semisal dengan dia!" Rasulullah ﷺ berangkat dengan mengendarai Buraq, tiba-tiba beliau berjumpa dengan nenek-nenek di pinggir jalan yang dilewatinya, maka Nabi ﷺ bertanya; "Siapakah nenek-nenek ini, hai Jibril?" Jibril berkata, "Hai Muhammad, lanjutkanlah perjalananmu." Nabi ﷺ melanjutkan perjalanannya, dan tiba-tiba ada sesuatu yang memanggilnya seraya menjauh dari jalan. Suara itu berseru, "Kemarilah Muhammad." Maka Jibril berkata kepada Nabi ﷺ ., "Hai Muhammad, lanjutkanlah perjalananmu!" Maka Nabi ﷺ . melanjutkan perjalanannya. Maka Nabi ﷺ berjumpa dengan beberapa Makhluk Allah dari golongan Manusia. Mereka mengucapkan;
"السَّلَام عَلَيْك يَا أَوَّل السَّلَام عَلَيْك يَا آخِر السَّلَام عَلَيْك يَا حَاشِر"
"Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, wahai orang yang pertama; semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, wahai orang yang terakhir; semoga keselamatan terlimpahkan kepadamu, wahai orang yang menghimpun (manusia)."
Kemudian Malaikat Jibril berkata kepadanya, "Hai Muhammad, jawablah salam itu." Maka Nabi ﷺ menjawab salam mereka. Kemudian Nabi ﷺ berjumpa dengan sejumlah orang untuk yang kedua kalinya, dan mereka mengatakan hal yang sama seperti apa yang dikatakan oleh golongan yang pertama. Demikianlah pula ketika berjumpa dengan golongan yang ketiga, hingga sampai di Baitul Maqdis. Kemudian disuguhkan kepada Nabi ﷺ arak, air, dan susu, maka Rasulullah ﷺ mengambil susu dan meminumnya. Dan Malaikat Jibril berkata kepadanya, "Engkau telah memilih fitrah. Seandainya kamu meminun air, niscaya kamu tenggelam dan umatmu akan tenggelam pula. Dan seandainya kamu meminun arak/khamr, tentulah kamu sesat dan sesat pula umatmu." Kemudian dibangkitkanlah untuk Nabi ﷺ Nabi Adam dan nabi-nabi lain yang sesudahnya, maka Rasulullah ﷺ menjadi imam mereka di malam itu. Setelah itu Jibril berkata kepada Nabi ﷺ "Adapun nenek-nenek tadi yang kamu lihat ada di pinggir jalan, maka tiada yang tersisa dari usia dunia ini selain usia yang tersisa dari si nenek-nenek itu. Sedangkan orang yang memanggilmu agar kamu mendekat kepadanya, dia adalah Iblis, dia bermaksud agar kamu cenderung kepadanya. Adapun orang-orang yang mengucapkan salam kepadamu, mereka adalah Nabi Ibrahim dan Nabi Musa serta Nabi isa عليهم السلام "
📜 Hadits riwayat Al-Hafidz Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari
والله أعلم....
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
🌾 Dari Anas bin Malik رضي الله عنه mengatakan bahwa ketika Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah ﷺ dengan membawa Buraq, maka Buraq seakan-akan menggerak-gerakkan ekornya. Lalu Malaikat Jibril berkata kepadanya, "Diamlah, hai Buraq. Demi Allah, tiada ada seorang pun yang menaikimu semisal dengan dia!" Rasulullah ﷺ berangkat dengan mengendarai Buraq, tiba-tiba beliau berjumpa dengan nenek-nenek di pinggir jalan yang dilewatinya, maka Nabi ﷺ bertanya; "Siapakah nenek-nenek ini, hai Jibril?" Jibril berkata, "Hai Muhammad, lanjutkanlah perjalananmu." Nabi ﷺ melanjutkan perjalanannya, dan tiba-tiba ada sesuatu yang memanggilnya seraya menjauh dari jalan. Suara itu berseru, "Kemarilah Muhammad." Maka Jibril berkata kepada Nabi ﷺ ., "Hai Muhammad, lanjutkanlah perjalananmu!" Maka Nabi ﷺ . melanjutkan perjalanannya. Maka Nabi ﷺ berjumpa dengan beberapa Makhluk Allah dari golongan Manusia. Mereka mengucapkan;
"السَّلَام عَلَيْك يَا أَوَّل السَّلَام عَلَيْك يَا آخِر السَّلَام عَلَيْك يَا حَاشِر"
"Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, wahai orang yang pertama; semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, wahai orang yang terakhir; semoga keselamatan terlimpahkan kepadamu, wahai orang yang menghimpun (manusia)."
Kemudian Malaikat Jibril berkata kepadanya, "Hai Muhammad, jawablah salam itu." Maka Nabi ﷺ menjawab salam mereka. Kemudian Nabi ﷺ berjumpa dengan sejumlah orang untuk yang kedua kalinya, dan mereka mengatakan hal yang sama seperti apa yang dikatakan oleh golongan yang pertama. Demikianlah pula ketika berjumpa dengan golongan yang ketiga, hingga sampai di Baitul Maqdis. Kemudian disuguhkan kepada Nabi ﷺ arak, air, dan susu, maka Rasulullah ﷺ mengambil susu dan meminumnya. Dan Malaikat Jibril berkata kepadanya, "Engkau telah memilih fitrah. Seandainya kamu meminun air, niscaya kamu tenggelam dan umatmu akan tenggelam pula. Dan seandainya kamu meminun arak/khamr, tentulah kamu sesat dan sesat pula umatmu." Kemudian dibangkitkanlah untuk Nabi ﷺ Nabi Adam dan nabi-nabi lain yang sesudahnya, maka Rasulullah ﷺ menjadi imam mereka di malam itu. Setelah itu Jibril berkata kepada Nabi ﷺ "Adapun nenek-nenek tadi yang kamu lihat ada di pinggir jalan, maka tiada yang tersisa dari usia dunia ini selain usia yang tersisa dari si nenek-nenek itu. Sedangkan orang yang memanggilmu agar kamu mendekat kepadanya, dia adalah Iblis, dia bermaksud agar kamu cenderung kepadanya. Adapun orang-orang yang mengucapkan salam kepadamu, mereka adalah Nabi Ibrahim dan Nabi Musa serta Nabi isa عليهم السلام "
📜 Hadits riwayat Al-Hafidz Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari
والله أعلم....
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
TURUNLAH DAN SHALATLAH DISINI....!
Dalam perjalanan Isra' Baginda Nabi Muhammad ﷺ beberapa kali diajak berhenti oleh malaikat Jibril untuk shalat, salah satunya ketika Beliau sampai ditempat yang terdapat banyak pohon kurma, selesai shalat, malaikat Jibril bertanya : "Tahukah engkau dimanakah engkau shalat?" Beliau menjawab : "Tidak", Jibril berkata : "Engkau shalat di Taybah dan ke tempat inilah engkau akan hijrah".
Setelah itu Beliau diajak Shalat oleh Jibril dibawah pohon yang dijadikan tempat berteduh oleh Nabi Musa ketika lari dari mesir.
Seperti dalam ayat :
ٌ
"Maka dia (Musa) memberi minum (ternak) kedua perempuan itu, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa,..."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 24)
Berikutnya Beliau diajak turun dari Buroq dan shalat di gunung Tur Sina ditempat Nabi Musa alaihis Salaam berbicara langsung dengan Allah ﷻ setelah itu Beliau diajak shalat di Bhetlehem tempat Nabi Isa alaihis Salaam dilahirkan.
Menanggapi hal tersebut diatas As-Sayyid Muhammad Bin Alawi Al-Maliki rahimahullah berkata :
وفى نزوله صلى الله عليه وسلم فى هذه المواقع وصلاته بها : دليل كبير على ربطها بالإسلام وانضوائها تحت لوائه وعهدته وأن الإسلام هو الرسالة المهيمنة الخاتمة لكل الرسالة السابقة.
وفى ذلك أيضا فتح لباب الإعتناء بالآثار الدينية التى ترتبط بحوادث عظيمة ووقائع كريمة وذكريات فاضلة قديمة وأن إحياء ذلك يكون بشكر الله تعالى على نعمه وفضله بالعبادة والدعاء والذكر والتفكر فيما يعود على الإنسان بالمنفعة والخير
Turunnya Baginda Rasulullah ﷺ dan shalat Beliau di tempat - tempat mubarok diatas bukti kuat adanya hubungan antara tempat - tempat tersebut dengan agama Islam dan kenabian serta tergabungnya nilai - nilai didalamnya dibawah panji Baginda Rasulullah ﷺ, hal itu juga menunjukkan bahwa Islam adalah agama penutup yang menjaga risalah-risalah sebelumnya.
Kejadian diatas juga bermakna adanya anjuran menjaga Al-Atsar Ad-Diniyyah (peninggalan-peninggalan bersejarah yang mengandung nilai religius) yang berhubungan dengan peristiwa - peristiwa besar tempo dulu yang diagungkan, hal itu juga mengajari kita bahwa cara memperingatinya cukup dengan ibadah, doa, dzikir dan tafakkur tentang sesuatu yang positif, baik dan berguna bagi sesama.
Semoga Bermanfaat.
📚 dikutip dari Kitab " Al-Anwar Al-Bahiyyah Min Isro' Wa Mi'roji Khoiril Bariyyah " Hal 27-28
📌 Faidah dari ustadz Abdul Muhshi حفظه الله
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
Dalam perjalanan Isra' Baginda Nabi Muhammad ﷺ beberapa kali diajak berhenti oleh malaikat Jibril untuk shalat, salah satunya ketika Beliau sampai ditempat yang terdapat banyak pohon kurma, selesai shalat, malaikat Jibril bertanya : "Tahukah engkau dimanakah engkau shalat?" Beliau menjawab : "Tidak", Jibril berkata : "Engkau shalat di Taybah dan ke tempat inilah engkau akan hijrah".
Setelah itu Beliau diajak Shalat oleh Jibril dibawah pohon yang dijadikan tempat berteduh oleh Nabi Musa ketika lari dari mesir.
Seperti dalam ayat :
ٌ
"Maka dia (Musa) memberi minum (ternak) kedua perempuan itu, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa,..."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 24)
Berikutnya Beliau diajak turun dari Buroq dan shalat di gunung Tur Sina ditempat Nabi Musa alaihis Salaam berbicara langsung dengan Allah ﷻ setelah itu Beliau diajak shalat di Bhetlehem tempat Nabi Isa alaihis Salaam dilahirkan.
Menanggapi hal tersebut diatas As-Sayyid Muhammad Bin Alawi Al-Maliki rahimahullah berkata :
وفى نزوله صلى الله عليه وسلم فى هذه المواقع وصلاته بها : دليل كبير على ربطها بالإسلام وانضوائها تحت لوائه وعهدته وأن الإسلام هو الرسالة المهيمنة الخاتمة لكل الرسالة السابقة.
وفى ذلك أيضا فتح لباب الإعتناء بالآثار الدينية التى ترتبط بحوادث عظيمة ووقائع كريمة وذكريات فاضلة قديمة وأن إحياء ذلك يكون بشكر الله تعالى على نعمه وفضله بالعبادة والدعاء والذكر والتفكر فيما يعود على الإنسان بالمنفعة والخير
Turunnya Baginda Rasulullah ﷺ dan shalat Beliau di tempat - tempat mubarok diatas bukti kuat adanya hubungan antara tempat - tempat tersebut dengan agama Islam dan kenabian serta tergabungnya nilai - nilai didalamnya dibawah panji Baginda Rasulullah ﷺ, hal itu juga menunjukkan bahwa Islam adalah agama penutup yang menjaga risalah-risalah sebelumnya.
Kejadian diatas juga bermakna adanya anjuran menjaga Al-Atsar Ad-Diniyyah (peninggalan-peninggalan bersejarah yang mengandung nilai religius) yang berhubungan dengan peristiwa - peristiwa besar tempo dulu yang diagungkan, hal itu juga mengajari kita bahwa cara memperingatinya cukup dengan ibadah, doa, dzikir dan tafakkur tentang sesuatu yang positif, baik dan berguna bagi sesama.
Semoga Bermanfaat.
📚 dikutip dari Kitab " Al-Anwar Al-Bahiyyah Min Isro' Wa Mi'roji Khoiril Bariyyah " Hal 27-28
📌 Faidah dari ustadz Abdul Muhshi حفظه الله
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
KUWALAT TANPA SADAR
Di kalangan warga aswaja tentu tidak asing dengan istilah kuwalat, kuwalat adalah balasan yang di terima di dunia sebelum menjalani hukuman akhirat, seperti dalam hadits di sebutkan
Rasulullah ﷺ bersabda;
بابان معجلان عقوبتهما في الدنيا ؛ البغي ، و العقوق . ( صح ، رواه حاكم عن أنس )
"Dua pintu yang akan di percepat siksanya di alam dunia , yaitu ; Dholim dan Durhaka.
(Hadits Sahih riwayat Imam Hakim dari sahabat Anas Radhiyallahu anhu).
Banyak di zaman sekarang ini orang-orang yang kuwalat tanpa sadar, sebab tanpa sadar mereka telah durhaka terhadap guru guru, durhaka terhadap kiayi, durhaka terhadap habaib, dan lainya
Diantara bentuk balasan kuwalat yang mereka terima tanpa sadar yaitu mereka memiliki pemikiran pemikiran sesat, pemikiran aneh, pemikiran yang condong kepada kekafiran dan pemikiran yang menyimpang dari ajaran guru guru mereka dan ajaran kyai-kyai serta ajaran para habaib, seperti contoh yang lagi masif dan menggurita yaitu pemikiran liberal dan berani menentang syariat dengan berbagai tipu daya dan argumentasi.
Dan Ironisnya mereka menganggap pemikiran liberal yang menyimpang tersebut suatu kebenaran dan mereka sebarluaskan sehingga di Ikuti oleh para pengikutnya yang fanatik.
Kerasukan pemikiran liberal yang telah menyimpang dari ajaran para guru-guru, para kiayi dan para habaib, merupakan bentuk kuwalat tanpa sadar.
Semoga kita senantiasa dijauhkan dari kuwalat tanpa sadar dan saudara-saudara kita yang telah kuwalat tanpa sadar sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berada di dalam kebenaran, kembalikanlah mereka ya Allah ke jalan yang benar sesuai dengan ajaran para guru-gurunya sesuai ajaran para kiayi dan ajaran para habaib.
آمين يارب العالمين ...
📌 Abu Muhammad al-Maduri حفظه الله
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
Di kalangan warga aswaja tentu tidak asing dengan istilah kuwalat, kuwalat adalah balasan yang di terima di dunia sebelum menjalani hukuman akhirat, seperti dalam hadits di sebutkan
Rasulullah ﷺ bersabda;
بابان معجلان عقوبتهما في الدنيا ؛ البغي ، و العقوق . ( صح ، رواه حاكم عن أنس )
"Dua pintu yang akan di percepat siksanya di alam dunia , yaitu ; Dholim dan Durhaka.
(Hadits Sahih riwayat Imam Hakim dari sahabat Anas Radhiyallahu anhu).
Banyak di zaman sekarang ini orang-orang yang kuwalat tanpa sadar, sebab tanpa sadar mereka telah durhaka terhadap guru guru, durhaka terhadap kiayi, durhaka terhadap habaib, dan lainya
Diantara bentuk balasan kuwalat yang mereka terima tanpa sadar yaitu mereka memiliki pemikiran pemikiran sesat, pemikiran aneh, pemikiran yang condong kepada kekafiran dan pemikiran yang menyimpang dari ajaran guru guru mereka dan ajaran kyai-kyai serta ajaran para habaib, seperti contoh yang lagi masif dan menggurita yaitu pemikiran liberal dan berani menentang syariat dengan berbagai tipu daya dan argumentasi.
Dan Ironisnya mereka menganggap pemikiran liberal yang menyimpang tersebut suatu kebenaran dan mereka sebarluaskan sehingga di Ikuti oleh para pengikutnya yang fanatik.
Kerasukan pemikiran liberal yang telah menyimpang dari ajaran para guru-guru, para kiayi dan para habaib, merupakan bentuk kuwalat tanpa sadar.
Semoga kita senantiasa dijauhkan dari kuwalat tanpa sadar dan saudara-saudara kita yang telah kuwalat tanpa sadar sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berada di dalam kebenaran, kembalikanlah mereka ya Allah ke jalan yang benar sesuai dengan ajaran para guru-gurunya sesuai ajaran para kiayi dan ajaran para habaib.
آمين يارب العالمين ...
📌 Abu Muhammad al-Maduri حفظه الله
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
🌱 PERMOHONAN AKAN DI KABULKAN DI MALAM NISHFU SYA'BAN
🌴 Al-Imam Syafi’i berkata dalam kitab al-Umm :
( قال الشَّافِعِيُّ ) وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كان يُقَالُ إنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ في خَمْسِ لَيَالٍ في لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ من رَجَبٍ وَلَيْلَةِ النِّصْفِ من شَعْبَان
َ
🍒 Al-Syafi’i berkata: “Telah sampai kepada kami bahwasanya selalu dikatakan bahwa permohonan akan dikabulkan dalam lima malam, yaitu ;
✅ Malam Jum’at,
✅ Malam hari raya idul adha,
✅ Malam hari raya idul fitri,
✅ Awal malam di bulan Rajab
✅ Malam Nishfu Sya’ban.”
📒 Al-Imam al-Syafi’i, al-Umm [1/231].
والله أعلم....
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
🌴 Al-Imam Syafi’i berkata dalam kitab al-Umm :
( قال الشَّافِعِيُّ ) وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كان يُقَالُ إنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ في خَمْسِ لَيَالٍ في لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ من رَجَبٍ وَلَيْلَةِ النِّصْفِ من شَعْبَان
َ
🍒 Al-Syafi’i berkata: “Telah sampai kepada kami bahwasanya selalu dikatakan bahwa permohonan akan dikabulkan dalam lima malam, yaitu ;
✅ Malam Jum’at,
✅ Malam hari raya idul adha,
✅ Malam hari raya idul fitri,
✅ Awal malam di bulan Rajab
✅ Malam Nishfu Sya’ban.”
📒 Al-Imam al-Syafi’i, al-Umm [1/231].
والله أعلم....
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
🍒 ALLAH MENGAPUNI SEMUA MAKHLUK-NYA DIMALAM NISHFU SYA'BAN
ٍ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
🌾 Dari Abu Musa Al Asy'ari dari Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya Allah di malam nishfu Sya'ban mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan".
📜 Hadits Sahih riwayat Imam Ibnu Majah
صلوا على النبي....
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
ٍ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
🌾 Dari Abu Musa Al Asy'ari dari Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya Allah di malam nishfu Sya'ban mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan".
📜 Hadits Sahih riwayat Imam Ibnu Majah
صلوا على النبي....
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
Forwarded from SAHABAT ASWAJA
KEUTAMAAN MALAM NISHFU SYA'BAN
Bulan Sya’ban termasuk salah satu bulan yang agung dalam pandangan syara’. Rasulullah SAW memuliakan bulan Sya’ban dengan menambah aktifitas ibadah. Sehingga menambah ibadah pada bulan Sya’ban sangat dianjurkan sebagaimana diterangkan dalam hadits shahih. Apabila pada hari-hari bulan Sya’ban dianjurkan meningkatkan aktifitas ibadah dan kebajikan, maka pada malam nishfu Sya’ban lebih dianjurkan lagi karena terdapat banyak hadits yang diriwayatkan dari Nabi SAW tentang keutamaan malam nishfu Sya’ban melebihi hari-hari yang lain pada bulan yang sama. Hadits-hadits tersebut diriwayatkan dari Abdullah bin Amr, Mu’adz bin Jabal, Abu Hurairah, Abu Tsa’labah, Auf bin Malik, Abu Bakar al-Shiddiq, Abu Musa dan Aisyah radhiyallahu ‘anhum.
Hadits Pertama
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَطَّلِعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلىَ خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِعِبَادِهِ إِلاَّ لاِثْنَيْنِ مُشَاحِنٍ وَقَاتِلِ نَفْسٍ . أخرجه أحمد
“Dari Abdullah bin Amr, dari Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nishfu Sya’ban, lalu memberikan ampunan kepada hamba-hamba-Nya kecuali dua orang yang tidak diampuninya, yaitu orang yang bermusuhan dan pembunuh orang.” (HR. Ahmad dalam al-Musnad [2/176] dengan sanad yang lemah, sebagaimana dapat dilihat dalam al-Targhib wa al-Tarhib [3/284] dan Majma’ al-Zawaid [8/65]).
Hadits Kedua
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ . أخرجه ابن حبان في صحيحه والطبراني، وأبو نعيم في الحلية.
“Dari Mu’adz bin Jabal, dari Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nishfu Sya’ban, lalu memberikan ampunan kepada seluruh makhluk-Nya kecuali kepada orang yang menyekutukan Allah atau orang yang bermusuhan.” (HR. Ibn Hibban dalam Shahih-nya [12/481], al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir [20/109] dan al-Mu’jam al-Ausath, dan Abu Nu’aim dalam Hilyah al-Auliya’ [5/195], semuanya dari jalur Makhul, dari Malik bin Yukhamir dari Mu’adz secara marfu’. Al-Hafizh al-Haitsami berkata dalam Majma’ al-Zawaid [8/65], “Hadits tersebut diriwayatkan oleh al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir dan al-Mu’jam al-Ausath, dan para perawinya dapat dipercaya”. Malik bin Yukhamir seorang perawi tsiqah dan mukhadhram (generasi tabi’in yang mengikuti masa Jahiliyah), sedangkan Makhul pernah menjumpainya, sehingga hadits ini tidak mengalami keterputusan (inqitha’), sebagaimana asumsi sebagian kalangan. Kesimpulannya, Ibnu Hibban sangat tepat dalam menilai shahih hadits tersebut.
Hadits di atas juga diriwayatkan dari 3) jalur Abu Hurairah oleh al-Bazzar dalam Musnad-nya [2/436], 4) jalur Abu Tsa’labah al-Khusyani oleh al-Thabarani [Majma’ al-Zawaid 8/65] dan Ibnu Abi Ashim dalam al-Sunnah [1/223], 5) jalur Auf bin Malik oleh al-Bazzar [2/463], 6) jalur Abu Bakar al-Shiddiq oleh Ibnu Khuzaimah dalam al-Tauhid [no. 90] dan Ibnu Abi Ashim [no. 509], 7) jalur Abu Musa oleh Ibnu Majah [1/446] dan al-Lalaka’i [no. 763] dan 8) jalur Aisyah oleh Ahmad [6/238], al-Tirmidzi [3/107] dan Ibnu Majah [1/445].
Kesimpulan dari riwayat-riwayat tersebut adalah menetapkan keutamaan malam Nishfu Sya’ban secara khusus, dan salah satu dari riwayat di atas telah dishahihkan oleh Ibnu Hibban. Bahkan al-Albani – ulama Salafi-Wahabi -, juga menilainya shahih dalam Silsilah al-Ahadits al-Shahihah [1144], dalam Shahih Sunan Ibn Majah [1/233] dan dalam ta’liq terhadap kitab al-Sunnah karya Ibnu Abi Ashim [no. 509, 510, 511 dan 512). Riwayat yang shahih ini, sekaligus menaikkan riwayat-riwayat lainnya yang dianggap dha’if menjadi hasan lighairihi sebagaimana telah menjadi ketetapan dalam ilmu hadits. Malam Nishfu Sya’ban memiliki dasar yang sangat kuat, umat Islam sejak generasi salaf banyak yang menghidupkannya dengan aneka ragam ibadah seperti shalat, doa dan lain-lain.
والله أعلم.....
📝 Di kutib dari tulisan Ustadz Idrus Ramli حفظه الله
Bulan Sya’ban termasuk salah satu bulan yang agung dalam pandangan syara’. Rasulullah SAW memuliakan bulan Sya’ban dengan menambah aktifitas ibadah. Sehingga menambah ibadah pada bulan Sya’ban sangat dianjurkan sebagaimana diterangkan dalam hadits shahih. Apabila pada hari-hari bulan Sya’ban dianjurkan meningkatkan aktifitas ibadah dan kebajikan, maka pada malam nishfu Sya’ban lebih dianjurkan lagi karena terdapat banyak hadits yang diriwayatkan dari Nabi SAW tentang keutamaan malam nishfu Sya’ban melebihi hari-hari yang lain pada bulan yang sama. Hadits-hadits tersebut diriwayatkan dari Abdullah bin Amr, Mu’adz bin Jabal, Abu Hurairah, Abu Tsa’labah, Auf bin Malik, Abu Bakar al-Shiddiq, Abu Musa dan Aisyah radhiyallahu ‘anhum.
Hadits Pertama
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَطَّلِعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلىَ خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِعِبَادِهِ إِلاَّ لاِثْنَيْنِ مُشَاحِنٍ وَقَاتِلِ نَفْسٍ . أخرجه أحمد
“Dari Abdullah bin Amr, dari Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nishfu Sya’ban, lalu memberikan ampunan kepada hamba-hamba-Nya kecuali dua orang yang tidak diampuninya, yaitu orang yang bermusuhan dan pembunuh orang.” (HR. Ahmad dalam al-Musnad [2/176] dengan sanad yang lemah, sebagaimana dapat dilihat dalam al-Targhib wa al-Tarhib [3/284] dan Majma’ al-Zawaid [8/65]).
Hadits Kedua
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ . أخرجه ابن حبان في صحيحه والطبراني، وأبو نعيم في الحلية.
“Dari Mu’adz bin Jabal, dari Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nishfu Sya’ban, lalu memberikan ampunan kepada seluruh makhluk-Nya kecuali kepada orang yang menyekutukan Allah atau orang yang bermusuhan.” (HR. Ibn Hibban dalam Shahih-nya [12/481], al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir [20/109] dan al-Mu’jam al-Ausath, dan Abu Nu’aim dalam Hilyah al-Auliya’ [5/195], semuanya dari jalur Makhul, dari Malik bin Yukhamir dari Mu’adz secara marfu’. Al-Hafizh al-Haitsami berkata dalam Majma’ al-Zawaid [8/65], “Hadits tersebut diriwayatkan oleh al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir dan al-Mu’jam al-Ausath, dan para perawinya dapat dipercaya”. Malik bin Yukhamir seorang perawi tsiqah dan mukhadhram (generasi tabi’in yang mengikuti masa Jahiliyah), sedangkan Makhul pernah menjumpainya, sehingga hadits ini tidak mengalami keterputusan (inqitha’), sebagaimana asumsi sebagian kalangan. Kesimpulannya, Ibnu Hibban sangat tepat dalam menilai shahih hadits tersebut.
Hadits di atas juga diriwayatkan dari 3) jalur Abu Hurairah oleh al-Bazzar dalam Musnad-nya [2/436], 4) jalur Abu Tsa’labah al-Khusyani oleh al-Thabarani [Majma’ al-Zawaid 8/65] dan Ibnu Abi Ashim dalam al-Sunnah [1/223], 5) jalur Auf bin Malik oleh al-Bazzar [2/463], 6) jalur Abu Bakar al-Shiddiq oleh Ibnu Khuzaimah dalam al-Tauhid [no. 90] dan Ibnu Abi Ashim [no. 509], 7) jalur Abu Musa oleh Ibnu Majah [1/446] dan al-Lalaka’i [no. 763] dan 8) jalur Aisyah oleh Ahmad [6/238], al-Tirmidzi [3/107] dan Ibnu Majah [1/445].
Kesimpulan dari riwayat-riwayat tersebut adalah menetapkan keutamaan malam Nishfu Sya’ban secara khusus, dan salah satu dari riwayat di atas telah dishahihkan oleh Ibnu Hibban. Bahkan al-Albani – ulama Salafi-Wahabi -, juga menilainya shahih dalam Silsilah al-Ahadits al-Shahihah [1144], dalam Shahih Sunan Ibn Majah [1/233] dan dalam ta’liq terhadap kitab al-Sunnah karya Ibnu Abi Ashim [no. 509, 510, 511 dan 512). Riwayat yang shahih ini, sekaligus menaikkan riwayat-riwayat lainnya yang dianggap dha’if menjadi hasan lighairihi sebagaimana telah menjadi ketetapan dalam ilmu hadits. Malam Nishfu Sya’ban memiliki dasar yang sangat kuat, umat Islam sejak generasi salaf banyak yang menghidupkannya dengan aneka ragam ibadah seperti shalat, doa dan lain-lain.
والله أعلم.....
📝 Di kutib dari tulisan Ustadz Idrus Ramli حفظه الله
SETIAP PEMBELA AGAMA DAN PEMBAWA KEBENARAN AKAN SELALU ADA YANG MUSUHI-NYA
Sudah merupakan fakta sejarah dari masa-kemas a dari generasi ke generasi bahwasa-nya siapa saja yang membela agama dan membawa kebenaran akan selalu di musuhi di fitnah, di hina, di tuduh radikal dan intolerant, di caci-maki, bahkan di perangi .
Diantara yang terukir dalam sejarah yaitu Raja Namrud yang kejam dan sombong beserta pasuka-nya yang selalu memusuhi Nabi Ibrahim alaihis salam, menyiksa dan membakar nabi Ibrahim namun dengan Izin Allah ﷻ, Nabi Ibrahim selamat, dan raja Namrud di adzab oleh Allah ﷻ hingga binasah.
Begitu juga dengan kisah Nabi Daud alaihis salam yang selalu di buru oleh Jalut dan bala tentara-nya dengan kejam dan bengis serta memerangi orang-orang yang beriman, namun dengan Izin Allah ﷻ, Nabi Daud berhasil membunuh Jalut.
Demikian juga kekejaman Raja Fir'aun dan Haman beserta pasukan-nya terhadap Nabi Musa alaihis salam dan selalu mengintimidasi, menyiksa, memboikot bahkan memerangi Nabi Musa.
Begitu pun Nabi kita tercinta nabi Muhammad ﷺ yang selalu di musuhi di fitnah di hina di caci-maki di lecehkan bahkan di perangi oleh Abu Lahab dan Abu Jahal dan juga kafir Qurais serta orang-orang munafik yang bermuka dua yang tidak henti-hentinya selalu memusuhi Nabi Muhammad ﷺ.
Tentunya para ulama-ulama, para kiayi dan para habaib serta guru-guru kita di zaman ini, para pembela Islam dan pembawa kebenaran, akan selalu ada orang-orang yang memusuhi-nya semisal Fir'aun, Haman, Namrud, Abu lahab dan lainya dengan berbagai fitnah, tuduhan keji, intimidasi, adu domba, tuduhan radikal dan intolerant serta tuduhan keji lainya.
Musuh-musuh pembela agama dan musuh pembawa kebenaran akan selalu ada dari masa-kemasa hingga di akhir zaman-pun kelak akan ada kelompok pembela Dajjal dan memusuhi Imam Mahdi yang membela islam dan membawa kebenaran.
Semoga kita senantiasa menjadi pendukung para kesatria pembela Islam dan pembawa kebenaran, bukan menjadi pendukung para penista agama yang durjana.
آمين يارب العالمين. الله أكبر ...
📌 Abu Muhammad al-Maduri حفظه الله
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
Sudah merupakan fakta sejarah dari masa-kemas a dari generasi ke generasi bahwasa-nya siapa saja yang membela agama dan membawa kebenaran akan selalu di musuhi di fitnah, di hina, di tuduh radikal dan intolerant, di caci-maki, bahkan di perangi .
Diantara yang terukir dalam sejarah yaitu Raja Namrud yang kejam dan sombong beserta pasuka-nya yang selalu memusuhi Nabi Ibrahim alaihis salam, menyiksa dan membakar nabi Ibrahim namun dengan Izin Allah ﷻ, Nabi Ibrahim selamat, dan raja Namrud di adzab oleh Allah ﷻ hingga binasah.
Begitu juga dengan kisah Nabi Daud alaihis salam yang selalu di buru oleh Jalut dan bala tentara-nya dengan kejam dan bengis serta memerangi orang-orang yang beriman, namun dengan Izin Allah ﷻ, Nabi Daud berhasil membunuh Jalut.
Demikian juga kekejaman Raja Fir'aun dan Haman beserta pasukan-nya terhadap Nabi Musa alaihis salam dan selalu mengintimidasi, menyiksa, memboikot bahkan memerangi Nabi Musa.
Begitu pun Nabi kita tercinta nabi Muhammad ﷺ yang selalu di musuhi di fitnah di hina di caci-maki di lecehkan bahkan di perangi oleh Abu Lahab dan Abu Jahal dan juga kafir Qurais serta orang-orang munafik yang bermuka dua yang tidak henti-hentinya selalu memusuhi Nabi Muhammad ﷺ.
Tentunya para ulama-ulama, para kiayi dan para habaib serta guru-guru kita di zaman ini, para pembela Islam dan pembawa kebenaran, akan selalu ada orang-orang yang memusuhi-nya semisal Fir'aun, Haman, Namrud, Abu lahab dan lainya dengan berbagai fitnah, tuduhan keji, intimidasi, adu domba, tuduhan radikal dan intolerant serta tuduhan keji lainya.
Musuh-musuh pembela agama dan musuh pembawa kebenaran akan selalu ada dari masa-kemasa hingga di akhir zaman-pun kelak akan ada kelompok pembela Dajjal dan memusuhi Imam Mahdi yang membela islam dan membawa kebenaran.
Semoga kita senantiasa menjadi pendukung para kesatria pembela Islam dan pembawa kebenaran, bukan menjadi pendukung para penista agama yang durjana.
آمين يارب العالمين. الله أكبر ...
📌 Abu Muhammad al-Maduri حفظه الله
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
Forwarded from SAHABAT ASWAJA
🌹 DOSA-DOSA DI AMPUNI DI MALAM NISHFU SYA'BAN,
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
فَقَدْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَخَرَجْتُ أَطْلُبُهُ فَإِذَا هُوَ بِالْبَقِيعِ رَافِعٌ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ أَكُنْتِ تَخَافِينَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْكِ وَرَسُولُهُ قَالَتْ قَدْ قُلْتُ وَمَا بِي ذَلِكَ وَلَكِنِّي ظَنَنْتُ أَنَّكَ أَتَيْتَ بَعْضَ نِسَائِكَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعَرِ غَنَمِ كَلْب
🌿 Dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, "Suatu malam aku kehilangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, aku pun mencarinya, dan ternyata beliau berada di kuburan Baqi' menengadahkan kepalanya ke langit, beliau lalu bersabda: "Wahai 'Aisyah, apakah engkau takut Allah dan Rasul-Nya akan mengurangi (haknya) atasmu?" ia menjawab, "Aku telah mengatakan tidak, hanya saja aku khawatir engkau mendatangi salah seorang dari isterimu. " Maka beliau pun bersabda: "Sesungguhnya pada malam pertengahan bulan Sya'ban Allah mengampuni orang-orang yang jumlahnya lebih banyak dari jumlah bulu kambing suku bani Kalb."
📜 Hadits riwayat imam Ibnu Majah
صلوا على النبي....
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
فَقَدْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَخَرَجْتُ أَطْلُبُهُ فَإِذَا هُوَ بِالْبَقِيعِ رَافِعٌ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ أَكُنْتِ تَخَافِينَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْكِ وَرَسُولُهُ قَالَتْ قَدْ قُلْتُ وَمَا بِي ذَلِكَ وَلَكِنِّي ظَنَنْتُ أَنَّكَ أَتَيْتَ بَعْضَ نِسَائِكَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعَرِ غَنَمِ كَلْب
🌿 Dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, "Suatu malam aku kehilangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, aku pun mencarinya, dan ternyata beliau berada di kuburan Baqi' menengadahkan kepalanya ke langit, beliau lalu bersabda: "Wahai 'Aisyah, apakah engkau takut Allah dan Rasul-Nya akan mengurangi (haknya) atasmu?" ia menjawab, "Aku telah mengatakan tidak, hanya saja aku khawatir engkau mendatangi salah seorang dari isterimu. " Maka beliau pun bersabda: "Sesungguhnya pada malam pertengahan bulan Sya'ban Allah mengampuni orang-orang yang jumlahnya lebih banyak dari jumlah bulu kambing suku bani Kalb."
📜 Hadits riwayat imam Ibnu Majah
صلوا على النبي....
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
*TRADISI BERMAAF-MAAFAN SEBELUM RAMADHAN*
Ahlussunnah Waljamaah melestarikan tradisi bermaaf-maafan sebelum datangnya bulan Ramadhan berdasarkan hadits dimana Rasulullah ﷺ menginformasikan bahwa orang yang saling bermusuhan tidak akan di beri ampunan oleh Allah ﷻ di malam nishfu Sya'ban, oleh sebab itu kami melestarikan tradisi bermaaf-maafan sebelum datangnya bulan Ramadhan agar tidak ada lagi permusuhan di antara umat Islam dan semua salah dan khilaf di maafkan.
Berikut hadits-nya secara lengkap :
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ . أخرجه ابن حبان في صحيحه والطبراني، وأبو نعيم في الحلية.
“Dari Mu’adz bin Jabal, dari Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nishfu Sya’ban, lalu memberikan ampunan kepada seluruh makhluk-Nya kecuali kepada orang yang menyekutukan Allah atau orang yang bermusuhan.” (HR. Ibn Hibban dalam Shahih-nya [12/481], al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir [20/109] dan al-Mu’jam al-Ausath, dan Abu Nu’aim dalam Hilyah al-Auliya’ [5/195], semuanya dari jalur Makhul, dari Malik bin Yukhamir dari Mu’adz secara marfu’. Al-Hafizh al-Haitsami berkata dalam Majma’ al-Zawaid [8/65], “Hadits tersebut diriwayatkan oleh al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir dan al-Mu’jam al-Ausath, dan para perawinya dapat dipercaya”. Malik bin Yukhamir seorang perawi tsiqah dan mukhadhram (generasi tabi’in yang mengikuti masa Jahiliyah), sedangkan Makhul pernah menjumpainya, sehingga hadits ini tidak mengalami keterputusan (inqitha’), sebagaimana asumsi sebagian kalangan. Kesimpulannya, Ibnu Hibban sangat tepat dalam menilai shahih hadits tersebut.
Hadits di atas juga diriwayatkan dari 3) jalur Abu Hurairah oleh al-Bazzar dalam Musnad-nya [2/436], 4) jalur Abu Tsa’labah al-Khusyani oleh al-Thabarani [Majma’ al-Zawaid 8/65] dan Ibnu Abi Ashim dalam al-Sunnah [1/223], 5) jalur Auf bin Malik oleh al-Bazzar [2/463], 6) jalur Abu Bakar al-Shiddiq oleh Ibnu Khuzaimah dalam al-Tauhid [no. 90] dan Ibnu Abi Ashim [no. 509], 7) jalur Abu Musa oleh Ibnu Majah [1/446] dan al-Lalaka’i [no. 763] dan 8) jalur Aisyah oleh Ahmad [6/238], al-Tirmidzi [3/107] dan Ibnu Majah [1/445].
والله أعلم......
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
Ahlussunnah Waljamaah melestarikan tradisi bermaaf-maafan sebelum datangnya bulan Ramadhan berdasarkan hadits dimana Rasulullah ﷺ menginformasikan bahwa orang yang saling bermusuhan tidak akan di beri ampunan oleh Allah ﷻ di malam nishfu Sya'ban, oleh sebab itu kami melestarikan tradisi bermaaf-maafan sebelum datangnya bulan Ramadhan agar tidak ada lagi permusuhan di antara umat Islam dan semua salah dan khilaf di maafkan.
Berikut hadits-nya secara lengkap :
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ . أخرجه ابن حبان في صحيحه والطبراني، وأبو نعيم في الحلية.
“Dari Mu’adz bin Jabal, dari Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nishfu Sya’ban, lalu memberikan ampunan kepada seluruh makhluk-Nya kecuali kepada orang yang menyekutukan Allah atau orang yang bermusuhan.” (HR. Ibn Hibban dalam Shahih-nya [12/481], al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir [20/109] dan al-Mu’jam al-Ausath, dan Abu Nu’aim dalam Hilyah al-Auliya’ [5/195], semuanya dari jalur Makhul, dari Malik bin Yukhamir dari Mu’adz secara marfu’. Al-Hafizh al-Haitsami berkata dalam Majma’ al-Zawaid [8/65], “Hadits tersebut diriwayatkan oleh al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir dan al-Mu’jam al-Ausath, dan para perawinya dapat dipercaya”. Malik bin Yukhamir seorang perawi tsiqah dan mukhadhram (generasi tabi’in yang mengikuti masa Jahiliyah), sedangkan Makhul pernah menjumpainya, sehingga hadits ini tidak mengalami keterputusan (inqitha’), sebagaimana asumsi sebagian kalangan. Kesimpulannya, Ibnu Hibban sangat tepat dalam menilai shahih hadits tersebut.
Hadits di atas juga diriwayatkan dari 3) jalur Abu Hurairah oleh al-Bazzar dalam Musnad-nya [2/436], 4) jalur Abu Tsa’labah al-Khusyani oleh al-Thabarani [Majma’ al-Zawaid 8/65] dan Ibnu Abi Ashim dalam al-Sunnah [1/223], 5) jalur Auf bin Malik oleh al-Bazzar [2/463], 6) jalur Abu Bakar al-Shiddiq oleh Ibnu Khuzaimah dalam al-Tauhid [no. 90] dan Ibnu Abi Ashim [no. 509], 7) jalur Abu Musa oleh Ibnu Majah [1/446] dan al-Lalaka’i [no. 763] dan 8) jalur Aisyah oleh Ahmad [6/238], al-Tirmidzi [3/107] dan Ibnu Majah [1/445].
والله أعلم......
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
MELIHAT NABI DALAM MIMPI DAN JAGA
Di nukil dari kitab Tahdzir al-Ikhwan karya al-'Allamah al-Imam al-Faqih Zen bin Ibrahim bin Sumaith hafidhahullah.
(V.313)
Melihat Rasulullah SAW baik dalam mimpi maupun di saat terjaga benar adanya secara ilmiah. Banyak sekali orang yang memiliki hati dan jiwa bersih jernih melihat Rasulullah SAW dan sekelompok wali pilihan juga melihatnya dalam kondisi sadar sebagai bentuk karamah dari Allah SWT untuk mereka.
Karamah para wali benar adanya, hanya ahli bid’ah sesat saja yang memungkirinya. Disebutkan dalam Al-Jauharah;
وأثبِتنَ للأوليا الكَرامةْ ومن نَـفاها فانبِذَن كَلاَمه
Akuilah karamah untuk para wali
Siapapun yang menafikannya, campakkan kata-katanya
Imam At-Tirmidzi, dalam kitabnya yang berjudul Asy-Syama`il Al-Muhammadiyyah menyebutkan salah satu bab tersendiri terkait karamah para wali. Imam Al-Bukhari dalam kitab shahihnya menyebutkan lima hadits, di antaranya sabda Rasulullah SAW “Barangsiapa bermimpi melihatku dalam tidur, ia akan melihatku dalam kondisi sadar, karena setan tidak bisa meniru wujudku.”
Abu Abdullah menuturkan, “Ibnu Sirin berkata, ‘Saat melihat Rasulullah SAW dalam wujud sebenarnya’.”
Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab shahihnya, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa bermimpi melihatku, mimpinya benar adanya.”
Imam As-Suyuthi menuturkan, “Dari sejumlah hadits tentang mimpi melihat Rasulullah SAW. dapat disimpulkan bahwa beliau tetap hidup dengan jasad dan ruh. Beliau berkelana ke berbagai belahan bumi dan alam manapun seperti yang ia kehendaki. Rasulullah SAW. tetap berada dalam kondisi seperti sedia kala ketika sebelum wafat, beliau tidak terlihat oleh mata telanjang, seperti halnya malaikat yang tidak bisa dilihat secara kasat mata.
Ketika Allah SWT. berkehendak menyingkap tabir dari seorang hamba yang hendak diberi karamah untuk melihat sosok Rasulullah SAW., ia akan melihat beliau dalam wujud sebenarnya.
Dinukil dari Al-Hawi li Al-Fatawa.
Sebagian ulama menjelaskan, kemungkinan melihat sosok Rasulullah SAW. dalam kondisi sadar adalah sebagai bentuk karamah bagi wali dan orang shalih. Karamah adalah kejadian luar biasa yang tidak lazim.
Faktor yang membuat orang mengingkari sosok Rasulullah SAW. bisa dilihat adalah ketidaktahuan akan kuasa Allah SWT. yang Kuasa atas segala-galanya. Abu Abbas Al-Mursi pernah bilang, “Andai Rasulullah SAW. terhalang dari pandangan mataku barang sekejap mata saja, tentu aku tidak menganggap diriku sebagai orang mukmin.”
Salah satu manfaat penting melihat sosok Rasulullah SAW. baik melalui mimpi ataupun saat sadar adalah rasa cinta yang sangat tinggi, sibuk memikirkan beliau dengan disertai mengikuti sunnahnya, banyak membaca shalawat secara rutin, menyebarkan dakwa dan syariatnya untuk seluruh manusia. Allah SWT. akan menganugerahkan penutup usia yang baik melalui perantara wibawa Rasulullah SAW., berteman dan melihat sosok beliau di surga, negeri keselamatan.
Semoga shalawat dan salam terlimpah kepadanya, keluarga dan para sahabatnya, para pemimpin mulia.
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
Di nukil dari kitab Tahdzir al-Ikhwan karya al-'Allamah al-Imam al-Faqih Zen bin Ibrahim bin Sumaith hafidhahullah.
(V.313)
Melihat Rasulullah SAW baik dalam mimpi maupun di saat terjaga benar adanya secara ilmiah. Banyak sekali orang yang memiliki hati dan jiwa bersih jernih melihat Rasulullah SAW dan sekelompok wali pilihan juga melihatnya dalam kondisi sadar sebagai bentuk karamah dari Allah SWT untuk mereka.
Karamah para wali benar adanya, hanya ahli bid’ah sesat saja yang memungkirinya. Disebutkan dalam Al-Jauharah;
وأثبِتنَ للأوليا الكَرامةْ ومن نَـفاها فانبِذَن كَلاَمه
Akuilah karamah untuk para wali
Siapapun yang menafikannya, campakkan kata-katanya
Imam At-Tirmidzi, dalam kitabnya yang berjudul Asy-Syama`il Al-Muhammadiyyah menyebutkan salah satu bab tersendiri terkait karamah para wali. Imam Al-Bukhari dalam kitab shahihnya menyebutkan lima hadits, di antaranya sabda Rasulullah SAW “Barangsiapa bermimpi melihatku dalam tidur, ia akan melihatku dalam kondisi sadar, karena setan tidak bisa meniru wujudku.”
Abu Abdullah menuturkan, “Ibnu Sirin berkata, ‘Saat melihat Rasulullah SAW dalam wujud sebenarnya’.”
Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab shahihnya, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa bermimpi melihatku, mimpinya benar adanya.”
Imam As-Suyuthi menuturkan, “Dari sejumlah hadits tentang mimpi melihat Rasulullah SAW. dapat disimpulkan bahwa beliau tetap hidup dengan jasad dan ruh. Beliau berkelana ke berbagai belahan bumi dan alam manapun seperti yang ia kehendaki. Rasulullah SAW. tetap berada dalam kondisi seperti sedia kala ketika sebelum wafat, beliau tidak terlihat oleh mata telanjang, seperti halnya malaikat yang tidak bisa dilihat secara kasat mata.
Ketika Allah SWT. berkehendak menyingkap tabir dari seorang hamba yang hendak diberi karamah untuk melihat sosok Rasulullah SAW., ia akan melihat beliau dalam wujud sebenarnya.
Dinukil dari Al-Hawi li Al-Fatawa.
Sebagian ulama menjelaskan, kemungkinan melihat sosok Rasulullah SAW. dalam kondisi sadar adalah sebagai bentuk karamah bagi wali dan orang shalih. Karamah adalah kejadian luar biasa yang tidak lazim.
Faktor yang membuat orang mengingkari sosok Rasulullah SAW. bisa dilihat adalah ketidaktahuan akan kuasa Allah SWT. yang Kuasa atas segala-galanya. Abu Abbas Al-Mursi pernah bilang, “Andai Rasulullah SAW. terhalang dari pandangan mataku barang sekejap mata saja, tentu aku tidak menganggap diriku sebagai orang mukmin.”
Salah satu manfaat penting melihat sosok Rasulullah SAW. baik melalui mimpi ataupun saat sadar adalah rasa cinta yang sangat tinggi, sibuk memikirkan beliau dengan disertai mengikuti sunnahnya, banyak membaca shalawat secara rutin, menyebarkan dakwa dan syariatnya untuk seluruh manusia. Allah SWT. akan menganugerahkan penutup usia yang baik melalui perantara wibawa Rasulullah SAW., berteman dan melihat sosok beliau di surga, negeri keselamatan.
Semoga shalawat dan salam terlimpah kepadanya, keluarga dan para sahabatnya, para pemimpin mulia.
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
MEREKA MENJADIKAN PANGGILAN ADZAN SEBAGAI BAHAN EJEKAN DAN PERMAINAN
Didalam al-Qur'an surat al-Ma'idah ayat : 58 disebutkan:
وَ اِذَا نَادَيْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ اتَّخَذُوْهَا هُزُوًا وَّلَعِبًا ۗ
َ
"Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (melaksanakan) sholat, mereka menjadikannya bahan ejekan dan permainan."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 58)
Orang-orang kafir yang menjadikannya panggilan adzan sebagai bahan ejekan dan permainan mereka adalah kaum yang tidak mau mempergunakan akal dan tidak mengerti akan makna beribadah kepada Allah ﷻ dan tidak memahami syariat-syariat agama, dan yang demikian itu merupakan sifat dari para pengikut setan, apabila mendengar adzan, ia berlari kabur dan menjauh.
Dikisahkan dalam riwayat Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim. bahwasannya ada orang kafir yang tinggal di kota Madinah, apabila ia mendengar seruan adzan pada saat diucapkan: "Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah (Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)." orang kafir tersebut berkata; "Semoga si pendusta itu terbakar." Maka pada suatu malam seorang pelayan orang kafir tersebut masuk ke dalam rumahnya dengan membawa penerangan dari api (semisal lilin.dll) , saat itu orang kafir itu sedang lelap tertidur, begitu juga keluarganya. Kemudian ada percikan api yang jatuh dari lilin yang dibawa oleh pelayan tersebut, kemudian rumahnya terbakar habis sehingga dia beserta keluarganya terbakar juga.
Demikianlah balasan dari Allah ﷻ kepada penista agama dan orang yang menjadikan seruan adzan sebagai bahan ejekan dan olok-olok yang dijelaskan dalam tafsir surat al-Ma'idah ayat : 58
وربنا الرحمن المستعان ....
📌 Abu Muhammad al-Maduri حفظه الله.
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
Didalam al-Qur'an surat al-Ma'idah ayat : 58 disebutkan:
وَ اِذَا نَادَيْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ اتَّخَذُوْهَا هُزُوًا وَّلَعِبًا ۗ
َ
"Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (melaksanakan) sholat, mereka menjadikannya bahan ejekan dan permainan."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 58)
Orang-orang kafir yang menjadikannya panggilan adzan sebagai bahan ejekan dan permainan mereka adalah kaum yang tidak mau mempergunakan akal dan tidak mengerti akan makna beribadah kepada Allah ﷻ dan tidak memahami syariat-syariat agama, dan yang demikian itu merupakan sifat dari para pengikut setan, apabila mendengar adzan, ia berlari kabur dan menjauh.
Dikisahkan dalam riwayat Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim. bahwasannya ada orang kafir yang tinggal di kota Madinah, apabila ia mendengar seruan adzan pada saat diucapkan: "Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah (Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)." orang kafir tersebut berkata; "Semoga si pendusta itu terbakar." Maka pada suatu malam seorang pelayan orang kafir tersebut masuk ke dalam rumahnya dengan membawa penerangan dari api (semisal lilin.dll) , saat itu orang kafir itu sedang lelap tertidur, begitu juga keluarganya. Kemudian ada percikan api yang jatuh dari lilin yang dibawa oleh pelayan tersebut, kemudian rumahnya terbakar habis sehingga dia beserta keluarganya terbakar juga.
Demikianlah balasan dari Allah ﷻ kepada penista agama dan orang yang menjadikan seruan adzan sebagai bahan ejekan dan olok-olok yang dijelaskan dalam tafsir surat al-Ma'idah ayat : 58
وربنا الرحمن المستعان ....
📌 Abu Muhammad al-Maduri حفظه الله.
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
Forwarded from SAHABAT ASWAJA
UCAPAN TAHNIAH KEGEMBIRAAN DATANGNYA BULAN RAMADHAN
Ucapan tahniah dan kegembiraan dengan datangnya bulan Ramadhan menunjukkan semangat yang besar terhadap kebaikan. Dan sesungguhnya para salaf yang shaleh mengucapkan kegembiraan antara satu sama lain dengan kedatangan bulan Ramadhan dalam rangka mencontoh Nabi ﷺ . Sebagaimana terdapat dalam hadits yang diriwayatkan dari Salman Al-Farisi رضي الله عنه , Bahwasannya Rasullullah ﷺ memberikan khotbah di hari-hari terakhir dibulan Sya’ban. Beliau Bersabda :
يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ، شهر مبارك ، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة ، وقيام ليله تطوعا ، من تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه ، ومن أدى فريضة فيه كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه ، وهو شهر الصبر ، والصبر ثوابه الجنة ، وشهر المواساة ، وشهر يزاد في رزق المؤمن ، من فطر فيه صائما كان له مغفرة لذنوبه ، وعتق رقبته من النار ، وكان له مثل أجره من غير أن ينقص من أجره شيء
"Wahai manusia sungguh kalian dinaungi oleh suatu bulan yang agung, bulan penuh berkah, bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan , bulan yang Allah ﷻ telah menjadi-kan puasaNya suatu kewajiban dan Qiyam (shalat) pada malam harinya suatu ibadah sunnah. Barang siapa yang mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dengan suatu pekerjaan kebajikan (sunnah) di dalamnya, (ia diganjar pahala) sama seperti menunaikan kewajiban (fardhu) di bulan yang lain. Dan barang siapa yang menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan, (ia diganjar pahala) sama dengan orang yang mengerjakan 70 kali kewajiban tersebut di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu pahalanya adalah surga. Ramadhan itu adalah bulan menolong sesama dan bulan dimana Allah ﷻ menambah rizki para mukmin di dalamnya. Siapa saja yang pada bulan itu memberikan makanan berbuka kepada orang yang puasa, maka perbuatan itu menjadi pengampunan atas dosa-dosanya, pembebasan dirinya dari api neraka, dan ia mendapatkan pahala seperti pahala orang berpuasa yang diberinya makanan berbuka itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut.”
[HR Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman]
📜 Hadits diatas juga diriwayatkan oleh Al-hafidz Ibnu Khuzaimah dalam kitab sahihnya
[التهنئة بشهر رمضان]
أخرج الأصبهاني في الترغيب عن سلمان الفارسي قال: ( «خطب رسول الله صلى الله عليه وسلم في آخر يوم من شعبان فقال: أيها الناس إنه قد أظلكم شهر عظيم، شهر مبارك، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر» ) - الحديث قال ابن رجب: هذا الحديث أصل في التهنئة بشهر رمضان.
Diriwayatkan oleh Imam Al-Asbihani di dalam At-Targhib ..
Dari salman Al-farisi berkata; Rasullullah ﷺ berkhotbah di hari-hari terakhir di bulan sya'ban beliau bersabda; wahai manusia sungguh kalian dinaungi oleh suatu bulan yang agung, bulan penuh berkah, bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan (Al-hadits)
Berkata Ibnu Rajab; Hadits ini merupakan Hujjah bagi ucapan tahniah dibulan ramadhan.
والله أعلم....
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
Ucapan tahniah dan kegembiraan dengan datangnya bulan Ramadhan menunjukkan semangat yang besar terhadap kebaikan. Dan sesungguhnya para salaf yang shaleh mengucapkan kegembiraan antara satu sama lain dengan kedatangan bulan Ramadhan dalam rangka mencontoh Nabi ﷺ . Sebagaimana terdapat dalam hadits yang diriwayatkan dari Salman Al-Farisi رضي الله عنه , Bahwasannya Rasullullah ﷺ memberikan khotbah di hari-hari terakhir dibulan Sya’ban. Beliau Bersabda :
يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ، شهر مبارك ، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة ، وقيام ليله تطوعا ، من تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه ، ومن أدى فريضة فيه كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه ، وهو شهر الصبر ، والصبر ثوابه الجنة ، وشهر المواساة ، وشهر يزاد في رزق المؤمن ، من فطر فيه صائما كان له مغفرة لذنوبه ، وعتق رقبته من النار ، وكان له مثل أجره من غير أن ينقص من أجره شيء
"Wahai manusia sungguh kalian dinaungi oleh suatu bulan yang agung, bulan penuh berkah, bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan , bulan yang Allah ﷻ telah menjadi-kan puasaNya suatu kewajiban dan Qiyam (shalat) pada malam harinya suatu ibadah sunnah. Barang siapa yang mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dengan suatu pekerjaan kebajikan (sunnah) di dalamnya, (ia diganjar pahala) sama seperti menunaikan kewajiban (fardhu) di bulan yang lain. Dan barang siapa yang menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan, (ia diganjar pahala) sama dengan orang yang mengerjakan 70 kali kewajiban tersebut di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu pahalanya adalah surga. Ramadhan itu adalah bulan menolong sesama dan bulan dimana Allah ﷻ menambah rizki para mukmin di dalamnya. Siapa saja yang pada bulan itu memberikan makanan berbuka kepada orang yang puasa, maka perbuatan itu menjadi pengampunan atas dosa-dosanya, pembebasan dirinya dari api neraka, dan ia mendapatkan pahala seperti pahala orang berpuasa yang diberinya makanan berbuka itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut.”
[HR Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman]
📜 Hadits diatas juga diriwayatkan oleh Al-hafidz Ibnu Khuzaimah dalam kitab sahihnya
[التهنئة بشهر رمضان]
أخرج الأصبهاني في الترغيب عن سلمان الفارسي قال: ( «خطب رسول الله صلى الله عليه وسلم في آخر يوم من شعبان فقال: أيها الناس إنه قد أظلكم شهر عظيم، شهر مبارك، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر» ) - الحديث قال ابن رجب: هذا الحديث أصل في التهنئة بشهر رمضان.
Diriwayatkan oleh Imam Al-Asbihani di dalam At-Targhib ..
Dari salman Al-farisi berkata; Rasullullah ﷺ berkhotbah di hari-hari terakhir di bulan sya'ban beliau bersabda; wahai manusia sungguh kalian dinaungi oleh suatu bulan yang agung, bulan penuh berkah, bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan (Al-hadits)
Berkata Ibnu Rajab; Hadits ini merupakan Hujjah bagi ucapan tahniah dibulan ramadhan.
والله أعلم....
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
DOA KETIKA BERBUKA PUASA
Ada pertanyaan via inbox, bagaimana menanggapi pernyataan sebagian Wahabi yang melarang membaca sebagian doa berbuka puasa dengan alasan riwayatnya dha’if? Pada dasarnya berdoa pada saat berbuka puasa sangat dianjurkan, karena termasuk waktu dikabulkannya permohonan. Di antara doa yang dianjurkan ketika berbuka puasa adalah doa sebagai berikut:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Ya Allah, hanya karena Engkau aku berpuasa dan pada rizki-Mu aku berbuka.
Demikian berdasarkan hadits riwayat Abu Dawud dengan sanad hasan, tetapi mursal (menggugurkan perawi dari generasi sahabat). Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath [7549], al-Mu’jam al-Shaghir [912] dan al-Du’a’ [918] dengan sanad yang dha’if dari sahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu. Sesuai dengan kaedah ilmu hadits, kedua jalur tersebut saling menguatkan dan menaikkan derajatnya menjadi hadits hasan lighairihi. Wallahu a’lam.
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ إنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى
Rasa haus telah pergi, otot-otot telah menjadi basah dan pahala akan tetap insya Allah.
Demikian berdasarkan hadits shahih riwayat Abu Dawud [2357], al-Nasa’i [3329], al-Hakim [1536] dan al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra [7922].
Seperti telah disampaikan sebelumnya, waktu berbuka puasa termasuk waktu dikabulkannya permohonan sesuai dengan beberapa hadits shahih. Di antara dalil bahwa saat berbuka puasa termasuk waktu dikabulkannya doa adalah hadits Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallaahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ»
Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang benar-benar tidak akan ditolak ketika berbuka puasa.
Hadits hasan riwayat Ibnu Majah [1753], al-Thabarani dalam al-Du’a’ [919], al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman [3904] dan Fadhail al-Auqat [142], dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq juz 8 hlm 256.
Hadits tersebut memberikan pesan bahwa doa pada waktu berbuka puasa akan mudah dikabulkan. Karena itu pada saat berbuka dianjurkan untuk berdoa seperti doa di atas. Anjuran berdoa tidak terbatas pada doa di atas, tetapi juga berlaku pada doa apa saja. Hal ini seperti yang dipahami oleh perawi hadits tersebut, yaitu sahabat Abdullah bin Amr bin al-Ashr radhiyallaahu ‘anhu. Dalam kitab-kitab hadits disebutkan:
قَالَ ابْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ عَمْرٍو، يَقُولُ إِذَا أَفْطَرَ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي
Ibnu Abi Mulaikah berkata: “Aku mendengar Abdullah bin Amr berkata ketika berbuka puasa: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang lapang terhadap segala sesuatu agar mengampuni dosa-dosaku.”
Hadits ini adalah sambungan dari hadits sebelumnya dalam riwayat Ibnu Majah [1753] dan al-Baihaqi di atas. Derajatnya shahih, sebagaimana ditegaskan oleh al-Hafizh al-Bushiri dalam Zawaid-nya.
Berdasakan hadits di atas, dan sesuai pemahaman sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut, doa yang dianjurkan dibaca mencakup doa apa saja, baik doa yang datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun doa yang disusun oleh seseorang sesuai dengan hajat dan keperluannya kepada Allah. Oleh karena itu, pembatasan sebagian Wahabi, bahwa anjuran doa hanya berlaku pada riwayat yang shahih, tidak perlu digubris dan diperhatikan. Pemahaman sahabat dan generasi salaf lebih menenangkan hati kita daripada pemahaman orang-orang sekarang.
Ketika masuk waktu berbuka puasa seseorang dianjurkan membaca doa di atas, atau doa-doa lain sesuai dengan keinginan dan keperluannya kepada Allah, misalnya doa agar dimudahkan rizki, segera ketemu jodoh atau agar dimudahkan menambah istri. Wallahu a’lam.
📝 Di kutib dari tulisan Ustadz Idrus Ramli حفظه الله
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
Ada pertanyaan via inbox, bagaimana menanggapi pernyataan sebagian Wahabi yang melarang membaca sebagian doa berbuka puasa dengan alasan riwayatnya dha’if? Pada dasarnya berdoa pada saat berbuka puasa sangat dianjurkan, karena termasuk waktu dikabulkannya permohonan. Di antara doa yang dianjurkan ketika berbuka puasa adalah doa sebagai berikut:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Ya Allah, hanya karena Engkau aku berpuasa dan pada rizki-Mu aku berbuka.
Demikian berdasarkan hadits riwayat Abu Dawud dengan sanad hasan, tetapi mursal (menggugurkan perawi dari generasi sahabat). Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath [7549], al-Mu’jam al-Shaghir [912] dan al-Du’a’ [918] dengan sanad yang dha’if dari sahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu. Sesuai dengan kaedah ilmu hadits, kedua jalur tersebut saling menguatkan dan menaikkan derajatnya menjadi hadits hasan lighairihi. Wallahu a’lam.
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ إنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى
Rasa haus telah pergi, otot-otot telah menjadi basah dan pahala akan tetap insya Allah.
Demikian berdasarkan hadits shahih riwayat Abu Dawud [2357], al-Nasa’i [3329], al-Hakim [1536] dan al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra [7922].
Seperti telah disampaikan sebelumnya, waktu berbuka puasa termasuk waktu dikabulkannya permohonan sesuai dengan beberapa hadits shahih. Di antara dalil bahwa saat berbuka puasa termasuk waktu dikabulkannya doa adalah hadits Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallaahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ»
Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang benar-benar tidak akan ditolak ketika berbuka puasa.
Hadits hasan riwayat Ibnu Majah [1753], al-Thabarani dalam al-Du’a’ [919], al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman [3904] dan Fadhail al-Auqat [142], dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq juz 8 hlm 256.
Hadits tersebut memberikan pesan bahwa doa pada waktu berbuka puasa akan mudah dikabulkan. Karena itu pada saat berbuka dianjurkan untuk berdoa seperti doa di atas. Anjuran berdoa tidak terbatas pada doa di atas, tetapi juga berlaku pada doa apa saja. Hal ini seperti yang dipahami oleh perawi hadits tersebut, yaitu sahabat Abdullah bin Amr bin al-Ashr radhiyallaahu ‘anhu. Dalam kitab-kitab hadits disebutkan:
قَالَ ابْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ عَمْرٍو، يَقُولُ إِذَا أَفْطَرَ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي
Ibnu Abi Mulaikah berkata: “Aku mendengar Abdullah bin Amr berkata ketika berbuka puasa: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang lapang terhadap segala sesuatu agar mengampuni dosa-dosaku.”
Hadits ini adalah sambungan dari hadits sebelumnya dalam riwayat Ibnu Majah [1753] dan al-Baihaqi di atas. Derajatnya shahih, sebagaimana ditegaskan oleh al-Hafizh al-Bushiri dalam Zawaid-nya.
Berdasakan hadits di atas, dan sesuai pemahaman sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut, doa yang dianjurkan dibaca mencakup doa apa saja, baik doa yang datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun doa yang disusun oleh seseorang sesuai dengan hajat dan keperluannya kepada Allah. Oleh karena itu, pembatasan sebagian Wahabi, bahwa anjuran doa hanya berlaku pada riwayat yang shahih, tidak perlu digubris dan diperhatikan. Pemahaman sahabat dan generasi salaf lebih menenangkan hati kita daripada pemahaman orang-orang sekarang.
Ketika masuk waktu berbuka puasa seseorang dianjurkan membaca doa di atas, atau doa-doa lain sesuai dengan keinginan dan keperluannya kepada Allah, misalnya doa agar dimudahkan rizki, segera ketemu jodoh atau agar dimudahkan menambah istri. Wallahu a’lam.
📝 Di kutib dari tulisan Ustadz Idrus Ramli حفظه الله
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
*SETAN DIIKAT NAMUN MAKSIAT MENINGKAT*
*M.A.V~313*
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " *إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ مَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجِنَّانِ فَلَا يُغْلَقُ مِنْهَا بَابٌ وَنَادَى مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّار*ِ " رواه البيهقي.
Rasulullah saw bersabda," _*Jika datang awal malam bulan puasa setan-setan dan jin-jin muda diikat, pintu neraka ditutup tak ada yang terbuka, seluruh pintu surga terbuka tak ada satupun yang tertutup, lalu menyerulah sang penyeru (malaikat): wahai yang ingin melakukan kebaikan menghadaplah, dan yang ingin berbuat buruk berhentilah, Allah membebaskan banyak orang dari api neraka.*_
H.R Baihaqi. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah dll meriwayatkan dengan sekit lafal yang berbeda.
Pertanyaannya adalah mengapa masih banyak orang bermaksiat di bulan suci? Mengapa masih ada fitnah, dusta, kezaliman, dengki, sombong, riba dll?
*Al-Hafidz Ibnu Hajar* berpendapat bahwa terbelenggunya setan artinya adalah setan tidak leluasa menggoda sebagaimana diluar ramadhan. Semakin sempurna puasa seseorang semakin kuat dia menahan godaan setan. Jika puasa seseorang penuh dengan kekurangan semakin mudah dia tergoda oleh setan yang lemah sekalipun.
Pendapat lain adalah, ini isyarat bahwa tidak ada uzur bagi seorang mukallaf, jika setan sudah terikat maka janganlah mencari alasan mengapa masih tidak taat dan masih bermaksiat?
*Imam Qurthubi* berkata," Setelah kita pahami hadits ini secara zahir, lalu mengapa masih banyak kejahatan dan maksiat di bulan ramadhan?
*Pertama* adalah tidak semua setan yang terbelenggu.
*Kedua* seorang dapat melakukan maksiat bukan hanya faktor godaan setan semata, namun bisa dipicu oleh jiwa yang jahat, kebiasaan buruk dan godaan manusia jelmaan setan.
Ingat kebiasaan buruk lebih jahat dari setan, karena tidak terbendung oleh apapun, sungguh sangat ditakutkan jika kebiasaan buruk akan dibawa sampai akhir umur, sebagaimana sabda Nabi.
Ayo ajak saudara seiman berhentilah bermaksiat di bulan suci, stop permusuhan dan fitnah terhadap siapapun.
_*Terlalu celaka jika seorang tidak meraih ampunan Allah di bulan Ramadhan.*_
*Ya Allah sungguh Engkau maha Pengampun maka ampunilah kami semua.*
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
*M.A.V~313*
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " *إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ مَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجِنَّانِ فَلَا يُغْلَقُ مِنْهَا بَابٌ وَنَادَى مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّار*ِ " رواه البيهقي.
Rasulullah saw bersabda," _*Jika datang awal malam bulan puasa setan-setan dan jin-jin muda diikat, pintu neraka ditutup tak ada yang terbuka, seluruh pintu surga terbuka tak ada satupun yang tertutup, lalu menyerulah sang penyeru (malaikat): wahai yang ingin melakukan kebaikan menghadaplah, dan yang ingin berbuat buruk berhentilah, Allah membebaskan banyak orang dari api neraka.*_
H.R Baihaqi. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah dll meriwayatkan dengan sekit lafal yang berbeda.
Pertanyaannya adalah mengapa masih banyak orang bermaksiat di bulan suci? Mengapa masih ada fitnah, dusta, kezaliman, dengki, sombong, riba dll?
*Al-Hafidz Ibnu Hajar* berpendapat bahwa terbelenggunya setan artinya adalah setan tidak leluasa menggoda sebagaimana diluar ramadhan. Semakin sempurna puasa seseorang semakin kuat dia menahan godaan setan. Jika puasa seseorang penuh dengan kekurangan semakin mudah dia tergoda oleh setan yang lemah sekalipun.
Pendapat lain adalah, ini isyarat bahwa tidak ada uzur bagi seorang mukallaf, jika setan sudah terikat maka janganlah mencari alasan mengapa masih tidak taat dan masih bermaksiat?
*Imam Qurthubi* berkata," Setelah kita pahami hadits ini secara zahir, lalu mengapa masih banyak kejahatan dan maksiat di bulan ramadhan?
*Pertama* adalah tidak semua setan yang terbelenggu.
*Kedua* seorang dapat melakukan maksiat bukan hanya faktor godaan setan semata, namun bisa dipicu oleh jiwa yang jahat, kebiasaan buruk dan godaan manusia jelmaan setan.
Ingat kebiasaan buruk lebih jahat dari setan, karena tidak terbendung oleh apapun, sungguh sangat ditakutkan jika kebiasaan buruk akan dibawa sampai akhir umur, sebagaimana sabda Nabi.
Ayo ajak saudara seiman berhentilah bermaksiat di bulan suci, stop permusuhan dan fitnah terhadap siapapun.
_*Terlalu celaka jika seorang tidak meraih ampunan Allah di bulan Ramadhan.*_
*Ya Allah sungguh Engkau maha Pengampun maka ampunilah kami semua.*
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
JANGAN LUPA BERDOA DI WAKTU BERBUKA PUASA
Imam Ibnu Majah didalam kitab sunannya meriwayatkan :
عن عبد الله بن عمرو ، قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم : " إن للصائم عند فطره دعوة ما ترد "
Dari Abdullah bin Amr menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa di saat berbuka terdapat doa yang tidak akan ditolak".
Imam Abu Daud, didalam kitab Musnadnya disebutkan bahwasnya Rasulullah ﷺ bersabda:
" للصائم عند إفطاره دعوة مستجابة " .
"Untuk orang yang berpuasa disaat berbuka terdapat doa yang dikabulkan".
Imam Ahmad dalam kitab Musnadnya, imam at-Tirmidzi, imam Nasa'i, dan imam Ibnu Majah dalam kitab sunannya meriwayatkan sebuah hadits, dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu , Rasulullah ﷺ bersabda:
" ثلاثة لا ترد دعوتهم : الإمام العادل ، والصائم حتى يفطر ، ودعوة المظلوم..."
Tiga orang yang doanya tidak akan ditolak, yaitu doa pemimpin yang adil, doa orang yang berpuasa saat berbuka dan doa orang yang teraniaya ..."
📢 Catatan Sahabat :
Rasulullah ﷺ menginformasikan dalam hadits yang telah kami sebutkan diatas, bahwa di saat berbuka puasa terdapat waktu-waktu mustajabah di mana doa-doa tidak akan di tolak.
Pada umumnya masyarakat muslim berdoa di saat berbuka puasa dengan doa :
بسم الله الرحمن الرحيم.
"اللهم لك صمت و بك أمنت و على رزقك أفطرت برحمتك يا ارحم الراحمين"
"Ya Allah, untuk engkau aku berpuasa, dan hanya kepada engkau aku beriman, dan dengan rizqimu aku berbuka dengan rahmatmu wahai yang Maha pengasih lagi maha Penyayang".
Alangkah baik nya doa ini dan doa ini selalu dibaca di waktu-waktu yang mustajab.
Jangan lupa juga membaca doa setelah menyantap makanan dan minuman sebagai mana di ajarkan oleh Rasulullah ﷺ dalam Hadits shahih riwayat imam Abu Dawud, Imam Nasa’i, imam al-Hakim dan imam Baihaqi... yaitu doa :
"ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ إنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى"
"Rasa dahaga telah hilang, otot-otot telah menjadi basah dan pahala akan tetap insya Allah".
والله اعلم...
📌 Abu Muhammad al-Maduri حفظه الله.
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja
Imam Ibnu Majah didalam kitab sunannya meriwayatkan :
عن عبد الله بن عمرو ، قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم : " إن للصائم عند فطره دعوة ما ترد "
Dari Abdullah bin Amr menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa di saat berbuka terdapat doa yang tidak akan ditolak".
Imam Abu Daud, didalam kitab Musnadnya disebutkan bahwasnya Rasulullah ﷺ bersabda:
" للصائم عند إفطاره دعوة مستجابة " .
"Untuk orang yang berpuasa disaat berbuka terdapat doa yang dikabulkan".
Imam Ahmad dalam kitab Musnadnya, imam at-Tirmidzi, imam Nasa'i, dan imam Ibnu Majah dalam kitab sunannya meriwayatkan sebuah hadits, dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu , Rasulullah ﷺ bersabda:
" ثلاثة لا ترد دعوتهم : الإمام العادل ، والصائم حتى يفطر ، ودعوة المظلوم..."
Tiga orang yang doanya tidak akan ditolak, yaitu doa pemimpin yang adil, doa orang yang berpuasa saat berbuka dan doa orang yang teraniaya ..."
📢 Catatan Sahabat :
Rasulullah ﷺ menginformasikan dalam hadits yang telah kami sebutkan diatas, bahwa di saat berbuka puasa terdapat waktu-waktu mustajabah di mana doa-doa tidak akan di tolak.
Pada umumnya masyarakat muslim berdoa di saat berbuka puasa dengan doa :
بسم الله الرحمن الرحيم.
"اللهم لك صمت و بك أمنت و على رزقك أفطرت برحمتك يا ارحم الراحمين"
"Ya Allah, untuk engkau aku berpuasa, dan hanya kepada engkau aku beriman, dan dengan rizqimu aku berbuka dengan rahmatmu wahai yang Maha pengasih lagi maha Penyayang".
Alangkah baik nya doa ini dan doa ini selalu dibaca di waktu-waktu yang mustajab.
Jangan lupa juga membaca doa setelah menyantap makanan dan minuman sebagai mana di ajarkan oleh Rasulullah ﷺ dalam Hadits shahih riwayat imam Abu Dawud, Imam Nasa’i, imam al-Hakim dan imam Baihaqi... yaitu doa :
"ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ إنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى"
"Rasa dahaga telah hilang, otot-otot telah menjadi basah dan pahala akan tetap insya Allah".
والله اعلم...
📌 Abu Muhammad al-Maduri حفظه الله.
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram
♻ SAHABAT ASWAJA
https://t.me/sahabataswaja