Nano Suratno adalah seniman dan musisi Sunda. Sejak kecil Nano dianggap memiliki kemampuan menyanyi. Ia pun masuk ke sekolah Konservatori Karawitan (Kokar) dan kuliah di Akademi Seni Tari Bandung dan Sekolah Tinggi Seni Indonesia, Jurusan Karawitan Sunda, sampai selesai.
Pada Festival Komponis Muda Indonesia I yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (1979), komposisinya, Sang Kuriang, mendapat perhatian sebagai komposisi yang sarat dengan kekuatan akar etnis karawitan Sunda yang penuh inovasi pengembangan. Dalam festival ini ia memainkan komposisinya dengan cara prakpilingkung (keprak, kacapi, suling, angklung).
Nano pernah mendapat beasiswa di Universitas Kesenian Tokyo dan menciptakan beberapa lagu karawitan Sunda yang berbahasa Jepang, di antaranya Katakana Hiragana Uta, Ueno Koen, dan D'enshano Uta (1981-1982). Lagu ciptaannya pun berhasil mengorbitkan Detty Kurnia dan Evie Tamala pada tahun 90-an.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Nano_Suratno
#kesenian #komposer #karawitan #sunda
Pada Festival Komponis Muda Indonesia I yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (1979), komposisinya, Sang Kuriang, mendapat perhatian sebagai komposisi yang sarat dengan kekuatan akar etnis karawitan Sunda yang penuh inovasi pengembangan. Dalam festival ini ia memainkan komposisinya dengan cara prakpilingkung (keprak, kacapi, suling, angklung).
Nano pernah mendapat beasiswa di Universitas Kesenian Tokyo dan menciptakan beberapa lagu karawitan Sunda yang berbahasa Jepang, di antaranya Katakana Hiragana Uta, Ueno Koen, dan D'enshano Uta (1981-1982). Lagu ciptaannya pun berhasil mengorbitkan Detty Kurnia dan Evie Tamala pada tahun 90-an.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Nano_Suratno
#kesenian #komposer #karawitan #sunda