MEMBELA SHALAWAT NARIYAH
Wahabi menfitnah dengan mengatakan didalam shalawat Nariyah, ada kalimat yang mempertuhankan Nabi Muhammad ﷺ.
Yaitu pada kalimat :
ﺗَﻨْﺤَﻞُّ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﻌُﻘَﺪُ
TANHALLU BIHIL'UQODU
"Semua kesulitan
dapat terpecahkan".
ﻭَﺗَﻨْﻔَﺮِﺝُ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﻜُﺮَﺏُ
WATANFARIJU BIHILKUROBU
"Semua kesusahan dapat dilenyapkan"
ﻭَﺗُﻘْﻀَﻰ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﺤَﻮَﺍﺋِﺞُ
WATUQDHOO BIHILHAWAAIJU
"Semua keperluan dapat terpenuhi".
ﻭَﺗُﻨَﺎﻝُ ﺑِﻪِ ﺍﻟﺮَّﻏَﺎﺋِﺐُ ﻭَﺣُﺴْﻦُ ﺍﻟْﺨَﻮَﺍﺗِﻢِ ﻭَﻳُﺴْﺘَﺴْﻘَﻰ ﺍﻟْﻐَﻤَﺎﻡُ ﺑِﻮَﺟْﻬِﻪِ ﺍﻟْﻜَﺮِﻳْﻢ
WATUNAALU BIHIR ROGHOOIBU
WAHUSNUL KHOWAATIMI WAYUSTASQAAL
GHOMAAMU BIWAJHIHILKARIIMI
"Dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun".
Menurut Wahabi empat kalimat diatas merupakan pujian yang berlebihan kepada Nabi Muhammad ﷺ sebab empat kemampuan diatas merupakan kemampuan yang hanya dimiliki Allah ﷻ dan bukan dimiliki oleh makhluk siapa-pun orangnya.
Jika kita perhatikan semua fitnah dan tuduhan syirik yang disampaikan Wahabi mengenai shalawat nariyah, dengan sengaja mereka membuang fungsi Tawassul pada shalawat nariyah, agar pembaca shalawat nariyah seakan-akan memohon doa kepada makhluk dan terkesan meminta kepada selain Allah ﷻ.
Pada kenyataan-nya sangatlah jelas bahwasanya shalawat nariyah adalah shalawat pujian dan doa tawassul yang dengan perantara dan sebab Nabi Muhammad ﷺ memohon dan berdoa serta meminta kepada Allah ﷻ untuk menghilangkan kesulitan dan bencana serta memenuhi kebutuhan dan mengabulkan keinginan dan doa.
Kalimat doa tawassul seperti dalam shalawat nariyah sudah ada contoh sebelumnya, diantaranya dalam riwayatkan yang shahih Dari Utsman bin Hunaif tentang kisah orang buta yang membaca doa tawassul dengan perantara nabi Muhammad ﷺ agar sembuh dari sakit buta-nya, dengan sususan kalimat yang semakna dengan shalawat nariyah yaitu :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَة
"Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu dan bertawajjuh kepadaMu dengan PERANTARA NABIMU, Muhammad Nabi pembawa rahmat."
Hadits shahih riwayat Imam Ahmad, Imam Tirmidzi, imam an-Nasa'i, Imam Ibnu Khuzaimah, Imam Ibnu Majah dan Imam al-Hakim dalam Mustadrak, beliau berkata : shahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim.
Jadi sangatlah jelas bahwasanya doa shalawat nariyah adalah berdoa kepada Allah ﷻ dengan tawassul melalui perantara nabi Muhammad ﷺ , bukan meminta kepada nabi Muhammad ﷺ, begitupun dengan doa orang buta dalam riwayat diatas bukanlah meminta kesembuhan kepada nabi Muhammad ﷺ, namun meminta kepada Allah ﷻ melalui perantara/tawassul kepada nabi muhammad ﷺ.
وربنا الرحمن المستعان ...
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻ http://bit.ly/sahabataswaja
Wahabi menfitnah dengan mengatakan didalam shalawat Nariyah, ada kalimat yang mempertuhankan Nabi Muhammad ﷺ.
Yaitu pada kalimat :
ﺗَﻨْﺤَﻞُّ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﻌُﻘَﺪُ
TANHALLU BIHIL'UQODU
"Semua kesulitan
dapat terpecahkan".
ﻭَﺗَﻨْﻔَﺮِﺝُ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﻜُﺮَﺏُ
WATANFARIJU BIHILKUROBU
"Semua kesusahan dapat dilenyapkan"
ﻭَﺗُﻘْﻀَﻰ ﺑِﻪِ ﺍﻟْﺤَﻮَﺍﺋِﺞُ
WATUQDHOO BIHILHAWAAIJU
"Semua keperluan dapat terpenuhi".
ﻭَﺗُﻨَﺎﻝُ ﺑِﻪِ ﺍﻟﺮَّﻏَﺎﺋِﺐُ ﻭَﺣُﺴْﻦُ ﺍﻟْﺨَﻮَﺍﺗِﻢِ ﻭَﻳُﺴْﺘَﺴْﻘَﻰ ﺍﻟْﻐَﻤَﺎﻡُ ﺑِﻮَﺟْﻬِﻪِ ﺍﻟْﻜَﺮِﻳْﻢ
WATUNAALU BIHIR ROGHOOIBU
WAHUSNUL KHOWAATIMI WAYUSTASQAAL
GHOMAAMU BIWAJHIHILKARIIMI
"Dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun".
Menurut Wahabi empat kalimat diatas merupakan pujian yang berlebihan kepada Nabi Muhammad ﷺ sebab empat kemampuan diatas merupakan kemampuan yang hanya dimiliki Allah ﷻ dan bukan dimiliki oleh makhluk siapa-pun orangnya.
Jika kita perhatikan semua fitnah dan tuduhan syirik yang disampaikan Wahabi mengenai shalawat nariyah, dengan sengaja mereka membuang fungsi Tawassul pada shalawat nariyah, agar pembaca shalawat nariyah seakan-akan memohon doa kepada makhluk dan terkesan meminta kepada selain Allah ﷻ.
Pada kenyataan-nya sangatlah jelas bahwasanya shalawat nariyah adalah shalawat pujian dan doa tawassul yang dengan perantara dan sebab Nabi Muhammad ﷺ memohon dan berdoa serta meminta kepada Allah ﷻ untuk menghilangkan kesulitan dan bencana serta memenuhi kebutuhan dan mengabulkan keinginan dan doa.
Kalimat doa tawassul seperti dalam shalawat nariyah sudah ada contoh sebelumnya, diantaranya dalam riwayatkan yang shahih Dari Utsman bin Hunaif tentang kisah orang buta yang membaca doa tawassul dengan perantara nabi Muhammad ﷺ agar sembuh dari sakit buta-nya, dengan sususan kalimat yang semakna dengan shalawat nariyah yaitu :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَة
"Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu dan bertawajjuh kepadaMu dengan PERANTARA NABIMU, Muhammad Nabi pembawa rahmat."
Hadits shahih riwayat Imam Ahmad, Imam Tirmidzi, imam an-Nasa'i, Imam Ibnu Khuzaimah, Imam Ibnu Majah dan Imam al-Hakim dalam Mustadrak, beliau berkata : shahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim.
Jadi sangatlah jelas bahwasanya doa shalawat nariyah adalah berdoa kepada Allah ﷻ dengan tawassul melalui perantara nabi Muhammad ﷺ , bukan meminta kepada nabi Muhammad ﷺ, begitupun dengan doa orang buta dalam riwayat diatas bukanlah meminta kesembuhan kepada nabi Muhammad ﷺ, namun meminta kepada Allah ﷻ melalui perantara/tawassul kepada nabi muhammad ﷺ.
وربنا الرحمن المستعان ...
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻ http://bit.ly/sahabataswaja
TAMPARAN KERAS ULAMA SALAF TERHADAP SALAFI WAHABI
Salah satu tradisi salafi Wahabi yaitu mereka selalu menyibukkan diri mereka dengan menilai prihal orang lain yang diluar kelompoknya, dengan berbagai macam vonis dan tuduhan berupa bid'ah, syirik, fulan di surga, fulan di neraka dan lainya, seolah-olah mereka adalah panitia akhirat yang tugasnya untuk memasukkan sebanyak mungkin umat islam diluar kelompoknya agar masuk neraka.
Imam al-Hafidzh Ibnu Katsir saat mentafsirkan surat at-Taubah, ayat 101, mengutip nasihat dari ulama salaf yang shalih kepada kaum yang selalu menyibukkan diri dengan menilai prihal orang lain.
وقال عبد الرزاق : أخبرنا معمر ، عن قتادة في هذه الآية أنه قال : ما بال أقوام يتكلفون علم الناس ؟ فلان في الجنة وفلان في النار . فإذا سألت أحدهم عن نفسه قال : لا أدري ! لعمري أنت بنفسك أعلم منك بأحوال الناس ، ولقد تكلفت شيئا ما تكلفه الأنبياء قبلك
Abdurrazzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Qatadah mengenai ayat ini(At-Taubah: 101):" Sesungguhnya Qatadah pernah mengatakan bahwa apa yang telah dilakukan oleh kebanyakan kaum, mengapa mereka memaksakan diri untuk mengetahui prihal orang lain, dengan mengatakan bahwa si Fulan di surga dan si Fulan di neraka.
Tetapi jika di tanyakan di antara mereka mengenai dirinya, ia pasti menjawab, "Tidak tahu."
Demi umurku, engkau dengan dirimu seharusnya lebih engkau ketahui dari pada prihal orang lain. Dan sesungguhnya engkau telah memaksakan dirimu untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dibebankan kepada seorang nabipun sebelummu".
Semoga kita selalu dalam lindungan Allah ﷻ dan dijauhkan dari Sifat-sifat tersebut.
وربنا الرحمن المستعان ....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻ http://bit.ly/sahabataswaja
Salah satu tradisi salafi Wahabi yaitu mereka selalu menyibukkan diri mereka dengan menilai prihal orang lain yang diluar kelompoknya, dengan berbagai macam vonis dan tuduhan berupa bid'ah, syirik, fulan di surga, fulan di neraka dan lainya, seolah-olah mereka adalah panitia akhirat yang tugasnya untuk memasukkan sebanyak mungkin umat islam diluar kelompoknya agar masuk neraka.
Imam al-Hafidzh Ibnu Katsir saat mentafsirkan surat at-Taubah, ayat 101, mengutip nasihat dari ulama salaf yang shalih kepada kaum yang selalu menyibukkan diri dengan menilai prihal orang lain.
وقال عبد الرزاق : أخبرنا معمر ، عن قتادة في هذه الآية أنه قال : ما بال أقوام يتكلفون علم الناس ؟ فلان في الجنة وفلان في النار . فإذا سألت أحدهم عن نفسه قال : لا أدري ! لعمري أنت بنفسك أعلم منك بأحوال الناس ، ولقد تكلفت شيئا ما تكلفه الأنبياء قبلك
Abdurrazzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Qatadah mengenai ayat ini(At-Taubah: 101):" Sesungguhnya Qatadah pernah mengatakan bahwa apa yang telah dilakukan oleh kebanyakan kaum, mengapa mereka memaksakan diri untuk mengetahui prihal orang lain, dengan mengatakan bahwa si Fulan di surga dan si Fulan di neraka.
Tetapi jika di tanyakan di antara mereka mengenai dirinya, ia pasti menjawab, "Tidak tahu."
Demi umurku, engkau dengan dirimu seharusnya lebih engkau ketahui dari pada prihal orang lain. Dan sesungguhnya engkau telah memaksakan dirimu untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dibebankan kepada seorang nabipun sebelummu".
Semoga kita selalu dalam lindungan Allah ﷻ dan dijauhkan dari Sifat-sifat tersebut.
وربنا الرحمن المستعان ....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻ http://bit.ly/sahabataswaja
MAKHLUK YANG PALING BURUK ADALAH YANG MENJULUKI SEORANG MUSLIM DENGAN JULUKAN MUSYRIK DAN KAFIR
Abu Ya’la dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabîr meriwayatkan: seseorang bertanya kepada Jabir radhiyallahu anhu., "Apa dulu kalian pernah memanggil seorang ahli kiblat (muslim) dengan panggilan musyrik?", Jabir menjawab, "Na’udzu billah", Jabir terkejut dengan pertanyaan tersebut. Orang tersebut kembali bertanya, "Apa dulu kalian pernah memanggil seorang ahli kiblat (muslim) dengan panggilan kafir?", Jabir menjawab, "Tidak".
Abu Ya’la meriwayatkan dari Yazid ar-Raqqasy, ia bertanya kepada Anas bin Malik radhiyallahu anhu , "Wahai Abu Hamzah, ada sekelompok orang yang menyatakan bahwa kami kafir dan musyrik." Anas bin Malik menjawab: "Mereka adalah makhluk dan ciptaan Allah ﷻ yang paling buruk".
Imam Ahmad menjelaskan: " Putusan wajib, haram, pahala, siksa, kafir, dan fasik sepenuhnya merujuk kepada Allah ﷻ dan rasul-Nya, bukan hak siapapun. Manusia hanya bertugas mewajibkan apa yang diwajibkan Allah ﷻ dan rasul-Nya , mengharamkan apa yang diharamkan Allah ﷻ dan rasul-Nya ﷺ, serta membenarkan apa yang disampaikan Allah ﷻ dan rasul-Nya ﷺ ".
📢 Catatan Sahabat :
Jika para salaf yang shaleh tidak pernah menyebut muslim dengan julukan musyrik dan kafir.
Lantas salaf yang mana yang diikuti wahabi dalam tradisi gemar memvonis syirik umat islam ??
وربنا الرحمن المستعان ....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻ http://bit.ly/sahabataswaja
Abu Ya’la dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabîr meriwayatkan: seseorang bertanya kepada Jabir radhiyallahu anhu., "Apa dulu kalian pernah memanggil seorang ahli kiblat (muslim) dengan panggilan musyrik?", Jabir menjawab, "Na’udzu billah", Jabir terkejut dengan pertanyaan tersebut. Orang tersebut kembali bertanya, "Apa dulu kalian pernah memanggil seorang ahli kiblat (muslim) dengan panggilan kafir?", Jabir menjawab, "Tidak".
Abu Ya’la meriwayatkan dari Yazid ar-Raqqasy, ia bertanya kepada Anas bin Malik radhiyallahu anhu , "Wahai Abu Hamzah, ada sekelompok orang yang menyatakan bahwa kami kafir dan musyrik." Anas bin Malik menjawab: "Mereka adalah makhluk dan ciptaan Allah ﷻ yang paling buruk".
Imam Ahmad menjelaskan: " Putusan wajib, haram, pahala, siksa, kafir, dan fasik sepenuhnya merujuk kepada Allah ﷻ dan rasul-Nya, bukan hak siapapun. Manusia hanya bertugas mewajibkan apa yang diwajibkan Allah ﷻ dan rasul-Nya , mengharamkan apa yang diharamkan Allah ﷻ dan rasul-Nya ﷺ, serta membenarkan apa yang disampaikan Allah ﷻ dan rasul-Nya ﷺ ".
📢 Catatan Sahabat :
Jika para salaf yang shaleh tidak pernah menyebut muslim dengan julukan musyrik dan kafir.
Lantas salaf yang mana yang diikuti wahabi dalam tradisi gemar memvonis syirik umat islam ??
وربنا الرحمن المستعان ....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻ http://bit.ly/sahabataswaja
DOA TOLAK SEGALA MUSIBAH
M.A.V~313
Ibnu as-Sunni meriwayatkan dari al-Hasan ia berkata," Kami sedang duduk bersama seorang sahabat Nabi SAW, tiba-tiba datanglah seseorang mengatakan kepadanya, tolonglah rumahmu terbakar, sahabat tersebut berkata: tidak demi Allah rumahku tidak terbakar!!, si pemberi kabarpun mengulang apa yang dikatakannya,rumahmu terbakar, Sahabat itu bersumpah atas nama Allah rumahnya tidak terbakar, lalu ia berkata," sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW berkata, barang siapa mebaca diwaktu pagi,"
ربَّيَ اللّٰهُ لاَ اِلهَ ِالاَّ هُو، عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ العَرْشِ العَظِيْمِ، مَا شَاءَاللهُ كَانَ وَما لَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، وَلا حَوْلَ وَلاَ قُوّةَ إِلَّا باللهِ العلِيِّ العَظِيم، أَشْهَدُ أنَّ اللّٰهَ عَلىَ كُلِّ شيءٍ قَدِير، وأَنَّ اللّٰهَ قَدْ أحَاطَ بِكُلِّ شَيءٍ عِلْمًا، أَعوذُ بِالّذِي يُمْسِكُ السَّماءَ أن تَقَعُ علىَ الارْضِ إِلَّا بإذنِهِ، من شرِّ كُلِّ دَابَّةٍ رَبِّي آخذٌ بِنَصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّي عَلى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ
Tidak akan tertimpa pada dirinya, tidak pula keluarganya dan tidak pula hartanya sesuatu yang tidak disukainya, dan aku telah membacanya hari ini, mari kita lihat, maka mereka semua bangun dan mendatangi rumahnya, telah terbakar seluruh rumah disekitar rumahnya, namun rumah sahabat tersebut tidak terkena apapun.
Catatan:
Begitu dahsyat doa yg diajarkan oleh baginda Rasulullah SAW, dan betapa kuat keyakinan sahabat pada ajaran Rasulullah SAW,
coba bandingkan dengan kita, asal diri dan harta kita selamat kita tidak peduli lagi apakah itu cara halal atau tidak?!
Kita lebih merasa aman dengan jaminan manusia dibanding jaminan Allah dan Rasulullah, kita lebih mengandalkan asuransi dibanding doa. Padahal asuransi hanya menanggung biaya jika terjadi sesuatu, adapun doa Nabi SAW menjamin keselamatan dan bonus pahala utk simpanan di akhirat kelak.
Ya Allah beri kami keimanan yang kokoh dan keyakinan yang mantap sebagaimana keimanan dan keyakinan para sahabat Nabi SAW.
آمين يارب العالمين ...
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻ http://bit.ly/sahabataswaja
M.A.V~313
Ibnu as-Sunni meriwayatkan dari al-Hasan ia berkata," Kami sedang duduk bersama seorang sahabat Nabi SAW, tiba-tiba datanglah seseorang mengatakan kepadanya, tolonglah rumahmu terbakar, sahabat tersebut berkata: tidak demi Allah rumahku tidak terbakar!!, si pemberi kabarpun mengulang apa yang dikatakannya,rumahmu terbakar, Sahabat itu bersumpah atas nama Allah rumahnya tidak terbakar, lalu ia berkata," sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW berkata, barang siapa mebaca diwaktu pagi,"
ربَّيَ اللّٰهُ لاَ اِلهَ ِالاَّ هُو، عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ العَرْشِ العَظِيْمِ، مَا شَاءَاللهُ كَانَ وَما لَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، وَلا حَوْلَ وَلاَ قُوّةَ إِلَّا باللهِ العلِيِّ العَظِيم، أَشْهَدُ أنَّ اللّٰهَ عَلىَ كُلِّ شيءٍ قَدِير، وأَنَّ اللّٰهَ قَدْ أحَاطَ بِكُلِّ شَيءٍ عِلْمًا، أَعوذُ بِالّذِي يُمْسِكُ السَّماءَ أن تَقَعُ علىَ الارْضِ إِلَّا بإذنِهِ، من شرِّ كُلِّ دَابَّةٍ رَبِّي آخذٌ بِنَصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّي عَلى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ
Tidak akan tertimpa pada dirinya, tidak pula keluarganya dan tidak pula hartanya sesuatu yang tidak disukainya, dan aku telah membacanya hari ini, mari kita lihat, maka mereka semua bangun dan mendatangi rumahnya, telah terbakar seluruh rumah disekitar rumahnya, namun rumah sahabat tersebut tidak terkena apapun.
Catatan:
Begitu dahsyat doa yg diajarkan oleh baginda Rasulullah SAW, dan betapa kuat keyakinan sahabat pada ajaran Rasulullah SAW,
coba bandingkan dengan kita, asal diri dan harta kita selamat kita tidak peduli lagi apakah itu cara halal atau tidak?!
Kita lebih merasa aman dengan jaminan manusia dibanding jaminan Allah dan Rasulullah, kita lebih mengandalkan asuransi dibanding doa. Padahal asuransi hanya menanggung biaya jika terjadi sesuatu, adapun doa Nabi SAW menjamin keselamatan dan bonus pahala utk simpanan di akhirat kelak.
Ya Allah beri kami keimanan yang kokoh dan keyakinan yang mantap sebagaimana keimanan dan keyakinan para sahabat Nabi SAW.
آمين يارب العالمين ...
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻ http://bit.ly/sahabataswaja
HAKIKAT TASAWUF
M.A.V~313
Ulama berkata;
Tasawuf bukanlah pakaian yang engkau kenakan
Untuk engkau bangga-banggakan di antara berbagai jenis pakaian lain
Tapi, tasawuf adalah iman dan pengetahuan
Serta layanan untuk orang fakir atau miskin
Tasawuf adalah tahajjud di malam hari nan membisu
Kala seluruh manusia lelap dalam tidur
Untuk mempersiapkan diri menghadapi hari seluruh manusia dikumpulkan dan diberi balasan.
Tasawuf adalah memerangi diri dari kebodohan
Syahwat dan permainan-permainan setan
Disebutkan dalam hadits dari Rasulullah SAW beliau bersabda,
إِنَّ أَحَبَّ الْعِبَادِ إِلىَ اللهِ الْأَتْقِيَاءُ الْأَخْفِيَاءُ الَّذِيْنَ إِذَا غَابُوْا لَمْ يُفْتَقَدُوْا وَإِذَا شَهِدُوْا لَمْ يُعْرَفُوْا أُوْلَئِكَ أَئِمَّةُ الْهُدَى وَمَصَابِيْحُ الْعِلْمِ
“Hamba-hamba yang paling disukai Allah adalah orang-orang bertakwa yang tidak tenar, yaitu ketika tidak ada mereka tidak dicari-cari, ketika ada mereka tidak dikenali. Mereka itulah para imam-imam petunjuk dan lentera-lentera ilmu.” (HR. Abu Nu’aim.)
Perlu diketahui, tidak ada tasawuf tanpa fiqh, karena hukum-hukum zhahir Allah SWT tidak bisa diketahui tanpa fiqh. Sebaliknya, tidak ada fiqh tanpa tasawuf, karena tidak ada amalan tanpa ketulusan hati, konsentrasi dan keikhlasan niat.
Tasawuf dan fiqh adalah dua unsur yang saling terkait satu sama lain dalam hukum, seperti hubungan antara ruh dan jasad.
Imam Malik bin Anas pernah menuturkan, “Siapapun menempuh jalan tasawuf tanpa bekal fiqh, ia telah zindiq. Dan siapapun mendalami ilmu agama tanpa berbekal tasawuf, ia telah fasik. Namun siapapun yang menyatukan keduanya, sungguh ia telah mewujudkan kebenaran.”
📒 Dinukil dari kitab Tahdzirul Ikhwan karya Al-Faqih al-'Allamah Habib Zen bin Sumaith
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻ https://telegram.me/sahabataswaja
M.A.V~313
Ulama berkata;
Tasawuf bukanlah pakaian yang engkau kenakan
Untuk engkau bangga-banggakan di antara berbagai jenis pakaian lain
Tapi, tasawuf adalah iman dan pengetahuan
Serta layanan untuk orang fakir atau miskin
Tasawuf adalah tahajjud di malam hari nan membisu
Kala seluruh manusia lelap dalam tidur
Untuk mempersiapkan diri menghadapi hari seluruh manusia dikumpulkan dan diberi balasan.
Tasawuf adalah memerangi diri dari kebodohan
Syahwat dan permainan-permainan setan
Disebutkan dalam hadits dari Rasulullah SAW beliau bersabda,
إِنَّ أَحَبَّ الْعِبَادِ إِلىَ اللهِ الْأَتْقِيَاءُ الْأَخْفِيَاءُ الَّذِيْنَ إِذَا غَابُوْا لَمْ يُفْتَقَدُوْا وَإِذَا شَهِدُوْا لَمْ يُعْرَفُوْا أُوْلَئِكَ أَئِمَّةُ الْهُدَى وَمَصَابِيْحُ الْعِلْمِ
“Hamba-hamba yang paling disukai Allah adalah orang-orang bertakwa yang tidak tenar, yaitu ketika tidak ada mereka tidak dicari-cari, ketika ada mereka tidak dikenali. Mereka itulah para imam-imam petunjuk dan lentera-lentera ilmu.” (HR. Abu Nu’aim.)
Perlu diketahui, tidak ada tasawuf tanpa fiqh, karena hukum-hukum zhahir Allah SWT tidak bisa diketahui tanpa fiqh. Sebaliknya, tidak ada fiqh tanpa tasawuf, karena tidak ada amalan tanpa ketulusan hati, konsentrasi dan keikhlasan niat.
Tasawuf dan fiqh adalah dua unsur yang saling terkait satu sama lain dalam hukum, seperti hubungan antara ruh dan jasad.
Imam Malik bin Anas pernah menuturkan, “Siapapun menempuh jalan tasawuf tanpa bekal fiqh, ia telah zindiq. Dan siapapun mendalami ilmu agama tanpa berbekal tasawuf, ia telah fasik. Namun siapapun yang menyatukan keduanya, sungguh ia telah mewujudkan kebenaran.”
📒 Dinukil dari kitab Tahdzirul Ikhwan karya Al-Faqih al-'Allamah Habib Zen bin Sumaith
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻ https://telegram.me/sahabataswaja
RAMBUT RASULULLAH ﷺ SEBAGAI JIMAT
أسد الغابة - (ج 1 / ص 313) وله الأثر المشهور في قتال الفرس والروم وافتتح دمشق وكان في قلنسوته التي يقاتل بها شعر من شعر رسول الله صلى الله عليه و سلم يستنصره به وببركته فلا يزال منصورا
Terdapat Atsar yang masyhur yang dialami sayyidina Khalid bin Walid radhiyallahu anhu mengenai peperangan melawan Persia, Romawi dan pembebasan Damaskus, dimana di dalam Peci yang digunakannya ketika berperang, terdapat rambut Rasulullah ﷺ, Beliau menjadikannya sebagai sebab pertolongan/kemenangan dan beliau mengambil berkah dari rambut Rasulullah ﷺ tersebut, sehingga beliau selalu diberi kemenangan dalam setiap pertempuran (Usdu al-Ghobah)
أسد الغابة - (ج 1 / ص 313)أخبرنا أبو الفضل بن أبي الحسن بن أبي عبد الله المخزومي بإسناده إلى أحمد بن علي بن المثنى قال : حدثنا سريج بن يونس أخبرنا هشيم عن عبد الحميد بن جعفر عن أبيه قال : قال خالد بن الوليد : اعتمرنا مع رسول الله صلى الله عليه و سلم في عمرة اعتمرها فحلق شعره فاستبق الناس إلى شعره فسبقت إلى الناصية فأخذتها فاتخذت قلنسوة فجعلتها في مقدم القلنسوة فما وجهته في وجه إلا وفتح له
Telah menceritakan kepada kami Abu al-Fadl bin Abi al-Hasan bin Abi Abdillah al-Makhzumi dengan sanad sampai kepada Ahmad bin Ali bin al-Mutsanna ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Suraij bin Yunus telah menceritakan kepada kami Hasyim bin Abdul Hamid bin Jakfar dari ayahnya ia berkata, Sayyidina Khalid bin Walid berkata : Aku bersama Rasulullah ﷺ dalam suatu umroh yang diikuti oleh beliau. Maka Beliau mencukur rambutnya, sehingga orang-orang berebut untuk mengambil rambut beliau. Namun Aku mendahului mereka mengambil rambut bagian atas kepala Nabi ﷺ, Aku ambil rambut tersebut lalu Aku letakkan di peciku dan Aku letakkkan di bagian depan-nya. Maka semenjak itu tidaklah Aku berhadapan dengan seseorang musuh kecuali diberikannya kemenangan oleh sebabnya. (Usdu al-Ghobah)
والله اعلم ......
👇 Download video ilustrasi peperangan sayyidina Khalid bin Walid radhiyallahu anhu
📹 https://goo.gl/vjahKJ
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻ http://bit.ly/sahabataswaja
أسد الغابة - (ج 1 / ص 313) وله الأثر المشهور في قتال الفرس والروم وافتتح دمشق وكان في قلنسوته التي يقاتل بها شعر من شعر رسول الله صلى الله عليه و سلم يستنصره به وببركته فلا يزال منصورا
Terdapat Atsar yang masyhur yang dialami sayyidina Khalid bin Walid radhiyallahu anhu mengenai peperangan melawan Persia, Romawi dan pembebasan Damaskus, dimana di dalam Peci yang digunakannya ketika berperang, terdapat rambut Rasulullah ﷺ, Beliau menjadikannya sebagai sebab pertolongan/kemenangan dan beliau mengambil berkah dari rambut Rasulullah ﷺ tersebut, sehingga beliau selalu diberi kemenangan dalam setiap pertempuran (Usdu al-Ghobah)
أسد الغابة - (ج 1 / ص 313)أخبرنا أبو الفضل بن أبي الحسن بن أبي عبد الله المخزومي بإسناده إلى أحمد بن علي بن المثنى قال : حدثنا سريج بن يونس أخبرنا هشيم عن عبد الحميد بن جعفر عن أبيه قال : قال خالد بن الوليد : اعتمرنا مع رسول الله صلى الله عليه و سلم في عمرة اعتمرها فحلق شعره فاستبق الناس إلى شعره فسبقت إلى الناصية فأخذتها فاتخذت قلنسوة فجعلتها في مقدم القلنسوة فما وجهته في وجه إلا وفتح له
Telah menceritakan kepada kami Abu al-Fadl bin Abi al-Hasan bin Abi Abdillah al-Makhzumi dengan sanad sampai kepada Ahmad bin Ali bin al-Mutsanna ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Suraij bin Yunus telah menceritakan kepada kami Hasyim bin Abdul Hamid bin Jakfar dari ayahnya ia berkata, Sayyidina Khalid bin Walid berkata : Aku bersama Rasulullah ﷺ dalam suatu umroh yang diikuti oleh beliau. Maka Beliau mencukur rambutnya, sehingga orang-orang berebut untuk mengambil rambut beliau. Namun Aku mendahului mereka mengambil rambut bagian atas kepala Nabi ﷺ, Aku ambil rambut tersebut lalu Aku letakkan di peciku dan Aku letakkkan di bagian depan-nya. Maka semenjak itu tidaklah Aku berhadapan dengan seseorang musuh kecuali diberikannya kemenangan oleh sebabnya. (Usdu al-Ghobah)
والله اعلم ......
👇 Download video ilustrasi peperangan sayyidina Khalid bin Walid radhiyallahu anhu
📹 https://goo.gl/vjahKJ
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻ http://bit.ly/sahabataswaja
Telegram
SAHABAT ASWAJA
CINTA KASIH SAYYIDINA ALI BIN ABI THALIB KEPADA SAYYIDINA UMAR BIN KHATTAB
Oleh : Ustadz Abdul Muhshi حفظه الله
Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu adalah orang pertama (المستشار الأول) yang diajak berunding oleh sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahuanhu dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi pada masa pemerintahan khalifah umar bin Khattab. Bahkan tidaklah sayyidina Ali bin Abi Thalib mengusulkan suatu hal kecuali sayyidina Umar segera melaksanakan-nya.
Di kisahkan pernah sayyidina Umar mengutarakan keinginannya untuk memimpin sendiri peperangan melawan Persia akan tetapi sayyidina Ali menasehatinya agar beliau tidak berangkat namun dengan melimpahkan tugas berat itu pada yang lain dan beliau tetap konsentrasi menjaga pusat pemerintahan dengan alasan jika beliau memimpin langsung peperangan, khawatir dibelakang terjadi gelombang serangan yang lebih besar dari musuh yang dihadapi, dan akhirnya sayyidina Umar menerima usulan tersebut dan tidak jadi berangkat.
Beginilah kecintaan sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu kepada sayyidina Umar radhiyallahu anhu sehingga terlontarlah pengakuan suci yg keluar dari lubuk hati sayyidina Umar :
"لولا علي لهلك عمر"
"Seandainya tidak ada Ali, celakalah Umar".
📚 Dikutip dari Buku karya Syekh DR. Muhammad Said Ramadhan aL-Buty
فقه السيرة النبوية مع موجز لتاريخ الخلافة الراشدة
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
Oleh : Ustadz Abdul Muhshi حفظه الله
Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu adalah orang pertama (المستشار الأول) yang diajak berunding oleh sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahuanhu dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi pada masa pemerintahan khalifah umar bin Khattab. Bahkan tidaklah sayyidina Ali bin Abi Thalib mengusulkan suatu hal kecuali sayyidina Umar segera melaksanakan-nya.
Di kisahkan pernah sayyidina Umar mengutarakan keinginannya untuk memimpin sendiri peperangan melawan Persia akan tetapi sayyidina Ali menasehatinya agar beliau tidak berangkat namun dengan melimpahkan tugas berat itu pada yang lain dan beliau tetap konsentrasi menjaga pusat pemerintahan dengan alasan jika beliau memimpin langsung peperangan, khawatir dibelakang terjadi gelombang serangan yang lebih besar dari musuh yang dihadapi, dan akhirnya sayyidina Umar menerima usulan tersebut dan tidak jadi berangkat.
Beginilah kecintaan sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu kepada sayyidina Umar radhiyallahu anhu sehingga terlontarlah pengakuan suci yg keluar dari lubuk hati sayyidina Umar :
"لولا علي لهلك عمر"
"Seandainya tidak ada Ali, celakalah Umar".
📚 Dikutip dari Buku karya Syekh DR. Muhammad Said Ramadhan aL-Buty
فقه السيرة النبوية مع موجز لتاريخ الخلافة الراشدة
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
AKAN MUNCUL SUATU KAUM YANG MENYANGKA BAHWA AL-QUR'AN SEBAGAI HUJJAH BAGI MEREKA, NAMUN TERNYATA AL-QUR'AN ADALAH BENCANA BAGI MEREKA
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan muncul suatu kaum dari umatku yang pandai membaca Al Quran. Dimana, bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. Demikian pula shalat kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingkan dengan puasa kalian. Mereka membaca Al Quran dan mereka menyangka bahwa Al Quran itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al Quran itu adalah (bencana) atas mereka.
Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya.
Hadits riwayat Imam Muslim
Pada hadist diatas diinformasikan akan muncul-nya suatu kaum :
1⃣ Pandai membaca Al Qur`an
2⃣ Shalat-nya hebat
3⃣ Puasa-nya hebat
4⃣ Menyangka Al-Qur'an sebagai hujjah bagi mereka, namun ternyata Al-Qur'an adalah bencana bagi mereka.
📢 Catatan Sahabat :
Hadits yang membuat merinding.
Bagaimana tidak !!?
Hebat dalam beribadah, baik shalat puasa dan pandai membaca Al-Qur'an bukanlah jaminan selamat dari kesesatan.
Begitupun mereka yang menyangka berdalil menggunakan Al-Qur'an, dan mengaitkan segala sesuatu dengan Al-Qur'an, merujuk langsung kepada Al-Qur'an Menyangka Al-Qur'an sebagai hujjah bagi mereka, namun ternyata Al-Qur'an itu adalah bencana bagi mereka.
Semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah ﷻ dan dijauhkan dari sifat dan ciri-ciri kaum tersebut
وربنا الرحمن المستعان ....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻ http://bit.ly/sahabataswaja
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan muncul suatu kaum dari umatku yang pandai membaca Al Quran. Dimana, bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. Demikian pula shalat kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingkan dengan puasa kalian. Mereka membaca Al Quran dan mereka menyangka bahwa Al Quran itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al Quran itu adalah (bencana) atas mereka.
Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya.
Hadits riwayat Imam Muslim
Pada hadist diatas diinformasikan akan muncul-nya suatu kaum :
1⃣ Pandai membaca Al Qur`an
2⃣ Shalat-nya hebat
3⃣ Puasa-nya hebat
4⃣ Menyangka Al-Qur'an sebagai hujjah bagi mereka, namun ternyata Al-Qur'an adalah bencana bagi mereka.
📢 Catatan Sahabat :
Hadits yang membuat merinding.
Bagaimana tidak !!?
Hebat dalam beribadah, baik shalat puasa dan pandai membaca Al-Qur'an bukanlah jaminan selamat dari kesesatan.
Begitupun mereka yang menyangka berdalil menggunakan Al-Qur'an, dan mengaitkan segala sesuatu dengan Al-Qur'an, merujuk langsung kepada Al-Qur'an Menyangka Al-Qur'an sebagai hujjah bagi mereka, namun ternyata Al-Qur'an itu adalah bencana bagi mereka.
Semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah ﷻ dan dijauhkan dari sifat dan ciri-ciri kaum tersebut
وربنا الرحمن المستعان ....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻ http://bit.ly/sahabataswaja
BERLOMBA-LOMBA DALAM MEMVONIS UMAT ISLAM DENGAN TUDUHAN BID'AH,SYRIK DAN MASUK NERAKA, BUKAN AJARAN SAHABAT NABI ﷺ
Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dengan sanad yang shahih:
حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا خَالِدٌ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ
أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ شَهِدَ جِنَازَةَ رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ قَالَ فَأَظْهَرُوا الِاسْتِغْفَارَ فَلَمْ يُنْكِرْ ذَلِكَ أَنَسٌ
"Telah menceritakan kepada kami Husyaim telah mengabarkan kepada kami Khalid dari Ibnu Sirin bahwa Anas bin Malik menghadiri jenazah seorang laki-laki Anshar, kemudian orang-orang membaca istighfar dengan suara keras, namun Anas tidak mengingkari hal tersebut".
📢 Catatan Sahabat :
Dalam hadits di atas, sayyidina Anas bin Malik radhiyallahu anhu tidak mengingkari orang-orang yang membaca istighfar dengan suara keras di hadapan jenazah. Padahal bacaan istighfar dengan suara keras dihadapan jenazah belum pernah dilakukan pada masa Nabi ﷺ, dan apa yang di lakukan oleh sayyidina Anas bin Malik radhiyallahu anhu , sangat bertolak belakang dengan tradisi Wahabi yang hobi memvonis segala sesuatu yang tidak dilakukan di masa nabi Muhammad ﷺ , akan mereka vonis sebagai bid'ah, sesat dan masuk neraka.
Semoga kita diberi pemahaman ilmu agama sesuai pemahaman dan petunjuk para Sahabat Nabi Muhammad ﷺ , bukan pemahaman radikal yang menyesatkan.
وربنا الرحمن المستعان ....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻ https://telegram.me/sahabataswaja
Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dengan sanad yang shahih:
حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا خَالِدٌ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ
أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ شَهِدَ جِنَازَةَ رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ قَالَ فَأَظْهَرُوا الِاسْتِغْفَارَ فَلَمْ يُنْكِرْ ذَلِكَ أَنَسٌ
"Telah menceritakan kepada kami Husyaim telah mengabarkan kepada kami Khalid dari Ibnu Sirin bahwa Anas bin Malik menghadiri jenazah seorang laki-laki Anshar, kemudian orang-orang membaca istighfar dengan suara keras, namun Anas tidak mengingkari hal tersebut".
📢 Catatan Sahabat :
Dalam hadits di atas, sayyidina Anas bin Malik radhiyallahu anhu tidak mengingkari orang-orang yang membaca istighfar dengan suara keras di hadapan jenazah. Padahal bacaan istighfar dengan suara keras dihadapan jenazah belum pernah dilakukan pada masa Nabi ﷺ, dan apa yang di lakukan oleh sayyidina Anas bin Malik radhiyallahu anhu , sangat bertolak belakang dengan tradisi Wahabi yang hobi memvonis segala sesuatu yang tidak dilakukan di masa nabi Muhammad ﷺ , akan mereka vonis sebagai bid'ah, sesat dan masuk neraka.
Semoga kita diberi pemahaman ilmu agama sesuai pemahaman dan petunjuk para Sahabat Nabi Muhammad ﷺ , bukan pemahaman radikal yang menyesatkan.
وربنا الرحمن المستعان ....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻ https://telegram.me/sahabataswaja
FATWA IMAM SYAUKANI TENTANG TRADISI YASINAN, TAHLILAN DAN HATAMAN SERTA YANG SEMISAL
Al-Syaukani berkata dalam fatwanya:
السؤال الخامس: حاصله الاستفهام عن الأعراف الجارية في بعض البلدان من الاجتماع في المساجد لتلاوة القرآن على الأموات، وكذلك في البيوت، وسائر الاجتماعات التي لم ترد في الشريعة، هل يجوز ذلك أم لا؟.
“Soal Kelima: Kesimpulan soal, pertanyaan tentang tradisi-tradisi yang berlangsung di sebagian negeri berupa perkumpulan di Masjid-masjid untuk membaca al-Qur’an bagi orang-orang yang sudah meninggal. Demikian pula perkumpulan di rumah-rumah, dan perkumpulan-perkumpulan lain yang tidak datang dalam syari’at. Apakah hal tersebut boleh atau tidak?
أقول: لا شك أن هذه الاجتماعات المبتدعة إن كانت خالية عن معصية سليمة من المنكرات فهي جائزة، لأن الاجتماع ليس بمحرم في نفسه ، لا سيما إذا كان لتحصيل طاعة كالتلاوة ونحوها. ولا يقدح في ذلك كون تلك التلاوة مجعولة للميت، فقد ورد جنس التلاوة من الجماعة المجتمعين كما في حديث: ” اقرأوا على موتاكم يس ” وهو حديث حسن ، فلا فرق بين تلاوة يس من الجماعة الحاضرين عند الميت أو على قبره، وبين تلاوة جميع القرآن أو بعضه لميت في مسجده أو بيته.
Aku berkata: “Tidak diragukan lagi bahwa perkumpulan-perkumpulan yang diada-adakan ini, apabila bersih dari kemaksiatan, selamat dari kemungkaran, maka hukumnya boleh. Karena perkumpulan itu tidak diharamkan sebab perkumpulannya itu. Lebih-lebih apabila perkumpulan tersebut untuk melaksanakan ibadah seperti membaca al-Qur’an dan sesamanya (dzikir dan Tahlilan). Perkumpulan tersebut juga tidak dapat dicela karena bacaan al-Qur’an nya dihadiahkan bagi orang yang sudah meninggal. Karena jenis bacaan al-Qur’an dari jamaah yang berkumpul benar-benar telah datang seperti dalam hadits, “Bacakanlah surah Yasin bagi orang-orang meninggal kalian.” Hadits ini adalah hadits hasan. Jadi tidak ada bedanya antara membaca surat Yasin, dari jamaah yang hadir di sisi si mati, atau di atas makamnya, dan antara membaca seluruh al-Qur’an atau sebagian bagi si mati, di Masjid nya atau di rumahnya.
وبالجملة فالاجتماعات العرفية التي لم يرد جنسها في الشريعة إن كانت لا تخلو عن منكر فلا يجوز حضورها، ولا يحل تطييب نفس الجار بحضور مواقف المنكرات والمعاصي وإن كانت خالية عن ذلك، وليس فيها إلا مجرد التحدث بما هو مباح، فهذا لا نسلم أنه لم يرد جنسه في الشريعة المطهرة، فقد كان الصحابة الراشدون يجتمعون في بيوتهم ومساجدهم، وعند نبيهم – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ويتناشدون الأشعار، ويتذاكرون الأخبار، ويأكلون ويشربون، فمن زعم أن الاجتماع الخالي عن الحرام بدعة فقد أخطأ، فإن البدعة هي التي تبتدع في الدين، وليس هذا من ذاك.
Kesimpulannya, perkumpulan-perkumpulan tradisional yang jenisnya tidak datang di dalam syariat, apabila tidak bersih dari kemungkaran, maka tidak boleh menghadirinya. Tidak boleh menyenangkan hati tetangga dengan menghadiri tempat-tempat kemungkaran dan kemaksiatan. Apabila perkumpulan tersebut bersih dari hal itu, dan isinya hanya sekedar membicarakan hal-hal yang dibolehkan, maka hal ini kami tidak menerima jika dikatakan bahwa jenis perkumpulan tersebut tidak terdapat di dalam syariat yang suci. Karena para sahabat yang memperoleh petunjuk selalu mengadakan perkumpulan di rumah-rumah dan masjid-masjid mereka, dan di sisi Nabi mereka shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka saling menembangkan syair (persis maulidan), saling mengingatkan berita-berita, mereka makan dan minum di situ. Siapa yang berasumsi bahwa perkumpulan yang bersih dari haram itu bid’ah, maka ia telah benar-benar keliru. Karena bid’ah itu sesuatu yang diada-adakan dalam agama. Sedangkan perkumpulan (Yasinan, Hataman, Tahlilan dan semacamnya) ini bukan termasuk bid’ah tersebut.” (Al-Fath al-Rabbani min Fatawa al-Imam al-Syaukani, juz 9 halaman 4502).
والله أعلم.......
📝 Di kutib dari tulisan Ustadz Idrus Ramli حفظه الله
👇🏼Ikutin channel telegram
SAHABAT ASWAJA
♻ https://telegram.me/sahabataswaja
Al-Syaukani berkata dalam fatwanya:
السؤال الخامس: حاصله الاستفهام عن الأعراف الجارية في بعض البلدان من الاجتماع في المساجد لتلاوة القرآن على الأموات، وكذلك في البيوت، وسائر الاجتماعات التي لم ترد في الشريعة، هل يجوز ذلك أم لا؟.
“Soal Kelima: Kesimpulan soal, pertanyaan tentang tradisi-tradisi yang berlangsung di sebagian negeri berupa perkumpulan di Masjid-masjid untuk membaca al-Qur’an bagi orang-orang yang sudah meninggal. Demikian pula perkumpulan di rumah-rumah, dan perkumpulan-perkumpulan lain yang tidak datang dalam syari’at. Apakah hal tersebut boleh atau tidak?
أقول: لا شك أن هذه الاجتماعات المبتدعة إن كانت خالية عن معصية سليمة من المنكرات فهي جائزة، لأن الاجتماع ليس بمحرم في نفسه ، لا سيما إذا كان لتحصيل طاعة كالتلاوة ونحوها. ولا يقدح في ذلك كون تلك التلاوة مجعولة للميت، فقد ورد جنس التلاوة من الجماعة المجتمعين كما في حديث: ” اقرأوا على موتاكم يس ” وهو حديث حسن ، فلا فرق بين تلاوة يس من الجماعة الحاضرين عند الميت أو على قبره، وبين تلاوة جميع القرآن أو بعضه لميت في مسجده أو بيته.
Aku berkata: “Tidak diragukan lagi bahwa perkumpulan-perkumpulan yang diada-adakan ini, apabila bersih dari kemaksiatan, selamat dari kemungkaran, maka hukumnya boleh. Karena perkumpulan itu tidak diharamkan sebab perkumpulannya itu. Lebih-lebih apabila perkumpulan tersebut untuk melaksanakan ibadah seperti membaca al-Qur’an dan sesamanya (dzikir dan Tahlilan). Perkumpulan tersebut juga tidak dapat dicela karena bacaan al-Qur’an nya dihadiahkan bagi orang yang sudah meninggal. Karena jenis bacaan al-Qur’an dari jamaah yang berkumpul benar-benar telah datang seperti dalam hadits, “Bacakanlah surah Yasin bagi orang-orang meninggal kalian.” Hadits ini adalah hadits hasan. Jadi tidak ada bedanya antara membaca surat Yasin, dari jamaah yang hadir di sisi si mati, atau di atas makamnya, dan antara membaca seluruh al-Qur’an atau sebagian bagi si mati, di Masjid nya atau di rumahnya.
وبالجملة فالاجتماعات العرفية التي لم يرد جنسها في الشريعة إن كانت لا تخلو عن منكر فلا يجوز حضورها، ولا يحل تطييب نفس الجار بحضور مواقف المنكرات والمعاصي وإن كانت خالية عن ذلك، وليس فيها إلا مجرد التحدث بما هو مباح، فهذا لا نسلم أنه لم يرد جنسه في الشريعة المطهرة، فقد كان الصحابة الراشدون يجتمعون في بيوتهم ومساجدهم، وعند نبيهم – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ويتناشدون الأشعار، ويتذاكرون الأخبار، ويأكلون ويشربون، فمن زعم أن الاجتماع الخالي عن الحرام بدعة فقد أخطأ، فإن البدعة هي التي تبتدع في الدين، وليس هذا من ذاك.
Kesimpulannya, perkumpulan-perkumpulan tradisional yang jenisnya tidak datang di dalam syariat, apabila tidak bersih dari kemungkaran, maka tidak boleh menghadirinya. Tidak boleh menyenangkan hati tetangga dengan menghadiri tempat-tempat kemungkaran dan kemaksiatan. Apabila perkumpulan tersebut bersih dari hal itu, dan isinya hanya sekedar membicarakan hal-hal yang dibolehkan, maka hal ini kami tidak menerima jika dikatakan bahwa jenis perkumpulan tersebut tidak terdapat di dalam syariat yang suci. Karena para sahabat yang memperoleh petunjuk selalu mengadakan perkumpulan di rumah-rumah dan masjid-masjid mereka, dan di sisi Nabi mereka shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka saling menembangkan syair (persis maulidan), saling mengingatkan berita-berita, mereka makan dan minum di situ. Siapa yang berasumsi bahwa perkumpulan yang bersih dari haram itu bid’ah, maka ia telah benar-benar keliru. Karena bid’ah itu sesuatu yang diada-adakan dalam agama. Sedangkan perkumpulan (Yasinan, Hataman, Tahlilan dan semacamnya) ini bukan termasuk bid’ah tersebut.” (Al-Fath al-Rabbani min Fatawa al-Imam al-Syaukani, juz 9 halaman 4502).
والله أعلم.......
📝 Di kutib dari tulisan Ustadz Idrus Ramli حفظه الله
👇🏼Ikutin channel telegram
SAHABAT ASWAJA
♻ https://telegram.me/sahabataswaja
Kontradiktif Albani dalam memberi penilaian dhaif dan shahih suatu hadits.
#Bagian: 12
Hadits riwayat Imam Abu Daud.
عن أبي سعيد الخدري أن رجلا هاجر إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم من اليمن فقال هل لك أحد باليمن قال أبواي قال أذنا لك قال لا قال ارجع إليهما فاستأذنهما فإن أذنا لك فجاهد وإلا فبرهما
Dari Abu Sa'id al-khudri radhiyallahuanhu bahwa seorang pemuda dari negri Yaman hijrah menemui Rasulullah ﷺ, dan beliau bersabda: "Apakah engkau memiliki seorang kerabat di Yaman ?", pemuda tersebut menjawab: "kedua orang tua-ku." Kemudian nabi ﷺ bertanya; "adakah kedua orang tua-mu telah memberi izin kepadamu? ", pemuda tersebut menjawab; "Tidak", Rasulullah ﷺ bersabda: "Pulanglah kepada kedua orang tua-mu dan mintalah izin kepada keduanya, jika keduanya mengizinkan-mu maka berjihadlah, namun jika tidak maka berbaktilah engkau terhadap keduanya".
Albani didalam kitab Shahih Sunan Abu Daud mengatakan hadits ini shahih.
Namun uniknya di dalam kitabnya yang lain yaitu Ghayat al-Maram, Albani mengatakan sanad hadits ini dhaif disebabkan dalam riwayat Abu Daud terdapat jalur sanad dari Darraj .
Menurut Albani disebabkan sanad dari Darraj ini yang menjadikan-nya dhaif.
Disinilah letak pertentangan yang sangat teramat sering terjadi yang dialami oleh Albani yaitu menjarh dan mentakdil orang yang sama dengan penilaian yang berbeda, sehingga yang terjadi mensahihkan disatu keterangan kemudian pada lain keterangan mendhaifkan-nya.
وربنا الرحمن المستعان ....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
#Bagian: 12
Hadits riwayat Imam Abu Daud.
عن أبي سعيد الخدري أن رجلا هاجر إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم من اليمن فقال هل لك أحد باليمن قال أبواي قال أذنا لك قال لا قال ارجع إليهما فاستأذنهما فإن أذنا لك فجاهد وإلا فبرهما
Dari Abu Sa'id al-khudri radhiyallahuanhu bahwa seorang pemuda dari negri Yaman hijrah menemui Rasulullah ﷺ, dan beliau bersabda: "Apakah engkau memiliki seorang kerabat di Yaman ?", pemuda tersebut menjawab: "kedua orang tua-ku." Kemudian nabi ﷺ bertanya; "adakah kedua orang tua-mu telah memberi izin kepadamu? ", pemuda tersebut menjawab; "Tidak", Rasulullah ﷺ bersabda: "Pulanglah kepada kedua orang tua-mu dan mintalah izin kepada keduanya, jika keduanya mengizinkan-mu maka berjihadlah, namun jika tidak maka berbaktilah engkau terhadap keduanya".
Albani didalam kitab Shahih Sunan Abu Daud mengatakan hadits ini shahih.
Namun uniknya di dalam kitabnya yang lain yaitu Ghayat al-Maram, Albani mengatakan sanad hadits ini dhaif disebabkan dalam riwayat Abu Daud terdapat jalur sanad dari Darraj .
Menurut Albani disebabkan sanad dari Darraj ini yang menjadikan-nya dhaif.
Disinilah letak pertentangan yang sangat teramat sering terjadi yang dialami oleh Albani yaitu menjarh dan mentakdil orang yang sama dengan penilaian yang berbeda, sehingga yang terjadi mensahihkan disatu keterangan kemudian pada lain keterangan mendhaifkan-nya.
وربنا الرحمن المستعان ....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
KUBURAN KERAMAT
Di dalam tafsir Ibnu Katsir, tafsir surat al-Buruj, diriwayatkan oleh Abdullah bin Muhammad bin Abi Dunya dikisahkan :
Ketika Abu Musa mengalahkan keraja-an Asbahan, dia melihat suatu benteng yang telah runtuh mengelilingi kota. Maka dia membangun-Nya kembali akan tetapi runtuh lagi, kemudian dia membangun-Nya lagi, dan ternyata runtuh lagi.
Kemudian dikatakan bahwa sesungguhnya di bawah benteng itu terdapat kuburan seorang yang shaleh. Maka digalilah dasar benteng tersebut, dan ternyata terdapat jenazah seorang lelaki yang sedang berdiri dengan membawa pedang yang bertuliskan kata;
"أنا الحارث بن مضاض نقمت على أصحاب الأخدود"
"Aku al-Haris bin Madhad, akulah yang membela orang-orang yang dimasukkan ke dalam parit".
Kemudian Abu Musa mengeluarkan jenazah itu dan membangun benteng tersebut, maka benteng tersebut berdiri dengan kokohnya dan tidak pernah runtuh lagi.
Jenazah tersebut adalah al-Haris bin Madhad bin Amr bin Madhad al-Jurhumi, salah seorang Raja Jurhum. Raja-raja Jurhum-lah yang merawat Ka'bah sesudah anak keturunan Sabit bin nabiAllah Ismail bin nabiAllah Ibrahim. Dan keturunan al-Haris Amr bin Haris bin Madad adalah Raja Jurhum yang terakhir di kota Makkah, sebelum mereka diusir oleh Khuza'ah ke negeri Yaman.
والله أعلم......
👇DOWNLOAD Foto Kitab-Nya
📥https://goo.gl/uSlSQc
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
http://bit.ly/sahabataswaja
Di dalam tafsir Ibnu Katsir, tafsir surat al-Buruj, diriwayatkan oleh Abdullah bin Muhammad bin Abi Dunya dikisahkan :
Ketika Abu Musa mengalahkan keraja-an Asbahan, dia melihat suatu benteng yang telah runtuh mengelilingi kota. Maka dia membangun-Nya kembali akan tetapi runtuh lagi, kemudian dia membangun-Nya lagi, dan ternyata runtuh lagi.
Kemudian dikatakan bahwa sesungguhnya di bawah benteng itu terdapat kuburan seorang yang shaleh. Maka digalilah dasar benteng tersebut, dan ternyata terdapat jenazah seorang lelaki yang sedang berdiri dengan membawa pedang yang bertuliskan kata;
"أنا الحارث بن مضاض نقمت على أصحاب الأخدود"
"Aku al-Haris bin Madhad, akulah yang membela orang-orang yang dimasukkan ke dalam parit".
Kemudian Abu Musa mengeluarkan jenazah itu dan membangun benteng tersebut, maka benteng tersebut berdiri dengan kokohnya dan tidak pernah runtuh lagi.
Jenazah tersebut adalah al-Haris bin Madhad bin Amr bin Madhad al-Jurhumi, salah seorang Raja Jurhum. Raja-raja Jurhum-lah yang merawat Ka'bah sesudah anak keturunan Sabit bin nabiAllah Ismail bin nabiAllah Ibrahim. Dan keturunan al-Haris Amr bin Haris bin Madad adalah Raja Jurhum yang terakhir di kota Makkah, sebelum mereka diusir oleh Khuza'ah ke negeri Yaman.
والله أعلم......
👇DOWNLOAD Foto Kitab-Nya
📥https://goo.gl/uSlSQc
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
http://bit.ly/sahabataswaja
Google Docs
20160109_110335.jpg
TABARRUK DAN TAWASSUL KEPADA ORANG SHALEH YANG TELAH MENINGGAL
Al-Hafizh Abu Ali al-Naisaburi
Abu Ali al-Husain bin Ali bin Yazid al-Naisaburi (277-349 H/900-961 M), hafizh besar, pemimpin ahli hadits yang disepakati pada masanya. Beliau termasuk guru utama al-Imam al-Hakim pengarang al-Mustadrak. Beliau membolehkan ber-tabaruk dengan orang yang sudah meninggal. Hal ini dapat dilihat dengan memperhatikan riwayat berikut ini:
قَالَ الْحَاكِمُ: سَمِعْتُ الْحَافِظَ أَبَا عَلِيٍّ النَّيْسَابُوْرِيَّ يَقُوْلُ: كُنْتُ فِيْ غَمٍّ شَدِيْدٍ فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فِي الْمَنَامَ كَأَنَّهُ يَقُوْلُ لِيْ: صِرْ إِلَى قَبْرِ يَحْيَى بْنِ يَحْيَى وَاسْتَغْفِرْ وَسَلْ تُقْضَ حَاجَتُكَ، فَأَصْبَحْتُ فَفَعَلْتُ ذَلكَ فَقُضِيَتْ حَاجَتِيْ. رواه الحافظ الذهبي في تاريخ الإسلام (ص/1756) والحافظ ابن حجر في تهذيب التهذيب (11/261).
“Al-Imam al-Hakim berkata: “Aku mendengar al-Hafizh Abu Ali al-Naisaburi berkata: “Suatu ketika aku dalam kesusahan yang mendalam. Lalu aku bermimpi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dan beliau berkata kepadaku: “Pergilah ke makam Yahya bin Yahya (142-226 H/759-840 M), bacalah istighfar dan berdoalah kepada Allah, nanti hajatmu akan dikabulkan”. Pagi harinya, aku lakukan hal itu, lalu hajatku segera terkabul.”
Pernyataan ini diriwayatkan oleh al-Hafizh al-Dzahabi dalam Tarikh al-Islam (hal. 1756) dan al-Hafizh Ibn Hajar dalam Tahdzib al-Tahdzib (11/261).
Pernyataan ini menunjukkan bahwa ber-tabarruk dan ber-tawassul dengan orang yang sudah meninggal dibolehkan oleh al-Hafizh Abu Ali al-Naisaburi, al-Imam al-Hakim pengarang al-Mustadrak, al-Hafizh al-Dzahabi dan al-Hafizh Ibn Hajar.
والله أعلم.......
📝 Di kutib dari tulisan Ustadz Idrus Ramli حفظه الله
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻ http://bit.ly/sahabataswaja
Al-Hafizh Abu Ali al-Naisaburi
Abu Ali al-Husain bin Ali bin Yazid al-Naisaburi (277-349 H/900-961 M), hafizh besar, pemimpin ahli hadits yang disepakati pada masanya. Beliau termasuk guru utama al-Imam al-Hakim pengarang al-Mustadrak. Beliau membolehkan ber-tabaruk dengan orang yang sudah meninggal. Hal ini dapat dilihat dengan memperhatikan riwayat berikut ini:
قَالَ الْحَاكِمُ: سَمِعْتُ الْحَافِظَ أَبَا عَلِيٍّ النَّيْسَابُوْرِيَّ يَقُوْلُ: كُنْتُ فِيْ غَمٍّ شَدِيْدٍ فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فِي الْمَنَامَ كَأَنَّهُ يَقُوْلُ لِيْ: صِرْ إِلَى قَبْرِ يَحْيَى بْنِ يَحْيَى وَاسْتَغْفِرْ وَسَلْ تُقْضَ حَاجَتُكَ، فَأَصْبَحْتُ فَفَعَلْتُ ذَلكَ فَقُضِيَتْ حَاجَتِيْ. رواه الحافظ الذهبي في تاريخ الإسلام (ص/1756) والحافظ ابن حجر في تهذيب التهذيب (11/261).
“Al-Imam al-Hakim berkata: “Aku mendengar al-Hafizh Abu Ali al-Naisaburi berkata: “Suatu ketika aku dalam kesusahan yang mendalam. Lalu aku bermimpi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dan beliau berkata kepadaku: “Pergilah ke makam Yahya bin Yahya (142-226 H/759-840 M), bacalah istighfar dan berdoalah kepada Allah, nanti hajatmu akan dikabulkan”. Pagi harinya, aku lakukan hal itu, lalu hajatku segera terkabul.”
Pernyataan ini diriwayatkan oleh al-Hafizh al-Dzahabi dalam Tarikh al-Islam (hal. 1756) dan al-Hafizh Ibn Hajar dalam Tahdzib al-Tahdzib (11/261).
Pernyataan ini menunjukkan bahwa ber-tabarruk dan ber-tawassul dengan orang yang sudah meninggal dibolehkan oleh al-Hafizh Abu Ali al-Naisaburi, al-Imam al-Hakim pengarang al-Mustadrak, al-Hafizh al-Dzahabi dan al-Hafizh Ibn Hajar.
والله أعلم.......
📝 Di kutib dari tulisan Ustadz Idrus Ramli حفظه الله
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻ http://bit.ly/sahabataswaja
KHASIAT SURAT QURAISY (LI'ILAA FI QURAISY)
Didalam kitab "Kaifa Takunu Ghaniyyan" al-Habib Sa'ad Muhammad Bin Alwi al-Aidrus berkata :
"سورة (قريش) من قرأها زال همه وحزنه ووسوسته ومن قرأها على مطعوم أذهب الله مضرته". ( كيف تكون غنيا ص ٣٦)
"Barang siapa yang membaca surat (Quraisy)maka akan hilang kesusahan dan rasa was-wasnya.
Dan barang siapa yang membacanya pada makanan maka Allah ﷻ akan menghilangkan mudarat-nya(bagi tubuh manusia)".
📢 Catatan Sahabat :
Sering kali kita khawatir dan cemas serta takut setiap ada hidangan baik makanan atau minuman ;
Minum kopi khawatir sakit magh, makan sate kambing khawatir darah tinggi,minuman manis khawatir diabetes.dan lain sebagainya.
Sekarang kita tidak perlu was-was dan khawatir lagi, selama apa yang kita makan dan minum tidak secara berlebihan.
وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْا ۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
"makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.."
(QS. Al-A'raf: Ayat 31)
والله أعلم......
📌 Faidah dari sammahatul ustadz Abdul Muhshi حفظه الله
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻https://telegram.me/sahabataswaja
Didalam kitab "Kaifa Takunu Ghaniyyan" al-Habib Sa'ad Muhammad Bin Alwi al-Aidrus berkata :
"سورة (قريش) من قرأها زال همه وحزنه ووسوسته ومن قرأها على مطعوم أذهب الله مضرته". ( كيف تكون غنيا ص ٣٦)
"Barang siapa yang membaca surat (Quraisy)maka akan hilang kesusahan dan rasa was-wasnya.
Dan barang siapa yang membacanya pada makanan maka Allah ﷻ akan menghilangkan mudarat-nya(bagi tubuh manusia)".
📢 Catatan Sahabat :
Sering kali kita khawatir dan cemas serta takut setiap ada hidangan baik makanan atau minuman ;
Minum kopi khawatir sakit magh, makan sate kambing khawatir darah tinggi,minuman manis khawatir diabetes.dan lain sebagainya.
Sekarang kita tidak perlu was-was dan khawatir lagi, selama apa yang kita makan dan minum tidak secara berlebihan.
وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْا ۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
"makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.."
(QS. Al-A'raf: Ayat 31)
والله أعلم......
📌 Faidah dari sammahatul ustadz Abdul Muhshi حفظه الله
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻https://telegram.me/sahabataswaja
KIRIMAN SEDEKAH PAHALA BAGI ORANG YANG TELAH MENINGGAL
عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ أَنَّهُ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمَّ سَعْدٍ مَاتَتْ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ الْمَاءُ قَالَ فَحَفَرَ بِئْرًا وَقَالَ هَذِهِ لِأُمِّ سَعْد
ٍ
Dari Sa'd bin Ubadah, ia berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku yaitu Ummu Sa'd telah meninggal dunia, maka sedekah apakah yang paling utama (baginya) ? Beliau bersabda: "Air." kemudian Sa'd menggali sumur dan berkata; ini untuk Ummu Sa'd.
Hadits riwayat Imam Abu Daud dan Imam an-Nasa'i
Hadits di atas membuktikan bahwasanya amalan orang yang masih hidup bermanfaat bagi orang yang telah meninggal.
Namun tidak semua umat islam mampu untuk menggali sumur sedangkan islam adalah agama yang mengayomi semua lapisan baik yang kaya maupun yang miskin, jika muslimin kaya mampu bersedekah dengan hartanya, tentu muslimin yang miskin ada cara agar mereka juga bisa bersedekah.
Seperti yang di jelaskan dalam hadist sahih riwayat imam Muslim
Rasulullah ﷺ bersabda :
إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةً
Sesungguhnya pada setiap kalimat tasbih adalah sedekah, setiap kalimat takbir adalah sedekah, setiap kalimat tahmid adalah sedekah, setiap kalimat tahlil adalah sedekah,.
والله أعلم....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻https://telegram.me/sahabataswaja
عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ أَنَّهُ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمَّ سَعْدٍ مَاتَتْ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ الْمَاءُ قَالَ فَحَفَرَ بِئْرًا وَقَالَ هَذِهِ لِأُمِّ سَعْد
ٍ
Dari Sa'd bin Ubadah, ia berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku yaitu Ummu Sa'd telah meninggal dunia, maka sedekah apakah yang paling utama (baginya) ? Beliau bersabda: "Air." kemudian Sa'd menggali sumur dan berkata; ini untuk Ummu Sa'd.
Hadits riwayat Imam Abu Daud dan Imam an-Nasa'i
Hadits di atas membuktikan bahwasanya amalan orang yang masih hidup bermanfaat bagi orang yang telah meninggal.
Namun tidak semua umat islam mampu untuk menggali sumur sedangkan islam adalah agama yang mengayomi semua lapisan baik yang kaya maupun yang miskin, jika muslimin kaya mampu bersedekah dengan hartanya, tentu muslimin yang miskin ada cara agar mereka juga bisa bersedekah.
Seperti yang di jelaskan dalam hadist sahih riwayat imam Muslim
Rasulullah ﷺ bersabda :
إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةً
Sesungguhnya pada setiap kalimat tasbih adalah sedekah, setiap kalimat takbir adalah sedekah, setiap kalimat tahmid adalah sedekah, setiap kalimat tahlil adalah sedekah,.
والله أعلم....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻https://telegram.me/sahabataswaja
ISTIDRAJ
وعن عقبة بن عامر - رضي الله عنه - عن النبي - صلى الله عليه وسلم - قال : " إذا رأيت الله عز وجل يعطي العبد من الدنيا على معاصيه ما يحب فإنما هو استدراج "
Dari Uqbah bin Amir dari Nabi ﷺ , beliau bersabda: "Apabila kalian melihat Allah memberikan dunia kepada seorang pelaku maksiat dengan sesuatu yang ia sukai, maka sesungguhnya itu hanyalah istidraj." (HR. Ahmad)
Di dalam kitab Tanbihul Mughtarriin disebutkan:
وكان حاتم الأصم رحمه الله تعالى يقول : اذا عصيت ربك واصبحت رايت نعمه سابغة عليك فاحذره، فان ذلك استدراج ، ومعنى الاستدراج ان تكون بعيدا من رحمة الله تعالى، وقريبا الى العقاب تدريجا .
Hatim Al-Asham berkata : ketika kamu bermaksiat kepada tuhanmu dan dipagi harinya kamu masih bisa melihat nikmat-nikmat Allah swt yang di berikan kepadamu maka waspadalah sesungguhnya itu adalah Istidraj,
Dan makna istidraj adalah kamu jauh dari rahmat Allah namun dekat dari siksa secara perlahan.
والله أعلم......
✒___ Ja'fu Haddar
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻https://telegram.me/sahabataswaja
وعن عقبة بن عامر - رضي الله عنه - عن النبي - صلى الله عليه وسلم - قال : " إذا رأيت الله عز وجل يعطي العبد من الدنيا على معاصيه ما يحب فإنما هو استدراج "
Dari Uqbah bin Amir dari Nabi ﷺ , beliau bersabda: "Apabila kalian melihat Allah memberikan dunia kepada seorang pelaku maksiat dengan sesuatu yang ia sukai, maka sesungguhnya itu hanyalah istidraj." (HR. Ahmad)
Di dalam kitab Tanbihul Mughtarriin disebutkan:
وكان حاتم الأصم رحمه الله تعالى يقول : اذا عصيت ربك واصبحت رايت نعمه سابغة عليك فاحذره، فان ذلك استدراج ، ومعنى الاستدراج ان تكون بعيدا من رحمة الله تعالى، وقريبا الى العقاب تدريجا .
Hatim Al-Asham berkata : ketika kamu bermaksiat kepada tuhanmu dan dipagi harinya kamu masih bisa melihat nikmat-nikmat Allah swt yang di berikan kepadamu maka waspadalah sesungguhnya itu adalah Istidraj,
Dan makna istidraj adalah kamu jauh dari rahmat Allah namun dekat dari siksa secara perlahan.
والله أعلم......
✒___ Ja'fu Haddar
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻https://telegram.me/sahabataswaja
MENGAPA FPI DIBENCI?
Oleh : Al-Ustadz M. Idrus Ramli
Pada awalnya dulu saya biasa-biasa saja menyikapi organisasi FPI, tidak suka, tetapi tidak benci. Lama-lama setelah saya perhatikan, betapa banyak kemungkaran yang diberantas oleh FPI, ketika organisasi lain justru tidak peduli, akhirnya saya sedikit demi sedikit mulai meyukai, meskipun saya tidak masuk ke dalam organisasi FPI, karena sampai sekarang saya masih aktif di kepengurusan NU. Saya tidak habis pikir, ada orang-orang yang sangat benci dengan FPI, dengan alasan yang tidak masuk akal.
Ada yang beralasan, bahwa demo-demo FPI ibarat perjuangan yang beraroma Wahabi. Padahal ulama Wahabi sendiri seperti Syaikh Ibnu Baz, Syaikh Utsaimin dan lain-lain mengharamkan demo seperti dalam fatwa-fatwa mereka.
Justru al-Imam al-Ghazali, ulama panutan kami, dalam kitabnya Ihya' 'Ulum al-Din membolehkan melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar secara kolektif dan berjamaah, seperti yang dilakukan oleh FPI dewasa ini, atau yang dilakukan oleh sahabat BANSER di sebagian daerah ketika membela pimpinan NU yang dilecehkan oleh orang-orang tertentu. Karena itu, sungguh mengherankan, statemen sebagian orang dimuat oleh sebagian media bahwa demo yang akan terjadi telah disusupi oleh kaum radikal.
Jangan-jangan kebencian kepada FPI masuk dalam atsar yang disebutkan oleh al-Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ ‘Ulum al-Din berikut ini:
وَقَالَ حُذَيْفَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: يَأْتِيْ عَلىَ النَّاسِ زَمَانٌ لأَنْ تَكُوْنَ فِيْهِمْ جِيْفَةُ حِمَارٍ أَحَبُّ إِلَيْهِمْ مِنْ مُؤْمِنٍ يَأْمُرُهُمْ وَيَنْهَاهُمْ
Sahabat Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhu berkata: “Akan datang suatu masa pada umat manusia, seandainya di antara mereka ada bangkai keledai, sungguh akan lebih mereka senangi daripada keberadaan seorang mukmin yang menyuruh mereka pada kebaikan dan mencegah mereka dari kemungkaran.” (Al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum al-Din, juz 2 hlm 311).
Sepertinya apa yang disampaikan oleh sahabat Hudzaifah di atas sekarang benar-benar terjadi. Dalam suatu komunitas atau kelompok masyarakat, orang-orang atau organisasi yang berupaya memperbaiki keadaan, berusaha meluruskan penyimpangan pemikiran atau melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar, selalu menjadi sasaran olok-olok dan kebencian dengan alasan yang tidak masuk akal. Semoga Allah selalu menjaga hati dan keimanan kita, mengembalikan hati saudara-saudara kita ke jalan yang benar, amin.
Wallaahu a’lam..
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻https://telegram.me/sahabataswaja
Oleh : Al-Ustadz M. Idrus Ramli
Pada awalnya dulu saya biasa-biasa saja menyikapi organisasi FPI, tidak suka, tetapi tidak benci. Lama-lama setelah saya perhatikan, betapa banyak kemungkaran yang diberantas oleh FPI, ketika organisasi lain justru tidak peduli, akhirnya saya sedikit demi sedikit mulai meyukai, meskipun saya tidak masuk ke dalam organisasi FPI, karena sampai sekarang saya masih aktif di kepengurusan NU. Saya tidak habis pikir, ada orang-orang yang sangat benci dengan FPI, dengan alasan yang tidak masuk akal.
Ada yang beralasan, bahwa demo-demo FPI ibarat perjuangan yang beraroma Wahabi. Padahal ulama Wahabi sendiri seperti Syaikh Ibnu Baz, Syaikh Utsaimin dan lain-lain mengharamkan demo seperti dalam fatwa-fatwa mereka.
Justru al-Imam al-Ghazali, ulama panutan kami, dalam kitabnya Ihya' 'Ulum al-Din membolehkan melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar secara kolektif dan berjamaah, seperti yang dilakukan oleh FPI dewasa ini, atau yang dilakukan oleh sahabat BANSER di sebagian daerah ketika membela pimpinan NU yang dilecehkan oleh orang-orang tertentu. Karena itu, sungguh mengherankan, statemen sebagian orang dimuat oleh sebagian media bahwa demo yang akan terjadi telah disusupi oleh kaum radikal.
Jangan-jangan kebencian kepada FPI masuk dalam atsar yang disebutkan oleh al-Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ ‘Ulum al-Din berikut ini:
وَقَالَ حُذَيْفَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: يَأْتِيْ عَلىَ النَّاسِ زَمَانٌ لأَنْ تَكُوْنَ فِيْهِمْ جِيْفَةُ حِمَارٍ أَحَبُّ إِلَيْهِمْ مِنْ مُؤْمِنٍ يَأْمُرُهُمْ وَيَنْهَاهُمْ
Sahabat Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhu berkata: “Akan datang suatu masa pada umat manusia, seandainya di antara mereka ada bangkai keledai, sungguh akan lebih mereka senangi daripada keberadaan seorang mukmin yang menyuruh mereka pada kebaikan dan mencegah mereka dari kemungkaran.” (Al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum al-Din, juz 2 hlm 311).
Sepertinya apa yang disampaikan oleh sahabat Hudzaifah di atas sekarang benar-benar terjadi. Dalam suatu komunitas atau kelompok masyarakat, orang-orang atau organisasi yang berupaya memperbaiki keadaan, berusaha meluruskan penyimpangan pemikiran atau melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar, selalu menjadi sasaran olok-olok dan kebencian dengan alasan yang tidak masuk akal. Semoga Allah selalu menjaga hati dan keimanan kita, mengembalikan hati saudara-saudara kita ke jalan yang benar, amin.
Wallaahu a’lam..
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻https://telegram.me/sahabataswaja
BELUM TERLAMBAT UMAT ISLAM UNTUK BERSATU-PADU DAN TIDAK BERCERAI-BERAI
Umat Islam sangat di anjurkan untuk bersatu-padu dan tidak bercerai-berai, Melihat betapa berantakan shaf umat islam saat ini, sangat-lah memprihatinkan dan wajib bagi kita untuk mulai-nya, dimulai dari diri kita masing-masing agar merapikan shaf dengan saling berlapang dada dan mengesampingkan khilaf serta perbedaan.
Perlu kita ingat bahwasanya Allah ﷻ berfirman;
"واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا"
"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai,"
(Ali-Imran: 103)
Mari terus berjuang jangan perdulikan omongan orang hutan yang anti persatuan dan menghalang-halangi umat islam untuk bersatu-padu, ayo saling dukung untuk membela islam.
Selagi umat islam masih mayoritas belum ada kata terlambat merapikan shaf dan bersatu-padu, jika kafir harbi bisa bersatu-padu dan saling mendukung sehingga menjadi kuat, mengapa umat islam harus bercerai-berai ?
Di dalam al-Qur'an kita di perintahkan agar tidak bercerai berai
"ولا تفرقوا"
"Dan jangan kalian bercerai-berai". (Ali-Imran: 103)
Didalam kitab Sahih Imam Muslim bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya Allah ﷻ ridha kepada kalian(umat islam) yang berpegang teguh kepada tali Allah dan tidak bercerai-berai".
Jika umat islam hidup dalam persatuan dan kesatuan, insya'Allah islam akan kuat, namun sangat dikhawatirkan bila umat islam bercerai-berai dan bertentangan tentu akan lemah dan mudah dikalahkan.
وربنا الرحمن المستعان ....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻https://telegram.me/sahabataswaja
Umat Islam sangat di anjurkan untuk bersatu-padu dan tidak bercerai-berai, Melihat betapa berantakan shaf umat islam saat ini, sangat-lah memprihatinkan dan wajib bagi kita untuk mulai-nya, dimulai dari diri kita masing-masing agar merapikan shaf dengan saling berlapang dada dan mengesampingkan khilaf serta perbedaan.
Perlu kita ingat bahwasanya Allah ﷻ berfirman;
"واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا"
"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai,"
(Ali-Imran: 103)
Mari terus berjuang jangan perdulikan omongan orang hutan yang anti persatuan dan menghalang-halangi umat islam untuk bersatu-padu, ayo saling dukung untuk membela islam.
Selagi umat islam masih mayoritas belum ada kata terlambat merapikan shaf dan bersatu-padu, jika kafir harbi bisa bersatu-padu dan saling mendukung sehingga menjadi kuat, mengapa umat islam harus bercerai-berai ?
Di dalam al-Qur'an kita di perintahkan agar tidak bercerai berai
"ولا تفرقوا"
"Dan jangan kalian bercerai-berai". (Ali-Imran: 103)
Didalam kitab Sahih Imam Muslim bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya Allah ﷻ ridha kepada kalian(umat islam) yang berpegang teguh kepada tali Allah dan tidak bercerai-berai".
Jika umat islam hidup dalam persatuan dan kesatuan, insya'Allah islam akan kuat, namun sangat dikhawatirkan bila umat islam bercerai-berai dan bertentangan tentu akan lemah dan mudah dikalahkan.
وربنا الرحمن المستعان ....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻https://telegram.me/sahabataswaja
BACALAH SHALAWAT PADA PERMULAAN DAN PENUTUP DOA
Didalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan saat menafsirkan surat al-Ahzab ayat 56, bahwasanya:
أنه يستحب ختم الدعاء بالصلاة عليه صلى الله عليه وسلم قال الترمذي :
حدثنا أبو داود ، أخبرنا النضر بن شميل ، عن أبي قرة الأسدي ، عن سعيد بن المسيب ، عن عمر بن الخطاب قال : الدعاء موقوف بين السماء والأرض ، لا يصعد حتى تصلي على نبيك .
Disunnahkan membaca shalawat pada penutup doa.
Imam Tirmidzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Daud, telah menceritakan kepada kami An-Nadr bin Syamil, dari Abu Qurrah al-Asadi, dari Sa'id bin Musayyab, dari Umar bin Khattab mengatakan, bahwa doa itu dihentikan di antara langit dan bumi, tidak dapat naik sebelum dibacakan shalawat untuk nabi Muhammad ﷺ.
وكذا رواه رزين بن معاوية في كتابه مرفوعا ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : " الدعاء موقوف بين السماء والأرض ، لا يصعد حتى يصلى علي ، فلا تجعلوني كغمر الراكب ، صلوا علي أول الدعاء وأوسطه وآخره .
Doa itu dihentikan diantara langit dan bumi, tidak dapat naik sebelum dibacakan shalawat untuk-ku, maka janganlah kalian jadikan Aku seperti tempat air pengendara [digunakan hanya ketika di butuhkan] bacalah shalawat untuk-ku dipermulaan doa, diakhir doa, dan juga di tengah-tengah doa.
صلوا على النبي......
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻https://telegram.me/sahabataswaja
Didalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan saat menafsirkan surat al-Ahzab ayat 56, bahwasanya:
أنه يستحب ختم الدعاء بالصلاة عليه صلى الله عليه وسلم قال الترمذي :
حدثنا أبو داود ، أخبرنا النضر بن شميل ، عن أبي قرة الأسدي ، عن سعيد بن المسيب ، عن عمر بن الخطاب قال : الدعاء موقوف بين السماء والأرض ، لا يصعد حتى تصلي على نبيك .
Disunnahkan membaca shalawat pada penutup doa.
Imam Tirmidzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Daud, telah menceritakan kepada kami An-Nadr bin Syamil, dari Abu Qurrah al-Asadi, dari Sa'id bin Musayyab, dari Umar bin Khattab mengatakan, bahwa doa itu dihentikan di antara langit dan bumi, tidak dapat naik sebelum dibacakan shalawat untuk nabi Muhammad ﷺ.
وكذا رواه رزين بن معاوية في كتابه مرفوعا ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : " الدعاء موقوف بين السماء والأرض ، لا يصعد حتى يصلى علي ، فلا تجعلوني كغمر الراكب ، صلوا علي أول الدعاء وأوسطه وآخره .
Doa itu dihentikan diantara langit dan bumi, tidak dapat naik sebelum dibacakan shalawat untuk-ku, maka janganlah kalian jadikan Aku seperti tempat air pengendara [digunakan hanya ketika di butuhkan] bacalah shalawat untuk-ku dipermulaan doa, diakhir doa, dan juga di tengah-tengah doa.
صلوا على النبي......
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
♻https://telegram.me/sahabataswaja